Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK DAN

SEMINAR AHLI K3 LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


GENSET SERTA SISTEM
PEMBUMIAN

Disusun oleh:

1. ARIS PRAYOGA ( PT AKURASI KONSTRUKSI INDONESIA)


2. IKHSANUL ISLAH P W ( PT LINGGA MEKAR ENGINEERING )
3. DENI WIKAN HARDADI ( PT TUNGGAL MITRA PLANTATION )
4. SUHARWANTO ( PT MITRA GARINDO PERKASA )
5. ENDANG JAYA ( PT SUKWANG INDONESIA )

SERTIFIKASI DAN
PEMBINAAN CALON AHLI
K3 LISTRIK
20 November – 08 Desember 2023
PT DELTA INDONESIA
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

SERTIFIKASI &
PEMBINAAN CALON AHLI
K3 LISTRIK

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek dan Seminar Oleh Kelompok 1 :

( Aris Prayoga) ( Ikhsanul Islah P W) ( Deni Wikan Hardadi )

( Suharwanto ) (Endang Jaya )

Diperiksa dan disetujui oleh


Instruktur Ahli K3 Listrik :

[2]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................................4
1.2 Ruang Lingkup................................................................................................................................................4
1.2.1 Tujuan.................................................................................................................................................5
1.2.2 Waktu Pelaksanaan.............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................................................6
2.1 Pengertian Listrik...........................................................................................................................................6
2.2 Pembumian......................................................................................................................................................9
2.3 Peralatan dan Alat Pelindung Diri..............................................................................................................10
2.3 Job Safety Analisis........................................................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................................14
HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN GENSET , DAN SISTEM PEMBUMIAN...........14
3.1 Data Instalasi.................................................................................................................................................14
3.2 Foto Kondisi Diesel Generator....................................................................................................................15
3.3 Pemeriksaan dan Pengujian Diesel Generator..........................................................................................17
3.4 Pengujian dan pengukuran..........................................................................................................................18
3.5 Pembumian....................................................................................................................................................20
Gambar 11 Foto box control pembumian PN................................................................................20
3.6 Pengukuran Pembumian dengan Analog Earth tester..............................................................................20
3.7 Hasil Pengukuran Pembumian....................................................................................................................23
BAB IV TEMUAN DAN EVALUASI................................................................................................25
4.1 Genset..............................................................................................................................................25
4.2 Pembumian.....................................................................................................................................29
BAB V PENUTUP...............................................................................................................................31
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................................................31
5.2 Saran.....................................................................................................................................................31

[3]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tingginya resiko kecelakaan kerja bidang pekerjaan kelistrikan mendorong seluruh
perusahaan yang menangani pekerjaan ini agar menerapkan kebijakan pemerintah demi
tercapainya zero accident ditempat kerja. Oleh karena itu setiap perusahaan yang bergerak
dibidang listrik harus memiliki ahli k3 listrik sehingga diharapkan dapat mengawasi jalannya
pekerjaan sesuai dengan anuran perundangan k3 di tempat kerja.
Tersedianya pelatihan ahli k3 listrik diperusahaan di harapkan mampu mengawasi
pelaksanaan peraturan perundangan k3 di tempat kerja dan mampu memberikan peran optimal
dalam organisasi perusahaan dalam mengendalikan resiko kecelakaan kerja. Dengan mengikuti
pelatihan k3 listrik ini diharapkan peserta dapat mengetahui dan mengendalikan bahaya-bahaya
potensi listrik yang terjadi, sehingga perusahaan akan terhindar dari kerguian kerugian besar
akibat kebakaran ataupun kecelakaan kerja.
Berdasarkan peraturan menteri ketenagakerjaan No.12 tahun 2015 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja listrik ditempat kerja, kemudian terbit surat keputusan direktur jendral
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5
Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang
Listrik. Dalam surat keputusan direktur jendral itu disebutkan materi pembinaan kelompok inti
no.17 adalah praktek, dan no.18 adalah seminar. Oleh karena itu dilaksanakan praktek kerja
lapangan & seminar pada saat pembinaan calon ahli K3 listrik.

1.2 Ruang Lingkup


Pada laporan riksa uji kali ini difokuskan pada system proteksi petir eksternal yang
merupakan ujung tombak dari system proteksi petir yang dilakukan di area Politeknik Negeri
Jakarta. Pemeriksaaan, pengukuran dan pengujian Genset serta Sistem Penyalur Petir yang
dipersyaratkan mengacu pada standard nasional seperti Permenaker 02/MEN/1989, SNI 04-
0225-2000 “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011” maupun SNI IEC 62305 “Proteksi
Terhadap Petir”. Dengan menggunakan acuan standard ini diharapkan hasil pemeriksaan dan
pengujian dapat dipertanggung jawabkan.

[4]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

1.2.1 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan & Seminar ini adalah :
1. Mempraktekkan Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) yang berkaitan langsung
dengan K3 Listrik pada Genset serta Sistem penyalur petir.
2. Mempraktekkan penggunaan “Check List Pemeriksaan dan Pengujian Berkala
untuk Genset serta System penyalur petir”. Kemudian dipersentasikan sebagai
Seminar didalam kelas.
3. Melaksanakan amanat Undang-Undang No. 1 Th 1970 dan Permen No.12/MEN/2015

1.2.2 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini periode tanggal 17 Juli – 05 Agustus
2023 secara offline atau tatap muka langsung dengan metode ceramah dan diskusi. Sedangkan
Praktek Kerja Lapangan dan Seminar dilaksanakan pada hari pembinaan ke 15 & 17 yaitu
tanggal 03 Agustus & 05 Agustus 2023 di Politeknik Negeri Jakarta.

[5]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB II
LANDASAN
TEORI

2.1 Pengertian Listrik


Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari suatu muatan positif dan muatan
negative dimana suatu benda dapat dikatakan energy listrik apabila suatu benda itu memiliki
perbadaan jumlah muatan. Sedangkan muatan yang dapat dipindah adalah muatan negative dari
sebuah benda, berpindahnya muatan.
Sering kali kita mendengar adanya kebakaran yang dipicu oleh listrik. Banyak orang
kehilangan nyawa akibat kena sengatan listrik. Masalah utama dalam pelajaran kelistrikan
adalah tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, bahkan kita tidak mau merabanya.
Ada tiga bahaya yang diakibatkan oleh listrik, yaitu kesetrum, panas atau kebakaran, dan
ledak. Kesetrum atau sengatan listrik akan dirasakan melalui tubuh kita, biasanya arus yang
dirasakan jika arus yang mengalir lebih 5 mA. Pada arus yang kecil, aliran arus hanya akan
mengakibatkan kesemutan atau kehilangan kemampuan untuk mengendalikan tangan. Pada
arus yang besar, arus listrik dapat membakar kulit dan daging kita yang paling bahaya adalah
jika arus tersebut mengalir keotak atau jantung.
Adapun bahaya-bahaya Listrik yaitu :
1. Shock
Shock adalah stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat mengalirnya arus Listrik
melewati tubuh.
Cara mencegah bahaya Shock :
a. Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang
benda- benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya.
b. Beri Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.

c. Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan

d. Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh
manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu).

e. Pasang Grounding pada Instalasi listrik

[6]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

f. Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan


(misalnya frame dari motor, dan lain-lain)
g. Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity maksimum 30 mA.
Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual
Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault
Current Interrupter).
h. Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik.

i. Gunakan PPE yang tepat, baik, dan benar

Gambar 1 Rangkaian tertutup saat orang tersengat listrik (Shock)

2. Arc (percikan api)


Arc adalah Terlepasnya energi panas dan cahaya yang disebabkan oleh kerusakan listrik dan
setelah itu peluahan listrik melalui insulator listrik, seperti udara.
Adapun jenis-jenis arc adalah :
a. Arc Flash adalah Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC
atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian
(load)].
b. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire)

[7]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

Gambar 2 Ilustrasi Terjadinya Arc Flash

3. Blast (ledakan)
Blast merupakan Efek ekplosif yang disebabkan oleh ekspansi cepat dari udara dan material
yang superpanas secara mendadak dari percikan api
Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik misalnya:
a. Tranformator meledak
b. Battery meledak
c. Dan lain-lain

Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB &
Fuse.

Gambar 3 Efek terjadinya Blast

[8]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

4. Bahaya lainnya
Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc &
Blast :
a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

c. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

d. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

e. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik
f. Dan lain-lain

Cara mencegahnya :

Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts, Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi
rambu-rambu yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis.

2.2 Pembumian
Pembumian adalah menanam satu/beberapa elektroda kedalam tanah dengan cara tertentu
untuk mendapatkan tahanan pembumian yang diinginkan. Elektroda pembumian tersebut
membuat kontak langsung dengan bumi. Terdapat 3 jenis elektroda yang umum dipakai untuk
sistem pembumian:
a. Elektroda batang
b. Elektroda plat
c. Elektroda pita

Gambar 4 Macam-macam jenis elektroda pembumian

[9]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
2.3 Peralatan dan Alat Pelindung Diri
Peralatan yang diperlukan saat pengujian adalah sebagai berikut :
2.3.1 Earth Tester

Gambar 5 Analog Earth tester

2.3.2 Clamp On Earth Tester


.

Gambar 6 Clamp On Earth Tester

[10]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

2.3.3 Multimeter Digital


.

Gambar 7 Multimeter Digital

2.3.4 Insulation Resistance


. Tester

Gambar 8 Insulation Tester


2.3.5 Phase Sequence test
.

[11]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Gambar 9 Phase Sequence test

2.3.6 Lux Meter


.

Gambar 10 Lux Meter


2.3.7 Termometer Gun

Gambar 11 Termometer Gun

Sedangkan alat Pelindung diri yang diperlukan adalah sebagai berikut :


1. Safety Helmet

[12]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Gambar 7 Safety Helmet
2. Safety Shoes

Gambar 8 Safety Shoes

3. Safety Gloves

Gambar 9 Safety Gloves

4. Safety Glass

Gambar 10 Safety Glass

[13]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

Job safety Analiysis (JSA)

14
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB III
HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
GENSET , DAN SISTEM PEMBUMIAN
3.1 Data Instalasi
Berikut terlampir data diesel generator yang terpasang di Politeknik Negeri Jakarta, Depok.
DATA UMUM
1 Perusahaan Pemilik Politeknik Negeri Jakarta
2 Alamat Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kampus
Universitas Indonesia, Depok 16425

3 Perusahaan Pemakai Politeknik Negeri Jakarta


4 Alamat Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kampus
Universitas Indonesia, Depok 16425

5 Pengurus / Penanggung jawab Dr. sc. H., Zainal Nur Arifin, Dipl-Ing. HTL.,
6 Lokasi Unit M.T
Politeknik Negeri Jakarta
7 Jenis Pesawat / Tipe Diesel / Open
8 Merek / Tipe PERKINS
9 No Seri / No Unit MGBF4087U14371T
10 Perusahaan Pembuat / Pemasang United Kingdom
11 Lokasi / Tahun Pembuatan United Kingdom / 2009
12 Kapasitas 550 KVA
13 Digunakan Untuk Standby Bilamana PLN Mati
14 Nama / No. Sertifikat Juru Las -
15 No. SKP / Bidang PJK3 -
16 No. SKP / Bidang AK3 -
17 Sertifikasi Standar -
18 Klasifikasi Station
19 Nomor Izin Pemakaian / Penerbit -
20 Nama Operator Yudi
21 Data Riwayat Motor Diesel Ada
I. DATA TEKNIK
A. MOTOR DIESEL
1 Merk / tipe Perkins
2 Pabrik pembuat / Negara United Kingdom
3 Tahun pembuatan 2009
4 Klasifikasi Station
5 Nomor seri MGBF4087U14371T
6 Daya 550 KVA

15
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

B. GENERATOR
1 Merk/Tipe STAMFORD
2 Pabrik Pembuat/Negara United Kingdom
3 Tahun Pembuatan 2009
4 Nomor Seri X09G280214
5 Daya 550 KVA / 440 KW
6 Frekuensi 50 HZ
7 Putaran 1500 Rpm
8 Tegangan 793.9 Ampere / 400 Volt
9 Faktor Daya 0.8

3.2 Foto Kondisi Diesel Generator


Uraian Foto
Name Plate Engine

Name Plate Generator

Diesel Generator Set


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

Panel Control

Tangki Solar
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

3.3 Pemeriksaan dan Pengujian Diesel Generator

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan formulir / checklist, berikut terlampir hasil


pemeriksaan dari praktik kerja lapangan yang telah dilakukan.

FORMULIR/ CHECK LIST PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN GENERATOR DIESEL

PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN


N URAIAN Kondisi NILAI
o Ada/Sesuai Tidak RUJUKAN Keterangan
1 Dokumen gambar/diagram Tidak PUIL
2 Buku manual operasi Ada PUIL
3 Tanki BBM Ada
4 Knalpot (Tidak ada kebocoran) - - Genset tidak di
running
5 Name Plate Ada Buku Manual Buku manual
tidak ada
6 Tegangan Batere Sesuai Kapasitas
baterai
7 Panel Induk Sesuai PUIL
8 Kapasitas Daya Sesuai Kapasitas
Beban
9 Penampang Kabel Tidak PUIL 2011
510.5.3.1
10 Peralatan proteksi Sesuai PUIL 2011
510.5.3.1
11 Sistem grounding Tidak PUIL 25,4 Ohm ( max
5 Ohm )
12 Tegangan Ouput - - PUIL Genset tidak di
running
13 Radiator (tidak bocor) Sesuai PUIL
14 Perlengkapan ( tools ) Tidak PUIL Tidak ada tools
15 Sirkulasi udara Sesuai PUIL Exhaust mati 1
16 APAR Tidak PUIL
17 Kuat penerangan Tidak PUIL 57 lux
18 Pondasi mesin Sesuai PUIL 20 cm
19 Rumah pelindung Sesuai PUIL
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

3.4 Pengujian dan pengukuran

Tegangan R-S-T.
Result: 0 Volt
No Tipe Data R S T Gambar
1 Tegangan 0 Volt 0 Volt 0 Volt
Genset

Catatan : Saat pemeriksaan operator tidak berada di tempat, genset tidak di operasikan

Kondisi kabel dan gawai proteksi yang terpasang dilapangan

Daya : 550 kVA/440 kW


Frequensi : 50 Hz
Arus Nominal / Tegangan: 793,9 A/400 V
Faktor daya : 0,8
Kable : NYYGBY Merujuk ke
3 x 300 mm2 PUIL 2011, Tabel 7.3-5a
KHA : 524 Ampere (Di tanah)
MCCB : 800 Ampere
3 pole

Perhitungan KHA Kabel dan gawai proteksi Generator sesuai PUIL


2011

Daya : 550 kVA/440 kW


Frequensi : 50 Hz
Arus Nominal / Tegangan : 793,9 A/400 V
Faktor daya : 0,8
KHA : In x 125%
793,9 A x 1,25
992,375 A / 2x4x300mm2
MCCB : In x 115%
793,9 A x 1,15
912,985 A / 1000 A

Kesimpulan :
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Dari Hasi Analisa KHA Kabel dan gawai proteksi Generator Diatas, disimpulkan (Rating
MCCB lebih besar dibandingkan dengan KHA kabel) sehingga tidak sesuai dengan PUIL
2011.

Tegangan Baterai Pengasutan


Result: Sesuai Nameplate
No Tipe Data Batery Batery Gambar
Single Seri
1 Tegangan 12.36 V 24.76
Batery

Sequence RST
Result: Genset tidak dioperasikan
No Tipe data Sesuai Tidak sesuai Gambar
1 Putaran R,S,T
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

3.5 Pembumian
Pada system penyalur petir yang terpasang menggunakan jenis elektroda batang,
berdasarkan permen 02/MEN/1989 pasal 29 ayat 2 suatu elektroda batang yang terbuat dari
tembaga mempunyai diameter sekurang-kurangnya 16 mm, sedangkan pada system yang
terpasang menggunakan batang tembaga dengan diameter 25 mm. Berdasarkan permen
02/MEN/1989 pasal 30 ayat 2 suatu elektroda batang tegak yang masuk ke dalam bumi tidak
boleh kurang dari 4 meter, sedangkan pada system yang terpasang kedalaman atau panjang dari
elektroda batang adalah 12 meter. Adapun system pembumian yang terpasang seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 11 Foto box control pembumian PN


Berdasarkan permen No. 02/MEN/1989 pasal 54 ayat 1, disyaratkan tahanan pembumian
untuk suatu elektroda pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm,

3.6 Pengukuran Pembumian dengan Analog Earth tester

A. ) Mengecek Daya Baterai

Untuk mengetahui tingkat ketahanan baterai, maka kamu bisa mengarahkan selector switch ke
opsi Batt Check. Setelah itu, tekan ikon merah “Press to Test”, kemudian putar ke arah
“Lock”.

Selanjutnya, perhatikan jarum penunjuk. Jika mengarah ke Batt : Good, artinya alat telah siap
untuk digunakan, namun jika arah jarum adalah sebaliknya, maka kamu harus melakukan
pengecasan atau mengganti baterai terlebih dahulu.

[21]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
B. ) Melakukan Kalibrasi (Penyesuaian Titik Nol)

Supaya Earth Tester analog dapat beroperasi dengan baik, maka kamu harus melakukan
penyesuaian terlebih dahulu. Caranya adalah dengan menghubungkan antara kabel pengukur
warna Hitam pada terminal E. Sedangkan kabel kuning ke S (P), dan kabel merah ke H (C),
lalu satukan ketiga ujung kabel.

C. ) Hubungkan Kabel Pengukur

Langkah selanjutnya adalah dengan menghubungkan elektroda pembumian dan terminal E ke


kabel measurement hijau. Kemudian, bahwa kedua gulungan kabel ke lokasi pengukuran.
Setelahnya, tancapkan elektroda bantu 1 dan elektroda bantu 2 dengan jarak P = 9,10,11 m
dan jarak C 20 m.

Gambar 12 Proses melakukan pengukuran Grounding

[22]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

Gambar 13 Pemasangan Kabel E pada Grounding

Sekarang, hubungkan kabel pengukur warna kuning pada elektroda bantu 1. Sedangkan kabel
pengukur merah pada elektroda bantu 2.

Gambar 14 pemasangan electroda bantu untuk Current ( C) dan Potensial ( P)

D. ) Mengukur Nilai Tahanan Tanah

Untuk memulai proses pengukuran resistansi tanah, tentukan nilai batas pengukuran terlebih
dahulu dengan selector witch. Setelah itu, tekan ikon merah dan putar ke lock. Secara
otomatis, jarum pengukuran akan langsung menunjuk pada nilai tahanan pentanahan sesuai
hasil identifikasi alat.

[23]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

Gambar 15 Hasil Pengukuran Grounding

3.7 Hasil Pengukuran Pembumian


Setelah dilakukan pengukuran sesuai petunjuk instruktur dengan menggunakan analog
earth tester didapat tabel di bawah ini:
N Lokasi Sudut Titik C Titik P (m) RPE ( Ω)
o (m)
1 90° 20 9 6,4
2 20 10 6.5
3 Bengkel 20 11 6,6
Elektronika
4 225° 20 9 6,6
5 20 10 6,7
6 20 11 6,8
7 180° 20 9 5,43
8 20 10 5,46
9 Lab Listrik 20 11 5,40
10 340° 20 9 5,85
11 20 10 5,93
12 20 11 6.07
Tabel 1 Hasil pengukuran Grounding di PNJ
Sistem Pembumian : Bengkel Elektronika
Nilai Tahanan Grounding
Berdasarkan Pengukuran : 6,5 Tidak Sesuai PUIL
( < 5 OHM)
Ohm
Sistem Pembumian : Laboratorium Listrik
Nilai Tahanan Grounding
Berdasarkan Pengukuran : 5,93 Tidak Sesuai PUIL
( < 5 OHM)
Ohm

Berdasarkan hasil pengukuran tahanan pembumian system terpasang didapatkan hasil 6,5
Ohm dan 5,93 Ohm
[24]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB IV TEMUAN DAN EVALUASI


4.1 Genset

No Lokasi Temuan Analisa Potensi Pengendalian Standar


Pengendalian
1 Kabel baterai Kabel harus PUIL 2011 NO.
Genset starter selalu terpasang 511.2.1.4
terlepas agar genset ready (Penyambungan
dan standby saluran masuk dan
starter apabila saluran keluar
dibutuhkan harus
menggunakan
teminal sehingga
penyambungan
dengan komponen
dapat dilakukan
dengan mudah)

2 Genset 1. 1. 1. Dibuatkan 4. PUIL 2000


Penempatan Frame tersendiri 8.21.3.4.5 Baterai
baterai tidak dan ditutup untuk pengasutan
terlindungi dengan isolator harus ditempatkan
dari bahaya 2. dekat dengan
tersandung & 3. 2. Perlu diberi motor pengasut
terbuka selungkup pada dengan tata letak
2. Terminal terminal yang akan
tidak menghindarkan
dilengkapi percikan asam
selungkup pada perlengkapan
yang vital. Baterai
harus ditutup
dengan bahan
isolasi.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
3 Genset Nilai Resistansi Menurunkan PUIL 2000 : 68
Pentanahan 25,4 resistansi Resistans
Ohm (lebih tinggi pentanahan pembumian total
dari seharusnya) sampai dibawah seluruh sistem
5 ohm tidak boleh lebih
dari 5 ohm dan
Permen no.2 tahun
1989 pasal 54 (1)

4 Genset Pewarnaan kabel Mengganti kabel PUIL 2000 7.2


tidak standard sesuai dengan Identifikasi
(R : Blue, urutan warna penghantar dengan
S : Kuning, agar dapat di warna, tabel 7.2-1
T : Kuning identifikasi
Hijau, dengan mudah
N : Hitam)

5 Genset Exhaust fan Lakukan PUIL 2000 8.21.2.4


sirkulasi ruangan preventive Ventilasi udara
mati 1 maintenance harus diatur
secara berkala. sedemikian rupa
sehingga udara
dapat mengalir

6 Genset Perawatan Perawatan tetap PUIL 2011 6.3.5


terakhir di bulan dilakukan pemeliharaan
desember tanhun konsisten dan kombinasi semua
2021, preventif dilakukan tindakan teknik
tidak dilakukan pemanasan 1 dan administrasi,
minggu sekali. termasuk tindakan
supervisi, yang
dimaksudkan
untuk
mempertahankan
suatu bagian
instalasi, atau
memulihkannya ke
suatu
keadaan sehingga
dapat melakukan
fungsi yang
disyaratkan.

dan
Kemnaker No. 12
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
7 Genset Operation SLD Perlu PUIL 2011 9.12.1.1
instructions ada ditempatkan di Pemeliharaan
namun tidak ada dokumen mesin Instalasi listrik
SLD meliputi program
pemeriksaan,
perawatan,
perbaikan dan uji
ulang

8 Genset Tidak ada APAR Sediakan APAR PUIL 2000 8.21.2.5


1. Jenis CO2 Perlengkapan
2. Foam pemadam API

9 Genset Ruang genset Tambahkan PUIL 2000 8.2.2.5


tidak dilengkapi penanda Pada tempat masuk
tanda peringatan peringatan di ruang kerja listrik
pintu genset dan atau ruang kerja
juga ruangan di listrik terkunci
sekitar genset. harus dipasang
papan tanda
peringatan sebagai
pemberitahuan
yang juga melarang
masuknya orang
yang tidak
berkepentingan.

10 Genset Hasil Tambah lampu Permen No.5


pengukuran sampai Cahaya Tahun 2018
penerangan mendekati lux: tentang
lampu kurang 100 Keselamatan dan
terang, lux: 57,2 Kesehatan kerja
lingkungan kerja
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
11 Genset Terdapat MCCB Buat panel baru PUIL 2000 2.1.2
dipasang langsung untuk Proteksi dari kejut
di luar penempatan langsung
MCCB dan
saklar
berdasarkan
standar yang
berlaku
12 Genset Panel tidak ada . Penambahan Acuan PUIL 2000
label komponen. label pada MCB 2.5.2.1 Setiap sirkit
sehingga dapat suplai, rel atau
diketahui sirkit
informasi yang cabang pada titik
jelas kegunaan sumbernya harus
dari MCB ditandai
tersebut. dengan jelas
maksud
penggunaannya
dengan tanda yang
cukup awet
terhadap pengaruh
cuaca sekitarnya

13 Genset Terdapat lubang Perlu diberikan PP No 50 tahun 2012


yang terbuka, penutup dari Pasal 7 ayat 2
sehingga dapat bahan yang kuat.
mengakibatkan
kecelakaan kerja
berdasarkan
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
14 Genset Kabel Lampu Perlu PUIL 2011 No
penerangan penggantian (7.1.2)
menggunakan kabel yang sesuai Penggunaan kabel
kabel yang tidak harus sesuai
sesuai semestinya dengan table 7.1-3
dan 7.1-4, masing
masing untuk
kable instalasi dan
kabel fleksibel

4.2 Pembumian

No Lokasi Temuan Analisa Pengendalian Standar


Potensi Pengendalian
1 Lab Elektroda bumi Perlu Permenaker no 2
Elektronika pada bengkel penarikan tahun 1989 Pasal
elektronika kebel 30 ayat 1 dan
tidak hantaran, ke pasal 52
terhubung elektroda
dengan bumi, dengan
hantaran ketentuan
penurunan. sesuai standar.
Berdasarkan Rekomendasi
Permenaker
no 2 tahun
1989 BAB IX
Pasal 50 ayat
1
2 Lab Hasil Perbaiki PUIL 2011 pasal
Elektronika Pengukuran grounding 54 ayat 1
Grounding dengan Tahanan
pada lab menambah pembumian dan
elektronika beberapa seluruh system
sebesar 6,7 elektroda pembumian tidak
ohm tegak atau boleh lebih dari 5
mendatar dan ohm
juga
disarankan
menggunakan
bahan kimia.

Sesuai PUIL
2011 pasal 32
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
3 Lab Tidak adanya Perbaiki box PUIL 2000
Elektronika box terminal grounding dan 2.1.2.1
grounding pasang
pada lab identifikasinya
elektronika
yang proper
memungkinkan
berpotensi
tersandung dan
bahaya
sentuhan
langsung
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapangan, dan dilakukan pengamatan pada system
Genset dan Pembumian di area Politeknik Negeri Jakarta, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Nilai resistansi pembumian masih di atas 5 ohm, sehingga perlu dilakukan perbaikan
mengikuti standard PUIL 2011 pasal 54 ayat 1 yaitu maksimal 5 ohm.
2. MCCB proteksi beban generator ratingnya terlalu tinggi dibandingkan dengan KHA Kabel,
berdasarkan PUIL 2011.
3. Warna kabel belum mengikuti standard apapun.
4. Terdapat lubang terbuka pada lantai ruang genset, dapat mengakibatkan kecelakaan kerja pada
operator.
5. Ada beberapa temuan lain seperti penerangan, tanda bahaya, dan APAR yang perlu
ditambahkan.
6. Beberapa kondisi masih perlu diperhatikan untuk memudahkan proses perawatan dan
pengukuran sistem Pembumian.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan dalam proses
pemeriksaan dan pengujian Genset serta Sistem Pembumian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki resistansi pentanahan untuk mencapai tahanan di bawah 5 ohm sesuai PUIL.
2. MCCB proteksi generator perlu diganti ke MCCB 1000A
3. Warna kabel diganti ke standard PUIL 2011, apabila ada kendala di faktor biaya, pewarnaan
identitas RST dapat diterapkan di vinyl kabel/cover kabel.
4. Menyediakan penutup lubang untuk kabel output generator dari bahan yang kuat.
5. Menyediakan penerangan minimal 100 lux, menyediakan tanda bahaya listrik dan benda
berputar, dan sediakan APAR.
6. Diberikan penanda atau penamaan untuk identifikasi bahwa control box tersebut adalah untuk
sistem pembumian

Anda mungkin juga menyukai