Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hida
yah-Nya sehungga pada laporan PKL ini dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan PKL ini disusu
n dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan Sertifikasi Calon
Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh PT. SINARINDO GLOBAL SARANA.

Dalam hal ini penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Gula
Pesantren Baru – Kediri dengan topik pembahasan K3 Bidang Konstruksi Bangunan, Instalasi Li
strik, dan Penanggulangan Kebakaran, sehingga pada kesempatan ini kami sampaikan terima kas
ih kepada Pabrik Gula Pesantren Baru – Kediri khususnya untuk para pekerja yang berada di
sana sehingga tim dapat menyelesaikan laporan PKL ini sesuai dengan waktu yang ditentukan, se
rta rekan – rekan terima kasih kepada peserta Pembinaan dan Sertifikasi Ahli K3 Umum atas keb
ersamaan dan kerjasama selama ini.

Dalam hal penyusunan laporan PKL ini kami sadar bahwa masih terdapat kekurangan da
n ketidak sempurnaan baik dari isi maupun penyampaiannya, oleh karena itu penulis mengharap
kan segala kritik dan saran yang membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun pe
nulisan laporan PKL ini.

Kediri, 10 November 2023

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan sektor industri di seluruh wilayah di Indonesia, terdapat


hal-hal terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang perlu diperhatikan yang mana terdapat
sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja. Atas hal itu perlu dilakukan suatu upaya pengendalian terhadap sumber bahaya t
ersebut, salah satunya yaitu pengendalian terhadap Bidang Konstruksi Bangunan, Instalasi Li
strik, dan Penanggulangan Kebakaran. Apabila tidak dilakukan pengendalian yang tepat
maka dapat menimbulkan kecelakan kerja maupun menyebabkan penyakit akibat kerja.
Sebagai calon AK3 Umum diharapkan dapat melakukan identifikasi terhadap sumber bah
aya yang ada, salah satunya adalah instalasi listrik, penanggulangan kebakaran dan konstruksi
bangunan. Selain mengidentifikasi, diharapkan juga mampu menemukan solusi atau pengend
alian dari sumber bahaya yang ada.

B. Maksud Dan Tujuan


1. Mendapatkan gambaran dan pemahaman yang cukup kepada para Peserta Ahli K3
Umum dalam praktek nyata di lapangan dalam penerapan persyaratan dan pembinaan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi : keadaan dan fasilitas
tenaga kerja, keadaan mesin-mesin, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan Lainnya.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga para
peserta Ahli K3 Umum dapat bertindak secara professional di dalam bekerja dan dapat
memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga dan meningkatkan
kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek kerja lapangan ini adalah:
1. Bidang Pengawasan K3 Instalasi Listrik.
2. Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran.

2
3. Pengawasan fasilitas bangunan gedung.
D. Dasar Hukum
Adapun Undang Undang serta Peraturan Pemerintah yang mendasari Analisa observasi
penerapan K3 Bidang Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik, dan Penanggulangan Kebaka
ran pada Praktek Lapangan Kerja Lapangan di Pabrik Gula Pesantren Baru Kediri adalah se
bagai berikut:
1. K3 Instalasi Listrik :
a) UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b) Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
di Tempat Kerja
2. K3 Penanggulangan Kebakaran
a) UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b) Permenaker No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan A
PAR.
c) Permenaker No. Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran Automat
ik.
d) Kepmenakertrans No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran.
e) Instruksi Menaker No.Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penangg
ulangan Kebakaran.
3. K3 Konstruksi Bangunan
a) UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b) Permenaker No. 01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja pada kons
truksi bangunan.
c) SKB Menaker dan Menteri PU No.174/MEN/1986 dan No.104/KPTS/1986 tentang
K3 pada Kegiatan Konstruksi
d) Kepdirjen Binawas No.Kep.20/BW/2004 tentang Kompetensi Personil K3 Konstruks
i Bangunan.

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. GAMBARAN PERUSAHAAN

Pabrik Gula Pesantren Baru yang terletak di Jl. Mauni No.334 D, Pesantren, Kec.
Pesantren, Kabupaten Kediri, Jawa Timur 64131 merupakan salah satu unit pabrik gula
yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang mana sebelumngya tegabung
dalam PT Perkebunan Nusantara X. Pabrik Gula Pesantren Baru telah berdiri sejak tahun 1
978 dan memiliki berbagai fasilitas pengolahan dimulai dari proses penimbangan tebu,
penggilingan, hingga menjadi produk akhir gula kristal putih.
Setiap tahunnya masa operasional produksi dilakukan sebanyak satu kali dengan
proses defekasi-fosfatasi dengan bahan baku tebu, yang mana hal tersebut menyesuaikan
dengan masa panen tebu yang ada di seluruh perkebunan di wilayah Kediri, Blitar,
Tulungagung dan sekitarnya dengan mempekerjakan 1.200 karyawan.
Untuk menjawab tantangan industri sekaligus memenuhi seluruh permintaan pasar, PG
Pesantren Baru memiliki kapasitas produksi (kapasitas giling) sebesar 6500 ton cane day
(TCD) sebagai produsen penyediaan gula kristal putih.
Dalam hal mendukung dan pengelolaan sumber daya manusia agar keselamatan dan
kesehatan kerja terpenuhi, maka PG Pesantren Baru memberi kesempatan kepada Peserta
Pelatihan AK3U melakukan observasi penerapan K3 di lingkungan perusahaan PG
Pesantren Baru Kediri.

4
2.3 TEMUAN

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan untuk observasi penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Pabrik Gula Pesantren Baru di Kediri dalam beberapa aspek K3, khususnya
Bidang Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik dan Penanggulangan Kebakaran. Pada
kesempatan observasi tersebut menghasilkan 2 (dua) temuan yakni temuan sesuai dan temuan tid
ak sesuai, sebagai berikut:
No Temuan Sesuai Temuan Tidak Sesuai

1
Belum mempunyai ahli k3 bidang listrik

5
BAB III
TEMUAN & ANALISA

No Lokasi Hasil Temuan Manfaat Rekomendasi Peraturan Perundangan

1. Melindungi
keselamatan dan Permenaker RI No 12
kesehatan tenaga kerja Tahun 2015 Tentang
dan orang lain yang Keselamatan dan
berada di dalam Kesehatan kerja Listrik di
lingkungan tempat kerja Tempat Kerja – Pasal 3
Power House Kapasitas Listrik 555 KVA, dari potensi bahaya Harus mempunyai Ahli K3
1
namun tidak mempunyai Ahli K3 listrik; Listrik Permenaker RI No 12
Bidang Listrik Tahun 2015 Tentang
2. Menciptakan instalasi l Keselamatan dan
istrik yang aman, handal Kesehatan kerja Listrik di
dan memberikan Tempat Kerja – Pasal 7
keselamatan bangunan be
serta isinya;
Permenaker RI No 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja Listrik di Tempat Kerja – Pasal 3 Huruf a, b, c
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan:
a. melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik;
b. menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan bangunan beserta isinya; dan
c. menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong produktivitas

Permenaker RI No 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja Listrik di Tempat Kerja – Pasal 7
Untuk perusahaan yang memiliki pembangkitan listrik lebih dari 200 (dua ratus) kilo Volt-Ampere wajib mempunyai Ahli K3 bidang Listrik.

6
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Analisa dan observasi Praktek Kerja Lapangan sebagai persyaratan ke
lulusan Peserta Ahli K3 Umum di Rumah Sakit Di Malang, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan K3 Bejana Tekan, Konstruksi Bangunan, Instalasi listrik, dan Penanganan k
ebakaran belum sesuai, dibuktikan dengan peralatan yang kurang perawatan.
2. Penerapan K3 Penanggulangan Kebakaran sudah berjalan dengan cukup baik, dibuktik
an dengan tersedianya alat pemadam kebakaran yang memadai, hanya saja aspek-aspek
kecil seperti pemberian sign APAR dan peletakkan APAR harus lebih diperhatikan.
3. Adanya Keamanan/ kesesuaian tentang Kelistrikan dan Penyalur Petir
4. Pemasangan peralatan proteksi kebakaran dan fasilitas pemantauan keamanan
5. Penyediaan fasilitas Rambu / area Titik Kumpul untuk emergency response
Namun di Rumah Sakit Di Malang, masih ada ketidaksesuaian Penerapkan sistem man
ajemen K3, sehingga masih perlu dilakukan perbaikan terkait dengan penerapan K3 di tem
pat kerja, diantaranya adalah :
1. Ketidaksesuaian dalam penataan kabel kelistrikan diatas gedung
2. Ketidaksesuaian dalam penempatan peralatan Kebakaran (APAR) dan uji riksa APAR.
Ketidaksesuaian penempatan peralatan housekeeping & tabung gas.

B. Saran
Semoga temuan ketidaksesuaian yang ditemukan oleh kelompok 4 dapat
ditindaklanjuti dengan peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik lagi, dan diharapkan selanjutny
a setelah ini melakukan perbaikan dengan menerapkan langkah-langkah implementasi se
perti pelatihan untuk tenaga kerjanya dengan lebih baik lagi guna meningkatkan kesadara
n K3 yang lebih baik seperti :
1. Dengan tidak adanya tim penanggulangan kebakaran di struktur organisasi K3, maka
pengurus harus membentuk tim penanggulangan kebakaran

7
2. Sertifikasi Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran belum ada, pengurus memberikan
pelatihan untuk sertifkasi ahli K3 penanggulangan kebakaran.
3. Sertifikasi Ahli K3 kimia belum ada, pengurus memberikan pelatihan untuk sertifkasi
ahli K3 kimia.
4. Sertifikasi Ahli K3 listrik belum ada, pengurus memberikan pelatihan untuk sertifkasi
ahli K3 listrik
5. Sertifikasi operator lift belum ada, pengurus memberikan pelatihan untuk sertifkasi
operator lift atau surat ijin operasi. (SIO)
6. Terkait akses ke wastafel terhalang material atau benda, maka Membuat K3 di lingkun
gan kerja, terutama mengenai kesehatan.
7. Lantai basah di ruang pantry, maka melakuakan monitoring kebersihan lingker yang be
rsih. Untuk petugas kebersihan housekeeping lebih ditekankan.
8. Kurangnya personal Sertifikasi Ahli K3, pengurus memberikan pelatihan untuk
sertifkasi ahli K3 untuk memenuhi kebutuhan jumlah pekerja 390 orang.
9. Wastafel tidak higienis, maka pengurus disarankan melengkapi peralatan kebersihan
yang ada di wastafel
10. Belum terpasang rambu larangan menaruh barang di sekitar APAR, maka disarankan
untuk memasang rambu atau slogan.
11. Closet di toilet ditemukan tidak ada penutupnya, maka disarankan untuk memberikan
penutup closet.
12. Penempatan alat housekeeping di toilet tidak di taruh pada tempatnya, disarankan
untuk menempatkan pada tempat yang seharusnya.
13. Panel listrik tidak ditemukan penutup, maka disarankan untuk memberikan penutup
pada panel listrik
14. Operator forklif tidak memakai APD saat bekerja, disarankan pekerja untuk memakai
APD.
15. Instalasi listrik berantakan, maka disarankan untuk merapikan kabel-kabel supaya
tidak terjadi konslet
16. Peletakan kabel yang membahayakan, disarankan untuk memproteksi kabel dengan
pipa sehingga tidak membayakan.

8
17. Sampah dibawah genset, maka disarankan untuk membersihkan dan membuang
sampah pada tempatnya
18. Tidak adanya slogan atau petunjuk K3 di wastafel, maka disarankan untuk memasang
slogan atau petunjuk K3 tentang cara mencuci tangan yang benar.
19. Penempatan tabung gas di bawah meja, maka disarankan untuk memindahkan dan
menyimpan pada tempatnya.
20. Tidak adanya PIC di panel listrik, maka disarankan untuk memasang PIC di panel
listrik.

9
REFERENSI

1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-02/MEN/1992 Tentang Tata Cara Penu
njukan Kewajiban dan Wewenanng Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996 Tentang Sistem Manaje
men Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.04/MEN/1987 Tentang Panitian Pembi
na Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamat
an Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.15/Men/VIII/2008 Tent
ang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-155/MEN/1984 Tent
ang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan K
erja Nasional,Dewan Keselamatan dan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Kesel
amatan dan Kesehatan Kerja.
9. Permenaker Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pengendali Diri.
10. Permenaker No. 8 tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesaw
at Angkat Dan Pesawat Angkut.
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP.186/MEN/1999 Tentang Unit Penangg
ulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
12. Surat Keputusan Dirjen No. 1 Tahun 2011 Tentang Pedoman Bekerja Pada Ruang
Terbatas.

10

Anda mungkin juga menyukai