ANGKATAN KE – 226
KELOMPOK 2
PENYELENGGARA
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 28
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------- 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat
adil dan makmur, serta menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan
dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan (Sucipto, 2014). Menurut Undang-Undang RI No. 13 tahun
2003 Pasal 35 ayat 3 menyatakan bahwa mempekerjakan tenaga kerja berarti wajib
memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik
mental maupun fisik tenaga kerja.
Penerapan K3 sangat penting untuk dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan
tanpa terkecuali karena dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan
maupun penyakit akibat melakukan kerja (Haslindah, 2022). Menurut Hasibuan (2020)
pencegahan kecelakaan berhubungan dengan masalah keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja mengacuh dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat kecelakaan, yaitu
pengendalian semua yang berkaitan dengan sebab kecelakaan dan berpotensi dapat
meminimalkan penyebab kecelakaan.
Kecelakaan kerja terjadi karena kondisi bahaya yang berhubungan dengan cara
kerja, mesin, lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi. Kecelakaan bisa
timbul akibat adanya sentuhan langsung dengan penghantar beraliran arus atau kesalahan
prosedur dari pemasangan instalasi, oleh karena itu perlu diperhatikan hal – hal yang
berkaitan dengan bahaya listrik. Upaya untuk mengurangi terjadinya potensi bahaya, dan
resiko kerja sehingga perlunya perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan,
pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian berdasarkan Peraturan Menteri Tenagakerjaan
Republik Indonesia No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Listrik di Tempat kerja.
Penanggulangan Kebakaran adalah upaya pencegahaan terjadinya kebakaran sesuai
dengan persyaratan keselamatan kerja yang tertuang dalam UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja Pasal 3 bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
1
keselamatan kerja untuk: a) mencegah dan mengurangi kecelakaan; b) mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran; c) mencegah dan mengurangi bahaya
peledakan; d) memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. Sejalan dalam Kepmenaker Nomor 186 Tahun
1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat Kerja pada Bab I Pasal 2 Ayat 1
dijelaskan bahwa pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja yang mana salah satunya terdiri atas
penyelenggaraan pelatihan penanggulangan kebakaran secara berkala dan suatu instansi
tempat kerja membentuk unit penanggulangan kebakaran.
Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengidentifikasi penerapan norma K3 di
bidang instalasi listrik dan penanggulangan kebakaran maka disusunlah Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pelaksanaaan pelatihan K3 Umum Sertifikasi Kementerian Ketenagakerjaan yang
diselenggarakan oleh PT. Garuda Systrain Interindo. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan di PT. Homeware International Indonesia yang berlokasi di Kabupaten
Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan di PT. Homeware
Indonesia International yang berlokasi didaerah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, pada hari Jumat 30 Juni 2023 pukul 08.00- 11.00 yang meliputi :
1. Penerapan K3 di bidang Instalasi Listrik di PT. Homeware Indonesia International
2. Penerapan K3 di bidang Penanggulangan Kebakaran di PT. Homeware Indonesia
International
2
D. Dasar Hukum
A. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik Di Tempat Kerja
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 31 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per.02/Men1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
5. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Nomor 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan kesehatan Kerja Teknisi Listrik
6. Keputusan Dirjen Binwasnaker dan K3 No Kep 47/PPL&K3/VIII/2015 tentang
Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik
7. Keputusan Dirjen Binwasnaker dan K3 No Kep 48/PPL&K3/VIII/2015 tentang
Pedoman Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
4
3) Menghasilkan keuntungan yang cukup memuaskan bagi stakeholder dan
kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan
4) Komitmen terhadap Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan.
5) Memperkuat kolaborasi dengan supplier melalui komunikasi dan kerjasama
yang lebih baik
6) Menjadi perusahaan yang kuat dan bertumbuh serta siap untuk menghadapi
persaingan regional maupun global.
3. Alur Proses Produksi
5
B. Temuan Hasil Observasi
1. Temuan Positif
No Temuan Dokumentasi
K3 Instalasi Listrik
6
Terdapat laporan hasil pemeriksaan
4.
dan pengujian instalasi K3 listrik
7
Terdapat laporan hasil pemeriksaan
8. dan pengujian K3 instalasi
penyalur petir
K3 Penanggulangan Kebakaran
8
Cheklist Inspeksi APAR sudah
2.
tersedia
9
Terdapat tim pemadam kebakaran
7. bersertifikat petugas peran
kebakaran
10
11. Terdapat denah jalur evakuasi
11
2. Temuan Negatif
No Temuan Dokumentasi
K3 Instalasi Listrik
K3 Penanggulangan Kebakaran
12
BAB III
ANALISA
Menetapkan :
a. Untuk
mendapatkan
sertifikat dan
lisensi
sebagaimana
dimaksud pada
amat pertama,
teknisi listrik wajib
mengikuti
pembinaan
keselamatan dan
kesehatan kerja
listrik dan
dinyatakan lulus
13
2 Kondisi panel Sebagai penyalur Permenaker Nomor 12
listrik dalam listrik di PT. Tahun 2015 Tentang
keadaan Homeweare Keselamatan Dan
tertutup dan Indonesia Kesehatan Kerja
terkunci Listrik Di Tempat
Kerja
Persyaratan k3
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan pada
kegiatan :
a. Pembangkit listrik
14
4 Hasil riksa uji Sebagai bahan Permen No. 33 Tahun
K3 listrik atau laporan saat 2015 tentang
audit perubahan atas
dilaksanakan peraturan Menteri
ketenagakerjaan No. 1
Tahun 2015 Tentang
keselematan dan
Kesehatan kerja listrik
di tempat kerja
15
6 Hasil riksa uji Sebagai bahan Permen No. 31 Tahun
K3 Instalasi atau laporan saat 2015 tenang
penyalur petir audit perubahan atas
dilaksanakan peraturan Menteri
tenaga kerja nomor per
: 02/Men/1989 tentang
pengawasan instalasi
penyalur petir
16
8 Terdapat Menyalurkan Permenaker Nomor 2
penyalur petir sambaran petir ke Tahun 1989 Tentang
dalam tanah Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
Pasal 2 ayat 1
Menetapkan :
Untuk mendapatkan
sertifikat dan lisensi
sebagaimana
dimaksud pada amat
pertama, teknisi listrik
wajib mengikuti
pembinaan
keselamatan dan
kesehatan kerja listrik
dan dinyatakan lulus
17
2. Hasil Temuan Positif K3 Penanggulangan Kebakaran
a. pemeriksaan dalam
jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam
jangka 12 (dua belas)
bulan;
18
3. Sign dan cara Dapat mengetahui Permenaker No. 04 Tahun
penggunaan APAR lokasi APAR. 1980
tersedia disetiap
instalasi APAR. Pasal 4
kewajiban mencegah,
mengurnagi, dan
memadamkan kebakaran
ditempat kerja
19
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
b. penyediaan sarana
deteksi, alaram, pemadam
kebakaran dan sarana
evekuasi
kewajiban mencegah,
mengurnagi, dan
memadamkan kebakaran
ditempat kerja
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
b. penyediaan sarana
deteksi, alaram, pemadam
kebakaran dan sarana
evekuasi
20
penyuluhan tentang d. pemebentuk unit
penanggulangan penanggulangan kebakaran
kebakaran tahap ditempat kerja;
awal.
Pasal 8 ayat 2
kewajiban mencegah,
mengurnagi, dan
memadamkan kebakaran
ditempat kerja
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
b. penyediaan sarana
deteksi, alaram, pemadam
kebakaran dan sarana
evekuasi
c. memberikan
penyuluhan tentang
penanggulangan
kebakaran pada tahap
awal;
21
10. Safety Sign Berguna sebagai UU No.1 Tahun 1970
penanda bahwa area
tersebut merupakan Pasal 14
area yang mudah (b) Memasang dalam
terbakar. tempat kerja yang
dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
a. Merencanakan suatu
titik kumpul (Assembly
Point) yang merupakan
suatu Denah Evakuasi
yang menunjukkan
kemana pekerja berkumpul
bila terjadi kondisi darurat
dan diperintahkan untuk
evakuasi.
22
13. Struktur Organisasi Membantu para KEPMENAKER NO.
Evakuasi Tanggap tenaga kerja mencari KEP/186/MEN/1999
Darurat orang yang Tentang Unit
bertanggung jawab Penanggulangan
apabila terjadi Kebakaran Di Tempat
kebakaran. Kerja
kewajiban mencegah,
mengurnagi, dan
memadamkan kebakaran
ditempat kerja
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
d. pemebentuk unit
penanggulangan kebakaran
ditempat kerja;
Pasal 8 ayat 2
23
15. Smoke Detector Mendeteksi apabila Kepmenaker No 186
terdapat asap Tahun. 1999
didalam ruangan
sehingga akan Pasal 2 ayat (2)
mengaktifkan alarm b.penyediaan sarana
dan sprinkle atau deteksi, alarm, pemadam
thermatic. kebakaran dan sarana
evakuasi;
Pasal 3
24
B. Analisa Hasil Temuan Negatif
1. Hasil Temuan Negatif K3 Instalasi Listrik
25
2. Hasil Temuan Negatif K3 Penanggulangan Kebakaran
Pasal 6
26
ditempatkan dalam lemari
atau peti (box) yang tidak
dikunci.
27
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktek kerja lapangan di PT
Homeware International Indonesia diantaranya :
1. Penerapan K3 di bidang instalasi listrik dan penanggulangan kebakaran sudah
berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil praktek kerja lapangan di PT.
Homeware International Indonesia yaitu :
1. Perusahaan harus memperbaiki instalasi listrik berupa stop kontak yang tidak
terpasang dengan baik agar menghindari kondisi tidak yang dikehendaki atau
kecelakaan di tempat kerja
28