Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Di PT LRT Jakarta

PENGAWASAN NORMA K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, LISTRIK


DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

KETUA :
- A RENDRA ANDRYANSAH 20001
SEKRETARIS :
- MAGDALENA 20013
ANGGOTA :
- KAILANI 20010
- MUHAMMAD ISRA AULIA 20014
- YOUNGKI MUNAWARMAN 20025
- M.IQBAL SAPUTRA N 20012
2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala karena dengan rahmat,


rezeki, ilmu, hidayah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini dengan baik. Dan juga Shalawat serta salam untuk junjungan dan panutan kita
semua yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena telah
membimbing kita dari melalui agama yang paling mulia yaitu agama islam untuk
seluruh umat manusia. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan rangkaian kegiatan
pelatihan Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh Phitagoras dan Disertifikasi
oleh Kementrian Tenaga Kerja.
PKL ini dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom Meeting pada tanggal
8 September 2022 sebagai bentuk pelaksanaan protokol kesehatan (Prokes)
karena adanya wabah Covid- 19 yang melanda Indonesia. Dengan kondisi ini
tentunya akan memiliki keterbatasan dibanding secara langsung datang ke
lokasi PKL di PT. LRT Jakarta. Namun demikian hal ini tidak mengurangi nilai
dan wawasan pembelajaran yang diperoleh sebagai tujuan dari pelaksanaan
PKL ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan dari pembaca guna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa
yang akan datang. Semoga laporan PKL ini tidak hanya memberikan manfaat
bagi Peserta Calon AK3 Umum, namun juga dapat membawa manfaat bagi
semua pihak dalam perkembangan ilmu pengetahuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan bisa membantu pemerintah dalam membudayakan
K3 ke masyarakat.

8 September 2022

KELOMPOK 3.
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

1.1. Latar Belakang......................................................................................4

1.2. Maksud dan Tujuan...............................................................................5

1.3 Ruang Lingkup......................................................................................6

1.4. Dasar Hukum........................................................................................6

BAB II KONDISI ATAU FAKTA DI LAPANGAN.........................................................7

2.1 Gambaran Umum Perusahaan.........................................................................7

2.2 Temuan Hasil Observasi Positif dan Negatif........................................11

BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH............................................13

3.1 Analisa Temuan Positif............................................................................13

3.2 Analisa Temuan Negatif...........................................................................17

BAB IV PENUTUP........................................................................................................20

4.1. Kesimpulan............................................................................................20

4.2. Saran.....................................................................................................20

REFERENSI............................................................................................................21

LAMPIRAN..........................................................................................................22
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang
mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. K3 sendiri
sekarang sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan karena dengan K3
perusahaan bisa lebih produktif, aman, sehat, dan nyaman dengan langkah
lebih preventif.
Pemerintah sendiri sangat sadar tentang pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja, ini dapat dilihat dari produk perundang-undangan yang
dikeluarkan seperti undang-undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dan berikutnya diterbitkan peraturan teknis lain yang mengatur dan mengawasi
berjalannya Keselamatan dan Kesehatan kerja khususnya di bidang yang
mempunyai risiko tinggi. Berdasarkan risiko tersebut maka perlu upaya
pengendalian terhadap sumber bahaya yang apabila tidak dilaksanakan
pengawasan atau melakukan pengawasan yang salah maka akan
menimbulkan kecelakaan kerja yang dapat mencelakakan tenaga kerja dan
merugikan perusahaan.
Pengendalian yang tidak dilakukan atau melakukan pengendalian yang
salah maka dapat menimbulkan banyak potensi bahaya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya pengawasan K3 di Gedung Depo LRT DKI Jakarta akan
menjadi topik laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini. Apalagi PT LRT Jakarta
berada pada bidang transportasi yang mempunyai tanggung jawab
keselamatan selama mereka diatas sarana sampai keluar kereta.
5

Selain diwajibkan melakukan pelaksanaan K3 yang sesuai dengan


peraturan SMK3. PT LRT juga diharuskan melakukan pelaksanaan SMKP
(Sistem Manajemen keselamatan Perkeretaapian) Permenhub nomor 69 Tahun
2018 karena PT LRT berada pada naungan Kementrian Perhubungan sebagai
perusahaan jasa transportasi. Dengan dua system manajemen tersebut
diharapkan perusahaan mampu mengidentifikasi dan mengaplikasikan risk
assessment dan job safety analysis dalam aktivitas produksi di perusahaan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ini sebagai berikut :
1. Memberikan pembekalan kepada calon Ahli K3 Umum mengenai
pengawasan norma K3 di tempat kerja.
2. Menambah pengetahuan kepada calon Ahli K3 Umum mengenai
pengawasan norma K3 di tempat kerja.
3. Melihat secara virtual (zoom) pengawasan dan penerapan norma K3
yang telah dilakukan PT LRT Jakarta, sehingga calon Ahli K3 Umum
mendapat memberikan masukan dan kontribusi yang diharapkan dapat
meningkatkan penerapan K3 di PT LRT Jakarta.
4. Menganalisis dan memberikan rekomendasi terkait penerapan norma
K3 di PT LRT Jakarta.
5. Memenuhi syarat kelulusan calon ahli K3 umum
6

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup observasi yang dilakukan antara lain :

1. Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan .

2. Pengawasan Norma K3 Listrik .

3. Pengawasan Norma K3 Penanggulangan kebakaran .

1.4. Dasar Hukum


Pengawasan norma K3 kontruksi bangunan, listrik dan penanggulangan
kebakaran :
1. Undang undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no. 04 /MEN/1980
tentang alat pemadam api ringan.
3. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no. 08/MEN/2010
tentang alat pelindung diri.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER 31/MEN/2015 Tentang
Perubahan atas permenaker no 2 tahun 1989 tentang pengawasan
instalasi penyalur petir .
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER 12/MEN/2015 Tentang
Keselamatan dan kesehatan kerja listrik di tempat kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER 6/MEN/2017 Tentang
Keselamatan dan kesehatan kerja elevator dan ekskalator
7. Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di lingkungan kerja.
7

BAB II

KONDISI ATAU FAKTA DI LAPANGAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT Light Rail Transport (LRT) Jakarta (disingkat LRT Jakarta) adalah
sistem lintas rel terpadu yang beroperasi di DKI Jakarta. Saat ini, LRT Jakarta
memiliki jalur sepanjang 5,8 km (3,6 mi) yang melayani enam stasiun. LRT
Jakarta dimiliki dan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Layanannya sendiri dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak
usaha dari PT Jakarta Propertindo, sebuah badan usaha milik daerah DKI
Jakarta. Pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi
penuh tanggal 1 Desember 2019. Saat ini, jalur LRT Jakarta yang telah
beroperasi terdiri atas satu lintas pelayanan, yaitu Lin/Koridor 1, dengan panjang
5,8 km (3,6 mi). Jalur ini menghubungkan Stasiun Pegangsaan Dua di
daerah Kelapa Gading dengan Stasiun Velodrome di Pulo Gadung

Gambar : Sarana LRT Jakarta & Timeline Pembangunan LRT Jakarta LRT
8

VISI DAN MISI Perusahaan.

VISI : - Menjadi Solusi Mobilitas Publik Terbaik di Indonesia

MISI : - Menyediakan layanan transportasi publik warga Jakarta


yang

aman dan nyaman

- Mengembangkan jaringan transportasi publik yang modern

dan terintegrasi.

- Membangun reputasi perusahaan dengan pengembangan

sumber daya manusia yang LRTJ

Nilai-Nilai Perusahaan ( L R T J )

L LINCAH (Agility)
Competent, Innovative, Modern, Passion, Emotional Inteligence (EQ)

R RAMAH (Service) Alert, Simple, Sincere, Hospitable

T TERPERCAYA (Reliability) Committed, Supportive

J JUJUR (Integrity) Compliance, Trusted


9

TATA KELOLA PERUSAHAAN

PT LRT Jakarta sebagai sebuah korporasi yang saat ini bergerak di


bidang transportasi serta senantiasa dipercaya sebagai mitra strategis dan
terbaik oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo yang
merupakan pemilik saham untuk menjalankan program kerja yang berkaitan
dengan kepentingan publik khususnya masyarakat DKI Jakarta, maka sudah
selayaknya PT LRT Jakarta juga bertransformasi dengan menjadi sebuah
Perusahaan yang lebih transparan, akuntabel, profesional, bertanggung jawab,
visioner dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan etika. Memperhatikan hal tersebut,
PT LRT Jakarta dalam menjalankan usahanya selalu mengacu sesuai kaidah
Good Corporate Governance (GCG).

Pedoman Good Corporate Governance adalah sebuah pedoman untuk


menjaga seluruh tata kelola pengelolaan Perusahaan menjadi lebih baik.
Pedoman ini tidak hanya akan menghasilkan keputusan yang tepat yang akan
dijalankan oleh Perusahaan melainkan juga akan menjaga proses-proses
pengambilan keputusan dengan lebih amanah dan berhati-hati dalam
pengambilan keputusan dengan senantiasa mempertimbangkan keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh stakeholder yang ada di Perusahaan.

PT LRT Jakarta dalam pengejawantahan pedoman Good Corporate


Governance ini selalu menginduk kepada Keputusan Gubernur DKI Jakarta
Nomor 96 Tahun 2004 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance
Pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Lingkungan Pemerintah Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta. Pada perjalanannya, diharapkan pedoman ini akan
menjadi sebuah arahan yang akan mengakselerasi Perusahaan untuk
menggapai cita-cita yang diinginkan, bisnis yang dijalankan dan pengabdian
yang dilakukan dengan tetap mempertahankan tata kelola Perusahaan yang
baik.

Manajemen PT LRTJ sepenuhnya menyadari pentingnya implementasi


Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG)
maupun penerapan Manajemen Risiko Korporasi Terpadu/Enterprise Risk
Management (ERM) dan manajemen kepatuhan untuk pencapaian kinerja
10

Perusahaan (GRC). Manajemen Perusahaan senantiasa mengoptimalkan


penerapan GRC secara berkesinambungan dengan terus melakukan penguatan
infrastruktur untuk mencapai praktik terbaik, pengujian keandalan, serta
penyesuaian sistem dan prosedur sesuai dengan perkembangan bisnis dan
regulasi atau ketentuan yang berlaku.

Dengan menerapkan GRC, PT LRT Jakarta diharapkan secara terus


menerus dapat mengembangkan manajemen lebih efisien dan efektif serta selalu
meraih posisi terdepan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Pemerintah menugaskan PT. Adhi Karya sebagai kontraktor untuk membangun


prasarana Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) terintegrasi dengan jalur
lintasan yang menghubungkan 6 ruas di dalam kota Jakarta berdasarkan
Peraturan Presiden no 98 tahun 2015 pasal 2. Saat ini fase 1 telah selesai
dikerjakan, namun PT LRT Jakarta masih mempunyai pekerjaan dimana ada 3
fase berikutnya yang sesuai rencana akan ada 4 fase menghubungkan lintas
Kota Jakarta. Keputusan pengerjaan ini menunggu instruksi dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dimana sebagai pemilik saham.

PT LRT Jakarta beroperasional kurang lebih sekitar 16 jam (2 shift) dalam


setiap hari dengan melayani rute operasional Jakarta. Sebelum mengoperasikan
Kereta, karyawan PT LRT Jakarta melakukan pengecekan kereta, safety briefing
dan memastikan kondisi kesehatan para karyawan dalam keadaan sehat.
Tingginya jam operasional kereta berbanding lurus dengan kegiatan
maintenance yang dilakukan dimana setiap bulan telah dijadwalkan untuk
dilakukan maintenance baik itu preventive maintenance, corrective maintenance
dan predictive maintenance.

PT. LRT jakarta telah melakukan kegiatan Pengelolaan RKAP, Program


Kerja Departemen, KPI Departemen dan individu,QHSE, sistem manajemen
Mutu, K3L serta keselamatan perkeretaapian, Laporan berkala QHSE dan
komunikasi serta koordinasi sesuai Amanah PP 50 Tahun 2012 tentang SMK3
dan PT LRT Jakarta telah menerapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no.
PER.04/MEN/1987 tentang panitia pembina keselamatan kerja dengan telah
mempunyai kelembagaan P2K3 yang menjadi wadah kerjasama antar pihak
perusahaan dan pekerja dalam hal penerapan K3. Seluruh kegiatan K3 di kelola
11

oleh P2K3 dilaporkan secara berkala ke Disnakertrans DKI Jakarta.


12

2.2 Temuan Hasil Observasi.

Berikut Hasil dari pengamatan lapangan secara virtual dari perusahaan


PT. Light Rail Transport ( LRT ) Jakarta terkait Pengawasan norma K3 konstruksi
bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran.

2.2.1. Temuan Positif

1. Seluruh tempat kerja telah dilengkapi dengan pintu-pintu darurat


yang memadai.
2. Seluruh tempat kerja sudah dilengkapi sarana umum seperti Toilet,
Mushola dan toilet disable dan ruang ganti .
3. Area gedung MCC dan stasion kerja telah dilengkapi dengan lift
untuk memudahkan akses tenaga kerja dan visitor untuk mencapai
lantai .

4. Instalasi dan peralatan listrik sudah dihubungkan ke tanah


(Grounding) sesuai dengan regulasi .

5. Instalasi jalur listrik sudah di lengkapi cover pengaman .

6. Fasilitas penanggulangan kebakaran ( APAR ) diletakkan pada


tempat yang mudah dilihat dan dijangkau serta diberi tanda.

7. Sudah ada ahli K3 Penanggulangan Kebakaran, tim


penanggulangan kebakaran dan telah memiliki semua kelas
penanggulangan kebakaran (A, B, C, D).

8. Penanggulangan kebakaran dimonitoring oleh bagian QSHE,


setiap 1 bulan sekali diadakan simulasi kebakaran di Depo,
Stasiun, dan Head office.
13

2.2.2. Temuan Negatif

1. PT LRT belum bisa menyampaikan izin operator lift terlatih.

2. Terdapat gulungan kabel yang tidak pada tempatnya dan tidak ada
name tag pada kabel tersebut.

3. Penataan Kabel stinger (untuk daya kereta saat memasuki depo


penganti third rel) pada depo Perawatan Kereta digantung
melilit tidak rapi.
4. PT LRT belum bisa menyampaikan informasi terkait pemeriksaan
dan pengujian penyalur petir.( Riksa uji )

5. Belum ada alarm manual tanda bahaya kebakaran pada area


depo.

6. Belum dapat memberikan informasi jumlah anggota regu


pemadam kebakaran.

7. Dilihat dari list perlengkapan tanggap darurat kebakaran hanya


tersedia 2 set (Wear Pack , sepatu, helm , senter , kampak ).
Tidak mencukupi apabila terjadi bahaya kebakaran.
14

BAB III

ANALISIS DAN PEMECAHAN


MASALAH

3.1 Analisa Temuan Positif.


Saran Peningkatan/
No. Temuan Positif Peraturan Perundangan
Rekomendasi
1. 1. Tetap menjaga kebersihan 1. Undang-undang No.1 tahun 1970 Pasal 3
Seluruh tempat kerja telah
area di sekitar pintu – pintu ayat 1 huruf d : memberi kesempatan atau
dilengkapi dengan pintu-pintu
darurat. jalan menyelamatkan diri pada waktu
darurat yang memadai.
2. Tidak meletakan benda – kebakaran atau kejadian kejadian lain yang
benda yang menghalangi berbahaya.
menuju pintu darurat.
3. Lakukan pemeriksaan rutin
terkait fungsi dan
terdokumentasi melalui
check list pemeriksaan rutin.
2. Seluruh tempat kerja sudah dilengkapi 1.Jumlah toilet harus sesuai Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang
sarana umum seperti Toilet, Mushola dengan kapasitas karyawan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan toilet disable dan ruang ganti. untuk laki laki dan Lingkungan Kerja
perempuan. Pasal 33
2.Memastikan selalu (2) Fasilitas kebersihan :
tersedianya alat-alat a. Toilet dan kelengkapannya
kebersihan ditoilet. b. loker dan ruang ganti pakaian
c. Tempat sampah, dan
15
d. Peralatan Kebersihan
3. Area gedung MCC dan stasion 1. Lakukan pemeliharaan lift Permenakertrans No. Per.06/MEN/2017 pasal
kerja telah dilengkapi dengan lift secara rutin agar berfungsi 4 : Pelaksanaan K3 elevator dan eskalator

untuk memudahkan akses tenaga dengan baik. sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi
2. Lakukan perbaikan dengan kegiatan perencanaan, pembuatan,
kerja dan visitor untuk mencapai
segera ketika terdapat pemasangan, perakitan, pemakaian, perawatan,
lantai .
potensi kerusakan. pemeliharaan, perbaikan, pemeriksaan, dan
3. Lakukan pengujian secara pengujian.
berkala lift.
4. Instalasi dan peralatan listrik sudah Lakukan pemeriksaan rutin Permenaker No. Per.12/MEN/2015 pasal 10
dihubungkan ke tanah (Grounding) terhadap instalasi dan peralatan ayat 2 huruf c : pemeriksaan dan pengujian

sesuai dengan regulasi listrik. sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan


secara berkala.

5. Lakukan pemeriksaan rutin dan Per 12/MEN/2015 pasal 3


Instalasi jalur listrik sudah di
terdokumentasi. Huruf a : melindungi keselamatan dan
lengkapi cover pengaman .
kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang
berada di dalam lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik.
Huruf b: menciptakan instalasi listrik yang
aman,handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya.

6. Memastikan kondisi APAR tidak Per 04/MEN/1980, pasal 4 ayat 1 : setiap 1 atau
Fasilitas penanggulangan
expire dan kosong. kelompok alat pemadam api ringan harus di
kebakaran ( APAR ) diletakkan
tempatkan pada posisi yang mudah dilihat
pada tempat yang mudah dilihat
dengan jelas, mudah di capai dan di ambil serta
dan dijangkau serta diberi tanda di lengkapi dengan pemberian tanda
16
pemasangan.

7. Lakukan pelatihan fire drill Permen 04/MEN/1980 pasal 2 ayat 1 :


Sudah ada ahli K3
secara rutin kepada tim kebakaran dapat di golongkan :
Penanggulangan Kebakaran, tim
penanggulangan kebakaran 1. Kebakaran bahan padat kecuali logam.
penanggulangan kebakaran dan
dan terdokumentasi. ( Golongan A )
telah memiliki semua kelas 2. Kebakaran bahan cair atau gas yang
penanggulangan kebakaran (A, B, mudah terbakar ( Golongan B ).
C, D).. 3. Kebakaran Instalasi listrik bertegangan
( Golongan C ).
4. Kebakaran Logam ( Golongan D ).

Kepmen 186/ MEN/1999 pasal 5 : unit


penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimakdus dalam pasal 3 terdiri dari :
a. Petugas peran kebakaran.
b. Regu penanggulangan kebakaran
c. Koordinator unit penanggulangan
kebakaran.
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan
kebakaran sebagai penanggung jawab
tehnis.

8. 1. Lakukan pelatihan fire drill Kepmen 186 / MEN / 1999 pasal 2 ayat 2
Penanggulangan kebakaran
secara rutin kepada tim huruf e. : penyelenggaraan latihan dan gladi
dimonitoring oleh bagian QSHE,
penanggulangan penanggulangan kebakaran secara berkala.
setiap 1 bulan sekali diadakan
kebakaran dan
simulasi kebakaran di Depo,
terdokumentasi.
Stasiun, dan Head office.
17
2. Lakukan pengechekan
rutin perlengkapan
pemadam kebakaran.
18
3.2. Analisa Temuan Negatif

No Temuan Potensi Bahaya Rekomendasi Perbaikan Peraturan

1 Pada saat alarm otomatis Dipasang alarm manual di Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
Belum ada alarm
gagal fungsi , pekerja beberapa titik di area Depo. PER 31/MEN/2015 Tentang Perubahan
manual tanda
tidak dapat atas permenaker no 2 tahun 1989
bahaya kebakaran
menginformasikan ketika tentang pengawasan instalasi penyalur
pada area Depo.
terjadi bahaya kebakaran. petir .
Pasal 48 A : pembuatan, pemasangan,
dan / atau perubahan instalasi penyalur
petir harus di lakukan pemeriksaaan
dan pengujian oleh pengawas ketenaga
kerjaan spesialis K3 Listrik dan / atau
ahli K3 bidang listrik.

2 Ada nya kesalahan Menyediakan operator K3 eskalator Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PT LRT belum bisa
penanganan sehingga dan elevator yang ber lisensi. PER 6/MEN/2017 Tentang Keselamatan
menyampaikan lisensi
menyebapkan Mal fungsi dan kesehatan kerja elevator dan
operator lift terlatih.
pada lift. ekskalator.
Pasal 54 ayat 2 : Dalam hal
pemeliharaan dan pengoperasian
elevator dan eskalator sebagai mana yg
dimaksud dalam pasal 4 dapat
dilakukan operator k3 elevator dan
eskalator.
.
19

No Temuan Potensi Bahaya Rekomendasi Perbaikan Peraturan


20

3 Gulungan kabel Direlokasi ke tempat yang Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
Terdapat gulungan
berpotensi menggelinding seharusnya. PER 5/MEN/2018 Tentang Keselamatan
kabel yang tidak pada
dan menimpa pekerja dan kesehatan kerja lingkungan kerja
tempatnya dan tidak
yang berada di area pasal 43 ayat 2 huruf b : menata alat,
ada name tag pada
tersebut. perkakas dan bahan sesuai dengan
kabel tersebut.
posisi yang di tetapkan.

4 PT LRT belum bisa Berkurang nya efektifitas Melakukan pemeriksaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
menyampaikan penyalur petir yang pengujian setelah pemasangan/ PER 31/MEN/2015 Tentang Perubahan
informasi terkait berpotensi kepada rusak perubahan dan berkala terhadap atas permenaker no 2 tahun 1989
pemeriksaan dan nya alat – alat eletronik instalasi penyalur petir. tentang pengawasan instalasi penyalur
pengujian penyalur sehingga pekerja yang petir .
petir.( Riksa uji ) sedang mengoperasikan Pasal 48 A : pembuatan, pemasangan,
alat – alat tersebut dapat dan / atau perubahan instalasi penyalur
tersengat listrik. petir harus di lakukan pemeriksaaan
dan pengujian oleh pengawas ketenaga
kerjaan spesialis K3 Listrik dan / atau
ahli K3 bidang listrik.

5 Terbakar nya kabel Kabel stringer agar di tata dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
Penataan Kabel
stringer yang terlilit rapi dan diberi safety sign PER 12/MEN/2015 Tentang
stinger (untuk daya
dan menggantung tegangan tinggi. Keselamatan dan kesehatan kerja listrik
kereta saat
akibat hubungan arus di tempat kerja.
memasuki depo
pendek sehingga
penganti third rel) Pasal 3 .
jatuh mengenai
pada depo
pekerja dan berakibat Huruf b : menciptakan instalasi listrik
21
luka dan meninggal
Perawatan Kereta yang aman , handal dan memberikan
dunia.
digantung melilit keselamatan bangunan beserta isi nya
tidak rapi. dan.
Huruf c : menciptakan tempat kerja
yang selamat dan sehat untuk
mendorong produktifitas.
6 Belum dapat Tidak maksimal dan Melengkapi petugas pemadam Kepmen 186/ MEN/1999 pasal 3 :

memberikan informasi efektif dalam kebakaran sesuai dengan pembentukan unit penanggulangan

jumlah anggota regu penanggulangan peraturan yang berlaku. kebakaran sebagaimana dimaksud

pemadam kebakaran. ketika terjadi dalam pasal 2 ayat ( 1) dengan


kebakaran. memperhatikan jumlah tenaga kerja dan
atau klasifikasi tingkat potensi bahaya
kebakaran .

7 Dilihat darilist Kekurangan peralatan Menambah jumlah peralatan Per 8/ MEN/2010 pasal 2 : pengusaha

perlengkapan tanggap untuk anggota regu tanggap darurat kebakaran sesuai wajib menyediakan APD bagi pekerja /

darurat kebakaran pemadam kebakaran dengan jumlah minimal anggota buruh di tempat kerja.

hanya tersedia 2 set sehingga berpotensi regu pemadam kebakaran.

(Wear Pack , sepatu, keterlambatan dalam

helm , senter , kampak penanganan


). Tidak mencukupi kebakaran.
apabila terjadi bahaya
kebakaran.
22

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan video dan wawancara virtual terkait
Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT LRT Jakarta maka dapat
diambil kesimpulan :
1. PT LRT Jakarta sudah memenuhi persyaratan mengenai pengawasan
norma K3 kontruksi bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran.
2. Ditemukan beberapa temuan positif untuk dapat di pertahankan dan di
monitoring sebagai salah satu upaya komitmen K3.
3. Ditemukan beberapa temuan negatif yang perlu menjadi fokus dan
perhatian untuk dapat di tindak lanjuti untuk mengurangi atau
menghilang kan potensi bahaya besar.
4.2. Saran
Berdasarkan dari hasil pengamatan saat pelaksanaan praktek
kerja lapangan di PT. LRT Jakarta , kami menyarankan beberapa hal
untuk dapat di tindaklanjuti sebagai upaya perbaikan kedepannya.
Antara lain :
1. Kabel stringer agar di tata dengan rapi dan diberi safety sign
tegangan tinggi.
2. Lakukan kegiatan 5 R. untuk pintu – pintu darurat, toilet,
musola
dan fasilitas nya.
3. lakukan pemeriksaan rutin APAR
4. Lakukan pelatihan / simulasi fire drill di lokasi DEPO dan
Gedung
MCC.
5. Mengatur dan menambah jumlah personil dan perlengkapan
pemadam kebakaran.
6. Dipasang alarm manual di beberapa titik di area Depo.
7.Melakukan pemeriksaan dan pengujian setelah pemasangan/
perubahan dan berkala terhadap instalasi penyalur petir.
23

REFERENSI

● Profil Perusahaan PT. LRT Jakarta

● Modul Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum.

● Himpunan Peraturan Perundangan Tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Umum

● Video Implementasi K3 PT LRT Jakarta (observasi lingkungan


kerja, wawancara dengan Bapak M. Nurul Huda (Electrical
Departement FacilityStaff) dan wawancara dengan Bapak Ardian
Yusuf (Plt. GM QSSHE).
● Wawancara dengan Bpk. Afriandi Simanungkalit. QHSE Staff PT. LRT
Jakarta.
24

LAMPIRAN

Kabel Stringer Perlengkapan pemadam, APAR dan Hydran

Kartu pemeriksaan APAR List peralatan pemadam

Laporan bulanan pemeriksaan APAR dan Hydrant dari pihak ke 3

Sertifikat ahli K3 khusus.

Anda mungkin juga menyukai