Disusun Oleh :
Kelompok 1, Batch 182
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan baik. Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini merupakan rangkaian kegiatan Pelatihan Calon Ahli K3
Umum Batch 182 yang diselenggarakan oleh Phitagoras dan disertifikasi oleh
Kementerian Tenaga Kerja RI. Kegiatan praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan secara virtual/daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting pada
tanggal 27 September 2023 untuk dapat melakukan observasi secara
menyeluruh terkait upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
PT. Lintas Raya Terpadu Jakarta. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi
nilai dan manfaat pembelajaran yang diperoleh sebagai tujuan dari pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan.
Dalam rangka memenuhi kegiatan pembelajaran sebagai Calon Ahli K3
Umum yang dilaksanakan pada tanggal 18 September – 2 Oktober 2023, maka
disusunlah Laporan Pelaksanaan PKL yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan- pendekatan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktik kerja lapangan
ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik,
saran dan masukan dari pembaca guna untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
di masa yang akan datang. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat
menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan referensi peningkatan penerapan
sistem manajemen K3 di PT. LRT Jakarta. sertai tidak hanya memberikan manfaat
bagi Peserta Calon Ahli K3 Umum, namun juga dapat membawa manfaat bagi
semua pihak dalam perkembangan ilmu pengetahuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta membantu pemerintah dalam membudayakan K3 ke
masyarakat.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Maksud dan Tujuan 5
1.3 Ruang Lingkup 5
1.4 Dasar Hukum 5
BAB II KONDISI AKTUAL DI LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan 7
2.2 Temuan Hasil Observasi Positif 9
2.3 Temuan Hasil Observasi Negatif 10
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Analisa Hasil Temuan Observasi Positif 12
3.2 Analisa Hasil Temuan Observasi Negatif 24
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 36
4.2 Saran 36
REFERENSI 38
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan ini sebagai berikut :
1. Mengimplementasikan prosedur kerja dalam pengawasan Norma K3 selama
proses pelatihan berlangsung secara online;
2. Memberi dan menambah pengetahuan/wawasan kepada calon Ahli K3 Umum
mengenai tata cara pengawasan kerja dan penerapan norma K3 di tempat
kerja;
3. Melihat secara virtual (zoom) pengawasan kerja dan penerapan norma K3
yang telah dilaksanakan di PT. LRT Jakarta;
4. Menganalisis pelaksanaan norma K3 dan memberikan rekomendasi serta
saran terkait penerapan norma K3 di PT. LRT Jakarta;
5. Kegiatan PKL ini adalah salah satu persyaratan kelulusan untuk mendapatkan
ahli K3 Umum.
5
b. Dasar Hukum Norma K3 Lingkungan Kerja
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja;
6
BAB II
KONDISI AKTUAL DILAPANGAN
PT. Lintas Raya Terpadu Jakarta (LRT Jakarta) berdiri pada bulan September
2017 dan disahkan pada tanggal 16 April 2018. PT. LRT Jakarta adalah sistem
lintas rel terpadu yang beroperasi di DKI Jakarta. Saat ini, LRT Jakarta memiliki
jalur sepanjang 5,8 km yang melayani 6 (enam) stasiun yang ada, yaitu :
1. Pegangsaan Dua
2. Boulevard Utara
3. Boulevard Selatan
4. Pulomas
5. Equestrian
6. Velodrome
Gambar 2. Rute Integrasi LRT Jakarta (fase 1)
7
LRT Jakarta dimiliki dan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta. Layanannya sendiri dioperasikan oleh PT. LRT Jakarta yang merupakan
anak usaha dari PT Jakarta Propertindo, sebuah badan usaha milik daerah DKI
Jakarta. Pemerintah menugaskan PT. Adhi Karya sebagai kontraktor untuk
membangun prasarana Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) terintegrasi
dengan jalur lintasan yang menghubungkan 6 ruas di dalam Kota Jakarta.
Saat ini fase 1 telah selesai dikerjakan, namun PT. LRT Jakarta masih
mempunyai pekerjaan di mana ada 3 fase berikutnya yang sesuai rencana akan ada
4 fase menghubungkan keseluruhan daerah di Kota Jakarta. Keputusan pengerjaan
ini menunggu instruksi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di mana sebagai
pemilik saham. Pembangunan sistem LRT dimulai pada Bulan Juni 2016 dan
beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019 dengan struktur organisasi PT. LRT
8
dengan kegiatan maintenance yang dilakukan di mana setiap bulan telah
dijadwalkan untuk dilakukan maintenance baik itu preventive maintenance
(pemeliharaan berkala), corrective maintenance (kondisi mendesak) dan predictive
maintenance (pemeliharaan kapan akan dilaksanakan).
Perusahaan juga mengupayakan praktik mitigasi keselamatan dan kesehatan
kerja terbaik untuk para karyawan. Komitmen ini meliputi mitigasi untuk
meminimalisir risiko kecelakaan, penyakit ataupun absensi kerja yang dapat terjadi
pada karyawan. Penyediaan sarana dan prasarana K3 yang sesuai dengan standar,
peningkatan pengetahuan, kemampuan dan kesadaran karyawan melalui sosialisasi
maupun pelatihan, evaluasi kepatuhan regulasi terkait K3, pengendalian operasional
K3 di lingkungan kerja, dan pelaksanaan rutin simulasi tanggap darurat berdasarkan
risiko area kerja. Perusahaan juga menerapkan standar K3 sebagai bagian dari
budaya kerja yang diharapkan mampu menciptakan kondisi lingkungan kerja yang
kondusif bagi seluruh stakeholder. Petugas P3K di PT. LRT Jakarta terdiri dari 2
orang dokter dan 15 orang paramedis serta sudah memiliki lisensi Hiperkes dan
SKP. PT. LRT Jakarta juga memiliki pos kesehatan di site/depo dan dilengkapi
dengan sarana prasarana P3K.
10
11
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
12
operasional dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
dokter sudah Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 tentang
tersertifikasi hiperkes Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Pasal 1:
(1) Pemeriksaan Kesehatan Bekerja
ditujukan agar tenaga kerja yang
diterima berada dalam kondisi kesehatan
yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan mengenai
tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
yang bersangkutan dan tenaga kerja lain-
lainya yang dapat dijamin;
(2) Semua perusahaan sebagaimana
tersebut dalam pasal 2 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
harus Mengadakan Pemeriksaan
Kesehatan sebelum Kerja.
13
Pasal 3:
(1) Semua perusahaan sebagaimana
dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas
harus melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya
1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja;
2 Dari hasil Area kerja Terdapat fasilitas P3K Mencegah keparahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
wawancara PT LRT dan petugas P3K cedera, mengurangi Tentang Pelaksanaan K3 di Tempat Kerja
dengan Bapak Jakarta yang bersertifikasi penderitaan dan Pasal 3:
Isach Nanda pada tiap lantai di bahkan (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan
Kusuma - Unit gedung kantor PT. menyelamatkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
Safety (PT LRT LRT Jakarta. (Jumlah nyawa korban. Dapat a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
Jakarta petugas P3K) mengurangi berbagai e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
konsekuensi yang
ditimbulkan akibat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
kecelakaan kerja. Transmigrasi No. Per. 15/Men/VIII/2008
Mempercepat Tentang P3K di Tempat Kerja
pertolongan pertama. Pasal 2:
(1) Pengusaha wajib menyediakan petugas
14
P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja;
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di
tempat kerja.
15
kerja sesuai role Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 tentang
profile pekerjaannya. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Pasal 2:
(1) Pemeriksaan Kesehatan Bekerja
ditujukan agar tenaga kerja yang diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang
setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit
menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan
dan tenaga kerja lain-lainya yang dapat
dijamin;
(2) Semua perusahaan sebagaimana
tersebut dalam pasal 2 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 harus
Mengadakan Pemeriksaan Kesehatan
sebelum Kerja.
16
Pasal 3:
(1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
dimaksudkan untuk mempertahankan derajat
kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha
pencegahan.
(2) Semua perusahaan sebagaimana
tersebut dalam pasal 2 ayat (2) tersebut di
atas harus melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya
1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Pasal 5:
(1) Pemeriksaan Kesehatan khusus
dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap
17
tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga
kerja tertentu.
(2) Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan
pula terhadap :
a. tenaga kerja yang telah mengalami
kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu)
b. tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat
puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan
tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda
yang melakukan pekerjaan tertentu.
c. tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan
tertentu mengenai gangguan-gangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan
khusus sesuai dengan kebutuhan.
4 Dari hasil Area kerja Program Mampu mencegah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
wawancara PT LRT penanggulangan HIV terjadinya penularan Tentang Keselamatan kerja
dengan Bapak Jakarta AIDS sudah dilakukan melalui screening Pasal 8:
Isach Nanda PT LRT Jakarta awal, mencegah dan (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan
Kusuma - Unit berupa sosialisasi menganalisis risiko kesehatan badan, kondisi mental dan
Safety (PT LRT terkait pencegahan penyakit akibat kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
18
Jakarta HIV AIDS. kerja/hubungan kerja, diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
terutama terhadap dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
potensi hazard yang padanya.
terjadi pada area
kerja sesuai role Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
profile pekerjaannya. Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Pasal 1:
(1) Pemeriksaan Kesehatan Bekerja
ditujukan agar tenaga kerja yang diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang
setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit
menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan
dan tenaga kerja lain-lainya yang dapat
dijamin;
(2) Semua perusahaan sebagaimana
tersebut dalam pasal 2 ayat (2) Undang-
19
Undang Nomor 1 Tahun 1970 harus
Mengadakan Pemeriksaan Kesehatan
sebelum Kerja.
20
menyebarluaskan informasi dan
menyelenggarakan Pendidikan dan pelatihan;
21
Bidang Bahan Berbahaya dan Beracun
6 Dari hasil Area kerja Terdapat ruang Untuk membatasi Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
wawancara PT LRT penyimpanan khusus aktivitas di area 2012 tentang Penerapan Sistem
dengan Bapak Jakarta untuk material B3, terkait penanganan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Isach Nanda yaitu ruang RHS bahan kimia hanya Kerja
Kusuma - Unit yang hanya bisa kepada pekerja yang Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 6.4
Safety (PT LRT dimasuki oleh pekerja berkompeten yang Area Terbatas:
Jakarta khusus area diberikan 6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan
warehouse yang telah kewenangan, penilaian risiko lingkungan kerja untuk
bersertifikasi. sehingga proses mengetahui daerah-daerah yang memerlukan
penanganan bahan pembatasan izin masuk.
kimia dapat dilakukan
dengan tepat sesuai 6.4.2 Terdapat pengendalian atas
kapasitas tanggung daerah/tempat dengan pembatasan izin
jawab di area tersebut masuk.
dan untuk berikutnya
mencegah terjadinya Kepmenaker No. KEP.187/MEN/1999
efek negatif seperti Tentang Pengendalian Bahan Kimia
paparan bahan kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
Pasal 2:
Pengusaha atau pengurus yang
22
menggunakan, menyimpan, memakai,
memproduksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
7 Wawancara Area TPS Proses Pengelolaan Proses Pengelolaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
dengan Bapak M Limbah B3 limbah B3 dengan limbah B3 dengan Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Nurul Huda treatment water pump treatment water pump Penyelenggaraan Perlindungan dan
(Electrical Depot sebelum dilakukan sebelum dilakukan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Facilities Staff - pembuangan ke pembuangan ke Pasal 276:
PT LRT danau untuk danau untuk (1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah
memastikan limbah memastikan limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3
tersebut sudah aman tersebut sudah aman yang dihasilkannya.
terhadap lingkungan terhadap lingkungan
23
3.2 Analisa Hasil Observasi Negatif
Tabel 3.2 Analisa Hasil Observasi Negatif
LOKASI DESKRIPSI POTENSI SARAN
NO DOKUMENTASI DASAR HUKUM
TEMUAN TEMUAN BAHAYA PERBAIKAN
Bidang Kesehatan
1 Dari hasil Area kerja Fasilitas Keterbatas Sebaiknya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
wawancara PT LRT Kesehatan pelayanan diperbesar Transmigrasi No: PER.03/MEN/1982 tentang
dengan Bapak yang kesehatan pelayanan Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Isach Nanda tersedia yang kesehatan lebih Pasal 3:
Kusuma - Unit masih Pos diberikan/ optimal menjadi (1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
Safety (PT LRT Kesehatan pelayanan poliklinik Pelayanan Kesehatan Kerja.
Jakarta) belum Klinik tidak mengingat jumlah
Kesehatan maksimal tenaga kerja Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
dan belum kurang lebih 1000 Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
beroperasion orang. Kep.22/DJPPK/V/2008 Tentang Petunjuk
al selama 24 Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
jam Kerja Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan
IV. Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
A. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
24
dilaksanakan sendiri oleh perusahaan :
1. Dilaksankaan bagi perusahaan dengan :
a. Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih
b. Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000
orang tetapi memiliki resiko tinggi (penentu
tingkat resiko suatu perusahaan/tempat kerja
mengacu pada standar atau peraturan
perundangan yang berlaku).
2 Dari hasil Area kerja Terdapat 2 Keterbatasan Pelayanan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
wawancara PT LRT dokter yang pelayanan kesehatan agar Transmigrasi No: PER.03/MEN/1982 tentang
dengan Bapak standby dan kesehatan lebih Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Isach Nanda 15 tim medis. yang diberikan/ dimaksimalkan Pasal 3:
Kusuma - Unit pelayanan mengingat jumlah (1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
Safety (PT LRT tidak maksimal tenaga kerja saat Pelayanan Kesehatan Kerja.
Jakarta) ini lebih 1000
orang. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
Kep.22/DJPPK/V/2008 Tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja Direktur Jenderal Pembinaan
25
Pengawasan Ketenagakerjaan
IV. Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
A.Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
dilaksanakan sendiri oleh perusahaan :
2. Dilaksankaan bagi perusahaan dengan :
a. Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih
b. Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000
orang tetapi memiliki resiko tinggi (penentu
tingkat resiko suatu perusahaan/tempat kerja
mengacu pada standar atau peraturan
perundangan yang berlaku).
3 Dari hasil Area kerja Belum Perusahaan Ada proses Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
wawancara PT LRT dilakukannya tidak mampu monitoring dan 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dengan Bapak monitoring mengendalikan kontrol dari segi Pasal 35:
Isach Nanda terhadap dan mengelola higienitas dan (1) Pemberi kerja yang memerlukan tenaga
Kusuma - Unit higienitas gizi dan kontrol pestisida kerja dapat merekrut sendiri tenaga kerja
Safety (PT LRT tempat hygiene serta fumigasi yang dibutuhkan atau melalui pelaksana
Jakarta) makan yang pekerja untuk area makan penempatan tenaga kerja.
disediakan yang dimaksud (3) Pemberi kerja sebagaimana dimaksud
26
untuk pekerja dalam ayat (1) dalam mempekerjakan
tenaga kerja wajib memberi kan
perlindungan yang mencakup
kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan baik mental maupun fisik tenaga
kerja.
27
Bidang Lingkungan Kerja
4 Wawancara Area kerja Kebisingan Potensi Menyiapkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
dengan Bapak M PT LRT yang bahaya dari mitigasi risiko Keselamatan Kerja Bab III Syarat-Syarat
Nurul Huda mungkin kebisingin kebisingan antara Keselamatan Kerja
(Electrical Depot ditimbulkan yang lain: Pasal 3 ayat 1
Facilities Staff - oleh mesin ditimbulkan 1. Eliminasi; (h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya
PT LRT) blower, blower yang 2. Mengganti penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis
belum dapat blower dengan peracunan, infeksi dan penularan;
memiliki mengganggu jenis blower
mitigasi kesehatan yang memiliki Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
yang tepat, pendengaran bunyi mesin Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
dan hanya pekerjanya lebih halus; Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
dimatikan 3. Membuat alat Kerja beserta Lampiran
saja peredam Pasal 2:
mesinnya seperti cover Pengusaha dan/atau Pengurus wajib
untuk saat mesin atau hal melaksanakan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja.
ini lainnya yang
dimungkinkan; Pasal 3:
4. Membuat Syarat-Syarat K3 Lingkungan Kerja sebagaimana
dokumentasi dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
atau signage a. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor
28
mengenai Kimia agar berada di bawah NAB;
bahaya; b. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor
5. Menyiapkan Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja
dan agar memenuhi standar;
memastikan c. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan
pekerja di area sarana Higiene di Tempat Kerja yang
tersebut bersih dan sehat; dan
menggunakan d. Penyediaan personil K3 yang memiliki
APD yang kompetensi dan kewenangan K3 di
sesuai seperti bidang Lingkungan Kerja.
ear muf atau Pasal 4:
ear plug. Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 bertujuan
untuk mewujudkan Lingkungan Kerja yang aman,
sehat, dan nyaman dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Pasal 5:
(1) Pelaksanaan syarat-syarat K3
Lingkungan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan
29
melalui kegiatan:
a. Pengukuran dan Pengendalian
Lingkungan Kerja; dan
b. Penerapan Higiene dan Sanitasi.
(2) Pengukuran dan Pengendalian
Lingkungan Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi
faktor:
a. Fisika;
b. Kimia;
c. Biologi;
d. Ergonomi; dan
e. Psikologi
Pasal 8:
(1) Pengukuran dan pengendalian Faktor
Fisika sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf a meliputi:
a. Iklim Kerja;
b. Kebisingan;
c. Getaran;
30
d. Gelombang radio atau gelombang
mikro;
e. Sinar Ultra Ungu (Ultra Violet);
f. Medan Magnet Statis;
g. Tekanan Udara; dan
h. Pencahayaan.
Pasal 10:
(1) Pengukuran dan Pengendalian
Kebisingan yang dimaksud dalam Pasal
8 ayat (1) huruf b harus dilakukan pada
Tempat Kerja yang memiliki sumber
bahaya Kebisingan dari operasi
peralatan kerja.
5 Observasi video Area kerja Tempat Mengurangi Menyediakan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
PKL di PT. LRT PT LRT sampah risiko sampah tempat sampah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
belum terkontaminasi sesuai dengan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diklasifikasi LB3 yang jenisnya Lingkungan Kerja
kan menjadi dapat Pasal 33:
3 jenis menimbulkan (1) Fasilitas Kesehatan sebagaimana
sampah bahaya reaksi dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b
(Organik, limbah B3 harus disediakan di setiap Tempat Kerja;
31
Anorganik (2) Fasilitas Kebersihan sebagaimana
dan B3) dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
meliputi:
a. Toilet dan kelengkapannya;
b. Loker dan ruang ganti pakaian;
c. Tempat sampah; dan
d. Peralatan kebersihan.
Pasal 37:
(1) Tempat sampah dan peralatan Kebersihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3)
huruf c harus disediakan pada setiap Tempat
kerja.
(2) Tempat sampah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit harus:
a. Terpisah dan diberikan label untuk sampah
organik, non organik dan bahan berbahaya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Dilengkapi dengan penutup dan terbuat dari
bahan kedap air; dan
c. Tidak menjadi sarang lalat atau Binatang
32
serangga lainnya.
33
7 Observasi video Area kerja Saat Berpoten Penggunaan APD Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
PKL di PT. LRT PT LRT memasuki si personil yang sesuai saat Transmigrasi No: PER.08/MEN/2010 tentang
area gudang akan memasuki area Alat Pelindung Diri
limbah B3, terpapar gudang limbah B3 Pasal 5:
petugas hanya oleh LB3 Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan
menggunakan tersebut secara tertulis dan memasang rambu-rambu
APD seperti mengenai kewajiban penggunaaan APD ditempat
biasa kerja
Pasal 6:
(1) Pekerja/Buruh dan orang lain yang memasuki
tempat kerja wajib memakai atau menggunakan
APD sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
(2) Pekerja/Buruh berhak menyatakan keberatan
untuk melakukan pekerjaan apabila APD yang
disediakan tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan
Pasal 7:
(1) Pengusaha atau Pengurus wajib
melaksanakan manajemen APD ditempat kerja
34
(2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis
bahaya dan kebutuhan/kenyamanan
pekerja/buruh
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kondisi lingkungan kerja yang terdapat pada PT. LRT
Jakarta (video virtual) dan hasil wawancara beberapa penanggung jawab terkait K3,
mengenai pengawasan norma K3 Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja dan Bahan
Berbahaya Beracun, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Pengendalian K3 bidang Kesehatan Kerja sudah diterapkan dengan baik oleh
PT. LRT Jakarta ditandai dengan adanya fasilitas kesehatan yang memadai
dan terawat dengan baik sehingga menjadi sarana dan prasarana bagi pekerja
untuk dapat bekerja nyaman dan meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
b. Pengendalian K3 bidang Bahan Beracun dan Berbahaya telah diterapkan
dengan baik. Tempat Penyimpanan B3 sementara juga ditempatkan terpisah
dari tempat aktivitas pekerjaan rutin (Depo).
c. Pengendalian K3 aspek Lingkungan Kerja telah dilakukan dengan baik dan
memikirkan masa depan dengan melakukan pengukuran lingkungan kerja yang
dilakukan secara periodik 1 tahun sekali, dimana periode ini untuk dibutuhkan
untuk mengimbangi pengembangan unit usaha yang masih sedang
berlangsung.
4.2 Saran
Sesuai dengan hasil pengamatan dan tanya jawab secara virtual dengan
penanggung jawab K3 PT LRT Jakarta, dapat kami sampaikan saran sebagai
berikut:
a. Sebaiknya diperbesar pelayanan kesehatan lebih optimal menjadi poliklinik
mengingat jumlah tenaga kerja saat ini lebih 1000 orang.
b. Pelayanan kesehatan agar lebih dimaksimalkan mengingat jumlah tenaga
kerja saat ini lebih 1000 orang.
c. Ada proses monitoring dan kontrol dari segi higienitas dan kontrol pestisida
serta fumigasi untuk area makan yang dimaksud.
d. Menyiapkan mitigasi risiko kebisingan antara lain:
1. Mengganti blower dengan jenis blower yang memiliki bunyi mesin lebih
halus;
36
2. Membuat alat peredam seperti cover mesin atau hal lainnya yang
dimungkinkan;
3. Membuat dokumentasi atau signage mengenai bahaya
4. Menyiapkan dan memastikan pekerja di area tersebut menggunakan APD
yang sesuai seperti ear muff atau ear plug.
e. Menyediakan tempat sampah yang terbagi sesuai dengan jenisnya.
f. Pemasangan papan informasi (rambu) TPS Limbah B3
g. Penggunaan APD yang sesuai saat memasuki area gudang B3
37
REFERENSI
38