Anda di halaman 1dari 37

lOMoARcPSD|26997620

Makalah K3 Kelistrikan

Mesin Konversi Energi (Universitas Negeri Malang)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Elizabeth sinaga (sinaga.eliza11@gmail.com)
MAKALAH
KELISTRIKAN PADA K3

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Djoko Kustono M.Pd.

Nama Kelompok :

1. Muh. Rama Khairu Syifa’ : (220511604790)


2. Muh. Raul Fathan Lubis : (220511604100)

FAKULTAS TEKNIK

Downloaded by Elizabeth sinaga


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS
NEGERI MALANG 2022

ii

Downloaded by Elizabeth sinaga


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil Alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kelistrikan pada K3” dapat
kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi temen teman yang ingin mengetahui tentang Kelistrikan pada K3. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen mata kuliah K3 kami,
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tidak ada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena
itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Downloaded by Elizabeth sinaga


Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.........................................................................................1
2. Rumusan Masalah....................................................................................1
3. Tujuan......................................................................................................1
BAB II

1. Pengertian Dasar Kelistrikan...................................................................2


2. Tujuan Kelistrikan pada K3.....................................................................3
3. Prinsip Kelistrikan K3...........................................................................23
4. Rencana dan Pelaksanaan K3 Kelistrikan..............................................25
5. Sistem Keamanan Kelistrikan................................................................26
6. Alat Alat Komponen K3 Kelistrikan.....................................................26
7. Sistem Proteksi Bahaya Kelistrikan.......................................................26

BAB III
1. Aspek Medis/ Kesehatan K3 Kelistrikan...............................................27
2. Paparan Kelistrikan K3..........................................................................86
3. Pertahanan dan Penangkal Petir.............................................................86
4. LOTO (Lock Out dan Tag Out) Pada Kelistrikan..................................86

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan K3 Kelistrikan....................................................................27
2. Daftar Pustaka........................................................................................27

ii

Downloaded by Elizabeth sinaga


iii

Downloaded by Elizabeth sinaga


BAB 1
PENDAHULIAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan K3 listrik di lingkungan kerja, seperti pembangkit listrik sangat penting dilakukan,
terutama untuk mengurangi risiko kecelakaan pekerjaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) sudah jamak diterapkan oleh berbagai instansi atau perusahaan. K3 pastinya penting dan
wajib dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab melindungi pekerja
dari berbagai macam risiko pekerjaan yang terjadi. Menurut OSHA (Occupational Safety and
Health Administration), yang merupakan bagian dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat,
K3 memiliki tujuan untuk mewujudkan sistem dan lingkungan kerja yang aman, serta menjamin
agar terciptanya kesejahteraan pekerja dan lingkungannya dalam pelaksanaan kegiatan kerjanya.
K3 juga telah diatur di undang-undang dan peraturan menteri tenaga kerja. Jadi, bagi perusahaan
yang tidak menerapkan K3 dengan semestinya atau tidak secara maksimal dalam menjalankannya
bisa dikenakan sanksi tegas oleh negara. Ada beberapa hal di dalam K3 yang harus benar-benar
dipahami, yaitu peraturan-peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja, diterapkan sebagai
pelindung tenaga kerja, dan pertanggungjawaban atas risiko dan penyakit akibat kerja.
Implementasi K3 bisa dilakukan oleh instansi atau perusahaan dari segala bidang, tidak terkecuali
pembangkit listrik. Seperti yang telah disebutkan di atas, penerapan K3 listrik memiliki tujuan
untuk menjaga pekerja dan lingkungan pekerjaannya agar terhindar dari berbagai kejadian yang
tidak menyenangkan, seperti misalnya kecelakaan kerja yang bisa berakibat fatal atau
pencemaran lingkungan yang berdampak pada kehidupan manusia. Dalam bidang kelistrikan, ada
beberapa hal serius yang sangat perlu diperhatikan, seperti misalnya : kebakaran yang terjadi
akibat arus listrik, sengatan listrik, kecelakaan yang terjadi akibat terpapar arus listrik atau api
akibat kebakaran, dan ledakan yang kemungkinan terjadi akibat penggunaan alat-alat kelistrikan
yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Sesuai dengan tujuan K3 pada umumnya, K3
listrik dimaksudkan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta orang-orang
lain yang terlibat di lingkungan kerja yang berpotensi terkena dampak bahaya kelistrikan. K3
kelistrikan bertujuan pula untuk membuat instalasi kelistrikan yang aman untuk dapat
memberikan keselamatan pada bangunan dan isi di dalamnya. Kemudian, K3 listrik juga
mendukung agar terbentuknya lingkungan dan tempat kerja yang sehat serta selamat agar dapat
meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, penerapan K3 listrik sangat penting dilakukan
sebagai salah satu langkah dalam menanggulangi kecelakaan kerja. Ada dua cara yang bisa
dilakukan untuk mengurangi jumlah kecelakaan kerja yang terkait dengan kelistrikan, yaitu :
Dalam rangka mengurangi kecelakaan pada tempat kerja, harus dilakukan penilaian terhadap
tingkat risiko yang dihadapi. Evaluasi risiko wajib dilakukan untuk bisa memahami risiko-risiko
apa yang mungkin bisa muncul di lokasi kerja. Evaluasi memang penting dilakukan agar
diketahui secara pasti risiko-risiko apa saja yang mungkin bisa terjadi di lingkungan tempat kerja.
Dengan evaluasi yang baik, penanganan dan perawatan kelistrikan bisa dilakukan secara tepat
dan terarah. Namun, perlu diketahui juga jika risiko bisa saja berbeda tergantung dengan tempat
pekerjaan. Setelah melakukan evaluasi terhadap risiko kelistrikan yang bisa terjadi, maka
4
Downloaded by Elizabeth sinaga
selanjutnya adalah usaha dalam meminimalisasi tingkat risikonya. Usaha-usaha dalam hal
meminimalisasi kecelakaan kerja dalam bidang kelistrikan bisa diperoleh dalam pelatihan K3
kelistrikan. Salah satu lembaga penyedia pelatihan K3 kelistrikan adalah Mutu institute yang
berkomitmen untuk melatih para pekerja agar dapat bekerja secara aman. Sistem Keamanan
Pembangkit Listrik Penerapan K3 listrik dilakukan di setiap perusahaan, apalagi yang sangat
bersinggungan dengan bidang kelistrikan, seperti pembangkit listrik. Pengaplikasian K3 listrik
secara serius penting dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kerja bagi
seluruh tenaga kerja yang bertugas. Masing-masing pembangkit listrik telah memiliki sistem
keamanannya sendiri, biasanya disebut sebagai SMK3 atau Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. SMK3 ini telah diatur di dalam PP No. 50 tahun 2012. Penerapannya meliputi
penetapan kebijakan K3 yang dilaksanakan oleh perusahaan pembangkit listrik dan juga
pengusaha yang mencakup tinjauan awal keadaan K3, pengawasan dan perhatian kepada tingkat
kinerja manajemen K3 secara berkala, dan mempertimbangkan masukan dari masing-masing
pekerja, mulai dari buruh hingga serikat pekerja. Perencanaan

Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Dasar Kelistrikan pada K3?


2. Apa bentuk Tujuan, Prinsip, Rencana dan Pelaksanaan K3 Kelistrikan?
3. Apa saja Alat Komponen K3 Kelistrikan dan Sistem Proteksi Bahaya Kelistrikan?
4. Apa Aspek Medis/ Kesehatan yang disebabkan oleh Paparan Kelistrikan?
5. Apa saja Pertahanan dan Penangkal Petir ?
6. Apa yang dimaksud LOTO (Log out dan Tag out) Pada Kelistrikan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dasar Kelistrikan pada K3


2. Mengetahui bentuk Tujuan, Prinsip, Rencana dan Pelaksanaan K3 Kelistrikan
3. Mengetahui Alat Komponen K3 Kelistrikan dan Sistem Proteksi Bahaya Kelistrikan
4. Mengetahui Aspek Medis/ Kesehatan yang disebabkan oleh Paparan Kelistrikan
5. Mengetahui Pertahanan dan Penangkal Petir
6. Mengetahui LOTO (Log out dan Tag out) Pada K3 Kelistrikan
7. Mengetahui Kesimpulan pada K3 Kelistrikan

BAB II

Downloaded by Elizabeth sinaga


PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dasar Kelistrikan Pada K3

Listrik telah menjadi unsur penting dalam seluruh lini kehidupan karena memberikan banyak
manfaat dan kemudahan. Mulai dari kebutuhan pekerjaan sehari-hari atau pun untuk menunjang
operasional perusahaan. Namun, beberapa peralatan listrik berpotensi menyebabkan kecelakaan,
seperti kebakaran, ledakan hingga kesetrum yang dapat menimbulkan cedera bahkan korban jiwa.
Sehingga perlu adanya pengelolaan dan pengawasan penggunaan listrik yang aman. Pemerintah
bahkan telah menetapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bidang Listrik atau
K3 Listrik di setiap perusahaan yang diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 12
Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja. Implementasi dari K3 listrik meliputi
perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian
pada pembangkit listrik, transmisi listrik, distribusi listrik, dan pemanfaatan listrik yang
beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 volt arus bolak balik atau 120 volt arus searah.
Pengimplementasian K3 listrik di tempat kerja juga harus melibatkan pihak lain, seperti
Pengawas Ketenagakerjaan spesialis K3 Listrik dan PJK3. Perusahaan juga harus melakukan
pemeriksaan secara berkala minimal satu kali setahun K3 Listrik atau Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik adalah mekanisme dan aturan kelistrikan dalam kebijakan K3
perusahaan. Alasan dibalik diberlakukannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ini tidak
lepas dari perkembangan zaman dengan luasnya jangkauan dan besarnya daya pembangkit listrik
yang melampaui kesiapan masyarakat yang pengetahuannya masih terbatas mengenai seluk beluk
kelistrikan. Ditambah tak jarang kini kita menemukan bahwa setiap perusahaan memiliki banyak
peralatan listrik dan mesin yang berpotensi besar menyebabkan terjadinya kebakaran. Sehingga
jika pengadaan pemberlakukan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ini tiadakan akan
membahayakan para pekerja dan menimbulkan banyak kerugian yang dialami perusahaan atau
bahkan masyarakat umum.

6
Downloaded by Elizabeth sinaga
2.2 Tujuan K3 Kelistrikan

Secara umum K3 Bidang Listrik bertujuan untuk menjamin pengelolaan instalasi listrik sesuai
dengan tujuan penggunaannya dan standar keselamatan agar tidak menimbulkan bahaya dan
kecelakaan kerja. Berikut tujuan K3

 Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada di dalam
lingkungan kerja dari potensi bahaya listrik
 Menciptakan instalasi listrik yang aman sesuai dengan standar keselamatan
 Mendorong produktivitas
 Mencegah potensi bahaya atau kecelakaan kerja yang disebabkan oleh listrik.
 Melindungi Keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada di
dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik yang timbul.
 Membangun lingkungan kerja kondusif tanpa bahaya listrik yang mengintai setiap orang
di lingkungan kerja tersebut
 Menciptakan instalasi listrik yang aman, dan handal serta memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya
 Mendorong produktivitas tenaga kerja dengan menciptakan tempat kerja yang sehat dan
selamat

2.4 Prinsip Kelistrikan pada K3

Sebuah lingkungan kerja yang aman tidak selalu cukup untuk mengontrol semua bahaya listrik
potensial. Anda harus sangat berhati-hati dan bekerja dengan aman. Prinsip kerja aman akan
membantu Anda mengendalikan Anda dan orang lain atas risiko cedera atau kematian dari bahaya
di tempat kerja.
Jika Anda bekerja pada sirkuit listrik atau dengan alat-alat kelistrikan, Anda perlu menggunakan
mengikuti Prinsip Kerja Aman:

Prinsip no. 1
Hindari kontak dengan sirkuit listrik berenergi. Mungkin anda berpikir ini adalah hal yang lumrah
dan siapapun mengetahui itu. Tapi ingat bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi – Anda mungkin
tidak akan memiliki kesempatan kedua.

Prinsip no. 2
Perlakukan semua perangkat listrik seolah-olah dalam keadaan menyala. Karena anda tidak akan
pernah tahu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Prinsip no. 3
Matikan sumber listrik sebelum memperbaiki peralatan listrik. Anda harus memastikan hal
tersebut.

Downloaded by Elizabeth sinaga


Prinsip no.
Gunakan hanya alat dan peralatan dengan non-konsuktor ketika menangani perangkat listrik.

Prinsip no. 5
Jangan gunakan pensil logam, cincin atau watchbands logam ketika bekerja dengan peralatan
listrik. Prinsip ini sangat mudah terlupakan. Anda haru selalu waspada.

Prinsip no. 6
Bila diperlukan untuk menangani peralatan yang terpasang, pastikan tangan yang kering dan, bila
mungkin, memakai sarung tangan nonconductive, pakaian pelindung dan sepatu dengan sol
terisolasi.

Prinsip no. 7
Jika aman untuk melakukannya, bekerja dengan hanya satu tangan, menjaga sisi lain di sisi Anda
dari semua bahan konduktif. Tindakan pencegahan ini mengurangi kemungkinan kecelakaan yang
mengakibatkan arus yang melalui rongga dada.

Prinsip no. 8
Minimalisir penggunaan peralatan listrik di ruangan yang dingin atau daerah lain dimana banyak
terdapat bahan konduktor listrik.

Prinsip no. 9
Jika air atau bahan kimia yang tumpah ke peralatan, matikan listrik pada saklar atau sirkuit utama
pemutus dan cabut peralatan.

Prinsip no. 10
Jika ada kasus seseorang terkena arus listrik / tersetrum, jangan sentuh peralatan, kabel atau
orang. Lepaskan / matikan sumber listrik dan Anda harus sangat tenang agar tidak
membuat situasi lebih buruk.

Prinsip no. 11
Jangan mengandalkan landasan untuk menutupi sirkuit yang rusak atau mencoba untuk
memperbaiki kesalahan dengan memasukkan sekering lain atau pemutus, terutama salah satu dari
kapasitas yang lebih besar.

Prinsip no. 12
Keringkan kapasitor sebelum bekerja di dekat mereka dan menjaga hubungan pendek pada
terminal selama bekerja untuk mencegah sengatan listrik.

Prinsip no. 13
Jangan pernah menyentuh peralatan atau kontrol listrik perangkat orang lain kecuali
diperintahkan untuk melakukannya.

8
Downloaded by Elizabeth sinaga
Prinsip no. 14
Tutupi semua kontak listrik dan konduktor untuk menghindari ketidaksengajaan pekerja ketika
bersentuhan dengan kontak listrik & konsuktor.

Prinsip no. 15
Jangan pernah pernah menangani peralatan listrik ketika tangan, kaki, atau badan dalam kondisi
basah atau berkeringat, atau ketika berdiri di lantai basah.

Prinsip no. 16
Bila diperlukan untuk menyentuh peralatan listrik (misalnya, ketika memeriksa motor terlalu
panas), menggunakan punggung tangan. Jadi, jika syok tidak disengaja yang menyebabkan
kontraksi otot, Anda tidak akan dalam kondisi “beku” ketika tersengat listrik.

Prinsip no. 17
Jangan menyimpan cairan mudah terbakar di dekat peralatan listrik.

Prinsip no. 18
Jangan memakai pakaian longgar ketika berada dekat dengan peralatan listrik.

Selain 18 Tips Prinsip Kerja Aman di atas, salah satu cara antisipasi bahaya Listrik adalah dengan
memberikan pelatihan / training Ahli K3 listrik kepada pekerja yang bersangkutan untuk
meningkatkan kompetensi mereka. Silakan klik link berikut untuk mengetahui Training Ahli K3
Listrik terdekat di Jakarta dan Surabaya

2.5 Rencana dan Pelaksanaan K3 Kelistrikan

1) Pelaksanaan K3 listrik merupakan pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi:


a. perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, pemeliharaan;
b. pemeriksaan dan pengujian

(2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada kegiatan:
a. pembangkitan listrik;
b. transmisi listrik;
c. distribusi listrik; dan
d. pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt arus bolak balik atau 120
(seratus dua puluh) volt arus searah.

Downloaded by Elizabeth sinaga


Perencanaan, Pemasangan, Penggunaan, Perubahan dan Pemeliharaan

(1) Kegiatan perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan yang


dilaksanakan pada kegiatan pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik
wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
instalasi, perlengkapan, dan peralatan listrik.
(3) Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Standar Nasional Indonesia;
b. Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara lain yang ditentukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik.

2.6 Sistem Keamanan Kelistrikan pada K3


Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan-peralatan yang
terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, bus bar, transformator, saluran udara
tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal
operasi sistem tenaga listrik tersebut

Jenis Pengaman Listrik yang Wajib Dikenali

1. Miniature Circuit Breaker (MCB)

sumber: iskra.eu
Jenis pengaman listrik pertama yang umumnya ada di rumah adalah atau MCB. MCB merupakan
alat pengaman arus listrik dan beban lebih atau overloaded dan short circuit atau korsleting. Ada
dua komponen penting yang ada dalam MCB, yakni Thermis dan Relay. Thermis berfungsi untuk
menjaga listrik mengalami overloaded dan Relay merupakan pengaman dari korsleting listrik.
2. Sekring

Jenis pengaman listrik berikutnya merupakan sekring yang biasa digunakan di rumah-rumah
Indonesia. Sekring digunakan sebagai pengaman instalasi listrik yang ada di rumah-rumah.
Umumnya, rangkaian sekring terbuat dari Panel Hubungan Bagi yang dibuat dengan bentuk seri.
10
Downloaded by Elizabeth sinaga
Meski dulu sering digunakan, kini sekring sudah berkurang peminatnya karena dianggap tidak
efektif menjaga listrik rumah.

3. Molded Case Circuit Breaker (MCCB)

sumber: siemens.com
Molded Case Circuit Breaker atau MCCB memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan
Miniature Circuit Breaker. Fungsi MCCB adalah untuk menjaga listrik mengalami beban berlebih
dan arus pendek yang membahayakan.

Namun, terdapat perbedaan antara kedua pengaman ini. Perbedaannya MCCB dan MCB
merupakan besaran batas beban yang diinginkan berbeda antara keduanya.

4. Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)

Jenis pengaman listrik berikutnya merupakan Earth Leakage Circuit Breaker atau ELCB. ELCB
adalah alat pengaman yang bisa digunakan untuk mencegah adanya kebocoran arus listrik atau
tegangan listrik dalam instansi listrik. Pengaman yang satu ini sangat penting dan berfungi
menjaga kamu celaka ketika terkena arus listrik atau tegangan yang bocor.

5. Oil Circuit Breaker (OCB)

sumber: instumentationstools.com

Oil Circuit Breaker atau OCB merupakan alat pengaman sebuah rangkaian listrik yang bisa kamu
gunakan. Alat ini bekerja menggunakan bahan bakar minyak untuk memadamkan percikan api

Downloaded by Elizabeth sinaga


dari listrik. Jika terjadi percikan api pada minyak, maka minyak akan berubah menjadi uap dan
memadamkan api tersebut. Api yang dikelilingi oleh uap minyak pun kemudian akan padam
dengan sendirinya.

6. Air Circuit Breaker (ACB)

Jenis pengaman berikutnya merupakan Air Circuit Breaker atau ACB. Alat ini mampu mencegah
listrik mengalami tegangan rendah atau tinggi. Selain itu, alat ini juga mampu meredam busur api
dari short circuit atau korsleting dengan memadamkannya menggunakan tekanan udara.

7. Vacuum Circuit Breaker (VCB)

sumber: abb.com
Vacuum Circuit Breaker merupakan pengaman yang berfungsi untuk mengamankan percikan api
yang terjadi karena korsleting. Perbedaan VCB dengan pengaman lainnya adalah VCB memiliki
ruang hampa udara. Ruang hampa udara ini dapat mengamankan percikan api dan mengisolir
percikan api agar tidak menyebar ke tempat lain.

8. Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker (SF6 CB)

SF6 CB biasanya ditemukan di sutet listrik atau area lain yang memiliki tegangan listrik tinggi.
Alat ini mampu memutus rangkaian listrik dan menggunakan gas SF6 untuk memadamkan api.
Gas SF6 adalah gas berat yang memiliki sifat dielektrik. Sifat dielektrik adalah sifat yang mampu
memadamkan api dengan cepat.

9. Thermal Overload Relay

sumber: rs-online.com

12
Downloaded by Elizabeth sinaga
Thermal Overload Relay merupakan alat yang dapat memutus arus listrik yang mengalir ketika
tegangan naik atau turun. Sebelum listrik menyebabkan api, alat ini akan memutus terlebih
dahulu arus listrik yang mengalir.

2.7 Alat Komponen K3 Kelistrikan dan Proteksi Bahaya Kelistrikan

Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko kerjanya masing-masing terlebih lagi pekerjaan outdoor.
Ada berbagai macam pekerjaan outdoor dengan resiko keselamatan masing-masing. Maka dari
itu pekerjaan-pekerjaan yang mengancam keselamatan tersebut harus memiliki alat keselamatan
(safety) yang sesuai dengan pekerjaan itu sendiri. Alat keselamatan menjadi hal pokok yang
harus diperhatikan dan disiapkan sebelum dan saat melakukan pekerjaan. Setiap pekerjaan
memiliki alat keselamatannya masing-masing tidak terkecuali dengan pekerjaan di bidang listrik.
Teknisi listrik atau pekerja listrik harus memiliki dan menggunakan peralatan safety yang dapat
membuatnya aman dari berbagai resiko dan meminimalisir akibat dari kecelakaan kerja yang
terjadi.

Nah berikut ini kami akan membahas mengenai APD (alat pelindung diri) bidang kelistrikan dan
macam macam APD (alat pelindung diri) yang digunakan oleh teknisi listrik / pekerja listrik.

APD (Alat Pelindung Diri)

APD atau singkatan dari alat pelindung diri merupakan peralatan wajib yang harus digunakan
ketika melakukan suatu pekerjaan beresiko. APD berfungsi untuk melindungi diri dari resiko
kecelakaan kerja dan meminimalisir akibat dari kecelakaan kerja yang terjadi.

Beberapa pekerjaan yang memerlukan alat pelindung diri adalah buruh bangunan, teknisi listrik,
pekerja proyek dll. Suatu proyek besar tidak akan berjalan apabila para pekerjanya tidak
menggunakan APD dalam bekerja sebab penggunaan APD menjadi hal penting dalam menunjang
kesehatan dan keselamatan para pekerja.

APD (Alat Pelindung Diri) Teknisi Listrik

Berikut ini merupakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sering digunakan oleh para pekerja di
bidang listrik (teknisi listri).

Downloaded by Elizabeth sinaga


1. Sarung Tangan (Gloves)

Sarung tangan atau gloves yang digunakan teknisi listrik harus berbahan isolator (tidak
menghantarkan arus listrik) seperti bahan karet sehingga dapat menyekat / menghambat listrik
mengalir ke tubuh.

2. Helm Safety (Helmet)

Helm Safety atau helmet sering digunakan teknisi listrik pada pekerjaan instalasi listrik bertingkat
dan juga pada pekerjaan jaringan listrik (JTM, JTR dan transmisi) . Helm safety diharapkan dapat
melindungi kepala para teknisi listrik dari benda yang jatuh.

14
Downloaded by Elizabeth sinaga
3. Pakaian Kerja (Wearpack)

Pakaian kerja atau wearpack untuk teknisi listrik biasanya baju berlengan panjang dan celana
panjang, hal tersebut dapat melindungi tubuh dari benda-benda yang menggangu dan dari
sengatan sinar matahari. Pakaian kerja teknisi listrik biasa dilengkapi dengan reflector sehingga
dapat memantulkan cahaya di malam hari.

4. Sepatu Safety (Safety Shoes)

Sepatu safety atau safety shoes merupakan apd teknisi listrik dengan sol berbahan isolasi tinggi
serta di bagian depannya yang dilengkapi besi pelindung. Sepatu safety akan melindungi kaki
dari benda berat yang jatuh dan juga dapat memberikan tambahan tahanan (resistansi) tubuh
sehingga meminimalisir efek dari sengatan listrik.

Downloaded by Elizabeth sinaga


5. Pelindung Muka (Face Shield)

Pelindung muka atau face shield sebenarnya tidak wajib digunakan bagi teknisi listrik namun
tidak ada salahnya digunakan sebab dapat melindungi muka khususnya mata dari bunga /
percikan api yang timbul akibat kesalahan instalasi.

6. Sabuk Pengaman (Safety Belt)

Sabuk pengaman atau safety belt merupakan alat pelindung diri saat bekerja di ketinggian. Alat
ini wajib bagi teknisi listrik yang bekerja pada jaringan tegangan rendah (JTR), jaringan tegangan
menengah (JTM) dan jaringan transmisi. Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja dari resiko
jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan jaringan. Seperti namanya alat ini
digunakan di pinggang dan tali pengamannya di lingkarkan di tiang sehingga apabila pekerja
jatuh maka alat ini akan mengamankan pekerja dengan cara menggantung.

16
Downloaded by Elizabeth sinaga
7. Body Harness

Body Harness merupakan salah satu APD untuk pekerjaan listrik di ketinggian. Hampir sama
dengan safety belt hanya saja body harness dikenakan di bagian tubuh (pundak-paha) dan ada
beberapa jenisnya yang dapat digunakan untuk meletakkan alat-alat kerja saat melakukan proses
pekerjaan. Alat ini menghubungkan pekerja dengan tali pengaman utama saat pekerja terjatuh.

8. Kotak P3K

Kotak P3K merupakan alat dan bahan yang berisi obat-obatan terhadap luka luar. Alat ini wajib
ada di setiap lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi tak terkecuali di bidang kelistrikan.

Downloaded by Elizabeth sinaga


9. Alat Deteksi Gas (Gas Detector)

Alat Deteksi gas merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas di
suatu tempat. Alat ini berguna bagi teknisi listrik dalam mendeteksi kebocoran gas sehingga para
pekerja tidak sembarangan menyalakan daya listrik di saat adanya kebocoran gas yang bisa saja
menimbulkan kebakaran.

10. Alat Pemadam Kebakaran (Apar)

Alat pemadam kebakaran atau Apar merupakan alat yang wajib ada di setiap lingkungan
pekerjaan. Alat ini menjadi alat bantu yang dapat digunakan untuk memadamkan api ketika
terjadi kebakaran. Alat ini bisa digunakan oleh teknisi listrik ketika terjadi kebakaran akibat dari
percikan api instalasi yang salah.

18
Downloaded by Elizabeth sinaga
PROTEKSI BAHAYA KELISTRIKAN K3

Sesuai dengan hierarki pengendalian, pengaman listrik sendiri disesuaikan dengan tingkat
kebutuhannya. Apabila bahaya listrik bisa dieliminasi maka sebaiknya dieliminasi. Caranya
adalah dengan memindahkan mesin atau alat yang memiliki bahaya listrik ke ruangan atau tempat
yang aman. Apabila bahaya listrik bisa kita substitusi maka sebaiknya kita melakukannya.
Misalnya dengan mengganti kabel yang terkelupas dengan kabel yang baru begitu juga dengan
mesin yang mengalami masalah pada instalasi listriknya sebaiknya kita ganti dengan yang aman.
Apabila tindakan substitusi tidak bisa kita lakukan maka kita bisa melakukan rekayasa
engineering seperti
Isolasi Sistem pengamanan diantaranya dibagi menjadi dua yaitu pengamanan terhadap sentuhan
langsung yaitu dengan menyekat pengaman dan memastikan bahwa isolasi tetap berfungsi
dengan baik. Pastikan juga sudah memasang kabel sesuai dengan peraturan dan standar yang
berlaku.
Kedua dengan menggunakan interlocking, perangkat ini biasanya dipasang pada pintu ruangan
yang di dalamnya ada peralatan yang berbahaya apabila pintu dibuka maka aliran listrik ke
peralatan akan terputus. Untuk pengaman sentuhan tidak langsung bisa berupa pertanahan atau
grounding, pemasangan alat proteksi otomatis,
Untuk langkah selanjutnya adalah dengan APD berupa helm anti listrik, sepatu karet, sarung
tangan

Kecelakaan listrik disebabkan oleh kombinasi tiga faktor, yaitu :

 Peralatan/instalasi yang tidak aman


 Tempat kerja berada di lingkungan yang tidak aman
 Praktik kerja yang tidak aman

Pengendalian yang harus dilakukan antara lain :

 Menutup semua instalasi yang terbuka, seperti pada gambar berikut.

 Mengisolasi bagian aktif/ konduktor


 Memperbaiki penutup instalasi yang rusak, seperti pada gambar berikut ini

Downloaded by Elizabeth sinaga


 Memperbaiki atau mengganti peralatan yang rusak, contoh gambar seperti pada gambar
berikut ini.

 Menghindari lingkungan kerja yang tidak aman


 Mengecek/memeriksa kondisi kawat atau core kabel
 Memeriksa dan melakukan pengukuran grounding
 Menggunakan peralatan atau sistem grounding yang benar
 Menghindari penggunaan yang melebihi kapasitasnya, contoh gambar sebagai berikut ini.

 Memeriksa dan memelihara peralatan listrik dengan baik


 Menggunakan peralatan atau sistem pengaman

Tips aman dari bahaya listrik

 Gunakan sarung tangan dan sepatu khusus untuk bahaya listrik;


 Simpan peralatan listrik yang tidak digunakan di tempat yang kering;

20
Downloaded by Elizabeth sinaga
 Jangan menggunakan peralatan listrik yang basah/lembab;
 Usahakan tempat kerja listrik terang;
 Pastikan tidak mendekati potensi bahaya listrik;
 Jangan membawa alat dengan kabel;
 Jangan mencabut/menyentak untuk melepaskan tusuk kontak;
 Jaga kabel dari panas, minyak, dan benda tajam;
 Lepaskan dari sumber listrik peralatan yang tidak digunakan;
 Ganti setiap peralatan yang rusak;
 Menyediakan sistem ‘tidak menyalahkan’ untuk pelaporan kesalahan dan protokol yang
mencegah peralatan listrik yang rusak dari penggunaan sampai diperbaiki;
 Pastikan bahwa sakelar daya utama untuk mematikan daya listrik mudah dijangkau dan
jelas ditandai, sehingga dapat dengan cepat dimatikan dalam keadaan darurat.

2.8 Aspek Medis dan Kesehatan akibat Paparan

Listrik Bahaya-bahaya dari listrik

Bahaya Listrik | Energi listrik jelas dibutuhkan pada saat ini, tetapi selain memberikan manfaat
juga mempunyai potensi yang dapat membahayakan peralatan dan kita sendiri seperti :

1. Kebakaran

Energi listrik menimbulkan panas, dan apabila panas ini berlebihan mengakibatkan isolasi dari
kabel listrik menjadi rusak yang bahkan akan timbul api yang dapat menjadi kebakaran. Kita tahu
bahwa kilang PT Badak adalah kilang pencairan gas alam yang punya resiko terjadinya
kebocoran gas yang mengarah kepusat-pusat distribusi listrik (MCC) atau terminal-terminal
listrik yang bisa berakibat kebakaran / peledakan yang diakibatkan adanya potensi terjadinya
percikan api .

2. Peledakan

Pusat-pusat distribusi listrik seperti di SWGR & MCC semua breaker / kontaktor sudah dirancang
untuk dapat mengatasi jika terjadinya kelebihan beban ataupun short circuit. Tetapi oleh sesuatu
hal dapat terjadi ledakan pada breaker kontaktor ini yang disebabkan oleh cara pengoperasian
yang salah , misalnya :

Breaker/kontaktor motor di MCC 4160 Volt ini jenisnya tidak boleh di Switch Off pada keadaan
masih ada beban ( Do not open under load).

3. Radiasi

Unit-unit pembangkit listrik (generator) atau distribusi listrik tegangan tinggi sudah pasti ada
radiasi yang diakibatkan oleh arus induksi dari kawat penghantarnya.
21
Downloaded by Elizabeth sinaga
Sampai saat ini efek radiasi listrik terhadap sel-sel penting dalam tubuh manusia masih
diperdebatkan oleh para pakar kelistrikan apakah berbahaya atau tidak.

4. Kematian

Jika seseorang terkena sengatan arus listrik, maka orang itu hanya mampu bertahan sekitar + 3
menit dengan besarnya arus listrik yang mengalir ditubuhnya sebesar 0.40 Ampere, kemudian
tidak dapat ditolong lagi / meninggal .

Potensi bahaya listrik adalah:

 Bahaya kejut listrik


 Panas yang ditimbulkan oleh energi listrik
 Medan listrik

Pekerja dapat mengalami bahaya listrik pada kondisi-kondisi sebagai berikut:

 Pekerja berhubungan/menyentuh kedua konduktor pada rangkaian listrik yang


bertegangan.
 pekerja berada pada bagian antara konduktor yang ditanahkan (grounding) dan konduktor
yang tidak ditanahkan.
 Pekerja berada pada bagian konduktor yang ditanahkan dengan material yang tidak
ditanahkan.

Dampak cedera akibat bahaya arus kejut pada manusia (pekerja) tergantung:

1. besar arus yang mengalir ke tubuh manusia


2. bagian tubuh yang terkena
3. lama/durasi pekerja terkena arus kejut

Besar arus yang mengalir tergantung besar beda potensial dan resistansi. Efek arus kejut pada
manusia dapat mengakibatkan kematian. Arus kejut listrik yang mengenai tubuh akan
menimbulkan:

1. berhentinya fungsi jantung dan terhambatnya pernapasan.


2. Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh terbakar,
khususnya pada titik di mana arus masuk ke tubuh.
3. Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan atau kesulitan bernapas dan gangguan
saraf.
4. Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan cedera lain seperti
akibat jatuh atau terkena/tersandung benda lain.

22
Downloaded by Elizabeth sinaga
2.9 Pertahanan dan Penangkal Petir

Penangkal petir adalah perangkat sederhana berupa batang berbentuk tombak dari bahan logam
yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama perangkat ini, yaitu splitzen atau batang
penangkal, kawat konduktor, dan grounding atau tempat pembumian.
Rangkaian ini adalah jalur bagi arus listrik dari petir untuk diteruskan langsung ke permukaan
bumi. Tak heran jika penangkal petir sering ditemukan pada gedung pencakar langit karena
bangunan bertingkat tinggi relatif dekat jaraknya dengan langit sehingga sangat rentan terhadap
sambaran petir.
1. Fungsi Penangkal Petir

Fungsi utama penangkal petir adalah sebagai media penghantar listrik dari sambaran kilat yang
diteruskan ke media lain seperti tanah. Selain itu, penangkal petir juga dapat meredam efek
sambaran petir yang membahayakan. Penangkal dapat mencegah terjadinya konslet aliran listrik
saat cuaca buruk dan banyak petir.

2. Cara Kerja Penangkal Petir

Fungsi perangkat ini sebenarnya bukan untuk mencegah datangnya petir yang menyambar benda-
benda di bawah awan. Alat ini justru menangkap daya tarik-menarik muatan listrik yang berasal
dari petir tersebut untuk disalurkan ke dalam tanah.
Pada saat terjadinya petir, dengan muatan listrik negatif di bawah awan sudah cukup banyak,
maka muatan listrik positif pada tanah akan segera tertarik ke atas. Muatan listrik naik melalui
23
Downloaded by Elizabeth sinaga
kabel konduktor ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif tersebut berada
cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara keduanya semakin kuat. Muatan positif di
ujung-ujung penangkal tersebut tertarik ke arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan ini menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam
tanah, melalui kabel konduktor, sehingga sambaran petir tidak langsung mengenai bangunan.
Namun, sambaran petir masih dapat terjadi melalui kawat jaringan listrik serta merusak alat-alat
elektronik pada bangunan yang terhubung ke jaringan listrik tersebut. Hal ini juga dapat
menyebabkan kebakaran atau ledakan.
Untuk mencegah kerusakan besar akibat jaringan listrik yang tersambar petir, biasanya di dalam
bangunan juga dilengkapi dengan surge arrester atau alat penstabil arus listrik.
3. Tipe Penangkal Petir

Saat ingin memasang penangkal petir, tentu Anda harus mengetahui tipenya yang sesuai.
Terdapat tiga tipe penangkal petir, yaitu penangkal konvensional dan penangkal elektrostatis.
Berikut penjelasannya.
a. Penangkal Petir Konvensional
Perangkat sederhana yang lazimnya hanya menunggu datangnya petir untuk menyambar ujung
penangkal. Prinsip kerjanya menangkap petir secara pasif. Berbentuk seperti tiang dan
membutuhkan kabel konduktor. Karena bersifat pasif, bangunan dengan area yang luas kerap
menggunakan beberapa penangkal sekaligus pada puncak atapnya. Bisa dipasang dan
diaplikasikan di mana saja. Lebih ideal untuk bangunan dengan area sempit, seperti rumah
tinggal.
b. Penangkal Petir Elektrostatis
Menggunakan sistem E.S.E. (Early Streamer Emission) yang lebih aktif dalam menangkap petir.
Perangkat ini memiliki satu elemen tambahan, yaitu head terminal yang berisi muatan listrik
statis pada bagian ujung finial (splitzen). Head dapat menyimpan ion-ion positif dalam jumlah
besar yang berasal dari dalam bumi. Ibarat magnet, head ini akan menarik ion-ion negatif yang
ada di dalam awan sebelum ion-ion tersebut menghasilkan petir yang dahsyat.
Alat dipasang tinggi untuk melindungi area yang lebih luas dan tidak membutuhkan kabel.
Semakin tinggi head terminal dipasang, maka semakin luas jangkauan area yang dapat dilindungi.
Bisa dipasang dan diaplikasikan di mana saja. Lebih ideal untuk bangunan dengan area luas,
seperti rumah bertingkat, gedung pencakar langit, kawasan industri, dan perkebunan, karena bisa
menjangkau radius lebih dari 50-150 m.
Downloaded by Elizabeth sinaga
24

Downloaded by Elizabeth sinaga


c. Penangkal Petir Radioaktif
Penangkal petir tipe radioaktif ini dilarang berdasarkan kesepakatan internasional terhadap
pemakaian zat radioaktif yang dapat menganggu makhluk hidup dan menimbulkan bencana dari
zat yang digunakan.
Nah, cara kerja penangkal petir ini dengan reaksi netralisasi ion yang menggunakan bahan radio
station aktif. Alat ini menghambat sistem ionisasi dimainkan dengan cara memakai zat radioaktif
selayaknya Radiun 226 dan Amersium 241. Hal ini mampu menetralkan muatan listrik awan.
Jenis ini tidak disarankan penggunaanya.
Bagian-bagian pada Penangkal Listrik

Sebelum memutuskan untuk membeli dan memasang penangkal petir, ada baiknya bagi Anda
untuk mengenal bagian-bagiannya. Anda perlu mengetahuinya agar dapat mengecek kelengkapan
komponen atau bagiannya saat membeli. Berikut bagian-bagian penting penangkal listrik:
1. Air Terminal (Head)

Air terminal atau head berada pada bagian ujung atas. Pada penangkal konvensional, bentuknya
menyerupai ujung tombak Sementara itu, pada penangkal elektrostatis, head cenderung lebih
besar dan lebar berbentuk menyerupai payung. Fungsi air terminal adalah untuk menjadi sasaran
sambaran petir.
2. Konduktor

Konduktor adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan tenaga yang tertangkap air
terminal menuju grounding.
3. Grounding

Grounding adalah bagian penangkal yang berada di dalam tanah. Pembuatan dan
penempatan grounding tidak boleh berada terlalu dekat dengan bangunan rumah.

Downloaded by Elizabeth sinaga


Pemasangan Penangkal Petir Konvensional

Dibanding tipe elektrostatis, penangkal konvensional tergolong mudah dipasang bahkan bisa
dilakukan sendiri. Namun sebelum pemasangan, sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan
penjual alat tersebut serta membaca panduan instalasi yang benar.
Berikut langkah-langkah pemasangannya:

1. Siapkan sistem grounding terlebih dulu, dengan melihat tata letak serta struktur tanah
yang dimiliki. Tanam ground rod hingga mencapai kedalaman air tanah agar petir dapat
tersalur ke dalam tanah.
2. Buat sambungan jalur petir dengan kabel konduktor yang menghubungkan antara
grounding dan Hindari pemasangan kabel berlekuk atau membentuk sudut runcing agar
tidak terjadi loncatan muatan listrik saat terjadi petir.
3. Tentukan posisi splitzen di bagian tertinggi dari bangunan, yaitu atap.
4. Pastikan seluruh jaringan perangkat sudah terpasang dengan benar.

Grounding dan penangkal petir merupakan salah satu bagian dari sistem proteksi yang harus ada
dalam instalasi gedung bertingkat. Pada kasus ini yang terjadi di lingkungan Apartemen Pancoran
Riverside Tower Caniago dimana grounding tidak dapat menyalurkan sambaran petir melalui
instalasi pembumian yang ada sehingga beberapa komponen dan peralatan yang ada terkena
dampak dari kegagalan sistem grounding dan penangkal petir ini. Sehingga penulis melakukan
penelitian untuk mengetahui letak kesalahan pada sistem tersebut.

Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan
peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan
listrik, dan mengamankan komponen – komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus abnormal.
Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Dalam
instalasi gedung selain grounding tentu ada proteksi lain yang sangat penting yang berhubungan
dengan grounding yaitu penangkal petir. Penangkal petir adalah sistem pengaman yang biasa
digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran petir.

26
Downloaded by Elizabeth sinaga
Dampak sambaran petir sangat berbahaya demi keselamatan manusia dan juga pada peralatan –
peralatan elektronik maupun mesin – mesin yang ada pada gedung. Ada beberapa dampak yang
dapat ditimbulkan oleh sambaran petir diantaranya adalah :

1. Sambaran Petir langsung Sambaran petir langsung yaitu ketika sambaran petir tersebut
langsung menyambar bagian jaringan instalasi listrik ataupun alat – alat listrik yang
ada di bumi, seperti kabel – kabel jaringan, transformer, tiang listrik, dan lainnya.
Dampak dari sambaran petir secara langsung ini memiliki bahaya atau resiko yang
sangat besar dan bahkan dapat menyebabkan ledakan, kebakaran dan kerusakan yang
fatal terhadap jaringan listrik yang ada di bumi.

2. Sambaran petir tidak langsung Sambaran petir tidak langsung yaitu, saat sambaran
petir yang mengarah ke bumi, namun tidak secara langsung mengenai bagian dari
jaringan atau instalasi listrik yang ada di bumi. Namun induksi dari energi listrik yang
dimiliki petir tersebut sempat menembus atau di terima oleh jaringan kabel listrik atau
peralatan listrik di bumi.

Pengujian Tahanan Grounding dan Penagkal Petir

1. Uji resistensi atau tahanan grounding Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bagus
atau tidaknya sistem tersebut. Alat yang digunakan dalam pengukuran tanahan
grounding yaitu earth resistance tester.

2. Uji fisik atau visual dari kabel instalasi penangkal petir Pengujian visual ini dilakukan
biasanya dilakukan pada saat dilakukan pengecekan berkala atau pemeriksaan tahunan.
Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dari komponen grounding dan penangkal
petir masih dalam kondisi yang baik dan layak untuk bekerja.

Downloaded by Elizabeth sinaga


2.10 Lock Out dan Tag Out pada K3 Kelistrikan

LOTO ( Lock Out Tag Out adalah alat yang digunakan untuk mengisolasi energi berbahaya dan
mengendalikan mesin atau peralatan. Isolasi energi ini akan melindungi pekerja dari
kemungkinan terjadinya pelepasan energi berbahaya dari mesin, instalasi listrik, atau peralatan
lain yang sedang diperbaiki dan dalam perawatan. Lockout adalah kegiatan mengisolasi atau
mengunci sumber energi berbahaya menggunakan peralatan khusus untuk penguncian.
Peran lockout sangatlah penting untuk memastikan keselamatan pekerja sebelum melakukan
perbaikan atau perawatan. Sedangkan Tagout adalah pelabelan yang digunakan sebagai
peringatan bahaya dan menunjukkan bahwa tidak ada yang boleh mengoperasikan sakelar atau
peralatan di mana tag itu terpasang. Setiap mesin atau peralatan produksi memerlukan perbaikan
dan perawatan rutin. Namun, tidak dapat dihindari jika pada saat proses pemasangan, perbaikan,
dan perawatan tersebut dapat membahayakan pekerja. Kecelakaan dan cedera serius bisa saja
terjadi karena mesin atau peralatan tersebut secara tidak sengaja melepaskan energi berbahaya
tentu ini akan memberikan dampak buruk. Ketidaksengajaan mengoperasikan kembali peralatan
yang sedang diperbaiki atau pelepasan energi berbahaya dari mesin secara tiba-tiba menyebabkan
cedera serius bagi pekerja dan bisa merusak peralatan itu sendiri. Di sinilah peran LOTO sangat
penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi peralatan yang sedang diperbaiki
atau dalam perawatan akibat permasalahan tersebut.

Pentingnya LOTO :

o Mencegah terlepasnya energi yang tersimpan secara tiba-tiba.


o Menghindari pengoperasian mesin yang tidak terduga.
o Mencegah terjadinya cidera pada pekerja atau kerusakan pada alat itu sendiri.

Sebaiknya Anda menggunakan LOTO ketika:

1. Pemeliharaan pada mesin atau sekitar mesin sedang dilakukan, di mana hal-hal berbahaya
dapat terjadi akibat mesin hidup secara tidak terduga atau lepasnya energi yang tersimpan.
2. Memperbarui mesin atau peralatan baru.
3. Pengaman atau alat keselamatan lainnya harus dipindahkan.
4.Pekerja meletakkan sebagian atau seluruh tubuhnya dalam mesin atau peralatan di
mana terdapat risiko terjepit oleh mesin yang bergerak.
5. Unit/ alat dikerjakan secara pararel oleh beberapa orang mekanik/ group, dengan obyek kerja
yang berbeda.
6. Unit yang dikerjakan memiliki dimensi besar/ instalasi luas, dimana tehnisi tidak terlihat.
7. Pekerjaan tidak selesai dalam sekali waktu sehingga harus ditunda dan dilanjutkan lain waktu.

28
Downloaded by Elizabeth sinaga
LOTO (Lock Out Tag Out) Tidak berlaku pada :

o Unit yang tidak memiliki energi tersimpan.


o Alat yang berenergi tunggal dan cukup sekali isolasi untuk menon-aktifkannya.
o Service rutin yang tidak membahayakan orang lain.
Prosedur Pemasangan LOTO

1. Lakukan persiapan untuk mematikan mesin atau peralatan dan memutuskan sambungan.
2. Memberitahu dan memperingatkan setiap orang yang berhubungan dengan peralatan atau
terlibat dengan proses mematikan peralatan. Pemberitahuan ini dilakukan oleh petugas yang
berwenang (authorized employee).
3. Peralatan dimatikan secara normal.
4. Mengisolasi peralatan
5. Memasang Lockout serta Tagout
6. Lepaskan atau buang daya yang tersisa bila ada
7. Verifikasi kembali bahwa daya telah dimatikan

Prosedur Pelepasan LOTO

1. Pelepasan LOTO harus dilakukan oleh authorized employeeyang melakukan


pemasangan LOTO.
2. Pastikan peralatan yang diperbaiki atau dalam perawatan telah aman untuk
dioperasikan kembali.
3. Pindahkan peralatan kerja dan pengaman.
4. Periksa semua pekerja yang berhubungan dengan mesin atau peralatan dalam kondisi aman.
5. Lepaskan LOTO orang yang memasangnya.
6. Beritahu seluruhnya pekerja yang terkait dengan peralatan bahwa peralatan akan
dioperasikan kembali
7. Hidupkan daya
8. Peralatan/mesin yang sudah diperbaiki bisa digunakan kembali

Contoh LOTO

Downloaded by Elizabeth sinaga


Downloaded by Elizabeth sinaga
30

Downloaded by Elizabeth sinaga


31

Downloaded by Elizabeth sinaga


DAFTAR PUSTAKA

 https://www.formasitraining.com/pelatihan/kemnaker-ri/training-teknisi-k3-listrik
 http://kiscerti.co.id/artikel/loto-lock-out-tag-out-pada-k3
 https://www.radius.co.id/kegagalan-sistem-grounding-dan-penangkal-petir-pada-
gedung-perkantoran/
 https://mutuinstitute.com/post/pentingnya-penerapan-k3-
listrik/#:~:text=K3%20kelistrikan%20bertujuan%20pula%20untuk,selamat%20agar
%20dapat%20meningkatkan%20produktivitas.
 https://eticon.co.id/mengenal-k3-listrik/
 https://synergysolusi.com/indonesia/berita-terbaru/ruang-lingkup-k3-listrik-di-
perusahaan-apa-saja-ya
 https://temank3.kemnaker.go.id/public/media/files/20200829133457.PDF
 https://indonesiasafetycenter.org/mengenal-dasar-dasar-dan-tujuan-k3-listrik/
 http://dutaselarassolusindo.com/k3-listrik-tujuan-ruang-lingkup/
 https://primatekniksystem.com/artikel/keselamatan-kerja-dalam-kelistrikan
 https://www.scribd.com/presentation/358759643/Sistem-Pengamanan-K3-Listrik
 https://berita.99.co/jenis-pengaman-listrik-rumah/
 http://eprints.polsri.ac.id/1717/3/Bab%20II.pdf
 https://www.hseprime.com/bahaya-listrik-dan-pencegahannya/
 https://pakarpetir.co.id/grounding-system/#:~:text=Grounding%20system%20adalah
%20suatu%20perangkat,bawah%205%20Ohm%20lebih%20baik).
 https://bazitainspeksindo.com/artikel/tujuan-pemasangan-penangkal-petir-pada-
gedung-tinggi
 http://kiscerti.co.id/artikel/loto-lock-out-tag-out-pada-k3
 https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/loto-lockout-tagout-
pengertian-definisi.html
 http://safetra.co.id/electrical-safety-lock-out-take-out/

32

Downloaded by Elizabeth sinaga

Anda mungkin juga menyukai