A. LATAR BELAKANG.
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat
keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik
di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada
barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh
baik
kerja sebagai bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3), diperlukan
pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif bagi ahli K3. Untuk memperluas
Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau
Pada dasarnya keselamatan kerja listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh
dan untuk setiap orang yang menyediakan, melayani dan menggunakan daya
listrik. Latar belakang keselamatan kerja listrik tidak lepas dari tingkat kehidupan
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
C. RUANG LINGKUP
BAB II
POKOK BAHASAN
menimbang, tidak hanya ditunjukan untuk keselamatan tenaga kerja saja,akn tetapi
standar K3 di bidang listrik, termasuk lift dan proteksi sambaran petir adalah berbasis
pada ilmu keteknikan (engineering), karena itu pembahasan modul ini diperlukan
listrik. Termasuk lift dan instalasi penyalur petir, mulai dari tahapan perancangan,
Adapun pola pembinaan dan pengawasan norma K3 listrik ada enam tahapan,
yakni :
− Perencanaan / gambar rencana
− Pembuatan / pemasangan
− Pengunaan
− Pemeriksaan dan pengujian
− Pemeliharaan
− Pemeriksaan dan pengujian berkala
Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan K3 Listrik di tempat kerja di
lakukan oleh
Pengawas ketenagakerjaan
Ahli K3 di perusahaan/tempat kerja membantu pelaksaanaannya ditingkat
perusahaan sesuai penunjukannya
Ahli K3 di perusahaan jasa K3 melakukan kegiatan sesuai dengan bidang
penunjukan jasanya
Pada saat melakukan tugasnya, seorang pengawas ketenagakerjaan / ahli k3 di
perusahaan berwenang untuk melakukan.
- Memeriksa tempat kerja
- Menguji mesin, peralatan, instalasi, bahan , sarana kerja, lingkungan dll
terkait sumber bahaya
- Memberikan pembinaan / saran tindak perbaikan secara lisan
- Memberikan nota pemeriksaan
- Melakukan penegakan hukum dengan mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan
- Memberikan keterangan teknis dan nasehat kepada pengusaha dan
pekerja/buruh mengenai tata cara yang paling efektif dalam melaksanakan
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
- Memberitahukan kepada pihak yang berwenang mengenai terjadinya
penyimpangan atau penyalahgunaan yang secara khusus tidak diatur
dalam peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku
Sejarah PUIL berawal dari sejak jaman belanda bernama AVE 1938 di
1977, selanjutnya direvisi menjadi PUIL 1987 (SNI – 225 – 1987), dan terakhir PUIL
2000 (SNI 04 – 0225 – 2000). Sejak AVE 1938 sudah menjadi bagian dari standar K3
listrik, yang terakhir PUIL 2000 ditetapkan dengan keputusan menteri tenaga kerja
dan Transmigrasi no Kep 75/men/2002. PUIL berdiri sendiri adalah standard yang
dngan pemberi kerja.Oleh karena PUIL telah ditetapkan diberlakukan secara utuh
dengan peraturan dan keputusan menteri, maka semua persyaratan teknis maupun
mengawasi pelaksanaan syarat- syarat K3, baik administrasi ketentuan teknik sesuai
ketentuan peraturan dan standar yang berlaku. Yang bertujuan untuk menjamin
kehandalan dan keamanan operasi instalasi dan peralatan listrik, termasuk sistim
proteksi bahaya petir adalah merupakan bentuk dari sumber bahaya yg perlu di
tujuan, metoda pengawasan masalah k3 listrik perlu dipahami secara baik yaitu :
10. Permenaker No. 02 tahun 1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir
11. Permenaker No. 31 tahun 2015 tentang perubahan Permenaker No. 02 tahun
12. Kepdirjen no. Kep 407 tahun 1999 tentang persyaratan, penunjukan, Hak dan
peraturan umum instalasi listrik (PUIL). Edisi PUIL yang terbaru adalah “PUIL 2000”
Ruang lingkup obyek pengawasan K3 listrik tersilat dalam Bab ll pasal 2 ayat
dikumpulkan, disimpan, di bagi – bagikan ataudisalurkan listrik, gas, minyak atau air
Tegangan Ekstra Tinggi (TET), tegangan Tinggi (TT), Tegangan Menengah TM dan
terkena aliran listrik berbahaya. Menurut ketentuan PUIL 2000 listrik yg bahaya adalah
listrik yang bertegangan lebih dr 25vol di tempat yg lembab atau 50 volt di tempat yg
normal. Ruang lingkup obyek pengawasan sistem proteksi petir sesuai permenaker no
per – 02/men /1989 adalah yang di pasang di setiap tempat kerja, hanya untuk
konvensional dan system elektro statik dan hanya mengatur perlindungan sambaran
langsung
Instalasi listrik yang baru dipasang atau telah mengalami perubahan, harus di
periksa dan di uji dulu sesuai dengan ketentuan PUIL 2000. Pemeriksaan dan
pengujian sistem pembumian instalasi domestik dan non domestik harus mengikuti
Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain mengenai hal berikut:
- Polaritas
- Pembumian
- Resistans isolasi
- Kesinambungan sirkuit
pengaman GPAS – gawai proteksi arus sisa dan GPAL – gawai proteksi
arus lebih )
pemasangan nya
pemasangan nya
Arus listrik antara 15-30mA sudah dapat mengakibatkan cedera karena sudah
tidak mungkin lagi untuk melepaskan pegangan. Pengaruh pengaruh lain dari arus
listrik yang mengalir melalui tubuh manusia ialah:panas yang timbul dalam tubuh, dan
pengaruh elektronika.
- Bahaya kebakaran
- Bahaya panas yang dapat merusak isolasi
salah
- Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai
- Ledakan, percikan api atau pemanasan lokal yang timbul karena salah
buruk kondisinya
berimbang
Tegangan yang dapat dianggap aman juga ada kaitanya dengan tahanan kulit
manusia.kulit yang kering tahanan ini berkisar antara 100-500k ohm. Tetapi kulit yang
basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan sampai serendah1k ohm
pengaruh listrik yang mengalir melalui tusukialah panas yang timbul dalam tubuhdan
pengaruh elektronika.
Tegangan yang dianggap aman juga ada kaitanya dengan tahanan kulit
manusia. Untuk kulit kering tahanan ini berkisar antara 100-500 k ohm. Tetapi kulit
basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan serendah1k ohm.juga luas
penuh dengan tangan pada arus kurang lebih 10mAakan sulit sekali dilepaskannya.
Jaringan instalasi listrik yang harus diaman kan dengan baik sesui ketentuan
- Kerugian
isinya.
Yang di maksud sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif
Bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang
merupakan bagian sikkrit listriknya yang dalam keadan pelayanan normal, umumnya
jangkauan maka lapisan isolasi dalam selubung kabel masuk kedalam kotak
hubung atau dalam hal tanpa kotak lubang ke dalam perlengkapan tersebut.
Lapisan logam pelindung kabel tidak boleh masuk kedalam kotak hubung,
selungkup
Yang di maksud dengan rintangan di sini adalah untuk mencegah sentuh tidak
sengaja dengan bagian aktif tetapi tidak mencegah sentuh sengaja dengan cara
Rintangan dapat d lepas tanpa mengunakan kunci atau perkakas tetap harus
(dua bagiaan dapat di jangkau secara ssimultan jika berjarak tidak lebih dari
sisa, yang daapat memutus sirkit termasuk penghantar netral nya secara otomatis
dalam waktu tertentu.apabila terjadi karena kegagalan isolasi melebihi nilai tertentu,
Penggunaan GPAS dengan arus operasi sisapengenal tidak lebih dari 30mA,di
kenal sebagai proteksi tambahan dari kejut listrik dalam pelayanan normal, dalam
hal ini kegagalan tindakan proteksi lainya atau karena kecerobohan pemakai.
Pengguna gawai demikian bukan lah merupakan satu satunya cara proteksi
dan tidak meniadakan perlunya penerapan salah satu tindakan proteksi yg tidak
ditentukan dalam:
BKT perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian konduktif yang tidak
merupakan bagian dari sirkitlistrik nya yang dalam pelayanan normal tidak
sentuh yang terlalu tinggi (>50 volt) karena kegagalan isolasi tidak dapat terjadi atau
Khususnya pada tempat tempat yang basah atau lembab misalnya dalam
industri pertanian tegangan sentuh yang terlalu tinggiadalah tegangan yang >25 volt
AC.
Proteksi dari sentuh tidak langsung (dalam kondisi gangguan )dapat dengan
cara:
isolasi ekuivalen.
Penjelasan singkat dari masing masing proteksi dari sentuh tidak langsung
Pemutusan suplay secara otomatis dipersyaratkan jika dapat terjadi resiko efek
patofisiologi yang berbahaya dalam tubuh manusia ketika terjadi gangguan, karena
nilai dan durasi tegangan sentuh. Tindakan proteksi ini memerlukan koordinasi jjenis
sirkit atau perlengkapan yang di beri proteksi gawai tersebut dari sentuh tak
langsung
2. Pembumian
ekwivalen.
pada bagian perlengkapan listrik yang dapat terjangkau melalui ganguan isolasi
dasarnya.
Sistem pengamanan listrik bertujuan selain untuk melindungi jaringan listrik dan
peralatan (beban) listrik juga untuk mencegah orang bersentuhan baik langsung
maupun tidak langsung dengan bagian yang beraliran listrik. Tetapi dalam bahasan
kali ini penulis hanya akan membahas tentang sistem pengamanan bahaya
sengatan listrik bagi manusia baik terhadap sentuhan langsung maupun sentuhan
tidak langsung.
Terdapat banyak cara atau metode pengamanan terhadap bahaya sengatan listrik dari
Memastikan bahwa kualitas isolasi pengaman baik dan melakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan dengan baik agar kondisi isolasi tetap berfungsi dengan baik. serta memasang
terdapat peralatan yang berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke
terjadi pada bagian peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang
ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam
dengan tegangan antara saluran fasa (L) dan netral (N) 220 V. Alat tersebut
sebesar 220 V. Tegangan sentuh ini sangat berbahaya bagi manusia. Bila
selungkup yang bertegangan ini tersentuh oleh manusia maka akan ada arus
pada
pentanahan tidak lebih dari 0,1 Ohm. Jika tahanan saluran pentanahan
sebesar 0,1 Ohm, dan arus kesalahan 200 A, maka kondisi tegangan sentuh
Bila tegangan ini tersentuh oleh manusia maka akan mengalir arus ke
manusia)
- Kondisi terjelek
Rk min= 200 Ohm, maka I = 20 / 200 = 0,1 A atau 100 mA
- Kondisi terbaik,
Rk maks = 1000 Kilo Ohm, maka I = 20 / 1.000.000 = 0,00002 A atau 0,02 mA.
peralatan jauh lebih aman. Karena itu pulalah, saluran pentanahan ini juga
- Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan sambungan
pentanahan
akan baik pula dan bisa memberikan jaminan keselamatan bagi manusia
kemungkinan tinggi. Kita berhubungan dengan suatu hal yg tidak terlihat, namun
keberadaannya terang untuk kita. Karena kemungkinan yang cukup tinggi ini,
maka keselamatan kerja listrik harus betul-betul dipahami agar kita tidak alami
kalau calon tenaga kerja yang sudah kita seleksi betul-betul sudah kuasai segi
keselamatan kerja listrik dengan sebagus sebaiknya. Hal semacam ini kita
dasarkan pada fakta kalau kekeliruan perlakuan pada kerja listrik, maka
dan aksi aman yang direferensikan ketika lifting equipment tersangkut ke kabel
listrik di atasnya.
Hanya orang orang yang berwenang dan berkompeten dan berkompeten yang
mengalihkan sengatan listrik lewat cara pengaliran arus yang ke badan menuju
ke grounding.
Pasangi Semua Sirkuit dengan Pelindung ELCB. Sirkuit yang dilindungi oleh
Periksa Check Tag Validity. Sebelumnya memakai alat listrik portable harus
Tag Validity-nya. Mungkin ada kabel mengelupas, plug tidak komplit, dsb.
warna kuning.
berkompeten .
Adapun beberapa tips tambahan bagi pekerja untuk Keselamatan Kerja Listrik
LISTRIK
Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah besar arus
efek pemanasan yang dialami oleh penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila
kapasitas arus terlampaui maka akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan
yang akhirnya bisa merusak i solasi dan atau membakar benda -benda sekitarnya.
Penggunaan adaptor atau stop kontak yang salah.
Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke stop -kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya di mana
terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar Untuk daerah -daerah seperti ini
harus digunakan peralatan anti percikan api. Kondisi abnormal sistem kelistrikan
gambar diatas mengilustrasikan arus kesalahan (abno rmal) yang sangat ekstrim yang
bisa jadi menimbulkan kebakaran dan atau peledakan, yaitu: Terjadinya hubung
singkat antar saluran aktif L1, L2, dan L3, Hubung singkat ke tanah (hubung tanah)
antara saluran aktif L1, L2, L3 dengan tanah Bila ada kawat netra l bisa terjadi
hubung singkat antara saluran aktif L1, L2, L3 dengan saluran netral, Untuk
mencegah potensi bahaya yang disebabkan oleh kondisi abnormal semacam ini
adalah pemasangan alat proteksi yang tepat, seperti sekering, CB, MCB, ELCB, dll.
protection)
1. Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi – lokasi kerja tertentu
4. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari
bahan karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang.
5. Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja
6. Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang
terbuka atau tidak terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa keadaan
9. Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi
10. Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi
dengan kebutuhan.
12. Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak
listrik.
13. Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam
kondisi mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on
kerja akibat aliran listrik yang dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang
14. Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan rencana K3
1. Penetapan Kebijakan K3
listrik
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
dari kegiatan K3
yang mudah di pahami dan terlihat dengan jelas oleh semua pekerja dan
tamu/pelanggan / pemasok
gangguan listrik
pengujian hasil identifikasi izin kerja dan kalibrasi alat uji listrik
- Mengawasi pelaksanaan riksa uji yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk
SMK3
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada
musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan.
Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh.
sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng
negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral).
Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada
rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga
dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud) yang salah satu awan bermuatan negatif
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan
awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus
menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan
awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau
bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan
potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan
negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada
saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan
suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan
tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun
dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan
bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
A. SISTEM PROTEKSI PETIR
REFERENSI:
Penyalur Petir
Langsung.
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor dan
gedung, tentu saja hal ini sangat membahayakan bangunan tersebut berserta isinya
atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan di wajibkan memasang
memasang terminal penerima sambaran petir serta instalasi pendukung lainnya yang
jika sambaran petir langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka atau
peristiwa sambaran petir langsung yang mengenai manusia dan biasanya terjadi di
area terbuka.
Bahaya sambaran petir ini sering terjadi, petir menyambar dan mengenai
sesuatu diluar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam
bangunan tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai kabel
udara terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar pada
kabel terbuka ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai langsung. Cara
pengaman tegangan lebih (over voltage). Instalasi surge arrester listrik ini dipasang
untuk menghantarkan arus petir yang mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi
tanpa melalui struktur bangunan yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi
petir atau instalasi penangkal petir, tentunya harus sesuai dengan standart
pemasangan instalasinya.
kebakaran
kematian.
C. KONSEP PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR
Jenis instalasi:
Sistem Franklin
(Arrester)
B : Struktur konstruksi (0 – 3)
D : Lokasi bangunan (0 – 2)
E : Hari guruh (0 – 7)
R = A + B + C +D + E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
= 14 SANGAT BESAR
A. Peruntukan Bangunan
Rumah tinggal :1
Bangunan umum :2
Banyak orang :3
Gudang handak : 15
B. Peruntukan Kontruksi
Steel structure :0
C. Peruntukan Kontruksi
s/d 6m 0
12 m 2
17 m 3
25 m 4
35 m 5
50 m 6
70 m 7
100 m 8
140 m 9
200 m 10
D. Lokasi Bangunan
• Puncak bukit : 2
• Lereng bukit : 1
• Tanah datar : 0
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
INSTALASI PENYALUR PETIR PERMENAKER PER.02/MEN/1989
2. Daerah terlindung.
e. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol
f. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara
elektris.
h. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar maximal 5 meter.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam yang
baik.
bagian luar
e. Jarak penghantar
mendatar.
syarat.
• membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam
syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh
b. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih.
c. Jika antena dipasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir,
e. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus
f. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini
a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong tidak boleh dianggap dapat
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian puncak dapat
a. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja dengan
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat.
c. Sambungan-sambungan
kelompok.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5
ohm.
1. Diantara Pasal 49 dan Pasal 50 disisipkan 2 (dua) Pasal dalam BAB IX yakni
Pasal 49A
2. BAB X dihapus
3. BAB XI dihapus
Pasal II
Peraturan Menteri ini dimulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 16 Oktober 2015
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Ttd.
M. HANIF DHAKIRI
3. PENGAWASAN K3 PESAWAT LIFT
perangkat pengendali otomatik dari dalam kereta atau dari lantai pemberhentian dan
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah ditetapkan syarat-
syarat K3, sebagaimana diatur dalam Undang undang No 1 th 1970 dan Peraturan
Potensi bahaya yang ada pada pesawat lift, antara lain pada tahapan :
- Pekerjaan pemasangan,
- Pemeliharaan, maupun
- Dalam penggunaan
A. PERSYARATAN K3 LIFT
PERUBAHAN LIFT
Setiap lift harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara berkala 1 (satu)
tahun sekali.
PENGAWASAN
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat atau alat yang berbahaya (lift),
Perencanaan
Pembuatan
Pemasangan
Pemakaian
Pemeliharaan
Tanggung jawab K3
Syarat syarat K3
lanjut, baik secara teknis maupun administratif mengacu pada Pasal 2, 3, dan 4.
PENGENDALIAN K3 LIFT
Dasar pertimbangan
03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi.
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan teknis
maupun administrasi harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya
DESAIN
KONSTRUKSI
IJIN K3 PEMASANGAN
PEMASANGAN LIFT
LIFT
AS BUILT DRAWING
Test & Commissioning
IJIN K3 PEMAKAIAN
PEMERIKSAAN &
PENGUJIAN LIFT
MEKANISME PENGAWASAN K3
GAMBAR
RENCANA EVALUASI
Rekomendasi
RIKSA UJI
IJIN BERKALA
PEMASANGAN
OK
Rekomendasi
PEMASANG RIKSA
AN UJI
IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAI
AN
Pasal 24
DESAIN PEMBUATAN LIFT
Ayat (1)
Perhituingan kontruksi.
Ayat (3)
PABRIKASI LIFT
Pasal 24
PERENCANAAN PEMASANGAN
Ayat (4) LIFT
terdiri:
DOC. LENGKAP
Denah ruang mesin dan
peralatannya
Diagram pengendali
Rem pengaman
penguatannya
IJIN K3
Konstruksi kereta
Kapasitas angkut,
LAIK KONTRUKSI
LIFT
kecepatan, tinggi vertikal
SNI 1718-1989-E
Bentuk Laporan:
- 38-L MEMENUHI
SYARAT
- 39-L
IJIN K3
Pasal 1
1. Pasal 24 dihapus.
2. Diantara Pasal 24 dan Pasal 25 disisipkan 2 (dua) Pasal yakni Pasal 24A dan
Pasal 24B
Pengawas Ketenagakerjaan.
3. Pasal 25 dihapus.
4. Diantara Pasal 25 dan Pasal 26 disisipkan 1 (satu) Pasal yakni Pasal 25A
Pasal 25A
KEPUTUSAN MENTERI
NO. KEP-407/M/BW/99
PENYELIA PEMASANGAN
Proyek pemasangan
TEKNISI (AJUSTMENT)
Melaksanakan comissioning
Pasal II
Ditetapkan di Jakarta
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Ttd.
M. HANIF DHAKIRI
D. PERSYARATAN TEKNIS MESIN DAN KAMAR MESIN
Rem membuka dengan magnet listrik dan dapat berhenti otomatis pada saat
Mesin harus dilengkapi dengan rem yang bekerja dengan tenaga pegas.
Luas kamar mesin ruang luncur min 1,5 x luas ruang luncur dan tinggi min 2,2
Dilengkapi jalan masuk dengan membuka ke arah luar (0,7 x 2 m) dan dapat
Govemor = 25:1
Konstruksi kuat, kokoh, tahan api tertutup rapat dari lantai bawah samapi
Bersih, bebas dari instalasi atau peralatan yg bukan bagian dari instalasi lift
Terdapat pintu darurat (70x140 cm), tahan api, hanya membuka
keluar
Daun pintu ruang luncur harus tahan api min 1 jam dan menutup
rapat.
Rangka kereta terbuat dari baja, kuat menahan tumbukan kereta dan
penyangga.
oarang).
Pintu darurat pada lift otomatis harus dapat tertutup sejalan dengan
operasi lift.
KERETA LIFT
Pintu kereta harus kuat, kokoh, aman, bekerja otomatis, tinggi min 2 meter.
Pintu kereta harus kuat, kokoh, aman, bekerja otomatis, tinggi min 2 meter.
Jarak antar ambang pintu kereta dan pintu ruang luncur max. 35 mm
Harus dilengkapi peralatan tanda bahaya bel listrik dengan tenaga aki dan
telepon yang dipasang pada lantai tertentu yang dapat dioperasikan dari
Tombol buka tutup, permintaan, bel alarm, dan tanda bahaya intercom.
Lift harus dilengkapi dengan alat untuk memicu atau mengatur bekerjanya rem
besar.
besar.
besar.
besar.
Rem kerja berangsur (progressive) untuk kec. Lif 60m/menit atau lebih.
Rem kerja mendadak (instantaneous) untuk kec lift kurang dari 60 m/menit.
pengaman :
pengaman khusus).
Lif kec. 60 m/menit lebih harus memiliki sakelar pemetus arus menhentikan
motor penggerak.
(stop swicth).
o Alat pembatas beban lebih (over load) dan lift tidak dapat berjalan jika
o Alat pengaman yang dapat menhentikan lift jika tali baja penarik
kendur.
Rel pemandu harus kuat manahan tekanan kereta pada beban penuh dan
rencana.
Daya Harus diambil dari sisi utama rangkaian listrik -Dipasang intrkoneksi
dengan sistem alaram (jika ada gangguan listrik/kebakaran dapat beroperasi lift
BAB III
PENUTUP
adanya modul ini dapat membantu peserta dalam mengetahui seluk beluk
Modul ini dibuat secara singkat dan padat, namun peserta dapat
Diharapkan para peserta pelatihan Ahli K3 ini semakin dapat dipahami secara
sebagaimana batas wewenang Ahli K3 yang telah diatur dalam peraturan perundang
undangan K3.
DAFTAR PUSTAKA
1. Himpunan Peraturan perundangan Keselamatan dan Kesehatan kerja, Dit. PNK3 -
Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Program perlindungan dan
Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja – Depnakertrans RI Tahun Anggaran
2006.
5. Barry S.L., David H. W.: Occupional Health, 4 th Ed., Lippincott W & W.,
Philadelphia USA, 2000.
No.
Pemilik
(Owner)
Lokasi Tanggal Verifikasi
(Location) (Verification Date)
PEMBANGKIT TENAGA
URAIAN PENGGERAK MULA
LISTRIK
No. item
Pabrik Pembuat
Tipe / Model
No Seri
Tahun Pembuatan
No. Sertifikat Pabrik
Kapasitas
Putaran
Kelas Isolasi
Selungkup
Temperatur Ruang
Tegangan
Arus Nominal
Frekuensi
Faktor Daya
Tegangan Eksiter
Arus Eksiter
II. HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN UNIT POWER GENERATOR
NO OBYEK NILAI
HASIL METODE
RUJUKAN
A. PENELAAAHAN DOKUMEN
1 Gambar Diagram satu garis Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
2 Gambar diagram pengawatan Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
3 Daftar komponen Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
4 Gambar lay out Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
5 Gambar area klasifikasi Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
6 Data hasil uji pabrik pembuat Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
7 Buku manual Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
8 Buku pemeliharaan & operasi Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
9 Tanda peringatan Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
10 Sertifikat pabrik pembuat Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
B. PEMERIKSAAN VISUAL
1 Konstruksi unit pembangkit Baik/Tidak Baik Manufacture standar Penilaian
tenaga
2 Dudukan pembangkit tenaga Baik/Tidak Baik Manufacture standar Penilaian
3 Verifikasi plat nama Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
4 Area klasifikasi Baik/Tidak Baik PUIL BAB 8 Penilaian
6 Perlengkapan start Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
7 Perlengkapan stop Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
8 Peralatan pengaman Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
9 a. Instrumen Voltmeter Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
b. Instrumen Ampermeter Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
c. Instrumen Pengukur Lain Ada/Tidak Ada Manufacture standar Penilaian
/PUIL
10 Lampu indicator Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
1 Waktu Menit
2 Tegangan Uji Volt
3 3 Phasa – Ground
4 Phasa – Phasa (R-T)
5 Phasa – Phasa (R-S)
6 Phasa – Phasa (S-T)
C. Pengujian Kecepatan Putar Lebih
1 Kecepatan Putar Nominal RPM
2 Kecepatan Putar Lebih RPM
3 Waktu Menit
A. Analisa Getaran
1 Kecepatan Putar RPM
Deskripsi Vertikal Horizontal Axial
2 Velocity / Vrms, cm/s
B. Pengukuran Tingkat Kebisingan
1 Kecepatan Putar RPM
2 Tingkat Kebisingan dBA
C. Pengujian Urutan Phasa
1 Phasa R – Ground Ohm
NILAI
NO OBYEK HASIL RUJUKAN METODA
Sesuai/tidak
1. Name Plate a. Nama pabrik, tempat dan sesuai Manufacture Penilaian dokumen
Standar dan
pembuatan SNI
b. Jenis dan No. Seri
c. Kapasitas / Daya / Frequency
d. Primary Voltage / Secondary
Voltage
e. Primary Current / Secondary
Current
f. Vector Group
g. Impedance
h. Insulation level / Kelas Isolasi
i. Cooling system
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan body Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Standar dan
bushing SNI
b. Memeriksa fisik body yang
berkarat/gompal
c. Memeriksa kekencangan mur
baut klem terminal utama
d. Memeriksa kebocoran gasket
e. Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing primer
f. Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing skunder
3. Sistem a. Memeriksa kebersihan sirip-sirip Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Standar dan
pendingin radiator SNI
b. Memeriksa kebocoran minyak
trafo
c. Memeriksa level minyak trafo
d. Memeriksa kondisi minyak trafo
4. Alat a. Memeriksa level konservator Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Standar dan
Pernafasan main tank SNI
(Breather) b. Memeriksa level konservator tap
canger
c. Memeriksa wana silica gel
5. Sistem
Kontrol dan
Proteksi
5.1. Panel a. Memeriksa kekencangan mur Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Standar dan
Kontrol baut terminal kontrol SNI
b. Memeriksa kebersihan kontaktor
c. Memeriksa kebersihan limit
switch
d. Memeriksa sumber tegangan
AC/DC
5.2. Relay a. Memeriksa kebersihan terminal Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Bucholz b. Memeriksa kondisi seal Standar dan SNI
5.3. Relay a. Memeriksa kebersihan terminal Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Jansen b. Memeriksa kondisi seal Standar dan SNI
5.4. Relay a. Memeriksa kebersihan terminal Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Sudden b. Memeriksa kondisi seal Standar dan SNI
pressure c. Memeriksa kebersihan thermo
couple
d. Memeriksa kabel-kabel kontrol
dan pipa-pipa kapiler
6. OLTC a. Memeriksa kesesuaian indikator Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
posisi tap Standar dan SNI
b. Memeriksa pelumasan gigi
penggerak
c. Memeriksa kebersihan kontaktor
d. Memeriksa kebersihan limit
switch
e. Memeriksa kesesuaian sumber
tegangan AC/DC
f. Menguji posisi lokal dan remote
g. Memeriksa kondisi minyak
diverter switch OLTC
7. Sistem a. Memeriksa kawat pentanahan Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Grounding pada titik netral primer / skunder Standar dan SNI
b. Memeriksa kawat pentanahan
pada body/enclousure/BKT trafo
c. Memeriksa kawat pentanahan
pada Arrester
d. Memeriksa kawat pentanahan
pada BKE (Bagian konduktif
ekstra)
e. Memeriksa kekencangan mur
baut terminal pentanahan
f. Mengukur/menguji nilai
pentanahan
8. Maintank a. Memeriksa kebersihan body dan Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
bushing Standar dan SNI
b. Memeriksa karat/gompal fisik
body
c. Memeriksa kondisi gasket
9. Kontruksi/ a. Memeriksa kondisi konstruksi Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
struktur bangunan, pondasi dan baut Standar dan SNI
mekanik pengikat
b. Memeriksa kebersihan
lingkungan gardu
c. Memeriksa sirkulasi udara
d. Memeriksa penerangan
e. Memeriksa pembatas/halang
rintang
f. Memeriksa Tanda Peringatan
10. Fire a. Memeriksa tekanan gas N2 Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
(……………………………)
F-03 DS
LAMPIRAN 2
J. TRAFO DISTRIBUSI
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODA
1. Name Plate a. Nama pabrik, tempat dan Sesuai/tidak sesuai Manufacture Penilaian
pembuatan Standar dan SNI
b. Jenis dan No. Seri
c. Kapasitas / Daya / Frequency
d. Primary Voltage / Secondary
Voltage
e. Primary Current / Secondary
Current
f. Vector Group
g. Impedance
h. Insulation level / Kelas Isolasi
i. Cooling system
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan body Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
bushing Standar dan SNI
b. Memeriksa fisik body yang
berkarat/gompal
c. Memeriksa kekencangan mur
baut klem terminal utama
d. Memeriksa kebocoran gasket
e. Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing primer
f. Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing skunder
3. Sistem a. Memeriksa kebersihan sirip-sirip Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
pendingin radiator Standar dan SNI
b. Memeriksa kebocoran minyak
trafo
c. Memeriksa level minyak trafo
d. Memeriksa kondisi minyak trafo
4. Alat a. Memeriksa level konservator main Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Pernafasan tank Standar dan SNI
(Breather) b. Memeriksa level konservator tap
canger
c. Memeriksa wana silica gel Biru/Ungu
5. Sistem
Kontrol dan
Proteksi
5.1. Panel a. Memeriksa kekencangan mur baut Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Kontrol terminal kontrol Standar dan SNI
b. Memeriksa kebersihan kontaktor
c. Memeriksa kebersihan limit switch
d. Memeriksa sumber tegangan
AC/DC
5.2. Relay a. Memeriksa kebersihan terminal Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Bucholz b. Memeriksa kondisi seal Standar dan SNI
5.3. Relay a. Memeriksa kebersihan terminal Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Jansen b. Memeriksa kondisi seal Standar dan SNI
5.4. Relay a. Memeriksa kebersihan terminal Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Sudden b. Memeriksa kondisi seal Standar dan SNI
pressure c. Memeriksa kebersihan thermo
couple
d. Memeriksa kabel-kabel kontrol
dan pipa-pipa kapiler
6. OLTC a. Memeriksa kesesuaian indikator Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
posisi tap Standar dan SNI
b. Memeriksa pelumasan gigi
penggerak
c. Memeriksa kebersihan kontaktor
d. Memeriksa kebersihan limit switch
e. Memeriksa kesesuaian sumber
tegangan AC/DC
f. Menguji posisi lokal dan remote
g. Memeriksa kondisi minyak diverter
switch OLTC
7. Sistem a. Memeriksa kawat pentanahan Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
Grounding pada titik netral primer / skunder Standar dan SNI
b. Memeriksa kawat pentanahan
pada body/enclousure/BKT trafo
c. Memeriksa kawat pentanahan
pada Arrester
d. Memeriksa kawat pentanahan
pada BKE (Bagian konduktif
ekstra)
e. Memeriksa kekencangan mur
baut terminal pentanahan
f. Mengukur/menguji nilai
pentanahan
8. Maintank a. Memeriksa kebersihan body dan Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
bushing Standar dan SNI
b. Memeriksa karat/gompal fisik
body
c. Memeriksa kondisi gasket
9. Kontruksi/ a. Memeriksa kondisi konstruksi Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
struktur bangunan, pondasi dan baut Standar dan SNI
mekanik pengikat
b. Memeriksa kebersihan
lingkungan gardu
c. Memeriksa sirkulasi udara
d. Memeriksa penerangan
e. Memeriksa pembatas/halang
rintang
f. Memeriksa Tanda Peringatan
10. Fire a. Memeriksa tekanan gas N2 Baik / Tidak baik Manufacture Penilaian
protection b. Memeriksa alarm kebakaran Standar dan SNI
c.Memeriksa sensor detector
d. Memeriksa APAR
11. Bagian a. Pengukuran Arus Phasa R (Ir) ................... A Manufacture Pengukuran
Skunder b. Pengukuran Arus Phasa S (Is) ................... A Std. Pengukuran
Trafo c. Pengukuran Arus Phasa T (Ir) ................... A Manufacture Pengukuran
d. Pengukuran Arus Penghantar ................... A Std. Pengukuran
Netral (In) Manufacture
e. Pengukuran Arus Penghantar ................... A Std. Pengukuran
PE (Ipe) Manufacture
f. Perhitungan prosentase ................... % Std. Perhitungan
pemakaian trafo
g. Perhitungan prosentase ................... % Manufacture Perhitungan
keseimbangan beban Std.
h. Pengujian Tahanan Isolasi (TI) ................... Ω Pengukuran
Phasa-Phasa, Phasa-Netral, 80 %
Phasa-PE
8%
PUIL 2011:
2000 Ω / Volt + I
MΩ
12. Belitan a. Pengujian Tahanan Isolasi (TI) ................... Ω IEEE P43-2000: Pengukuran
Trafo Phasa-Phasa, Phasa-Netral, 100 MΩ
Phasa-PE
No OBYEK METODA
NILAI
HASIL
RUJUKAN
A. Spesifikasi Switchgear
1 Rated Voltage / Frequency Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian
2 Rated power freq withstand voltage Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian
2 Alat ukur atau metering berupa Ampere Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian
Meter, Volt Meter Watt meter, VAR meter,
KWH meter, Cos phi meter dan Frequency
meter pada panel
3 Nama/label dan nama perusahaan instalatir Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
pada pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
6. Relay Proteksi a. Pemeriksaan visual pada OCR, Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
differnsial relay, REF, GFR, UVR,
OVR dll
Berfungsi/Tidak
b. Pengetesan pada OCR, differnsial berfungsi Manufacture Std. Pengetesan
relay, REF, GFR, UVR, OVR dll
7 Meter a. Pemeriksaan visual dan unjuk kerja Berfungsi/Tidak Manufacture Std. Penilaian
pada Ampere meter, Volt meter, Watt berfungsi
meter, VAR meter, KWH meter, Cos
phi meter dan Frequency meter Berfungsi/Tidak Manufacture Std. Penilaian
b. Pemeriksaan indikator phasa berfungsi
LAMPIRAN 3
CHECKLIST RIKSA UJI K3 PEMANFAATAN
2. ALAMAT :
3. PEMAKAI :
NO OBYEK
HASIL NILAI RUJUKAN METODE
A. PEMERIKSAAN DOKUMEN
1. PERENCANA MEMILIKI IJIN/ PENUNJUKAN Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
/SLO/SURAT KETERANGAN
2. PETA LOKASI Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
3. GAMBAR DIAGRAM GARIS TUNGGAL Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
LENGKAP DENGAN BESARAN
NOMINALNYA
4. GAMBAR LAYOUT INSTALASI, Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PENGKABELAN, PEMBEBANAN, SISTEM
PENGAMANAN LENGKAP DENGAN
BESARAN NOMINALNYA.
5. GAMBAR DIAGRAM PENGAWATAN Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
6. GAMBAR AREA KLASIFIKASI Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
7. DAFTAR KOMPONEN PANEL Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
8. PERHITUNGAN ARUS HUB. SINGKAT Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
9. BUKU MANUAL Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
10. BUKU PEMELIHARAAN & OPERASI Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
11. TANDA PERINGATAN Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
12. SERTIFIKAT PABRIK PEMBUAT Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
13. SPESIFIKASI TEKNIK PERALATAN DAN Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PERLENGKAPAN LISTRIK.
14. SPESIFIKASI TEKNIS DAN SERTIFIKASI Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PERALATAN
15. PERHITUNGAN REKAPITULASI DAYA Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
16. RECORD DAILY Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
17. DATA PENUNJANG LAIINYA Ada/Tidak ada Mnfct. Standar/SNI Penilaian
9. MINIMAL RUANG MAIN & JARAK RAMBAT Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
BUSBAR
NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE
B. PEMERIKSAAN VISUAL
10. PEMASANGAN KABEL Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
11. KABEL YANG TERPASANG PADA PINTU Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PANEL DILINDUNGI TERHADAP
KERUSAKAN
12. SEMUA SEKERING DAPAT DIGANTI Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
DENGAN AMAN TANPA BAHAYA LISTRIK
13. TERMINAL KABEL DILENGKAPI DENGAN Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
PELINDUNG KABEL / SOKET
14. INSTRUMEN PENGUKUR MEMPUNYAI Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
BATAS UKUR YANG CUKUP DAN DIBERI
TANDA PADA NILAI NOMINAL
15. SEMUA PERALATAN & TERMINAL DIBERI Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
KODE DAN NAMA INDIKASI
16. PEMASANGAN KABEL MASUK & KELUAR Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
18. BUSBAR & PERLENGKAPAN YANG Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
TERPASANG BERSIH TANPA KOTORAN
DAN DEBU
19. PENANDAAN BUSBAR (PHASA) Baik/Tidak baik Mnfct. Standar/SNI Penilaian
C. PENGUJIAN
NO OBYEK
HASIL NILAI RUJUKAN METODE
4 Tanda bahaya pada pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
2 Gambar single line diagram dan kartu Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk pengaman sentuh Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
tidak langsung
8. Tanda bahaya pintu ruang panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
E. PENGUJIAN
NO OBYEK
HASIL NILAI RUJUKAN METODE
4 Tanda bahaya pada pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
2 Gambar single line diagram dan kartu Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk pengaman sentuh Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
tidak langsung
8. Tanda bahaya pintu ruang panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
J. PENGUJIAN
NO OBYEK NILAI
HASIL METODE
RUJUKAN
(………………………………..)
LAMPIRAN 5
No. Dokumen
K3 LIFT Revisi
1. DATA UMUM
2. DATA TEKNIS
3. PEMERIKSAAN
1
≥7 5 c m , t i n g g i
2 meter
9 Posisi Panel Hubung Bagi Di kamar mesin
Listrik
10 Alat Pelindung Benda Ada
Berputar
11 Pelindung Lubang Tali Tinggi ≥ 50 mm
Baja/sabuk Penggantung
12 Tangga menuju kamar Permanen, pagar
mesin pengaman, tahan
api
13 Terdapat Pcrbedaan Tersedia tangga
ketinggian Iantai di kamar dan pagar
mesin > 500mm pengaman
14 Tersedia Alat isi ≥ 5kg
Pemadam Api
Ringan
15 Elevator yang tidak
memiliki kamar mesin
(roomless)
- Penempatan panel kontrol Berada di lantai
dan PHB listrik yang sama dan
berjarak tidak
lebih dari 5000
mm
- Intensitas cahaya area
≥ 100 lux
kerja di kamar mesin
- Intensitas cahaya diantara ≥ 50 lux-
area
kerja di kamar mesin
- Terdapat alat pembuka Ada dan terpasang
rem mesin secara elektrik dengan baik
ataupun mekanis (manual)
- Terdapat alat pembuka Ada dan terpasang
rem mesin secara elektrik dengan baik
ataupun mekanis (manual)
- Penempatan APAR Dekat pintu
elevator
paling atas
Terpasang di dekat
- Terdapat Emergency
dengan panel
stop switch
kontrol
B. TALI/SABUK PENGGANTUNG
1 Tidak memiliki
sambungan, kuat,
Tali / sabuk penggantung luwes dan memiliki
spesifikasi bahan
yang seragam
2 Tidak menggunakan
Tali/sabuk penggantung
rantai
3 Nilai faktor - Kec. 20 - 59
keamanan tali / sabuk m/menit ≥ 8 kali
penggantung kapasitas
angkut yang
ditentukan
- Kec. 59 - 104
m/menit ≥ 9,5
kali
- Kec. 105 - 209
m/menit ≥ 10,5
kali
- Kec. 210 - 299
2
m/ menit ≥ 11,5
kali
- Kec. Lebih dari
300 m/menit ≥
12 kali
4 Tali penggantung Kereta ≥ 6mm, ≥ 3 jalur
jenis tali dengan bobot
imbang
5 Tali penggantung Kereta ≥ 6mm, ≥ 2 jalur
tanpa Bobot imbang
6 Sabuk ≥ 3 x 30 mm, ≥ 2
jalur
7 Alat Pengaman pada Switch otomatis
elevator tanpa bobot imbangberfungsi dan
apabila alat pengantung motor penggerak
kereta penarik menjadi berhenti
kendur
C. TROMOL
1 Alur teromol Ada
2 Diameter teromol 40 : 1
Penumpang/ barang
3 Diameter teromol 25 : 1
Governor
D. BANGUNAN RUANG LUNCUR, RUANG ATAS DAN LEKUK DASAR
1 Konstruksi ruang luncur, ruang Kuat, kokoh,
atas dan lekuk dasar tahan api, dan
tertutup rapat
2 Dapat dilalui
Dinding ruang luncur, ruang orang dengan
atas dan lekuk dasar tinggi ≥ 2000
mm
3 Kuat dan
Landasan jalur tahan
kereta/elevator miring cuaca
4 Bersih, bebas
Ruang luncur, ruang atas dan dari instalasi
lekuk
dasar dan peralatan
lainnya
5 Penerangan ruang luncur,
≥ 100 lux
ruang atas dan lekuk dasar
6 Pintu darurat (Non stop) Jarak paling
jauh 1000
mm, tinggi
ambang pintu
paling jauh
300 mm
7. Ukuran pintu darurat lebar 700 mm,
tinggi 1400
mm, membuka
keluar
8. Saklar pengaman pint u darurat Tersedia
9. Jembatan Bantu dari pintu darura Tersedia, lebar
≥500 mm dan
ber paga
r
10. Ruang bebas diatas sangkar ≥ 500 mm
11 Ruang bebas lekuk dasar ≥ 500 mm,
kecuali Elevator
rumah tinggal
≥ 300 mm
12 Tangga lekuk dasar Tersedia mulai
3
dari 1000 mm
13 Syarat lekuk dasar yang - Kekuatan
dibawahnya bukan langsung tanah struktur
lantai paling
sedikit 500
N/meter
- Tersedia
rem
pengaman
- Tidak
sebagai
tempat kerja
14. Akses menuju lekuk dasar Tersedia saklar
pengaman
dengan tinggi
1500 mm,
mudah di
jangkau, dan
500 mm dari
lantai pit
15. Lekuk dasar antar 2 elevator Tersedia pit
screen dengan
tinggi mulai
dari 300 mm
dari dasr pit
sampai 3000
mm ke atas
16. Daun Pintu ruang luncur Tahan api ≥ 1
jam menutup
rapat
17 Interlock/kunci kait pintu ruang Tersedia, dapat
luncur menutup rapat,
pintu hanya
terbuka pada
zona
pemberhentian
18 Kerataan lantai < 10 mm
19 Sekat ruang luncur (2 sangkar) >500 mm
20 Elevator miring Di pasang
tangga
sepanjang rel
E.
1 Kerangka Dari baja dan
kuat
4
pengaman
c. Celah antar ambang pintu 28 ≤ celah ≤ 32
kereta dengan ruang luncur mm
8 Sisi luar kereta dengan ruang ≥ 250 mm
balok luncur
9 Alarm bell Tersedia
10 Te
Somber tenaga c a d a n g a n rs
(ARD) ed
ia
11 Intercom Tersedia
12 Ventilasi Tersedia
13 Penerangan darurat Tersedia
14 Panel operasi Tersedia
15 Petunjuk posisi sangkar Tersedia
16 Syarat Panel Operasi Tersedia
-Nama pembuat Tersedia
-Kapasitas beban Tersedia
-Rambu dilarang merokok Tersedia
-Indikasi beban lebih Tersedia
-Tombol buka dan tutup Tersedia
- Tombol lantai pemberhentian Tersedia
-Tombol bell alarm Tersedia
Intercom dua arah Tersedia
17. Kekuatan atap kereta ≥200 Kg
18 Syarat pintu darurat atap kereta: Berengsel,sakl
ar pengaman,
dapat dibuka
dari luar, tidak
mengganggu
instalasi,
ukuran ≥ 350 x
450 mm
19 Syarat pinto darurat samping Berengsel,
kereta : dapat dibuka
dari luar,
dilengkapi
Saklar
pengaman, ada
pegangan
tangan, warner
kuning,
Ukuran ≥ 350
x 1800 mm
20 Pagar pengaman atap Warner
kereta kuning ≥
90 Kg
(kekuatan)
5
utama
25 Syarat interior kereta Bahan tidak
mudah pecah
dan
membahayakan
, serta
memperhitungk
an factor
keamanan dan
kapasitas motor
F GOVERNOR DAN REM PENGAMAN KERETA
1 Penjepit tali / sabuk governor Bekerja
2 Saklar governor Berfungsi
3 115% - 140%
Fungsi keccpatan rem
Berhenti
pengaman kereta
bertahap
4 Rem pengaman Dipasang
pada
sangkar,
berfungsi
secara
bertahap,
berangsur,
dan
/mendadak
5 Bentuk rem
pengaman Tidak
boleh
sistem
elektris,
hidrolik,
atau
pneumatis
6 Rem pengaman > 60 m/menit
berangsur
7 Rem pengaman < 60 m/menit
mendadak
8 Bekerja
kebawah,
Syarat rem Bekerja
pengaman serempak
9 Ada
Kecepatan kereta 60 m/ pemutus
menit elektrik
10 Saklar pengaman lintas Berfungsi
Batas
11 Alat pembatas beban Berfungsi
lebih
G BOBOT IMBANG, REL PEMANDU DAN PEREDAM
1 Bahan yang Beton /Steel
dipergunakan Block
2 Pernasangan sekat pengaman > 300 mm,
bobot imbang setinggi 2500 mengelilingi
mm bobot imbang
jika terdapat
celah > 300
mm
3 Konstruksi rel pernandu kereta Kuat
dan bobot imbang memandu
jalan,
Menahan
6
tekanan saat
rem pengaman
bekerja
Jenis Peredam massif
kenyal /
pegas /
hidrolik
Fungsi peredaman Meredam
secara
bertahap
Saklar pengaman untuk Tersedia
kereta kecepatan 90
m rnenit atau lebih
H Instalasi Listrik
1 SNI dan
Standar rangkaian instalasi standar
listrik, perlengkapan dan internasiona
pengaman l
2 Panel listrik Panel
khusus
untuk
elevator
3 Catu daya pengganti listrik Tersedia
otomatis
(ARD)
4 Babel grounding -Penampang
10 mm2
- 5 f (ohm)
5 Alarm kebakaran Terhubung
dan
beroperasi
otornads
6 Elevator untuk
penanggulangan
kebakaran
- catu daya cadangan Tersedia
- Pengoperasian khusus Manual,
dapat
berhenti
tiap lantai
- Saklar kebakaran - dilantai
evakuasi
-dapat
dioperasik
an manual
- Label elevator penanggulan Tersedia
kebakaran
- Ketahanan Instalasi listrik ≥ 2 jam
terhadap api
- Dinding luncur Tertutup
rapat, tahan
api 1 jam
- Ukuran sangkar ≥ 1100 x
1400 mm,
Kapasitas ≥
630 Kg
- Ukuran pintu kereta ≥ 800 x 2100
mm
- Waktu ≤ 60 detik
tempuh
- Lantai Evakuasi Tidak boleh ada
penghalang
7
7 Elevator untuk disabilitas
- Panel Operasi Huruf braile
900 mm ≤
Tinggi ≤
- Tinggi panel operasi 1100 mm
- Waktu bukaan pintu ≥ 2 menit
- Ukuran lebar bukaan pintu ≥ 1000 mm,
jika
mempunyai
2 pintu
bukaan
800 mm x 2
- Informasi operasi Bersuara
- Label "Elevator Tersedia
Disabilitas"
8 Sensor Gempa
- Lebih dari 10 lantai/40 meter Tersedia sensor
gempa
- Fungsi input signal sensor Berhenti
gempa lantai
terdekat,
pintu
terbuka,
tidak
dapat
dioperasika
n
4. KESIMPULAN
5. SARAN
8
9
LAMPIRAN 5
CHECKLIST INSTALASI PENYALUR PETIR
I. PEMERIKSAAN DOKUMEN
A. Perencana :
Alamat :
Surat Penunjukan :
B. Instalatir Pemasang :
Alamat :
Surat Penunjukan :
C. Pengesahan Gambar Rencana
Pemasangan Instalasi Penyalur Petir :
10
AIR TERMINAL
DOWN CONDUCTOR
EARTH ELECTRODE
11
BAK KONTROL KLEM. BAUT
5 AKAR / BATANG PEMBUMIAN
KLEM, BAUT
6 PENGHANTAR AKAR KE AKAR
DIPERIKSA OLEH
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS BIDANG
LISTRIK, PETIR DAN LIFT
______________________________
Nip. …………………….
I. HASIL PENGUJIAN
12
II. HASIL PERHITUNGAN
DIPERIKSA OLEH
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS BIDANG LISTRIK,
PETIR DAN LIFT
______________________________
Nip. …………………….
DIAGRAM RANGKAIAN
13
NO E - C E – P NILAI R ( Ω ) KET.
1 2 3 4 5
1
14
LAMPIRAN 5
15