Dosen Pengajar :
Muchdar Potabo,ST.,MT
Disusun Oleh :
Gichell Gabriel Dinalocia Ngantung(19021052)
Kelas : 1 TL D3K-PLN
1
2019
Kata Penghantar
Segala puji syukur bagi Tuhan Allah kita yang Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Saya sebagai penulis makalah ini mengucapkan syukur kepada Tuhan Allah atas
berkat dan pertolongan-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah “K3 Ketenagalistrikan
dalam lingkup kerja Saluran udara tenaga ekstra Tinggi (Sutet)” sebagai Ujian
Akhir Semester dari mata kuliah “K3 Ketenagalistrikan”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila terdapat kesalahan penulisan pada
makalah ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Bpk. Muchdar Potabo,ST.,MT selaku dosen pengajar yang telah membimbing dalam
penulisan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
2
Gichell Gabriel D.Ngantung
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………..……………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI …………………………….………………………………………………….…………………….3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….………………………….…….....4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….………………………………………...5
1.3 Tujuan penulisan ………………………………………………….………………………………….....6
BAB II ISI
2.1 Saluran udara tenaga ekstra tinggi (SUTET).....................................................7
2.2 K3 Ketenagalistrikan dan PUIL …………………………………………………………..…………8
2.3 Pengertian dan Tujuan K3 Ketenagalistrikan dan PUIL…………………….…………..9
2.4 Peraturan dan Perundang-Undangan K3 Ketenagalistrikan……......................12
2.5 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja ..............................................15
2.6 Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja ................................................17
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan …………………………………………………………………………………………………… 18
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………...………… 18
3
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..19
BAB I
PENDAHULUAN
5
1. Apa saja factor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
2. Bagaimana cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja listrik?
Dan bagaimana cara mencegahnya?
4. Perundangan apa saja yang terkait dengan K3 umum dan K3 listrik?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang K3 pada bidang
kelistrikan khususnya Saluran udara tenaga ekstra tinggi (Sutet) dan untuk memenuhi
tugas UAS mata kuliah Standarisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) Agar
mendapatkan nilai yang bagus.
6
BAB II
ISI
7
Indonesia sebagai Negara kepulauan menggunakan kedua SUTET ini. SUTET
bawah air digunakan untuk mendistribusikan listrik antar satu pulau dengan pulau yang
lain, sedangkan SUTET konstruksi udara digunakan untuk mendistribusikan listrik
didarat.
Kuat medan magnet dan kuat medan listrik yang ditimbulkan SUTET dengan
kekuatan 500 kV dalam bentuk gelombang elektromagnetik inilah yang menimbulkan
radiasi, yang dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup khususnya
manusia.
2.2 Sejarah K3
Sejarah K3 di Indonesia:
Perkembangan Higene Industri di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan
tepatnya, namun perkembangan Higene Industri di Indonesia yang sesungguhnya baru
dirasakan beberapa tahun setelah kita merdeka yaitu pada saat munculnya Undang-
undang Kerja dan Undang-undang Kecelakaan. Pokok-pokok tentang Higene Industri
dan Kesehatan Kerja telah dimuat dalam Undang-undang tersebut, meski tidak atau
belum diberlakukan saat itu juga.
Selanjutnya oleh Departemen Perburuhan (sekarang Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi) pada tahun 1957 didirikan Lembaga Kesehatan Buruh yang kemudian
pada tahun 1965 berubah menjadi Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh. Dan
8
pada tahun 1966 fungsi dan kedudukan Higene Industri didalam aparatur pemerintahan
menjadi lebih jelas lagi yaitu dengan didirikannya Lembaga Higene Perusahaan
(Higene Industri) dan Kesehatan Kerja di Departemen Tenaga Kerja dan Dinas Higene
Perusahaan/Sanitasi Umum serta Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Departemen
Kesehatan. Disamping itu juga tumbuh organisasi swasta yaitu Yayasan Higene
Perusahaan yang berkedudukan di Surabaya. Untuk selanjutnya organisasi Hiperkes
yang ada dipemerintahan dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan-perubahan
dengan nama-nama sebagai berikut :
Pada tahun 1969 Lembaga Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja berubah
menjadi Lembaga Nasional Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Pada tahun 1978 berubah menjadi Pusat Bina Higene Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.
Pada tahun 1983 berubah lagi menjadi Pusat Higene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja.
Pada tahun 1988 berubah menjadi Pusat Pelayanan Ergonomi, Higene
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Selanjutnya pada tahun 1993 berubah lagi menjadi Pusat Higene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Pada tahun 1998 berubah lagi menjadi Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Nama tersebut pada tahun 2001 berubah pula menjadi Pusat Pengembangan
Keselamatan Kerja dan Hiperkes.
Dan pada akhir tahun 2005 menjadi Pusat Keselamatan Kerja dan Hiperkes
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
10
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
(ayat 2), “Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.”
11
(ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen.
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan
penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama
(2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah kumpulan peraturan yang harus
ditaati dalam kelistrikan. setiap pekerja instalatir dalam mengerjakan pekerjaannya
harus menaati PUIL agar hasil kerjanya benar serta terhindar dari kesalahan yang
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. berikut adalah beberapa peraturang
yang berhubungan dengan PUIL.
12
Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
13
a) Instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji sebelum
dialiri listrik oleh pegawai pengawas spesialis lstrik.
b) Instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung-jawab
satu tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan pemasangan
instalasi.
c) Harus ada pemeriksaan yang rutin terhadap isolator. Isolator yang retak,
terutama untuk tegangan menengah dan/ atau tegangan tinggi yang dapat
mengakibatkan gangguan pada perusahaan atau dapat menimbulkan
kecelakaan.
d) Seluruh instalasi listrik, tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan
saja tetapi juga pengaman, pelindung dan perlengkapannya harus terpelihara
dengan baik.
e) Jangan membiarkan instalasi yang aus, penuaan atau mengalami kerusakan.
Segera dilakukan penggantian.
f) Isolator saklar minyak, transformator dan sebagainya pada waktunya harus
dibebaskan dari air, debu, arang dan zat asam, antara lain dengan cara
penyaringan.
g) Perlengkapan seperti relai lebih cepat mengalami kerusakan. Oleh sebab itu
harus sering dilakukan pengujian terhadapnya.
h) Dalam melakukan pemeliharaan, dilarang menggunakan perkakas kerja dan
bahan magnetic dekat dengan medan magnet perlengkapan listrik.
i) Pelindung dan pengaman, yang selama pemeliharaan dibuka/ dilepas, harus
dipasang kembali pada tempatnya.
j) Dilarang menyimpan bahan yang mudah terbakar di daerah yang dapat
membahayakan instalasi listrik.
k) Diruang dengan bahaya ledakan tidak diijinkan mengadakan perbaikan dan
perluasan instalasi pada keadaan bertegangan; dan dalam keadaan
aman,perlengkapan listrik harus terpelihara dengan baik.
14
Adanya K3 perlu diperhatikan yakni dengan mengatur K3 dengan perundang
undangan, berikut perundang undangan yang mengatur K3:
K3 secara umum diatur dalam:
UUD 1945
UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi
UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung
UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
K3 Ketenagalistrikan diatur dalam:
Permen Ketenagakerjaan No. 33 Tahun 2015 Pasal 9 Ayat(1) dan (2)
Adapun standar dari ketenaga listrikan yang di atur dalam PUIL 2011 yang beracuan
pada:
UU No. 1 Tahun !970
Perundang undangan SNI
Peraturan bangunan nasional
Peraturan pemerintah RI tentang pengusahaan kelistrikan
Peraturan pemerintah RI tentang keselamatan kerja
Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang izin usaha kelistrikan
Peraturan menteri pertambangan dan energi tentang standar nasional indonesia
Peraturan lainnya mengenai kelistrikan dan usaha penunjangnya.
2.5 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja di Bidang Saluran udara Tenaga
ekstra tinggi(Sutet)
15
Ada 3 faktor umum yang menjadi faktor penyebab kecelakaan (Three Main Factor
Theory) yaitu :
faktor lingkungan
faktor peralatan.
Ada juga beberapa faktor terjadinya kecelakaan kerja di bidang saluran udara
tenaga ekstra tinggi (SUTET) Sebagai berikut:
16
- Tidak ada Training.
Pekerja tersebut tidak memiliki pelatihan yang memadai untuk melakukan tugas-tugas
di. Dengan pelatihan yang memadai, pekerja ini akan diketahui mengisolasi sirkuit
sebelum mulai bekerja, untuk menghindari kecelakaan listrik.
17
2.6 Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Bidang Saluran udara
tenaga ekstra tinggi (SUTET)
18
5. Pekerja harus dapat menaksir situasi sebelum bekerja dengan peralatan
listrik. Pekerja perlu menggunakan pelindung diri yang dapat mencegah
dirinya terkena sengatan listrik
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan
dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional
terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan
keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga
mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak
pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
3.2 Saran
Penerapan K3 akan berjalan dengan baik apabila pemilik usaha dan pekerja
menerapkan dasar-dasar K3 dan prinsip-prinsip K3, namun dalam kenyataannya
seringkali kita temui pemilik usaha dan pekerja yang tidak menerapkan dasar-dasar
K3 dan prinsip-prisip K3. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah untuk
menindak tegas perihal tersebut. Terlebih dalam bidang ketenagalitrikan yang bisa
dikategorikan bidang yang memiliki resiko yang sangat tinggi
20
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.kemnaker.go.id
www.trustek.co.id
www.teknikelektronika.com
www.k3-indonesia.blogspot.com
21
22