DOSEN
Ir. Pungky Dharma Saputra, S.T., M.Si (Han)., M.T., CST., IPM
DISUSUN OLEH
Naufaldy Febryant Hilmansyah (320210404016)
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pemberi Kasih,
Penabur Ilmu, dan Pelimpah Karunia kepada hamba-Nya karena atas izin-Nya
penulis dapat Menyusun makalah yang berisikan materi “K3 Pekerjaan Mekanikal
dan Elektrikal” ini. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan, dan semangat kepada penulis sehingga tugas ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
(1) Bapak Ir. Pungky Dharma Saputra, S.T., M.Si (Han), M.T., CST, IPM dan
Bapak Muhammad Hamzah Fansuri, S.T., M.S. selaku dosen Mata Kuliah
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang telah memberi materi dan
pengetahuan dalam menyusun makalah ini.
(2) Keluarga penulis yang tak henti-henti memberi dukungan moral.
(3) Rekan-rekan penulis yang telah memberikan masukan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Tentunya, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dengan rendah hati, penulis sangat terbuka terhadap saran, masukan, serta
kritikan dari pembaca. Akhir kata, penulis juga ingin berterimakasih atas kesediaan
pembaca untuk membaca makalah ini. Besar harapan penulis agar para pembaca
dapat mengambil sedikit ilmu yang bermanfaat dari makalah ini.
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
adanya pengetahuan tentang sumber bahaya yang baru, merupakan
sumber-sumber bahaya dan penyakit-penyakit akibat kerja. Maka dari itu, perlu
adanya pengetahuan keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang maju dan tepat.
Selanjutnya, dengan peraturan yang maju akan tercapai keamanan yang baik dan
realistis yang merupakan faktor penting dalam memberikan rasa tenteram.
Kegiatan dan kegairahan bekerja pada tenaga kerja yang bersangkutan dapat
meningkatkan mutu pekerjaan, produksi, dan produktivitas kerja.
7
mewujudkan sasaran proyek yang meliputi kualitas, waktu, dan biaya sesuai
yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi kegiatan K3 di lapangan
berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama dengan instansi yang terkait
K3, yaitu depnaker, polisi, dan rumah sakit.
Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
a. Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan K3
dan yang memiliki resiko kecelakaan.
b. Safety supervisor, yaitu petugas yang ditunjuk oleh manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3.
c. Safety meeting, yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety
patrol maupun safety supervisor.
Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
a. Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
b. Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
d. Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat
8
2.4 Sistem Mekanikal dan Elektrikal Suatu Gedung
a. Sistem Plumbing
Sistem plumbing merupakan suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan
limbah air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan, dan sistem
penyediaan air bersih. Terdapat tiga sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem
plumbing, yakni sistem/ saluran air bersih (saluran penampungan air dan saluran
pemadam kebakaran), sistem/ saluran air kotor (saluran pembuang air hujan dan
saluran kotor wc ke septictank), dan sistem/ saluran udara atau gas.
9
d. Sistem Transportasi Vertikal (lift)
Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi
diperlukan suatu alat transportasi vertikal, untuk memudahkan transportasi
pengguna serta efisiensi dari bangunan itu sendiri. Sistem transportasi vertikal di
dalam bangunan gedung merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan untuk
memindahkan orang/barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya, yang
disebut dengan lift atau elevator. Lift menurut fungsinya dapat dibagi menjadi
empat, yaitu lift penumpang (passanger elevator), lift barang (fright elevator), lift
uang/makanan (dumb waiters), dan lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi
sekaligus sebagai lift barang).
Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan
tipe dan fungsi dari bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai, dan intervalnya.
Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam sistem gearless yaitu mesin
yang berada di atas dan sistem hydrolic yaitu mesin di bawah yang hanya terbatas
pada 3-4 lantai.
10
b. Sistem Penangkal Petir
Secara umum, sistem ini berfungsi untuk memproteksi gedung dan
sekitarnya dari petir. Pekerjaan penangkal petir menyangkut meliputi pemasangan
dan penyediaan instalasi penangkal petir, grounding, dan pembuatan bak kontrol.
c. Sistem Telepon
Sistem telepon berfungsi sebagai alat komunikasi antar instansi dalam
gedung. Sistem ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai sentral
komunikasi telepon di dalam gedung (pelanggan) yang terhubung dengan telkom.
11
g. Sistem MATV (Master Television)
Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu bangunan menjadi kebutuhan
di perkantoran. Sistem ini dinamakan dengan sistem Master Antena TV (MATV).
Sistem MATV terdiri dari beberapa perangkat penerima (receiver), mixer, dan
penguat sinyal.
12
Agar aman dalam menggunakan kabel tipe ini, kabel harus dipasang di
dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak langsung
tersentuh oleh orang. Kabel NYA memiliki arti yakni N: Kabel jenis standar terbuat
dari tembaga; Y: Berisolasi PVC; dan A: Tunggal.
b. Kabel NYM
Kabel NYM merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC yang berisi lebih
dari satu kabel NYA. Kabel NYM biasanya terdiri dari 2, 3, atau 4 kabel jenis NYA.
Jenis kabel ini memiliki warna isolasi merah, hitam, kuning, dan biru. Kabel NYM
dapat ditempel pada dinding karena kabel NYM relatif lebih kuat terhadap gesekan.
Kabel NYM juga tidak boleh dipasang di dalam tanah atau air. Kabel NYM memiliki
arti yakni N: Kabel jenis standar terbuat dari tembaga; Y: Berisolasi PVC; dan M:
Berselubung PVC.
13
Gambar 2.2 Kabel NYM
Sumber: pratamametalindo.com
c. Kabel NYY
Kabel NYY merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC, berisi lebih dari
satu kabel, warna dari isolasi luar kabel ini adalah hitam. Kabel listrik jenis NYY
adalah kabel yang boleh di tanam. Kabel NYY memiliki arti yakni N: Kabel jenis
standar terbuat dari tembaga; Y: Berisolasi PVC; dan Y: Berselubung PVC namun
lebih bagus dari NYM.
Sumber: globalelektrindo.com
14
2.5.2 MCB
Sumber: fit.labs.telkomuniversity.ac.id
15
2.5.3 Pipa
Sumber: alkonusa.com
16
b. Pipa PVC (plastik)
Selain pipa union yang terbuat dari besi, juga banyak digunakan pipa
pelindung yang terbuat dari pipa bahan PVC atau paralon. Keuntungan
penggunaan pipa PVC ini apabila dibandingkan dengan pipa union antara lain
adalah pipa PVC lebih ringan, mudah pengerjaannya, mudah dibengkokkan, dan
yang lebih penting adalah pipa PVC sendiri merupakan bahan isolasi sehingga
dalam pemasangannya tidak akan mengakibatkan terjadinya hubungan pendek
antara penghantar dengan pipa. Penggunaan pipa PVC sangat cocok untuk
daerah lembab sebab tidak akan menimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC
memiliki kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada suhu kerja di atas 600°C.
c. Pipa spiral (fleksibel)
Pada instalasi listrik, adakalanya dipasang pipa yang disebut dengan pipa
fleksibel. Pipa ini terbuat dari logam yang mudah diatur dan lentur. Sebagai contoh,
misalnya digunakan sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak standar
menuju ke meter pembatas listrik atau juga dipakai sebagai pelindung pada
penghantar instalasi tenaga seperti mesin bubut, pres, dan mesin skraf serta di
kapal laut, dan sebagainya.
d. Pipa-galvanis
Di dalam instalasi listrik pipa galvanis banyak digunakan pada dak standar,
tiang lampu taman. Pipa galvanis ini biasanya juga disebut dengan pipa ledeng.
Maksud dan tujuan dari pemasangan pipa pada instalasi listrik antara lain:
a. Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap gangguan
mekanis yang mungkin terjadi pada penghantar.
b. Sebagai tempat untuk meletakkan/menyalurkan kabel penghantar di dalamnya.
c. Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar-
penghantar pada waktu perbaikan/penggantian penghantar yang rusak.
17
2.5.4 T-Dos/Kotak sambung
Sumber: sinarlistrik.com
18
Gambar 2.7 Las Dop
Sumber: inscom.id
2.5.6 Saklar
Sumber: fullmoonid.com
19
secara parelel, misalkan 2 sampai 3 lampu sekaligus yang terhuung secara paralel
yang dikendalikan oleh satu buah saklar.
b. Saklar seri
Saklar seri atau saklar double merupakan saklar yang berfungsi untuk
menyalakan dan mmadamkan dua lampu secara bersamaan atau bergantian.
Saklar seri ini biasanya digunakan pada ruangan yang menggunakan lebih dari
satu buah lampu, contohnya : ruang tamu, ruang keluarga, dan sebagainya.
c. Saklar tukar
Saklar tukar merupakan saklar yang berfungsi untuk menyalakan dan
memadamkan sebuah lampu dari dua tempat tempat yang berbeda. Contoh
penggunaannya adalah seperti pada lorong-lorong pada suatu ruangan, dan juga
penggunaan pada tangga untuk ruangan yang bertingkat.
d. Saklar silang
Saklar silang merupakan saklar yang berfungsi untuk menyalakan dan
memadamkan sebuah lampu dari tiga tempat. Untuk pemasangannya, saklar
silang dipasangkan di antara dua buah saklar tukar untuk pengoperasian dari tiga
tempat.
20
a. Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang
berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui
steker yang juga berjenis kecil.
b. Stop kontak besar, merupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang
dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang
berfungsi sebagai ground. Saklar jenis ini biasanya digunakan untuk daya
yang lebih besar.
Sedangkan, berdasarkan tempat pemasangannya dikenal dua jenis stop
kontak, yaitu:
a. Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang di dalam tembok.
b. Stop kontak out bow, yang dipasang di luar tembok atau hanya diletakkan di
permukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
Sumber: news.indotrading.com
21
bersangkutan. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.
b. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
d. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,
hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
f. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan.
g. Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
h. Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
22
Setelah menerima laporan, Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja
memerintahkan pegawai pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan. Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan harus dilaksanakan
terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan oleh pengurus atau pengusaha.
Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
24
ditingkatkan. Penulis memberi saran agar supaya para pengusaha dan tenaga
kerja yang bergerak di bidang mekanikal dan elektrikal semakin memperhatikan
pekerjaan dan untuk pekerja setidaknya harus memiliki pengalaman bahkan
sertifikasi untuk dipekerjakan pada bidang konstruksi.
25
DAFTAR PUSTAKA
BSN, 2000, SNI 04-0225-2000: Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000), Jakarta.
Fawzi, D.I., 2015, Perancangan Sistem Mekanikal Elektrikal Plumbing (MEP) pada
Gedung Perawat Stikes, Skripsi, Teknik Elektro, Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2015.
Guo, S. J., Tai, C. S., dan Chen, H. C., 2013, The Application of MEP Systems
Installation for Interface Integration in Building Construction, Journal Marine
Science Technology, Vol 21, pp. 15–23. doi:10.6119/JMST-011-0708-1.
Lukmantara, A., 2014, Sistem Elektrikal Gedung,
(http://aloekmantara.blogspot.co.id/2014/05/sistem-elektrikal-gedung).
Wang lie & Liete Vernanda. (2016). “Formalized knowledge representation for
spatial conflict coordination of mechanical, electrical and plumbing (MEP)
systems in new building projects”. journal homepage:
www.elsevier.com/locate/autcon.
26