(WATCH DOG)
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. PLN (PERSERO) UP2D BALI
OLEH
I KOMANG ADITYA ARYA SUARYAWAN
2015313015
5C
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI PT PLN (PERSERO) UP2D BALI
MENYETUJUI
MENGETAHUI
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1 Pengertian PKL...............................................................................................1
1.2 Tujuan PKL......................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................ 2
MENGENAI PERUSAHAAN TEMPAT PKL..................................................................2
2.1 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi...............................................................2
2.1.1 Sejarah Perusahaan......................................................................................2
2.1.2 Perkembangan Perusahaan..........................................................................3
2.1.3 Lokasi Perusahaan........................................................................................4
2.1.4 Visi Misi Perusahaan.....................................................................................4
2.2 Struktur Organisasi..........................................................................................5
2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan..............................................5
2.3.1 Pengertian K2-K3..........................................................................................6
2.3.2 Penerapan Safety Culture PT PLN (Persero)...............................................9
BAB III......................................................................................................................... 10
PERMASALAHAN YANG DIAMBIL...........................................................................10
3.1 Latar Belakang...................................................................................................10
3.2 Tujuan................................................................................................................11
3.2.1 jenis-jenis relay :..........................................................................................11
3.2.2 jenis relay pada kubikel................................................................................12
3.2.3 Cara kerja relay...........................................................................................20
3.3 Tinjauan Pustaka................................................................................................20
3.3.1 komponen pada kubikel...............................................................................20
3.3.2 Pengertian Kubikel Tegangan Menengah....................................................21
iii
3.3.3 Fungsi utama kubikel adalah untuk mengendalikan, melindungi dan
membagi tenaga listrik. Secara spesifik,fungsi kubikel adalah sebagai berikut.....21
3.3.4 Jenis-Jenis Kubikel Dan Perlengkapannya..................................................21
BAB IV........................................................................................................................ 33
TCS dan watchdog.....................................................................................................33
4.1 TCS.................................................................................................................... 33
4.1.1 Wiring diagram of TCS relay........................................................................33
4.1.2 cara kerja relay TCS....................................................................................34
4.2 watchdog............................................................................................................ 35
BAB V......................................................................................................................... 36
PENUTUP.................................................................................................................... 36
5.1 Kesimpulan........................................................................................................36
5.2 Saran..................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
iv
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian PKL
Dalam memperoleh pandangan yang lebih komprehensif dalam dunia
kerja bagi mahasiswa sekaligus memberikan sebuah wadah dalam
mengaplikasikan teori dan praktik yang diterima selama mengikuti kegiatan
perkuliahan, maka atas dasar itu mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah disesuaikan dengan masing – masing
program studi yang telah dipilih. Program Praktik Kerja Lapangan ini memberikan
sebuah kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk dapat lebih mengenal, dapat
menganalisa lingkungan kerja agar memudahkan adaptasi kedepannya.
Program PKL ini berupaya untuk menyiapkan para mahasiswa ketika
harus memasuki dunia kerja, khususnya bagi Politeknik Negeri Bali yang
merupakan salah satu insan pendidikan vokasi yang diharapkan lulusannya
memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam bidang industri. Penerapan Praktik
Kerja Lapangan ini diharapkan mahasiswa akan dapat menemukan sebuah wadah
pengembangan knowledge (pengetahuan), skill (keahlian), maupun experience
(pengalaman) ketika terjun pada dunia industri.
BAB II
MENGENAI PERUSAHAAN TEMPAT PKL
2.1 Gambaran Umum Perusahaan/Instansi
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik
untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan
perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah
kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat
yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan
tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan
Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak
dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun ,.1994 status PLN beralih dari
3
Sesuai dengan road map PLN Distribusi Bali yang telah dibangun sejak
tahun 2000, maka dalam perkembangan selanjutnya, PLN Distribusi Bali terus
mengembangkan sayapnya demi peningkatan
4
pelayanan. Di tahun 2012, PLN Distribusi Bali mencanangkan BALI EKSELEN 2012
“Beyond Expectation” sebagai sebuah semangat baru dalam menampilkan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
MANAJER BAGIAN PEMELIHARAAN MANAJER BAGIAN FASILITAS OPERASI MANAJER BAGIAN OPSISDIST MANAJER BAGIAN PERENCANAAN MANAJER BAGIAN KEUANGAN & UMUM PEJABAT PELAKSANA PENGADAAN PEJABAT PELAKSANA K3L
KETUT SURA DHIPAATMAJA I MADE EKA SAPUTRA I NYOMAN ARYAWAN I KETUT SAPTA WIJAYA I KADEK EDY WARSITO KETUT NITA SURYA DEWI ROSATRIYO ADI NUGROHO
(8912683ZY) (8206019H) (8506036H) (8506033H) (8508029H) (89111418Z) (8511079Z)
SPV. HAR ELEKTOMEKANIK 1 SPV. SCADA & TELKOM SPV. OPERASI SPV. PERENCANAAN SCADA SPV. LOGISTIK
I GST AGUNG NGR WINTARA AHMAD ZURKONI I GEDE PUTRA SURYAWAN LIDYA PUSPITA DEW I PT GD PATMA ANDIKA PUTRA
(8206012H) (9417907ZY) (8408012H) (93151320ZY) (8610005H)
SPV. HAR ELEKTOMEKANIK 2 SPV. RTU & PERIPHERAL 1 SPV. LOLA DATA & GAMBAR SPV. RENEV OPHAR
IRVAN RISDI DWIPUTRA I MADE AGUS SUGIASA ACHMAD ERFAN PRIHADANA LAILY RAMADHINI
(9316656ZY) (8508036H) (9318069ZY) (8709372Z)
pendapatan dalam pencapaian tujuan. Padahal hal tersebut hanya akan menjadi
boomerang yang sangat buruk untuk keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Untuk
itu perlu diketahui pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, problema yang terjadi
dalam keselamatan dan kesehatan kerja, bagaimana upaya yang harus dilakukan
untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja dan bagaimana akhirnya
keselamatan dan kesehatan kerja akan menciptakan produktivitas bagi para pegawai.
Pada PT PLN (Persero) yang bekerja di bidang ketenagalistrikan harus memegang
teguh konsep K2-K3 serta mengimplementasikannya di setiap pekerjaan. K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang selanjutnya disebut (Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan) merupakan landasan seseorang untuk dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan aman sedangkan K2 (Keselamatan
Ketenagalistrikan) merupakan sebuah protokol keselamatan dalam mengerjakan
pekerjaan ketenagalistrikan.
Keselamatan Kerja: perlindungan terhadap pegawai dan bukan pegawai yang terlibat
dari bahaya yang dapat ditimbulkan dalam suatu pekerjaan ketenagalistrikan dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan Umum: upaya mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat umum, sekitar
instalasi, pelanggan ataupun tamu dari bahaya dengan memberikan perlindungan,
pencegahan, dan penyelesaian terjadinya kecelakaan pada masyarakat umum.
7
tersebut terjauh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh
bersama. Maka dari itu teori ini disebut dengan Teori Domino. Adapun kelima faktor
tersebut adalah:
a. Kultur lingkungan: dimana hal ini hal dasar yang dapat memicu terjadinya
kecelakaan. Dalam hal ini kurang tegasnya manajemen terhadap penerapan
K3, kurangnya pemupukan budaya K3, serta pola pikir yang menyepelekan
pekerjaan
b. Sebab dasar: visi dan misi dari pelaksana/pekerja itu sendiri yang kurang kokoh
c. Bahaya: munculnya kondisi “Bahaya” dalam bekerja dapat disebabkan oleh
unsafe action (perilaku tidak aman), unsafe condition (kondisi tidak aman), dan
missed management (manajemen yang terlewatkan)
d. Insiden: bila hal pemicu kondisi bahaya dilakukan maka akan dapat
menimbulkan “insiden” yang dapat berupa kecelakaan ataupun near- misses
e. Kerugian: selanjutnya apabila terjadi insiden tersbut maka akan menimbulkan
kerugian baik kerugian jiwa/raga manusia, asset serta efisiensi.
Terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di
tempat kerja :
a. Menghilangkan/mengurangi “Unsafe Act” dari semua personil yang terlibat
b. Menghilangkan/menguransi “Unsafe Condition” di semua tempat kerja
c. Membuat dan menerapkan Standing Operation Procedure (SOP) bagi
semua jenis pekerjaan yang mengandung potensi bahaya
d. Melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko terhadap semua jenis
pekerjaan yang akan dilakukan
e. Menugaskan personil yang berkompetensi sesuai dengan jenis pekerjaannya
f. Menunjuk/menetapkan “Pengawas” dalam setiap pekerjaan
g. Menyediakan peralatan kerja, material dan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan standar
h. Memasang Lock Out Tag Out (LOTO) / Rambu pada saat melakukan
pekerjaan
Implementasi K3 di lingkungan kerja dapat terwujud dengan penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
9
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Penerapan SMK3
bertujuan untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera
atau kerugian materi. Safety culture merupakan produk nilai-nilai individu dan
kelompok, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku yang menentukan
komitmennya, serta gaya dan kemahiran, dari manajemen keselamatan dan kesehatan
suatu organisasi.
pun tidak langsung dapat terbentuk saat dimulai, pembentukan budaya melalui proses
yang dimulai dengan dipaksa, terpaksa, bisa, terbiasa sehingga terbentuklah karakter
yang dalam hal ini lingkupnya adalah budaya.
11
BAB III
3.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini dengan judul relay TCS dan WD adalah untuk
mengtahui bagaimana cara kerja TCS dan WD (wath dog)
TCS (trip circuit supervision) adalah rangkaian yang monitoring terhadap
terhubungnya atau tidaknya suatu rangkaian.
WATCH DOG adalah rangkaian yang memberi informasi jika ada masalah pada
kubikel lain.
Berdasarkan jumlah tiang dan litternya, relay dibedakan menjadi empat jenis:
Pertama, relay 4 terminal dengan 2 terminal pada saklar sedangkan 2 lainnya
pada koil. Relay ini biasanya disebut sebagai single pole and single pole throw
(SPST).
Kedua, Relay 5 terminal dan 3 terminal untuk sakelar 2 untuk koil. Nama Relay
adalah SPDT atau Single Pol Double Throw. Tentunya setiap terminal memiliki
fungsi Relay sesuai dengan kapasitasnya.
Ketiga, Relay enam terminal untuk empat terminal untuk dua pasang terminal
sakelar sedangkan dua lainnya untuk koil. Nama Relay ini dikenal sebagai
13
DPST, atau lemparan tunggal dua kutub. Selain itu. Relay ini juga dapat
digunakan sebagai dua sakelar yang dikendalikan oleh satu koil.
Keempat, Relay memiliki delapan port dengan enam port, termasuk dua
pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh satu koil dan dua port lagi untuk
koil.
Selain Relay tersebut di atas, terdapat pula Relay pole and throw yang melebihi
2 yaitu three-pole double throw (TPDT) atau lebih dari four-pole double throw
(FPDT) ini. Relay ini juga memiliki fungsi Relay sesuai dengan aplikasi yang
digunakan.
P125 P126/P127
RELAY MiCOM P125, P126 & P127 adalah relai numerik penuh yang dirancang untuk
melakukan fungsi perlindungan dan kontrol listrik. Bagian berikut menjelaskan konten
dan struktur menu. Lima tombol yang terletak di tengah panel depan relai MiCOM
didedikasikan untuk mengatur parameter.
Jika penutup bawah diamankan dengan segel kawat, ini perlu dilepas. Dengan
menggunakan flensa samping penutup transparan, tarik tepi bawah menjauh dari panel
depan relai sampai bersih dari tab segel. Penutup kemudian dapat dipindahkan secara
vertikal ke bawah untuk melepaskan dua lug pengikat dari ceruknya di panel depan
Deskripsi Panel Depan Panel Depan Panel depan Relai MiCOM P125, P126 dan P127
memungkinkan pengguna untuk dengan mudah memasukkan pengaturan relai,
15
Gambar 3.3 Panel Depan Panel Depan Panel depan Relai MiCOM P125, P126 dan
P127
menampilkan nilai dan alarm yang diukur dan untuk menampilkan status relai dengan
jelas.
Panel depan relai memiliki tiga bagian terpisah: Layar LCD dan keypad, LED Dua zona
di bawah flap atas dan bawah.
CATATAN: Mulai dari Hardware 5, tidak perlu baterai di bagian depan relay. Memang,
gangguan, kesalahan, dan catatan peristiwa disimpan pada kartu memori flash yang
tidak perlu dicadangkan oleh baterai. Kompartemen dilengkapi dengan penutup
kosong.
Layar LCD dan deskripsi keypad Komponen panel depan ditunjukkan di bawah ini.
Fungsi panel depan identik untuk relai P125, P126 & P127. Layar LCD Di panel depan,
layar kristal cair (LCD) menampilkan pengaturan, nilai terukur, dan alarm.
Data diakses melalui struktur menu. LCD memiliki dua garis, dengan masing-masing
enam belas karakter. Lampu latar diaktifkan ketika tombol ditekan dan akan tetap
menyala selama lima menit setelah penekanan tombol terakhir. Hal ini memungkinkan
pengguna untuk dapat membaca tampilan di sebagian besar kondisi pencahayaan.
Alarm ditampilkan dalam urutan terbalik dari deteksi mereka (alarm terbaru pertama,
alarm tertua terakhir). Untuk mengakui alarm, pengguna dapat mengakui setiap alarm
16
menggunakan © atau pergi ke akhir menu ALARM dan mengakui semua alarm pada
saat yang sama. Saat menavigasi melalui submenu, tombol © juga digunakan untuk
kembali ke garis kepala menu yang sesuai.
CATATAN: Untuk mengakui relai yang terkunci, lihat bagian submenu yang sesuai.
Empat tombol utama &, , © , ® terletak di tengah panel depan. Mereka digunakan
untuk menavigasi melalui menu dan submenu yang berbeda dan untuk melakukan
pengaturan relai. Kunci ® digunakan untuk memvalidasi pilihan atau nilai (modifikasi
pengaturan).
17
Gambar 3.5 Kunci ® digunakan untuk memvalidasi pilihan atau nilai (modifikasi pengaturan).
LED Label
LED di panel depan secara default ditulis dalam bahasa Inggris, namun pengguna
memiliki label perekat diri yang tersedia dengan relai MiCOM yang memungkinkan
untuk menulis menggunakan bolpoin. Empat LED teratas menunjukkan status relai
(Kondisi perjalanan, LED alarm, kegagalan peralatan, pasokan tambahan).
Empat LED yang lebih rendah dapat diprogram secara bebas oleh pengguna dan
dapat ditetapkan untuk menampilkan ambang batas misalnya (tersedia untuk semua
model) atau untuk menunjukkan status input logika.
Deskripsi masing-masing dari delapan LED yang terletak di sisi kiri tampilan depan
diberikan selanjutnya (diberi nomor dari atas ke bawah dari 1 hingga 8):
LED 1
LED 8
P3951ENa
18
Label: Trip LED 1 menunjukkan ketika perintah trip telah dikeluarkan oleh relai
ke elemen cut-off (pemutus sirkuit, perjalanan perlindungan). LED ini menyalin
perintah trip yang dikeluarkan ke kontak relai output trip (RL1). Dalam keadaan
normal LED tidak menyala. Itu menyala segera setelah perintah perjalanan
dikeluarkan. Ini diatur ulang ketika alarm terkait diakui.
LED 2 Warna:ORANYE
Label: Alarm LED 2 menunjukkan bahwa alarm telah didaftarkan oleh relai
MiCOM P125, P126 & P127. Alarm adalah penyeberangan ambang batas
(seketika) atau perintah tersandung (waktu tertunda). LED akan berkedip
sampai alarm diterima (tombol baca), setelah itu LED akan berubah menjadi
pencahayaan konstan. Ini akan padam ketika alarm telah dibersihkan (kunci
yang jelas) dan penyebab perjalanan diatur ulang.
Label: Peringatan LED 3 didedikasikan untuk alarm internal relay MiCOM P125,
P126 & P127. Ketika alarm internal "non kritis" (yaitu kesalahan komunikasi)
terdeteksi, LED berkedip terus menerus. Ketika kesalahan digolongkan sebagai
"kritis", LED menyala terus menerus. LED hanya padam setelah penyebab
yang memicu kesalahan ini telah dihapus (yaitu perbaikan modul, hilangnya
kesalahan).
LED 4 Warna: HIJAU
Label: LED sehat 4 menunjukkan bahwa relai MiCOM P125, P126 dan P127
berada dalam urutan kerja yang benar dan catu daya tambahan ada.
LED 5 hingga 8 Warna: MERAH
19
Label: Aux.1 hingga 4. LED ini dapat diprogram oleh pengguna berdasarkan
informasi tentang ambang batas yang tersedia (instan dan tertunda waktu).
Pengguna memilih informasi yang ingin dilihatnya terkait dengan setiap LED
dari elemen menu (Logic OR). Setiap LED menyala ketika informasi terkait
valid. Pemadaman setiap LED terkait dengan pengakuan alarm terkait.
Output 5 1 2 Common
Case earth 29 30 Terminal
output 1
connection RS485
Common 3 4 Output 1
RS485 - 31 32 RS485 +
output 5 (NC) 29 1 30 2
terminal
Output 6 5 6 Output1 31 3 32 4
Vaux 33 34 Vaux
(NO) 33 5 34 6
+ terminal – terminal
Common 7 8 Common 35 7 36 8
Relay failed 35 36 Common
output 6 output 2 37 9 38 10
(WD) "Watchdo 3911 40 12
9 10 Output 2 g"
(NC) 4113 14
42
Relay 37 38
11 12 Output 2 healthy (WD) 4315 16
44
(NO) 4517 18
46
Residual 39 40 Residual
13 14 Output 3 volt. input volt. input 4719 20
48
15 16 Common 4921 22
50
41 42
output 3 5123 24
52
43 44
Input 3 17 18 Output 4 5325 26
54
+ terminal 45 46 5527 28
56
Input 3 19 20 Common
– terminal output 4 Current 47 48 Current
input (5A) input (5A)
Input 4 21 22 Input 1
+ terminal + terminal 49 50
Input 4 23 24 Input 1 51 52
– terminal – terminal
25 26 Input 2 53 54
+ terminal
Input 2 Current 55 56 Current
27 28
– terminal input (1A) input (1A)
20
Biasanya penutupan adalah keadaan awal sebelum diaktifkan, yang selalu dalam
posisi tertutup (closing)
Ini menghubungkan posisi jangkar yang awalnya tertutup (terbuka). Jika tidak ada
daya, angker akan kembali ke posisi tertutup. Daya listrik yang dibutuhkan oleh
kumparan.
3.3.3 Fungsi utama kubikel adalah untuk mengendalikan, melindungi dan membagi
tenaga listrik. Secara spesifik,fungsi kubikel adalah sebagai berikut
Kubikel Incoming
1. Busbar
2. PMS (Pemisah)
3. Earthing Switch
gangguan hubung singkat maka saklar pentanahan akan ditutup dengan tujuan
membebaskan tegangan pada salusan transmisi.
4. Heater
b. Kubikel Metering
Adapun alat – alat yang terdapat dalam kubikel metering sebagai berikut:
1. Fuse
c. Kubikel Outgoing
Kubikel Kopel merupakan bagian dari jenis kubikel yang berfungsi sebagai
penghubung antara rel 1 dengan rel 2.
27
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut
sebagai solefuse yang digunakan untuk melindungi trafo tegangan dari
gangguan.
A. Kubikel Posisi Standby
2. Pastikan pada kubikel metering dan kubikel outgoing dalam kondisi open (off)
atau standby.
3. Meng-ONkan kubikel incoming dengan memasukkan kunci tongkat pada Q1
dan putar ke arah 1 agar rangkaian terhubung (dapat dilihat pada gambar
rangkaian posisi operasi).
4. Meng-ONkan kubikel metering dengan memasukkan kunci tongkat pada Q1
dan putar ke arah 1 sehingga rangkaian terhubung (dapat dilihat pada gambar
rangkaian posisi operasi).
5. Memastikan semua peralatan terutama pada bagian Jaringan Tegangan
Manengah bahwa energi siap disalurkan.
6. Memasukkan kunci tongkat ke Q2 bagian outgoing dan putar ke arah 1.
7. Kunci kubikel outgoing di titik A.
8. Kunci kubikel outgoing di titik C.
9. Kompa tuas sampai kubikel outgoing berbunyi keras dan tanda di Q1 menjadi
“1”.
10. Lepaskan kunci kubikel outgoing di titik C.
B.2 Posisi Operasi Ke Posisi Standby
Pengertian Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau switch elektrik yang
dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil)
31
Fungsi Relay
Seperti yang telah di jelaskan tadi bahwa relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik,
namun jika di aplikasikan ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa
fungsi yang cukup unik. Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah
rangkaian elektronika.
Setelah mengetahui pengertian serta fungsi dari relay, anda juga harus mengetahui
cara kerja atau prinsip kerja dari relay. Namun sebelumnya anda perlu mengetahui
bahwa pada sebuah relay terdapat 4 bagian penting yaitu electromagnet (coil),
Armature, Switch Contact Point
1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada pada posisi close (tertutup).
2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berapa pada posisi open (terbuka).
32
Berdasarkan gambar diatas, iron core(besi) yang dililitkan oleh kumparan coil berfungsi
untuk mengendalikan iron core tersebut. Ketika kumparan coil di berikan arus listrik,
maka akan timbul gaya elektromagnet sehingga akan menarik Armature berpindah
posisi yang awalnya NC(tertutup) ke posisi NO(terbuka) sehingga menjadi saklar yang
dapat menghantarkan arus listrik di posisi NO. Posisi Armature yang tadinya dalam
kondisi CLOSE akan menjadi OPEN atau terhubung. Armature akan kembali keposisi
CLOSE saat tidak dialiri listrik. Coil yang digunakan untuk menarik Contact Point ke
posisi CLOSE umunnya hanyak membutuhkan arus llistrik yang relatif kecil.
33
BAB IV
Di atas adalah diagram relay TCS yang disambungkan ke sirkuit pemutus satu blok
dibuat oleh garis putus-putus pada gambar di atas, satu blok adalah
pemutusnya(ditunjukkan 52a dan 52b kontak bantu pemutus dan koil trip) dan blok
lainnya di buat oleh garis padat adalah relay MIcom TCS
Relay TCS secara terus-menerus menyuntikkan mA(2 atau 3 mA) ke sirkuit trip dan
mengukurnya,ketika sirkuit trip sehat dari pada arus yang disuntikkan oleh relay
mengalir melalui sirkuit trip dan TCS memberikan sinyal sehat selama kelainan arus
tidak mengalir , dan TCS akan memberi alarm
Gambar 4.2 Diagram jalur arus disuntikkan oleh relay TCS (2mA)
35
Gambar 4.3 diagaram relay TCS saat pemutusan sirkuit ON atau dalam kondisi tertutup,sirkuit
ini terkenal sebagai post-close pengawasan
4.2 watchdog
Adalah Fasilitas pengawas menyediakan dua kontak relai keluaran, satu normal
terbuka dan satu normal tertutup yang digerakkan oleh papan prosesor. Ini disediakan
untuk memberikan indikasi bahwa relai dalam keadaan sehat.Kegagalan peralatan
(besar atau kecil) tidak dapat dikenali di panel depan (menggunakan papan tombol
taktil khusus). Hanya hilangnya penyebab yang akan mengetahui kesalahan dan
karenanya mengatur ulang LED kesalahan.
Peralatan Kelas I Perlindungan Sebelum memberi energi pada peralatan, peralatan itu
harus dibumikan menggunakan terminal konduktor pelindung, jika disediakan, atau
penghentian steker suplai yang sesuai dalam kasus peralatan yang terhubung dengan
steker. Sambungan konduktor pelindung (arde) tidak boleh dilepas karena
perlindungan terhadap sengatan listrik yang disediakan oleh peralatan akan hilang.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang saya dapatkan adalah relay merupakan komponen yang
berperan penting dalam sistem pengamanan dalam sistem jaringan distribusi. Merujuk
dari salah satu syarat relai, yaitu harus mampu bekerja selektif. Selektif dalam arti
dapat membedakan secara cermat dalam mensensing dan mengatasi ganggguan agar
kerja koordinasi antar relai proteksi di sistem jaringan distribusi dapat bekerja dengan
baik. Parameter nilai proteksi yang digunakan untuk perbandingan relai Micom dan
Sepam menggunakan Electrical Protection Code standar ANSI 50/51 OCR dimana
proteksi menggunakan 2 kurva tripping time yaitu IDMT . Dari hasil analisa diketahui
bahwa kedua relai yaitu Micom dan Sepam memenuhi salah satu syarat kinerja relai
sebelum pemasangan dilapangan.
TCS adalah rangkaian yang monitoring terhadap terhubungnya atau tidaknya suatu
rangkaian. Pada saat circuit breaker dalam keadaan operasi , maka kontakauxiliary
mekanik PMT yang diserikan dengan rangkaian trip menjadi close,sehingga terjadi
rangkain tertutup pada tripping circuit. Dengan menutupnya kontak Normaly Open dari
PMT maka omron K1 akan energyze sehingga kontak NO dari K1 akan
membuka, akibatnya lampu indikasi tidak nyala begitu juga dengan horn tidak bunyi
WATCH DOG adalah rangkaian yang memberi informasi jika ada masalah pada
kubikel lain. Adalah Fasilitas pengawas menyediakan dua kontak relai keluaran, satu
normal terbuka dan satu normal tertutup yang digerakkan oleh papan prosesor. Ini
disediakan untuk memberikan indikasi bahwa relai dalam keadaan sehat. Kegagalan
peralatan tidak dapat dikenali di panel depan . Hanya hilangnya penyebab yang akan
mengetahui kesalahan dan karenanya mengatur ulang LED kesalahan. Schneider
Electric sangat menyarankan agar kontak ini dimasukkan ke dalam sistem otomasi
gardu induk, untuk tujuan alarm. Sambungan konduktor pelindung tidak boleh dilepas
karena perlindungan terhadap sengatan listrik yang disediakan oleh peralatan akan
hilang.
37
5.2 Saran
1. Sebaiknya kerja praktek dilakukan dengan sungguh-sungguh agar semua
materi yang terdapat di lapangan dapat diserap dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.se.com/ww/en/download/document/P632_EN_M_R-
21__310_651/
https://www.carailmu.com/2020/11/materi-kubikel.html
https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/
https://www.manualslib.com/manual/2291376/Areva-Micom-P125.html
https://www.manualslib.com/products/Alstom-Micom-P127-6889678.html
https://fungsi.co.id/fungsi-relay/