Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KKN-P

PENGARUH PEMBEBANAN MESIN TERHADAP

TURBOCHARGER TIPE RR 181-14

MESIN MIRRLEES BLACKSTONE ESL 8 Mk2

(PT. PLN (PERSERO) WKSKT AREA KOTABARU

PLTD KOTABARU)

Disusun Oleh:

AKHMAD DAUDI SHABAHAINI (H1F114061)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KKN-P
PENGARUH PEMBEBANAN MESIN TERHADAP TURBOCHARGER
TIPE RR 181-14 MESIN MIRRLEES BLACKSTONE ESL 8 Mk2
(PT. PLN (PERSERO) WKSKT AREA KOTABARU
PLTD KOTABARU)

Disusun Oleh:

AKHMAD DAUDI SHABAHAINI (H1F114061)

Telah disetujui : ......, .................... 2017


Koordinator Kerja Praktek, Dosen Pembimbing,

Rudi Siswanto, M.Eng. Akhmad Syarief, M.T.


NIP. 2016196806070801 NIP. 19710523 199903 1 0004

Mengetahui, Telah diperiksa dan disetujui,


Ketua Program Studi Manajer
Teknik Mesin PLTD Kotabaru

Ach. Kusairi S, M.T., M.M. Maful Abas Sayuti, S.T.


NIP. 19780415 201212 1 001 NIP. 81063512

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas dilimpahkannya


rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Laporan KKN-P dengan judul
PENGARUH PEMBEBANAN MESIN TERHADAP TURBOCHARGER TIPE RR
181-14 MESIN MIRRLEES BLACKSTONE ESL 8 Mk2 (PT. PLN (PERSERO)
WKSKT AREA KOTABARU PLTD KOTABARU) ini bisa diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini dapat diselesaikan dengan bantuan,


dukungan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu dan Bapak saya yang selalu mendo’a kan, mendukung saya, dan
kasih sayang yang tiada henti-hentinya bagi saya selama Kerja Praktik
dan selama penulis mengerjakan laporan ini.
2. Bapak Akhmad Syarief, M.T. selaku Dosen Pembimbing KKN-P.
3. Bapak Ach. Kusairi S, M.T., M.M selaku ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Lambung Mangkurat.
4. Human Resources PT. PLN (Persero) WKSKT Area Kotabaru,
terimakasih atas kesempatan kerja praktek yang diberikan.
5. Bapak Maful Abas Sayuti, S.T. selaku manajer PLTD Kotabaru.
6. Bapak Darlius Wibowo, S.T. selaku pembimbing lapangan di area kerja
PLTD Kotabaru.
7. Para mekanik har dan operator yang senantiasa memberikan waktu
ditengah kesibukan pekerjaan untuk menyempatkan mengajari kami
dan memberikan ilmu tambahan yang sangat bermanfaat bagi kamu.
8. Seluruh pihak yang sudah membantu hingga tersusunnya laporan ini

Penulis menyadari bahwa Laporan KKN-P ini masih terdapat kekurangan.


Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
sekalian.
Kotabaru, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah .................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Singkat PT. PLN (Persero) Area Kotabaru ................... 3

2.2 Lokasi PT. PLN (Persero) Area Kotabaru .............................. 3

2.3 Visi PT. PLN (Persero) Area Kotabaru .................................. 4

2.4 Misi PT. PLN (Persero) Area Kotabaru .................................. 4

2.5 Struktur Organisasi ................................................................ 5

2.6 Jadwal Kerja PT. PLN (Persero) Area Kotabaru..................... 6

2.7 Kegiatan Mahasiswa di Tempat Kerja .................................... 6

2.8 Pengertian Turbocharger ....................................................... 6

2.9 Bagian-Bagian Turbocharger ................................................. 7

2.10 Prinsip Kerja Turbocharger .................................................. 7

2.11 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Turbocharger ...... 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................ 9

iii
3.2 Spesifikasi Mesin .................................................................. 9

3.3 Prosedur Penelitian ................................................................ 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Data Tekanan & Temperatur Turbocharger, Temperatur

Rata-Rata Exhaust Gas dan Beban pada Generator ............. 15

4.2 Grafik Data Perbandingan ...................................................... 15

4.3 Pembahasan .......................................................................... 16

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 18

5.2 Saran .................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta PLTD Kotabaru .............................................................. 4

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTD Kotabaru ......................................... 5

Gambar 2.3 Bagian-Bagian Turbocharger .................................................... 7

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Turbocharger ....................................................... 7

Gambar 3.1 Mesin Mirrlees Blackstone ESL Mk2 ......................................... 10

Gambar 3.2 Pressure Gauge Turbocharger .................................................. 12

Gambar 3.3 Temperatur Gauge pada Intake Air Housing ............................. 13

Gambar 3.4 Temperatur Gauge pada Exhaust Manifold ............................... 13

Gambar 3.5 Penunjuk Beban pada Panel ..................................................... 14

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Beban dengan Tekanan Turbocharger .... 15

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Beban dengan Temperatur Turbocharger 16

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Beban dengan Temperatur Exhaust Gas . 16

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pulau Kotabaru adalah pulau yang terisolasi oleh Pulau Kalimantan,

letaknya diujung Pulau Kalimantan serta laut yang membentang membuat

pulau tersebut tidak bisa menggunakan saluran udara tegangan tinggi dan

belum adanya sistem transmisi daya listrik bawah laut yang mengakibatkan

kebutuhan listrik dipulau ini tidak bisa didapat dari sitem interkoneksi barito.

Untuk hal ini maka di Pulau Kotabaru didirikan sebuah Pembangkit Listrik

Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan bakarkan B30 (Bio Solar, campuran

dari 30% FAME dan 70% solar murni), untuk mencukupi kebutuhan listrik di

Kotabaru. PLTD Kotabaru sendiri memiliki 9 unit mesin, sedangkan untuk

menambah daya mampu, PLTD Kotabaru bekerja sama dengan Kaltimex

Energi. Daya mampu dari PLTD Kotabaru sebesar 5.1 MW, dan Kaltimex

Energi Kotabaru sebesar 8.1 MW sehingga daya mampu listrik di Kotabaru

adalah 13.2 MW.

PLTD memerlukan sebuah mesin diesel sebagai penggerak mekanik

yang nantinya satu sumbu dengan poros generator, sehingga generator

dapat berputar mengikuti rotasi mesin, untuk dapat menghasilkan listrik dan

diteruskan ketransformator dilanjutkan kejaringan.

Dalam sebuah mesin diesel untuk dapat bekerja secara efisien dan

optimal maka pasokan udara pada saat mesin beroperasi harus selalu

sebanding dengan pemakaian bahan bakar. Pada sebuah mesin diesel

biasanya akan digunakan supercharger atau turbocharger, sebagai alat

penambah massa udara.


2

Mesin Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2 adalah salah satu mesin yang

masih mampu beroperasi dengan kinerja yang baik, mesin Mirrlees

Blackstone ESL 8 Mk2 sendiri menggunakan turbocharger, kinerja dari

turbocharger ini harus selalu diperhatikan karena akan berpengaruh

terhadap efisiensi dan optimal kerja mesin. Maka dari itu penulis

berkesempatan membuat laporan KKN-P kali ini dengan memerhatikan

Pengaruh Pembebanan Mesin Terhadap Turbocharger Tipe RR 181-14

Mesin Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2 (PT. PLN (PERSERO) WKSKT AREA

KOTABARU PLTD KOTABARU).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana
pengaruh pembebanan mesin terhadap turbocharger tipe RR 181-14 mesin
Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2 di PLTD Kotabaru?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
A. Tujuan Umun
1) Mengetahui kegiatan kerja pada PT. PLN (Persero) Area Kotabaru
PLTD Kotabaru.
2) Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap turbocharger tipe
RR 181-14 mesin Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang diharapkan dari pembuatan laporan ini
adalah dapat menyelesaikan mata kuliah KKN-P disemester ini.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah laporan ini sebagai berikut:
a. Pengaruh tekanan turbocharger pada mesin Mirrlees Blackstone dengan
putaran mesin 750 RPM.
b. Mesin yang bekerja dengan beban bervariasi.
c. Bahan bakar dianggap homogen.
d. Pengambilan data dilakukan pada Senin, 11 September 2017, pukul
16.00 sampai 22.00 WITA, dilakukan selama 7 jam operasi.
e. Data pada logsheet harian mesin.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Singkat PT. PLN(Persero) Area Kotabaru


Mulai tahun 1950-an listrik di Kotabaru sudah ada yang mana pada
waktu itu dikelola Djawatan Listrik Negara. Namun hanya dapat beroperasi
sekitar 10 tahun dengan ruang lingkup yang terbatas.
Pemerintah Daerah Tingkat II Kotabaru pada tahun 1960 mengambil
alih pengelolaannya 1 unit pembangkit merek NIGATA dengan daya 175
KVA yang dapat melayani 401 pelanggan. Pada waktu itu PLD
berkedudukan di desa Sebatung kecamatan Pulau Laut Utara. Dengan
meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan masyarakat
Kotabaru termasuk pesat membuat PLD diserahkan kepada PT. PLN
(Persero) yang berstatus Ranting Kotabaru dibawah asuhan Cabang
Banjarmasin Wilayah VI.
Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat khususnya
Kabupaten Kotabaru, sedangkan daya mampu pembangkit terbatas maka
PLN belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik
secara merata, tetapi diharapkan dengan adanya program percepatan
10.000 MW kebutuhan masyarakat dapat segera terpenuhi.
PT. PLN (Persero) Area Kotabaru Wilayah Kalimantan Selatan-
Tengah PLTD Kotabaru beralamat di Jln. Brigjend. H. Hasan Basri No. 04
Kotabaru, merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang
dikelola dibawah pimpinan Bapak Maful Abas Sayuti selaku manajer.
2.2 Lokasi PT. PLN(Persero) Area Kotabaru
Secara geografis daerah PLTD Kotabaru berada di Kabupaten
Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Jl. H. Hasan Basri No.4,
Semayap, Pulau Laut Utara, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan
72113.
4

Gambar 2.1 Peta PLTD Kotabaru


Sumber: Google Maps

2.3 Visi PT. PLN (Persero) Area Kotabaru


Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh berkembang
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi alinsani.
2.4 Misi PT. PLN (Persero) Area Kotabaru
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang
saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
5

2.5 Struktur Organisasi


Struktur organisasi PLTD Kotabaru adalah sebagai berikut:

Manager
PLTD Kotabaru

EP

SPV. Operator SPV. HAR

Junior Operator Junior Teknisi Jr. Engineer

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTD Kotabaru


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
6

2.6 Jadwal Kerja PT. PLN (Persero) Area Kotabaru


Jadwal kerja umum untuk karyawan dan seluruh staf kantor PT. PLN
(Persero) Area Kotabaru adalah hari senin sampai dengan jum’at dari pukul
08.00-17.00 kecuali hari jum’at aktifitas kantor dimulai pukul 07.30 karena
karyawan dan staf kantor melakukan senam pagi, sementara hari sabtu dan
minggu libur. Sedangkan untuk bagian PLTD Kotabaru adalah setiap hari
untuk bagian operator yang terdiri dari tiga shift, yang diatur baik oleh
manajer PLTD Kotabaru. Waktu istirahat siang dimulai dari pukul 12.00-
13.30 setiap harinya kecuali hari jum’at yang dimulai dari pukul 12.00-14.00.
Sebelum memulai pekerjaan pada setiap hari senin sampai dengan kamis
dilakukan COC (Code of Coduct) yang dimoderatori bergantian oleh
karyawan PLTD Kotabaru.
Untuk pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus
2017 – 29 September 2017, setiap hari senin sampai dengan jumat, kerja
dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 dengan waktu istirahat
dari pukul 12.00 sampai pukul 13.30.
2.7 Kegiatan Mahasiswa di Tempat Kerja
Kegiatan yang telah dilakukan di PT. PLN (Persero) Area Kotabaru
PLTD Kotabaru adalah di bagian pemeliharaan, ikut bekerja dan membantu
bagian mekanik dalam melakukan pemeliharaan/overhaul pada mesin dan
generator. Pemeliharaan yang sering dilakukan adalah terdapat dalam Job
Card Pemeliharaan Mekanik yang disusun oleh supervisor pemeliharaan
dan dilaksanakan oleh tim har PLTD Kotabaru. Overhoul yang pernah
dilakukan adalah Semi Overhoul (SO/P7) Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2
dengan waktu pengerjaan 15 hari kerja, dengan mengganti part-part,
menganalisa dan mengukur bagian-bagian dari Cylinder Head Asy, dan
Cylinder Block Asy.
2.8 Pengertian Turbocharger
Turbocharger adalah sebuah komponen yang berupa kompresor yang
digunakan dalam mesin pemabakaran dalam untuk meningkatkan keluaran
tenaga mesin dengan meningkatkan massa oksigen yang memasuki mesin.
Kunci keuntungan dari turbocharger adalah peningkatan tenaga mesin.
Adapun proses kerja turbocharger, yaitu memanfaatkan gas buang sebagai
penggerak impeler turbin.
7

Turbocharger pada bagian turbin terdapat dua desain aliran yang


sangat berbeda yaitu aliran aksial dan aliran radial. Turbin menggunakan
aliran radial biasanya digunakan pada tipe turbin yang kecil, turbin aliran
aksial digunakan pada mesin dengan tipe low speed dan medium speed.
2.9 Bagian-Bagian Turbocharger

Gambar 2.3 Bagian-Bagian Turbocharger


(Sumber: Intruction Manual & Part List Mirrlees Blackstone ESL 5, 6, 8 & 9 Mk2
volume 1, 2 & 3)
Keterangan:
21000: Turbine 51000: Gas Inlet Casing
25000: Compressor 72000: Air Outler Housing
32100: Axial Thrust Bearing 79001: Diffusor
32101/ 32102: Radial Plain 81000: Silencer
Bearing 82000: Suction Branch
42000: Bearing Casing
2.10 Prinsip Kerja Turbocharger

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Turbocharger


(Sumber: www.eagleridgegm.com)
8

Turbocharger terdiri dari 2 komponen utama, sebuah turbin radial dan


sebuah kompresor radial yang dipasang pada sebuah poros yang sama. Gas
buang pada mesin diesel atau aliran gas mesin akan melalui gas inlet casing.
Turbin menggunakan energi dari gas buang untuk menggerakan
kompresor, dengan kompresor dapat menarik udara kemudian
mengkompresi ke ruang bakar. Gas buang yang telah dipakai akan
diteruskan kelingkungan melalui exhaust manifold. Turbocharger
meningkatkan massa udara. Udara yang perlu untuk mengoperasikan mesin
dan yang dikompresikan turbocharger akan melalui suction brach atau
silencer dan roda kompresor. Udara kemudian melewati diffusor dan
meninggalkan turbocharger dengan memutar di air outlet housing.
Rotor bergerak diatas dua radial plain bearing yang terletak pada
bearing casing diantara selubung kompresor dan selubung turbin. Axial
thrust bearing terletak disamping kompresor. Plain bearing terhubung kejalur
pelumasan dengan saringan dimana oli diambil dari sistem pelumasan
mesin. Saluran keluar oli selalu berada dititik terendah bearing casing.
Untuk penggunaan tertentu, turbocharger dapat digunakan
menggunakan sebuah sistem pendinginan.
2.11 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Turbocharger
A. Keuntungan
Keutungan dalam mengunakan turbocharger sebagai berikut:
1) Fluktuasi pada turbin tidak ada;
2) Sangat efisien dan konsumsi bahan bakar yang ekonomis pada
perbandingan tekanan kompresor dan turbin yang tinggi;
3) Kecepatan mesin tidak terbatas oleh gelombang tekanan pada
saluran gas buang;
4) Penentuan titik operasional dari turbin dapat lebih mudah.
B. Kekurangan
Kekurangan dalam menggunakan turbocharger sebagai berikut:
1) Tidak seluruh energi gas buang dapat digunakan untuk
menggerakan turbin;
2) Ada sebagian energi yang hilang pada combustion chamber;
3) Membutuhkan saluran gas yang besar;
4) Kurang responsif pada beban.
9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan KKN-P dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus – 29


September 2017 bertemat di PLTD Kotabaru. Pengambilan data pada
tanggal 11 September 2017 pukul 16.00 sampai 22.00 WITA.
3.2 Spesifikasi Mesin

Model Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2


Single acting, water-cooled, 4-cycle,
Type
vertical in line type
Number of cylinders 8
Cylinder bore 222 mm
Piston stroke 292 mm
Speed 750 rpm
Firing Order 1-3-2-5-8-6-7-4
Direction of Rotation Clokwise, viewed from free end
Lubricating Oil - Engine Detergent SAE30
Starting System High Air Pressure System
Starting Air Pressure 27.5 bar (400 psi)
Cooling System Radiator cooling
Exhaust Temperature 100°C - 540°C
Injector Release Pressure 303 bar (4400 psi)
Turbocharger Turbocharger with Intercooler
10

Gambar 3.1 Mesin Mirrlees Blackstone ESL 8 Mk2


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.4 Prosedur Penelitian


A. Prosedur Start Mesin:
Prosedur start (memulai / menghidupkan) mesin adalah sebagai
berikut:
1) Periksa level oli dengan stik penduga, tekanan udara start di
manometer tabung udara, level air pendingin di Expantion Tank,
leve BBM di tangki harian, level oli Turbocharger, level oli
Governoor, posisi tuas LO filter, FO filter dan posisi tuas control
rack BBM harus posisi terbuka.
2) Lakukan pelumasan awal sekitar 5-10 menit dengan memutar
saklar pompa pelumasan awal pada posisi otomatis dan tuas
start pada posisi prime.
3) Putar Load Limit Control di Governoor sampai pada posisi 0
(nol).
4) Buka kran indikator dan kran botol udara serta tekan tuas start
ke posisi start guna membuang kotoran / air dari ruang bakar.
5) Setelah ruang bakar berih dari kotoran dan bebas dari kebocoran
air / BBM, tutup kembali kran botol udara dan kran indikator dan
kembalikan load limit control di Governoor pada posisi semula.
11

6) Buka kran botol udara lalu tarik kebawah tuas start mesin ke
posisi start sampai mesin hidup. Setelah mesin hidup, letakkan
tuas start mesin ke posisi “work”.
7) Setelah mesin hidup, biarkan sekitar 5-10 menit untuk proses
pemanasan sambil memeriksa kondisi mesin dari kelainan-
kelainan.
8) Nyalakan motor radiator 1 dan 2 dengan memutar saklar pada
posisi manual kemudian tekan tombol motor radiator. Lakukan
secara bergantian untuk motor radiator 1 dan 2.
9) Jika kondisi mesin normal, maka lakukan persiapan paralel
mesin.
B. Prosedur Paralel Dan Pembebanan Mesin
Prosedur paralel dan pembebanan mesin adalah sebagai
berikut:
1) Atur tegangan Generator pada posisi 6.3 kV dan frekuensi 50 Hz.
2) Masukkan saklar synchron pada posisi manual dan atur
tegangan dan frekuensi agar sama dengan tegangan dan
frekuensi di bus bar.
3) Perhatikan putaran jarum synchron, jarum harus berputar searah
jarum jam dan dengan putaran lambat. Jika jarum sudah segaris
tanda synchron, tekan tombol ON VCB untuk memasukkan /
paralel mesin
4) Setelah mesin diparalel, matikan kembali saklar synchron dan
naikkan beban mesin perlahan-lahan mulai dari 25% dari daya
terpasang mesin sampai dengan daya mampu tertinggi mesin
dengan menggerakkan adjuster switch ke posisi “+” sambil
menyesuaikan tegangan dan frekuensi mesin dengan sistem /
bus bar.
C. Prosedur Pengambilan Data.
Prosedur pengambilan data adalah sebagai berikut:
1) Persiapkan alat tulis dan tabel untuk mengambil data pada
mesin.
2) Periksa apakah kondisi mesin benar-benar beroperasi normal.
3) Lihat dan catat nilai pada panel charger air untuk mengetahui
tekanan yang dihasilakn turbocharger.
12

Gambar 3.2 Pressure Gauge


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4) Lihat dan catat temperatur pada Intake Air Housing untuk


mengetahui temperatur yang dihasilkan turbocharger.

Gambar 3.3 Tempeartur Gauge pada Intake Air Housing


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

5) Lihat dan catat temperatur gas exhaust manifold pada indikator


temperatur yang terpasang.
13

Gambar 3.4 Temperatur Gauge pada Exhaust Manifold


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

6) Lihat dan catat beban yang diberikan pada mesin pada panel.

Gambar 3.5 Penunjuk Beban pada Panel


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
D. Prosedur Pelepasan Beban dan Stop Mesin
Prosedur pelepasan beban dan stop (berhenti) mesin adalah
sebagai berikut:
1) Turunkan beban perlahan-lahan dengan memutar saklar
adjuster kearah “-“ sampai beban mendekati 0 (nol).
2) Lepasa paralel dengan menekan tombol OFF VCB.
3) Biarkan mesin operasi tanpa beban selama 5 – 10 menit untuk
proses pendinginan.
14

4) Matikan mesin dengan mendorong ke atas tuas start mesin ke


posisi stop.
5) Setelah mesin mati, kembalikan saklar motor radiator ke posisi
off dengan lebih dulu menekan tombol off radiator 1 dan 2.
15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Data Tekanan & Temperatur Charger Air, Temperatur Rata-Rata
Exhaust Gas dan Beban pada Generator
Tabel 4.1 Tekanan & Temperatur Turbocharger, Temperatur Exhaust Gas
Persilinder, Rata-Rata Temperatur Exhaust Gas dan Daya Beban
Rata-Rata Daya
Tekanan Temperatur Exhaust Gas Perslinder (°C)
Exhaust Gas Beban
kgf/cm2 °C 1 2 3 4 5 6 7 8 °C kW
0.5 40 340 290 310 330 300 380 340 390 335 500
0.8 42 350 310 330 345 310 290 360 375 334 550
0.7 40 340 360 320 340 310 290 360 380 338 560
1.2 42 350 330 340 360 330 300 380 380 346 700
1.2 42 360 330 340 360 330 300 380 380 348 750
1.2 40 360 330 345 360 320 300 380 380 347 750
1.3 42 360 330 350 360 330 300 380 380 349 760

(Sumber: Logsheet Operator PLTD Kotabaru)

4.2 Grafik Data Pebandingan


a. Grafik Perbandingan Beban dengan Tekanan Turbocharger

Perbandingan Beban dengan Tekanan


Turbocharger
1.4
Tekanan (Kgf/cm2)

1.3
1.2 1.2 1.2 1.2
1
0.8 0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.2
0
500 550 560 700 750 750 760
Daya Beban (kW)

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Beban dengan Tekanan Turbocharger


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
16

b. Grafik Perbandingan Beban dengan Temperatur Turbocharger

Perbandingan Beban dengan Temperatur


Turbocharger
60
Temperatur (°C)
50
40 40 42 40 42 42 40 42
30
20
10
0
500 550 560 700 750 750 760
Daya Beban (kW)

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Beban dengan Temperatur Turbocharger


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Grafik Perbandingan Beban dengan Temperatur Exhaust Gas

Perbandingan Beban dengan Tempeatur Exhaust


Gas
400
Temperatur Exhaust Gas

380
360
346 348 347 349
(°C)

340 338
335 334
320
300
500 550 560 700 750 750 760
Daya Beban (kW)

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Beban dengan Temperatur Exhaust Gas


(Sumber: Dokumetasi Pribadi)
4.3 Pembahasan
Dari grafik data diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh pada beban
dapat menyebabkan tekanan dan temperatur pada udara yang dihasilkan
turbocharger ikut terpengaruh, hal ini disebabkan ketika mesin dibebani
tinggi maka konsumsi bahan bakar dan udara ikut tinggi, dan ketika mesin
dibebani rendah maka konsumsi bahan bakar dan udara ikut rendah.
17

Dapat diperhatikan dari grafik perbandingan antara tekanan udara


turbocharger dengan beban yang diberikan, jika beban diberikan 500 kW
maka tekanan sebesar 0.5 kgf/cm2, jika beban diberikan 550 kW maka
tekanan sebesar 0.8 kgf/cm2, jika beban diberikan 560 kW maka tekanan
sebesar 0.7 kgf/cm2, jika beban diberikan 700 kW maka tekanan sebesar 1.2
kgf/cm2, jika beban diberikan 750 kW maka tekanan sebesar 1.2 kgf/cm2 dan
jika beban diberikan 760 kW maka tekanan sebesar 1.3 kgf/cm2. Tekanan
udara yang dihasilkan oleh turbocharger stabil pada beban diatas 700 kW,
hal ini dapat diasumsikan bahwa kerja dari turbocharger akan tetap baik dan
bekerja normal apabila tekanan yang diberikan sekitar 1.2 kgf/cm 2 dan
membuat konsumsi bahan bakar lebih efektif.
Beda dengan halnya garafik perbandingan antara tekanan udara
turbocharger dengan beban dan dengan grafik perbandingan antara
temperatur udara setelah melalui bagian kompresornya dengan beban yang
diberikan, dapat dilihat bahwa ketika beban 500 kW temperaturnya 40 °C,
ketika beban 550 kW temperaturnya 42 °C, ketika beban 560 kW
temperaturnya 40 °C, ketika beban 700 kW temperaturnya 42 °C, ketika
beban 750 kW temperaturnya 40 °C, dan ketika beban 760 kW
temperaturnya 42 °C, selisih yang ditampilkan tempertaur bekisaran 2 °C
saja, hal ini menunjukan temperatur akan selalu stabil karena sebelum udara
masuk ke Intake Manifold udara terlebih dahulu di dinginkan oleh Intercooler.
Dari grafik sebelumnya grafik perbandingan beban dengan temperatur
exhaust gas juga mengalami peningkatan temperatur, dilihat ketika beban
500 kW temperaturnya 335 °C, beban 550 kW temperaturnya 334 °C, beban
560 kW temperaturnya 338 °C, beban 700 kW temperaturnya 346 °C, beban
750 kW temperaturnya 348 °C dan beban 760 kW temperaturnya 349 °C.
Dapat di asumsikan bahwa beban akan berpengaruh terhadapt
turbocharger, karena udara lebih yang diperlukan mesin ketika beban
dinaikkan untuk mempertahankan kerjanya maka mesin memerlukan
konsumsi bahan bakar dan udara yang berlebih, menyebabkan turbocharger
mengalami peningkatan kerja agar udara yang diperlukan untuk
pembakaran bisa terpenuhi.
18

BAB V
PUNUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengaruh pembebanan pada generator ketika ditingkatkan akan
meningkatkan kerja mesin, ketika direndahkan akan merendahkan kerja
mesin sehingga tekanan dari turbocharger mengalami penigkatan dan
penurunan tergantung bagaimana pembebanan diberikan pada generator.
Selain itu temperatur gas buang mengalami peningkatan yang
menyebabkan gas hasil pembakaran mengalami peningkatan volume.
Dapat diperhatikan perbandingan beban terhadap tekanan mengalami
perubahan yang signifikan dari beban 500 kW di tiingkatan hingga beban
760 kW yaitu tekanan dari 0.5 kgf/cm2 ke 1.3 kgf/cm2 memiliki selisih 0.8
kgf/cm2, temperatur setelah turbocharger dari 40 °C ke 42 °C hal ini karena
udara setelah turbocharger didinginkan terlebih dahulu oleh Intercooler dan
tempertaur exhaust gas dari 335 °C ke 349 °C yang memiliki selisih 14 °C,
tidak adanya fluktuasi grafik maka turbocharger masih bekerja normal.
5.2 Saran
a. Kerja dari turbocharger sangatlah penting untuk itu perlu adanya
pengecekan mulai dari visual dan analitis agar kerja dari
turbocharger dapat maksimal.
b. Perlu adanya penambahan flow meter setelah turbocharger untuk
dapat memastikan debit udara yang dihasilkan, hal ini bertujuan
untuk dapat mengukur efisiensi dari turbocharger.
DAFTAR PUSTAKA

ABB Turbo System Ltd. “ABB Turbocharging: Operating turbochargers - Collection


of Articles by Johan Schieman Published in Turbo Magazine 1992-1996”

Instruction Manual & Parts List Volume 1,2 & 3 Mirrless Blackstone ESL 5,6,8 & 9
Mk2

Kristanto, Philip., dkk. 2001. “Analisa Turbocharger pada Motor Bensin Daihatsu
Tipe CB-23”. Universitas Kristen Petra.

Mahadi. 2010. “Pengaruh Penggunaan Turbocharger dengan Intercooler


Terhadap Performasi Motor Bakar Diesel”. Departemen Teknik Mesin,
Universitas Sumatra Utara.

Pandini, Intan E., & Irfan S.A. 2015. “Analisa Teknis Perancangan Turbin pada
Turbocharger Menggunakan CFD”. Surabaya: Jurusan Teknik Sistem
Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh November.

Pope, Jenelle. 2009. “Analysis of a Turbocharger System for a Diesel Engine”.


Hartford: Master of Engineering in Mechanical Engineering, Ransselaer
Polytechnic Institute.

Report Data Log Sheet Harian Mirrless Balackstone ESL 8 Mk2 PT. PLN (Persero)
WKSKT Area Kotabaru PLTD Kotabaru.

Setiawan, Sandi. 2016. “Analisa Pengaruh Temperatur Udara Masuk Terhadap


Tekanan dan Temperatur Gas Buang pada PLTD Pulo Panjang Banten”.
Jakarta: Program Studi Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana.

STANDING OPERATIONAL PROSEDURE PLTD KOTABARU 2016


LAMPIRAN
LAMPIRAN

Gambar 1. Panel Incoming & Outgoing pada ruang kontrol baru


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Melepas Cylinder Head Mirrlees Blackstone pada Semi Overhoul


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Melepas Cover pada Intercooler Mirrlees Blackstone


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 4. Merebus Intercooler dengan cairan pembersih
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Melepas Piston dari Cylinder Liner


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 6. Melepas Cylinder Liner dari Cylinder Block


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 7. Proses pencucian Cylinder Head menggunakan solar
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 8. Pengukuran dan penyetelan clearance menggunakan Feeler Gauge


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9. Menyekur Valve menggunakan gerinda tangan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 10. Memeriksa level oli menggunakan stik penduga
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 11. Memeriksa tekanan botol udara start


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 12. Memeriksa level expansion tank


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 13. Memeriksa level day tank
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 14. Memeriksa oli Goernoor


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 15. Membuka kran indikator


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 16. Memutar switch synchron
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 17. Menekan tombol ON VCB


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 18. Mengatur Beban


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai