Disusun oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ULTG BALI SELATAN PT PLN (PERSERO) UPT BALI
MENYETUJUI
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
TL GI Pemecutan Kelod Praktik Kerja Lapangan
ii
DATAR ISI
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
BAB II ULTG BALI SELATAN PT. PLN (PERSERO) UPT BALI ............ 13
5.1 Simpulan.......................................................................................... 44
LAMPIRAN ................................................................................................. 46
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 logo PLN ................................................................................................ 15
Gambar 2. 2 Bidang persegi berwarna kuning ............................................................ 15
Gambar 2. 3 Petir atau kilat......................................................................................... 16
Gambar 2. 4 Tiga gelombang ...................................................................................... 16
Gambar 2. 5 Tulisan PLN ........................................................................................... 17
Gambar 2. 6 Logo transformasi PLN .......................................................................... 18
Gambar 2. 7 logo AHKLAK BUMN .......................................................................... 18
Gambar 2. 8 Lokasi Kantor ULTG BALI SELATAN ................................................ 20
Gambar 2. 9 Struktur Organisasi ULTG BALI SELATAN ....................................... 21
iv
DAFTAR TABEL
v
KATA PENGANTAR
vi
dalam penyelesaian Laporan PKL ini.
3. Bapak I Made Aryasa Wiryawan, ST.,MT. Ketua Program
Studi sekaligus sebagai Dosen Pembingbing Praktek Kerja
Lapangan (PKL)Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali
yang telah memberikansaran, pengarahan dan motivasi selama
melaksanakan Praktek KerjaLapangan
vii
Praktek Kerja Lapangan ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu besar
harapan saya semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
bermanfaat bagi saya dan umumnya bagi para pembaca.
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
10
memegang teguh konsep K2-K3 serta mengimplementasikannya di setiap pekerjaan.
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang selanjutnya disebut (Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan) merupakan landasan seseorang untuk dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan aman sedangkan K2 (Keselamatan
Ketenagalistrikan) merupakan sebuah protokol keselamatan dalam mengerjakan
pekerjaan ketenagalistrikan.
1.3. Pengertian K2 dan K3
11
d. Keselamatan Instalasi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenagalistrik dengan
melakukan pencegahan terhadap kerusakan instalasi, kebakarandan lain sebagainya.
Sedangkan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan segala upaya atau kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan K3 adalah Undangundang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Selain itu masih terdapat peraturan lain yang mengatur tentang K3 seperti Peraturan
Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri (Permen).
12
BAB II
ULTG BALI SELATAN PT. PLN (PERSERO) UPT BALI
13
Denpasar mulai tanggal 16 April 1998 dengan surat keputusan pimpinan PT.
PLN (Persero) P3B berkedudukan dijalan Abian Base, Kapal, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Dati II Badung.
Selanjutnya dari PT. PLN (Persero) P3B Sektor Denpasar berubah nama
menjadi PT. PLN (Persero) UBS P3B SRB (PT. PLN Persero) Unit Bisnis Strategi
Penyaluran dan Pengaturan Beban Jawa - Bali Sub Region Bali pada Oktober tahun
2002 namanya diubah lagi menjadi PT. PLN (Persero) P3B JB - RJTB Sub Region
Bali. Pada bulan April 2012 PT. PLN (Persero) P3B JB- RJTB Sub Region Bali
berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) P3B JB APP BALL. Dan pada tanggal 1
Januari 2016 berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) TJBTB APP Bali (Transmisi
Jawa Bagian Timur dan Bali Area Pelaksana Pemelihara Bali).
PT. PLN (Persero) TJBTB APP Bali (Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali
Area Pelaksana Pemelihara Bali) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dimana peursahaan ini bergerak dibidang usaha pengelolaan operasi dan
pemeliharaan sarana instalasi Gardu Induk Tegangan Tinggi dan Transmisi 150 KV.
Dalam usahanya PT. PLN (Persero) TJBTB APP Bali menjual produk inti kepada
konsumen besar dan konsumen sedang di wilayah Bali berupa ketersediaan listrik
untuk konsumen secara terus menerus atau lebih dikenal dengan MVA available. PT.
PLN (Persero) TJBTB APP Bali mengelola 16 Gardu Induk 150 KV yang terdiri 14
Gardu Induk konvensional (Air Insulated Switchyard), dan 2 Gardu Induk SF6 (Gas
Insulated Switchyard) yang berlokasi di Celukan Bawang dan di Bandara Internasional
Ngurah Rai.
14
2. Makna Logo Perusahaan
❖ Elemen-elemen Logo
15
✓ Petir atau Kilat
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang
digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja
keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalamkehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang
dimilikiinsan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya,
16
✓ Tulisan PLN
Tulisan PLN ini memiliki arti sebagai identitas atau nama perusahaan. Adapun
kepanjangan dari singkatan PLN adalah Perusahaan Listrik Negara, dari nama tersebut
kita dapat mengetahui bahwa PLN merupakan perusahaanmilik negara yangberoperasi
di bidang kelistrikan.
3. Visi dan Misi dan Tata Nilai PT PLN (Persero)
b. Visi
17
Gambar 2. 6 Logo transformasi PLN
e. Tata Nilai
18
Tabel 2. 1 Sejarah perkembangan PT PLN UPT BALI
19
5. Lokasi Perusahaan PT PLN (Persero) UPT BALI
20
2.1 Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULTG BALI Selatan
21
BAB III
FOKUS KEGIATAN PKL
Terdapat beberapa kegitannyang dilkukan di tempat PKL, mulai dari beberapa pekerjaan yang
saya pernah lakukan yaitu,
1. Pada HAR GI yaitu ikut serta melakukan pemiliharan dan Perbaikkan Peralatan transmisi
Gardu Induk 150kV.
a. Proses Persiapan
❖ Bertanya pada pegawai apakah hari itu ada kegiatan pemeliharaan atau perbaikkan
peralatan Transmisi
❖ Meminta izin kepada TL HAR GI untuk mengikuti dan mengamati pekerjaan yang
dilakukan oleh Tim HAR GI
b. Proses Pelaksanaan
❖ Proses Pekerjaan pemeliharan atau perbaikkan dilakukan oleh Tim HAR GI dan
diawasi oleh Pengawas Manuver, Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3
❖ Saya PKL hanya membantu Tim HAR dengan mengambilkan dan memberikan
alat-alat kerja dan sesekali ikut bekerja dengan serat pengawasan Tim HAR.
c. Pelaporan
❖ Setiap pekerjaan yang dilakukan dan perlu pemadaman baik di Trafo atau Bay
Line perlu berkomunikasi dan melaporkan ke pihak Distpatcher UP2B dan TL GI
Lawan.
2. Pada GI Pemecutan Kelod dalam Kegiatan Pengecekan rutinan GI
a. Proses Persiapan
❖ Standby di GI untuk mengikuti proses Inspeksi rutinan oleh TL dan Staff JARGI
❖ Meminta izin kepada TL GI untuk mengikuti dan mengamati Inpseksi rutinan
yang dilakukan TL dan staff JARGI
b. Proses Pelakasanaan
❖ Inspeksi Lvele 1 yaitu inspeksi menggunakan panca indera manusia seperti
22
pengecekan secara fisik peralatan Transmisi di swicth yard,Inspeksi beban harian
trafo dan bay line, inspeksi Panel proteksi bay line dan bay trafo
❖ Inspeksi Level 2 yaitu inspeksi menggunakan alat ukur seperti Thermovisi
Peralatan Transmisi di Swicth Yard dan di Jaringan transmisi, pengukuran arus
bocor trafo, dan pengukuran teganga tembus rele mekanik trafo.
❖ Mengamati dan membantu TL dan Staff JARGI dalam melakukan mengukuran
tahanan pentanahan setiap pole bay line
❖ Mengamati dan membantu TL dan Staff JARGI dalam mengamankan konduktor
bay line dari layang-layang yang tersangkut.
c. Proses Pelaporan
❖ Setiap Inspeksi level 1 dan 2 yang dilakukan pelaporannya melalui aplikasi New
Srintami
Salah satu media pemadam api pada PMT yaitu gas SF6, media tersebut
dipilih karena sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau,tidak
beracun dan tidak mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6
mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam bahan yang
umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi
listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara)
dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain
dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat,
tidak terjadi karbon selama terjadibusur api dan tidak menimbulkan bunyi pada
24
saat pemutus tenaga menutup atau membuka.
Adapun tujuan dari penulisan laporan praktik kerja lapangan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan program studi D3 Teknik Listrik,
C. Tinjauan Pustaka
25
ataupun ekstra tinggi berbeda‐beda untuk setiap negara atau perusahaan
listrik di Negara tersebut, tergantung kepada kemajuan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Pemutus Tenaga dalam system tenaga
listrik adalah sebagai berikut :
27
3. Jenis – Jenis PMT
a. Berdasarkan besar/kelas tegangan
PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa,
guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan
kopel mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay
kopel serta PMT 20 kV untuk distribusi
28
gambar 3. 3 PMT three pole
• PMT Minyak
29
gambar 3. 4 SF6 saat proses pemutusan arus listrik
Keterangan Gambar :
1. Terminal Utama atas (Rod Kontak Diam)
3. Nozzle
5. Arcing contact
6. Kontak bergerak
Stabilitas gas SF6 begitu baik sehingga tidak menimbulkan adanya perubahan kimia pada
temperatur tinggi. Pada media pengisolasi lain seperti minyak, mulai beroksidasidan rusak.
Keunggulan kemampuan gas SF6 dalam memadamkan busur api oleh karena sifat elektro
negatifnya artinya molekul-molekulnya dengan mudah dan cepatmenyerap elektron bebas
pada lintasan busur api yang timbul diantara kontak pemutus tenaga ( Circuit Breaker ) untuk
membentuk lon negatif
31
menjadikan dielektriknya naik secara bertahap.
7. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan adanya
hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya
8. Selain itu PMT jenis ini simpel (tidak makan tempat) rendah.
32
gambar 3. 5 PMT SF6
33
Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan kontak
dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan medan elektrik
menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini
menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan bergerak menuju kontak anoda
(A). Elektron - elektron ini membentur molekul netral media isolasi dikawasan
positif,benturan- benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi.
Dengan demikian, jumlah elektron bebas yang menuju anoda akan semakin
bertambah dan muncul ion positif hasil ionisasi yang bergerak menuju katoda,
perpindahan elektron bebas ke anoda menimbulkan arus dan memanaskan kontak
anoda. Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang
berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya tungsten
atau karbon, maka ion positif akan menimbulkan pemanasan di katoda.
Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik
leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan emisi medan tinggi.
Hasil emisi thermis ini dan emisi medan. tinggi akan melanggengkan proses ionisasi,
sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah yang disebut
busur api Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari bahan
yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan emisi medan
tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan. tinggi akan melanggengkan proses
ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus berlangsung dan inilah yang
disebut busur api.
5. Komponen dan Fungsi
a. Primary
34
b. Interrupter
gambar 3. 7 Interrupter
c. Terminal Utama
35
gambar 3. 8 Terminal Utama
d. Dielectric
Berfungsi sebagai isolasi peralatan dan memadamkan busur api dengan sempurna
pada saat moving contact bekerja.
❖ Electrical Insulation (Isolator)
Pada pemutus (PMT) terdiri dari 2 bagian isolasi yang berupa isolator yaitu:
✓ Isolator ruang pemutus ( Interrupting Chamber ), Merupakan isolator yang
berbeda pada ruang pemutus ( Interrupting Chamben)
✓ Isolator Penyangga (Isolator Support), Merupakan isolator yang berada pada
penyangga/support
36
❖ Pemadam busur api dengan gas Sulfur Hexa Fluorida (SF6)
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada
waktu memutus arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik
yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah
seiring dengan pertambahan tekanan. Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe
tekanan tunggal (single pressure type), dimana selama operasi membuka atau
menutup PMT, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung/silinder yang menempel pada
kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan
ini yang mematikan busur api.
37
6. Sifat – sifat Gas SF6
SF6 ini digunakan pada switchger dan sakela PMT/CB Gas SF6 (SF6
CircuitBreaker).
a. Sifat Fisik
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Tidak beracun
b. Sifat Kimia
Sifat kimiawi gas SF6 sangat stabil, pada ambient temperatur dapat
berupa gas netral dan juga sifat pemanasannya sangat stabil. Pada
temperatur diatas 150℃ mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan
bermacam-macam bahan yang umunya digunakan dalam pemutus tenaga
tegangan tinggi.
Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya
pada sakelar pemutus beban (PMT)/ circuit breaker (CB) adalah :
a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan
mekanismenya. Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api
adalah tanpa memerlukan energi untuk mengkompresikannya, namun
semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi
dapat dengan mudah dideteksi.
c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun
pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh.
d. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitas
tetap rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi
38
kemungkinan busur api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan
arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.
f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan
dengan adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya
rendah.
2. Analisa Data
39
b. Regulator
gambar 3. 12 regulator
c. Selotip
gambar 3. 13 Selotip
40
d. Tabung Gas SF6
41
4 Analisa Prosedur Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan pengisian gas SF6 PMT Bay Kapasitor, adapun langkah-langkah
kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Persiapan Alat, Material Kerja, dan Alat Pelindung Diri (APD)
2) Melakukan Safety Breifing untuk mengecek kondisi setiap personil , pembagian tugas dan
berdoa sebelum memulai pekerjaan.
3) Dokumentasikan kondisi tekanan Gas Sf6 PMT Bay Kapasitor sebelum pelaksanaan
pekerjaan
4) Pemasangan Naple regulator ke naple tabung gas SF6
5) Pengecekan tekanan tabung SF6 untuk mengetahui tekanan tabung SF6 agar tekanan tabung
lebih besar daripada tekanan di manometer PMT, bertujuan agar gas yang ditabung bisa
masuk ke PMT.
6) Memasukkan gas SF6 ke selang regulator dengan tekanan 1bar untuk melakukan flushing.
7) Melakukan flushing terhadap selang regulator agar gas yang di PMT tidak masuk kedalam
selang dan menghindari adanya udara yang masuk ke PMT.
8) Memasang naple selang regulator ke naple PMT.
9) Melakukan pressure adjustment untuk mengatur tekanan gas yang masuk ke PMT secara
perlahan.
10) Setelah mencapai standar tekanan gas SF6 pada PMT ini yaitu 6,5bar, atur pressure
adjusment agar menutup gas dari tabung ke PMT.
11) Buka naple selang regulator dari naple PMT.
12) Flushing selang regulator agar manometer pada regulator menunjukan 0bar yang bertujuan
untuk menghindari tekanan gas yang ada pada regulator saat membuka naple regulator
dengan tabung gas SF6.
13) Lepaskan Naple regulator dari tabung gas SF6
14) Rapikan peralatan kerja.
15) Dokumentasikan hasil setelah pekerjaan selesai
16) Final Check.
17) Pembuatan laporan sesuai dengan form dan berita acara pekerjaan selesai.
42
5 Data Hasil Pengukuran
Sebelum pekerjaan dilakukan berikut adalah trending nilai tekanan gas SF6 pada PMT Bay
Kapasitor
Tabel 3. 1 Penurunan tekanan Gas SF6 PMT bay Kapasitor
Setelah dilakukan pengisian Gas SF6 pada PMT bay Kapasitor memperoleh hasil tekanan gas
6,4 bar.
43
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari kegiatan Pengisian Gas SF6 Pada PMT bay Kapasitor dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengisian Gas SF6 Pada PMT bay kopel berjalan dengan aman dan lancar.
2. Pengisian Gas SF6 pada PMT bay kopel dilakukan karena terjadi penurunan tekanan gas di
bawah nilai standar nameplate peralatan yaitu 6,1 bar, sedangkan tekanan normal pada nameplate
peralatan yaitu 6,4 bar.
3. Dengan mempertimbangkan penurunan tekanan gas SF6 pmt bay kopel pada rentang waktu
tertentu yang dapat membahayakan kondisi peralatan tersebut maka perlu dilakukan pengisian gas
SF6 sesuai nilai standar pada peralatan, agar keandalan kerja dari pmt bay kopel tetap terjaga.
5.2 Saran
a) Saran Umum
Adapun beberapa saran umum yang ingin penulis sampaikan dalam analisa permasalahan
pengsisian gas SF6 pada bay kapasitor, yaitu
➢ Diharapakn kepada seluruh pelaksana pekerjaan PT.PLN (persero) ULTG Bali Selatan UPT
Bali senantiasa untuk selalu menggunakan perlatan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk mencapai pekerjaan yang selamat dan aman.
➢ Diharpakan kepada peserta Praktek Kerja Lapangan selalu memperhatikan etika dan penampilan
selama melaksankan Praktek Kerja Lapangan di IDUKA masing- masing.
➢ Diharapkan agar kerjasama antar Politeknik Negeri Bali dengan PT PLN (persero) ULTG Bali
Selatan UPT Bali lebih ditingkatkan dengan lebih banyak memberi peluang bagi mahasiswa/I
umtuk Praktek Kertja Lapangan.
b) Saran Khusus
Adapun saran kusus yang ingin penulis sampaikan dalam analisa kegiatan penelitian gas SF6
Bay Kapasitor yaitu, Melakukan inspeksi terhadap PMT lebih rutin untuk mengetahui tekanan Gas
SF6 mengalami penurunan atau tidak agar menghindari kegagalan operasi pada PMT.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55