Disusun oleh:
1. ADI LUKMANA 1641150121
2. MOH. RONI PRASTYO W 1641150057
3. SHOLATUR 1641150055
4. TRISUTO ASMORO 1641150087
Disetujui,
Oleh :
Ketua Program
Studi Sistem Kelistrikan Pembimbing Politeknik
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
1
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Menyetujui,
Pembimbing Perusahaan
Arief Setiabudi
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
2
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PKL (Laporan Praktek Kerja
Lapangan) dengan judul “Sistem Penyaringan Flue Gas Sisa Pembakaran
Menggunakan ESP pada PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton”.
Disadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, maka diharapkan
saran dan masukan yang membangun agar sempurnanya penulisan Laporan PKL
(Praktek Keja Lapangan) ini. Dalam penyelesaian Laporan PKL (Praktek Keja
Lapangan) ini penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari semua pihak
baik akademis, moril, maupun materiil sehingga pada kesempatan ini penulis
berterimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.M. selaku Direktur Politeknik Negeri
Malang.
2. Bapak Mochammad Junus, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Malang.
3. Bapak Ahmad Hermawan, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Sistem
Kelistrikan Politeknik Negeri Malang.
4. Ibu Sulistyowati, S. T ., M. T . selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan Politeknik Negeri Malang
5. Bapak Arief Setiabudi selaku pembimbing di PT.PJB UBJ O&M PLTU
PAITON serta para staf karyawan, yang telah membantu penulis dalam
pengumpulan data-data yang berhubungan dengan Laporan PKL ini.
6. Ayah, Ibu, adik, kakak dan sanak saudara yang memberikan dukungan
baik moral, spiritual dan material selama proses pengerjaan Laporan PKL
7. Teman-teman di program studi D4 Sistem Kelistrikan angkatan 2016 yang
telah membantu penulis selama masa kuliah, dan memberikan support
selama pengerjaan Laporan PKL.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.
3
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Kritik dan saran penulis terima dengan senang hati. Dan semoga Laporan
PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini bermanfaat bagi penulis dan khususnya
pembaca pada umumnya.
Malang, 17 Aguustus 2019
Penulis
4
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vi
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan..............................................................................................2
1.5 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)..................................2
1.6 Metode Pengumpulan Data.............................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan......................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. PJB UBJ O&M PAITON...........................6
2.2 Deskripsi Umum Perusahaan Proyek PLTU Baru Unit 9.............................8
2.3 Visi dan Misi PT. PJB UBJ O&M PAITON...................................................8
2.4 Strategi O&M PJB...........................................................................................9
2.5 Skema Pengelolaan...........................................................................................9
2.6 Stuktur Organisasi PT. PJB PLTU Paiton Baru Unit 9...............................10
2.6.1 Struktur Organisasi PT.PJB UBJ O&M PLTU PAITON....................11
2.6.2 Struktur Struktur Organisasi Pemeliharaan Listrik..................................12
2.7 SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) PT. PJB
UBJ O&M PAITON...................................................................................................15
2.7.1 Perlindungan personal...........................................................................16
2.8 LANDASAN TEORI......................................................................................21
2.8.1 Sistem kerja secara umum pada PLTU.................................................21
2.8.2 Sistem Penanganan Batubara (Coal Handling System).......................23
2.8.3 Sistem Pengolahan Air / Water Treatment Plant (WTP).......................24
2.8.4 Sistem Penanganan Abu Batubara (Ash Handling).............................27
2.8.5 Komponen – Komponen Dalam Proses Pembakaran Di Furnace......30
5
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
6
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
DAFTAR GAMBAR
7
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
8
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
mempengaruhi efisiensi yang dihasilkan oleh ESP tersebut. Oleh karena itu,
penulis mengambil studi mengenai sistem kerja dan komponen-komponen
yang terdapat pada ESP (Electrostatic Precipitator).
2
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
3
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
2. Studi Lapangan
BAB I : PENDAHULUAN
4
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
5
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
BAB II
PLTU Paiton baru unit 9 adalah salah satu proyek pembangkit yang
ditangani pemerintah dalam menanggulangi krisis energi di Indonesia yang diberi
nama Proyek Percepatan 10.000 MW. Pembangunan Proyek Percepatan ini terdiri
atas 10 pembangkit dibangun di pulau Jawa dan 25 pembangkit dibangun di luar
pulau Jawa.
Berdasarkan RUPS PJB tgl 28 Januari 2008 dan Letter of Intent PLN tgl
25 Juli 2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola O&M untuk 4 Proyek Percepatan
Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW : Rembang, Indramayu, Pacitan, Paiton
Baru unit 9.
Paiton Baru unit 9 mempunyai kapasitas 660 MW, terletak diantara desa
Sumber Glatik dan desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur atau sekitar 35 km sebelah timur kota Probolinggo dan berada sekitar 140
km timur laut dari kota Surabaya. Proyek ini dibangun di lahan seluas 48 hektar
terletak di komplek area pembangkit yang sudah beroperasi yaitu PLTU unit 1, 2
6
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
milik PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali), PLTU unit 3,4 dalam tahap
pembangunan,
PLTU unit 5, 6 milik PT. YTL (Yeoh Tiong Lay), dan PLTU unit 7, 8 milik
PT. IPMOMI (International Power Mitsui Operation and Maintenance).
7
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Power Design Institute). Dari Jasa konsultan QA/QC adalah BVI(Black and
Veatch International Company). Perencanaan Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) 500kV dan 150kV akan diinterkoneksikan dengan Gardu Induk Tegangan
Ekstra Tinggi (GITET) PAITON. Dengan adanya proyek ini, maka masing-
masing elemen dari PT. PLN (Persero) memiliki tugas sebagai berikut :
a. Sebagai pengendali proyek adalah Unit Pembangkitan Indramayu.
b. Sebagai Supervisi Konstruksi adalah PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen
Konstruksi.
c. Sebagai Supervisi Sertifikasi dan Laik Operasi adalah PT. PLN (Persero)
Jasa Sertifikasi.
a. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan Pembangkit Tenaga Listrik Indonesia yang terkemuka
dengan standar kelas dunia.
b. Misi Perusahaan
Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing.
8
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
9
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
10
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
11
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Arief Setiabudi
Jabatan: Supervisor Senior
NID: 8509018JA
MAIN UNIT COMMON
Mustafal Kamal
Jabatan: Asisten Teknisi
NID: 9313043JPT
NID : 9313043JPT
Ahmad Syahroni
Jabatan: Asisten Teknisi
NID: 9217076PKW
12
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Mengetahui:
NID:8610228PT
13
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
14
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
15
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
16
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
17
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
18
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
f. Perlindungan pernapasan
Melindungi alat pernafasan petugas (kerongkongan, paru-paru dan lain-
19
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
h. Sabuk Penyelamat
Untuk melindungi petugas dari bahaya jatuh pada waktu bekerja
ditempat yang tinggi.
i. Pakaian kerja
Melindungi bahan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia panas dan
lain - lain.
20
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
21
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Dari DST, air pengisian boiler dipompa dengan Boiler Feed Pump
(BFP) lalu dilewatkan ke pemanas tekanan tinggi (HPH-1, HPH-2,
HPH-3) kemudian ke economizer, economizer ini menyerap sebagian
gas yang keluar dari boiler untuk pemanasan awal supaya air yang
masuk ke Steam Drum memiliki temperatur tinggi yaitu antara 300oC–
500oC. Dari economizer, air masuk ke steam drum. Di dalam steam
drum dihasilkan saturated steam. Saturated steam kemudian dilewatkan
ke superheater sehingga dihasilkan uap yang benar-benar kering
(superhating steam). Uap kering tersebut dialirkan ke turbin tekanan
tinggi untuk memutar HP Turbine, sisa uap dari HP turbin dipanaskan
lagi di reheater. Dari reheater uap tersebut dialirkan ke turbin tekanan
menengah untuk memutar IP Turbine dan selanjutnya sisa uap dari IP
Turbine dialirkan ke turbin tekanan rendah (LP Turbine) yang terdiri
dari dua buah turbin (LP Turbine A dan LP Turbine B). Poros turbin
tersebut dijadikan satu untuk memutar generator sehingga menghasilkan
tenaga listrik.
22
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
UBJ O&M PLTU Paiton sebesar 660 MW, energi listrik tersebut
kemudian disalurkan ke P3B dan sebagian lagi digunakan untuk
pemakaian sendiri
Batubara yang digunakan untuk bahan bakar PT. PJB UBJ O&M
PLTU Paiton ini semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana
pengirimannya digunakan tongkang atau kapal pengangkut batubara.
Oleh karena itu PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton memiliki dermaga
kapal (Coal Jetty) lengkap dengan Ship Unloader-nya yang berfungsi
untuk membongkar batu bara dari tongkang untuk dibawa ke silo
dengan belt conveyor. Pada gambar 2.14 merupakan diagram siklus dari
penanganan batubara.
23
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
24
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
25
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Gambar 2.17 Siklus Air dan Uap Air pada PLTU Paiton
26
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
27
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Sebagai hasil sisa pembakaran batu bara maka dihasilkan 2 jenis debu,
yaitu :
a) Bottom Ash
Bottom Ash merupakan abu berat sisa pembakaran dari batu bara.
Bottom Ash ini diambil dari bagian bawah furnace, pyrites, dan mill
reject dari tangki yang terletak di setiap mill, dan abu economizer dari
tangki yang terletak di bawah hopper economizer. Abu-abu tersebut
dibawa oleh submerged scrapper conveyor dan ditampung dalam
Bottom Ash Silo dan dibuang setiap 24 jam sekali ke disposal area.
b) Fly Ash
Selain abu berat pada proses pembakaran batu bara juga dihasilkan
abu halus (Fly Ash). Komponen fly ash bervariasi, tetapi semua fly ash
termasuk sejumlah besar silikon dioksida (SiO2) baik amorf dan kristal
dan kalsium oksida (CaO), kedua bahan endemik yang di banyak
batubara-bantalan lapisan batuan.
28
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Fly Ash ini diambil dari Primary Air Heater (Hopper 1), Secondary
Air Heater (Hopper 2), Electrostatic Precipitator (Hopper 3-18), dan
gas duct. Setelah melewati ketiga jenis hopper tersebut maka udara sisa
pembakaran akan terbebas dari debu sisa pembakaran batubara dan
udara bersih tersebut dapat dibuang ke atmosfir melalui chimney atau
stack.
dan eternit.
29
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Fuel Oil System digunakan untuk ignitation dan start up, Diesel
Generator, Diesel Fire Pump dan untuk Auxiliary Boiler. Boiler dapat
beroperasi dengan Fuel Oil System direncanakan mampu untuk tekanan 30
Kg/m² dengan kecepatan aliran 2,5 m/s.
Fuel Oil Transfer Pumps merupakan alat pemompa minyak HSD agar
minyak dapat dikirim dari tank penampung minyak ke mesin yang membutuhkan
minyak HSD. Minyak HSD dalam PLTU digunakan oleh tiga mesin yaitu boiler
utama, auxiliary boiler, dan pada bongkar muat batu bara. Fuel Oil Transfer
Pumps ini dapat dioperasikan secara manual maupun secara otomatis melalui
ruang kontrol. Kontrol manual dilakukan jika terjadi kesalahan pada sistem
otomatis akan tetapi jika terjadi eror maka pompa dioperasikan secara otomatis
melalui ruang kontrol. Penggunaan minyak ini hanya dilakukan pada saat start up
saja atau baru memulai pembakaran. Gambar 2.21 menunjukan mesin pompa
untuk memompa minyak HSD ke auxiliary boiler, boiler utama, dan pertamini.
30
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Auxiliary boiler merupakan sebuah boiler mini yang digunakan pada saat
memulai pengoperasian PLTU. Auxiliary boiler menghasilkan uap. Uap tersebut
yang nantinya akan digunakan untuk pengoperasian dari boiler utama. Uap yang
dihasilkan dari Auxiliary boiler akan dikirim ke Auxiliary steam header yang
berada di boiler utama. Auxiliary boiler ini hanya menggunakan bahan bakar
minyak HSD saja tidak menggunakan bahan bakar batubara. Auxiliary boiler.
Ini jika boiler utama sudah menghasilkan uap sendiri maka Auxiliary
boiler ini akan dimatikan atau tidak digunakan. Dengan demikian, jika boiler
utama tidak mati maka Auxiliary boiler tidak akan dihidupkan. Tetapi harus
dilakukan pengecekan secara rutin pada Auxiliary boiler ini agar jika digunakan
lagi tidak mengalami kegagalan system. Gambar 2.22 merupakan gambar dari
Auxiliary boiler.
31
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Air demin Tank merupakan air yang digunakan untuk proses pembuatan
uap untuk mengoperasikan mesin pada PLTU. Air demin pada PLTU ini
dihasilkan pemurnian dari air laut. Air demin ini berbeda dengan air tawar
karena air demin ini sudah tidak mengandung ion – ion positifnya. Start up
boiler juga menggunakan air demin untuk menghasilkan uap akan tetapi uap
yang dihasilkan tidak untuk menggerakan generator tapi untuk mendorong
minyak HSD pada proses pembakaran di dalam furnace main boiler. Jadi air
demin yang digunakan pada auxiliary boiler ditampung dulu di sebuah tank
penampung air demin.
Tidak langsung digunakan untuk pembuatan uap karena air demin harus
dicek kualitas airnya. Kualitas air yang digunakan pada proses pembuatan uap
pH nya antara 7 – 9. Air demin tidak boleh terlalu asam dan terlalu basa karena
jika terlalu asam akan menyebabkan korosi pada ketel dan jika terlalu basa
akan menimbulkan kerak pada ketel. Gambar 2.23 merupakan gambar dari tank
penampung air demin di auxiliary boiler.
32
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
33
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
34
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
35
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Pengaturan jumlah aliran udara dilakukan pada Sisi Inlet oleh damper
dengan pembukaan secara Variabel. Sedangkan Damper Outlet diperlukan untuk
menutup rapat agar PA Fan tidak memutar balik apabila tidak Running dan untuk
pengamanan apabila ada program pemeliharaan/ perbaikan. PA Fan mempunyai
kapasitas 2x50%, bisa operasi satu sisi bila salah satunya ada perbaikan.
36
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
37
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
38
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
39
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
40
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
bertindak pada level supervisory. Secara umum HMI memiliki fungsi sebagai
berikut: setting, monitoring, take action, data logging & storage, alarm history
dan summary, dan trending. Berikut adalah tampilan Sistem Boiler secara
keseluruhan pada HMI di PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON.
41
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
BAB III
PEMBAHASAN
42
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
abu dengan ukuran yang paling besar jika dibandingkan dengan boiler tipe
lain.
Gambar 3.1 Abu yang dihasilkan dari Boiler dengan Pulverized Fuel,
Pembesaran 1000x
Ada beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mengontrol emisi fly
ash yang dihasilkan dari proses pembakaran boiler. Alat pengontrol emisi abu
ini bertugas untuk menghilangkan kandungan abu dari gas buang boiler,
menjaga abu tersebut agar tidak masuk kembali bercampur dengan udara
pembakaran, serta mengontrol proses pembuangannya agar sesuai dengan
peraturan daerah yang berlaku.
43
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Ada beberapa jenis teknologi yang dapat digunakan untuk mengontrol fly
ash, diantaranya adalah electrostatic precipitator, sistem filter, kolektor abu
mekanik, dan venturi scrubbers. Masing-masing jenis teknologi tersebut
memiliki ciri khas dan fungsi sendiri-sendiri. Namun yang paling umum
digunakan pada boiler di dunia industri adalah electrostatic precipitator (ESP)
tipe kering. Teknologi ini akan menjadi fokus pembahasan pada laporan
praktek kerja lapangan ini.
44
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
45
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
3. Rapper Hammer
Sistem rapper berfungsi untuk menjatuhkan abu yang terkumpul
pada permukaan CE ataupun DE agar jatuh ke hopper. Biasanya
motor penggerak rapper terletak di bagian atas ESP, dan
dihubungkan ke bagian pemukul dengan sebuah poros yang
terinsulasi untuk menghindari short circuit.
4. DE Rapper Hammer
Alat penggetar untuk menjatuhkan partikel abu yang menempel
pada discharge electrode.
46
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
47
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
6. ESP Hopper
Tempat untuk menampung material abu hasil penangkapan yang
selanjutnya abu yang tertampung tersebut dipindahkan ke fly ash silo
dengan menggunakan udara transport yang bertekanan.
48
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
49
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
50
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
digunakan alat pengetuk abu yang dinamakan rapper. Pada saat beroperasi,
rapper akan menggetarkan kedua elektroda ini sehingga partikel yang melekat
pada kedua elektroda akan jatuh pada bagian bawah electrostatic precipitator atau
disebut dengan hopper. Dari hopper, abu tersebut akan dihisap dengan vacuum
blower menuju ke silo abu. Rapper tidak melakukan pemukulan partikel secara
bersamaan tetapi bergantian sesuai dengan timing yang telah diatur. Gas asap yang
berasal dari pembakaran di boiler yang kemudian masuk ke electrostatic
precipitator akan keluar dalam kondisi bebas dari abu tetapi tidak bebas dari
sulfur.
3.4 Proses-proses yang terjadi pada ESP sehingga abu (fly ash) dapat
terkumpul
3.4.1 Charging
51
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Abu yang sudah bermuatan negatif, akan tertarik untuk menuju ke CE atau
bergerak menurut aliran gas yang ada. Kecepatan aliran gas buang mempengaruhi
proses pengumpulan abu pada CE. Kecepatan aliran gas yang rendah akan
memperlambat gerakan abu untuk menuju CE. Sehingga umumnya desain ESP
biasanya digunakan beberapa seri CE dan DE yang diatur sedemikian rupa
sehingga semua abu yang terkandung di dalam gas buang boiler dapat tertangkap.
3.4.4 Hopper
Abu yang rontok dari collecting electrode akan jatuh dan terkumpul di
hopper yang terletak di bawah sistem collecting electrode dan discharge
electrode. Hopper ini harus didesain dengan baik agar abu yang sudah terkumpul
tidak masuk kembali ke dalam kompartemen ESP. Selanjutnya dengan
menggunakan tekanan, kumpulan abu tersebut dipindahkan melewati pipa-pipa ke
tempat penampungan yang lebih besar.
Gas buang yang keluar dari boiler mengandung banyak senyawa yang
bersifat sangat korosif, jika senyawa-senyawa tersebut bereaksi dengan uap air
yang terkandung di dalam gas buang itu pula. Pada temperatur rendah uap air
hasil pembakaran hidrokarbon batubara dapat terkondensasi dan bereaksi dengan
52
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
SO2 atau NOx dan menghasilkan larutan asam yang sangat korosif. Larutan
tersebut jika melewati ESP (Electrostatic Precipitator) akan sangat mungkin
dapat merusak komponen-komponennya. Maka pada prakteknya, pengoperasian
ESP (Electrostatic Precipitator) pada berbagai sistem boiler, baru dinyalakan jika
temperatur gas buang boiler sudah mencapai nilai tertentu. Hal ini bertujuan selain
untuk menghindari bahaya korosi, juga untuk menghindari terjadinya short circuit
akibat adanya senyawa-senyawa asam tersebut.
53
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Penyaringan (Filtering)
Dengan metode ini minyak disaring melalui kertas penyaring sehingga
pengotor tidak dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil, sementara
embun atau uap telah diserap oleh kertas yang mempunyai hygroscopicity
yang tinggi. Jadi filter press ini sangat efesien memindahkan pengotor
padat dan uap dari minyak yang merupakan kelebihan dari pada alat
sentrifugal. Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah untuk
dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan
dengan alat sentrifugal yang menggunakan kapasitas motor penggerak
yang sama. Filter press ini cocok digunakan untuk memisahkan minyak
dalam circuit breaker (CB), yang biasanya tercemari oleh partikel jelaga
54
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Regenerasi (Regeneration)
Produk-produk penuaan tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan
cara sebelumnya. Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian
endapan yang masih tersisa dalam minyak. Semua sifat sifat minyak yang
tercemar dapat dipindahkan dengan pemurnian menyeluruh yang khusus
yang disebut regenerasi.
Dalam dengan menggunakan absorben untuk regenerasi minyak
transformator sering dipakai di gardu induk dan pembangkit. Adsorben
adalah substansi yang partikel partikelnya dapat menyerap produk produk
penuaan dan kelembaban pada permukaannya. Hal yang sama dilakukan
adsorben dalam ruang penyaring tabung gas yang menyerap gas beracun
dan membiarkan udara bersih mengalir. Regenerasi dengan adsorben dapat
dilakukan lebih menyeluruh bila minyak dicampur dengan asam sulfur.
Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya: kertas,
kayu, tekstil), dammar dsb. Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak
transformator. Bentuk dari pengotoran dapat bermacam-macam yaitu: meleleh dan
mencairnya bahan-bahan yang digunakan di dalam transformator, partikel-partikel
yang mengendap di dasar tangki, pada belitan atau pada intinya. Dengan adanya
pengotoran maka tegangan tembus minyakakan menurun dan ini berarti
mengurangi atau menurunnya umur pemakaian minyak.
55
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
80˚ hingga 85˚C. campuran tersebut konsentrasinya dibuat 0,1% dan selanjutnya
didinginkan. Minyak transformator yang sudah diberi senyawa paraoksi
dipenilamin akan berwarna kemerah-merahan.
a) Pemanasan
Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada
perangkat khusus yang disebut Penggodok minyak (Oil Boiler). Air yang
yang terkandung di dalam minyak akan menguap.Cara ini dianggap sebagai
cara yang paling sederhana dalam hal pemurnian minyak transformator.
Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya: fiber, jelaga: akan
tetap tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut mendekati titik
penguapan minyak, akan menyebabkan umur minyak berkurang. Namun hal
ini dapat diiatasi dengan cara memanaskan minyak di tempat pakem,
sehingga air akan menguap pada suhu yang relative rendah. Namun demikian
pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak.
b) Penyaringan
Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang
tercemar. Untuk mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air
yang terkandung dalam ninyak transformator diserap dengan kertas
higriskopis. Dengan cara ini baik air maupun partikel-partikel pencemar
lainnya akan tersaring sekaligus.Untuk menambah output mesin penyaring,
minyak dipanasi 40˚ hingga 45˚C sehingga viskositas minyak menurun dan
dengan demikian makin memudahkan penyaringan. Normalnya, minyak yang
akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring dengan tekanan 3 hingga 5
atmosfir. Biasanya penyaring diganti setelah digunakan selama 4 jam, tetapi
bila minyaknya sangat kotor, penggantiannya dilakukan setiap 0,5 hingga 1
jam.
c) Pemusingan
56
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
tersebut suatu saat mengendap dan mudah dipisahkan secara kasar. Untuk
mempercepat proses pemisahan, maka minyak dipanaskan 45˚ hingga 55˚ di
dalam suatu tabung dan kemudian diputar atau dipusing dengan cepat. Karena
gaya sentrifugal, maka subtansi yang lebih berat akan berada di bagian
pinggir bejana dan minyaknya sendiri yang relative lebih ringan akan berada
di tengah bejana.
d) Regenerasi
57
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
partikel, kandungan air, kandungan gas, dan lain-lain. Merujuk pada ketiga
kontaminan, pemurnian minyak trafo umumnya melalui beberapa tahapan
pemurnian pada purifier minyak transformer yaitu:
58
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Setelah sampel minyak trafo diambil oleh tim dari div labor, maka proses
selanjutnya yaitu menguji kualitas tegangan tembus dan water content yang
terkandung pada minyak trafo.
Setelah minyak trafo diuji maka hasilnya digunakan sebagai tolak ukur
kualitas sebelum dilakukan purifier pada minyak trafo. Sebagai contoh saat
pengambila sample minyak trafo pada trafo GT 1.3 hasil pengujian breakdown
voltage yaitu 35.5 KV, sedangkan nilai minimal yang disarankan adalah >40 KV,
yang artinya kualitas breakdown voltage pada minyak trafo tidak bagus,
sedangkan hasil uji water content yaitu 0.0042 % atau 4.2 ppm dengan nilai
maksimal yang disarankan 0.04% atau 40 ppm yang artinya kandungan air pada
minyak trafo sudah sesuai dengan standar yang disarankan. Berikut tabel standar
batas minimal breakdown voltage dan batas maksimal water content yang
dipersyaratkan.
59
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
lebih baik jika dibandingkan dengan udara bebas. Salah satu parameter yang bias
menunjukkan baik buruk nya tingkat isolasi suatu bahan adalah tegangan
tembusnya.
60
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
61
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar – agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis. Garam – garam kobalt dapat
diabsorpsi oleh gel ini.
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan
minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak
menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.
62
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan
selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus
minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung
udara luar dilengkapi tabung berisi silicagel blue.
63
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada saat melakukan penggantian atau purifikasi minyak transformator,
perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu pada fisik dan spesifikasi dari
transformator tersebut.
2. Pada saat melakukan purifikasi minyak transformator, minyak tersebut
perlu diambil sampel sebelum atau pun setelah di purifikasi untuk diuji
tegangan tembusnya di laboratorium.
4.2 Saran
Dengan telah dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan di PT. PJB UBJ
O&M PLTU PAITON, kami ingin memberikan saran-saran untuk sistem kontrol
dan proteksi conveyor pada proses coal handling system serta tentang pelaksanaan
PKL, yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan yang dapat dimanfaatkan
bagi kemajuan dan perkembangan PT. PJB UBJ O&M PLTU PAITON
kedepannya.
1. Sebaiknya lebih memperhatikan sisi safety khususnya pada APD (Alat
Pelindung Diri) mengingat resiko kecelakaan kerja pada pekerjaan yang
dilakukan sangat tinggi.
64
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
LAMPIRAN
Pergantian Isolasi dan Sill Membuka kabel dan sill yang terbakar
65
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
66
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PT. PJB UBJ O&M PLTU UNIT 9 PAITON
DAFTAR PUSTAKA
http://artikel-teknologi.com/electrostatic-precipitator-teknologi-mengendalikan-polusi-
abu-fly-ash-dari-boiler/
http://eprints.polsri.ac.id/3830/3/File%20III.pdf
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/electrostatic-precipitator.html
https://www.academia.edu/24366656/Pemurnian_Minyak_Transformator
67