MEMERIKSA BATERAI
Perikasa apakah baterai dalam keadaan baik , dengan mengukur tegangan ( V1 seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini).
Dalam kondisi system starter baik, jika kunci kontan diputar ke posisi start (ST), baterai akan
mengalirkan arus dalam jumlah besar ke motor starter . Adanya tahanan dalam baterai menyebabkan
adanya penurunan tegangan . Jika tegangan yang terukur menunjukkan 9,6 Volt atau lebih pada saat
itu, maka berarti baterai dalam keadaan normal. Periksalah adanya kerak-kerak karbon atau adanya
sulfatisasi pada terminal-terminal baterai.
Penting !
Jika tegangan baterai dalam kondisi baik/normal, adanya batu sulfat dan korosi pada
terminal-terminal baterai dapat mengakibatkan kinerja starter lemah, terjadi rugi tegangan
sehingga tegangan sesungguhnya yang digunakan motor starter lebih rendah dari tegangan
baterai, ketika di start/posisi kunci kontat Start
c. Catat dan baca arus yang mengalir melalui Ampere meter bila motor starter telah stabil. Nilai hasil
pengukuran harus sesuai dengan range spesifikasi pada buku manual
d. Periksa kembalinya gear pinion , dan motor harus segera berhenti berputar ketika kabel dilepaskan
dari terminal 50 (ini hanya perlu untuk motor starter tipe biasa/konvensional). Jika motor starter
tidak dapat berhenti dengan segera,maka berarti rem ankerny rusak.
Penting
Jumlah arus listrik yang mengalir melalui sirkuit dalam test tanpa beban bervariasi
Tergantung dari motor starter, kebanyakan arus mengali berkisar 200 sampai 300
Ampere untuk beberapa motor starter. Lihat data pada buku manual sebelum melakukan
pemeriksaan ini. Pastikan bahwa ampere meter telah di seting dengan benar, baik hubungan
kabel maupun batas ukur ampere meter. Hati-hati pada waktu mempergunakan kabel
berpenampang besar
.
PEMECAHAN GANGGUAN SISTEM STARTER (TROUBLESHOOTING)
Gangguan starter dapat dikategori dalam 2 macam gangguan :
· Mesin dapat diengkol normal tetapi gagal untuk hidup
· Putaran engkol terlalu rendah untuk dapat dihidupkan
Penting :
Lihat halaman 2 (halaman sebelumnya tentang putaran starter minimum untuk dapat
menghidupkan mesin).
Jika mesin diengkol normal tetapi tidak berhasil hidup, maka kemungkinan kesalahan/gangguan
pada,system pengapian, system bahan bakar, atau kompresi yang terlalu rendah. Disisi lain jika putarn
engkol terlalu rendah untuk menghidupkan mesin maka biasanya gangguan terletak pada system
starter, namun kadang-kadang bias juga gangguan terletak pada mesin itu sendiri.. Pada temperature
yang sangat rendah contohnya, diperlukan torsi yang lebih besar untuk mengengkol mesin/memutar
mesin disebabkan karena kekentalan system pelumas yang sangat tinggi.
Didalam memecahkan gangguan perlu diamati secara saksama apa penyebab terjadinya suatu
gangguan, karena dengan pengamatan yang baik dapat dilokalisasi dengan teliti penyebab gangguan
tersebut.
KESIMPULAN:
1. Motor starter pada mesin berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi energy mekanik yang
berupa gerak putar. Untuk memutar poros engkol, sehingga mesin dapat hidup..
2. Dengan memperhatikan kerja masing – masing komponen pada motor akan mendukung kerja
motor starter secara maksimum.
3.Bateri merupakan sebagai sumber energi untuk memulai kerja motor starter.
Voltage Drop (Tegangan Jatuh)
Pengujian dengan beban
Pengujian dengan beban dilakukan untuk mengetahui tegangan kerja yang sesungguhnya pada motor
starter. Perhatikan gambar berikut :
Catatan : pengukuran dilakukan dengan men-start engine dan kondisi batere baik.
Jika pemakaian tegangan melebihi nilai tersebut di atas dan putaran starter masih lambat berarti motor
starter harus dibongkar dan diperiksa.