NIM : 1741220039
JURUSAN : TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI : TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
A. SISTEM PENGAPIAN
a. Definisi
Sistem Pengapian adalah suatu sistem yang menghasilkan arus listrik bertegangan tinggi
untuk kebutuhan pembakaran campuran bahan bakar dalam udara dalam ruangan bakar.
Sumber : (http://www.dosenotomotif.com/tips-trik/sistem-pengapian)
b. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sistem pengapian ini adalah seperti “transfer/pemindahan energi” atau
“pembangkitan medan magnet”. Source coil pengapian terhubung dengan kumparan primer
koil pengapian. Diantara dua komponen (koil) tersebut dipasang platina (contact
breaker/contact point) yang berfungsi sebagai saklar dan dipasang secara paralel dengan koil-
koil tadi. Gambar 1 dan 2 di bawah ini adalah contoh rangkaian sistem pengapian magnet
pada sepeda motor.
Pada saat platina dalam keadaan menutup, maka arus yang dihasilkan magnet akan mengalir
ke massa melalui platina, sedangkan pada koil pengapian tidak ada arus yang mengalir. Saat
posisi rotor sedemikian rupa sehingga arus yang dihasilkan source coil sedang maksimum,
platina terbuka oleh cam/nok.
Untuk menghasilkan tegangan induksi yang besar maka pada saat platina mulai membuka,
tidak boleh ada percikan bunga api dan aliran arus pada platina tersebut yang cenderung ingin
terus mengalirnya ke massa. Oleh karena itu, pada rangkaian sistem pengapian dipasangkan
kondensor/kapasitor untuk mengatasi percikan pada platina saat mulai membuka.
Sumber : (http://totalotomotif.com/sistem-pengapian-dengan-magnet/)
E. Ignition Coil
a. Fungsi
Ignition Coil berfungsi untuk menaikkan tegangan dari 12V menjadi 10.000 volt bahkan
lebih. Tegangan tinggi ini digunakan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada
busi di dalam ruang bakar. Sumber : (http://blogmesinku.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-
dan-fungsi-ignition-coil.html)
b. Prinsip Kerja
Sistem pengapian konvensional banyak digunakan pada mobil jadul seperti kijang generasi
awal dan colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana.
Saat kunci kontak berada pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir ke Ignition coil dan
keluar menuju platina. Karena mesin belum berputar (belum starting) maka platina akan
menghubungkan arus ke masa. Sehingga timbul kemagnetan pada kumparan primer.
Saat mesin starting, platina akan terputus saat cam menyentuh kaki platina. Akibatnya
kemagnetan pada kumparan primer bergerak ke kumparan sekunder dan menghasilkan
tegangan super tinggi mencapai 20 KV. Tegangan tersebut langsung disalurkan ke busi untuk
proses pemercikan.
Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali tersambung sehingga proses
kemagnetan pada kumparan primer kembali terjadi. Proses ini berlangsung secara terus
menerus selama mesin hidup. Sumber : (http://www.autoexpose.org/2017/02/cara-kerja-
sistem-pengapian-secara.html)
JOB SHEET HYDROMETER
A. TUJUAN :
Jangan merokok atau membuat bunga api unutk menghindari bahaya meledak
Jika terjadi percikan cairan baterai pada kulit atau pakaian segera bilas dengan air
Jangan meletakkan kunci-kunci di atas baterai untuk menghindari agar tidak terjadi
hubungan singkat
C. ALAT DAN BAHAN KERJA
Accu terdiri dari suatu bak ebonite atau plastic. Bak ini dibagi menjadi beberapa kamar (cell).
Setiap sell mempunyaitegangan 12 Volt. Maka accu 6 V, terdiri dari 3 cell, sedangakan accu
12 V, terdiri dari 6 cell
b. Kutub Negative yang diberi tanda – = N = warna tak tentu, misalnya kuning atau hijau
a. Plat-plat Positive, warna coklat, dibuat dari timah hitam peroxyd (PbO2).
b. Plat-plat Negative , warna abu-abu muda, dibuat dari timah hitam murni (Pb).
c. Antara plat-plat positive dan negative diberi sekat dari fiber atau glass woll.
Accu zuur (H2SO4) = asam belerang encer gunanya untuk zat perantara aliran listrikdari palt-
plat positive dan plat-plat negative. Kecuali itu juga sebagai pemroses terjadinya
penyimpangan dan pengeluaran arus listrik.
E. LANGKAH KERJA