Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DONI NOVIANTO

KELAS : D4 TOE 1A

NIM : 1741220042

MOTOR DIESEL

DEFINISI MOTOR DIESEL

Motor bakar diesel adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas
kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam
ruang bakar bersama udara. Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin
gas.

Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin yang dapat digunakan dengan berbagai
macam bahan bakar termasuk debu batu bara sekalipun. Dia mempertunjukkan ciptaannya pada
Exposition Universelle (Pameran Dunia) di tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang.
Mesin diesel ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik (Efisiensi Suhu) dibandingkan dengan
mesin pembakaran dalam maupun pembakaran luar yang lainnya, karena memiliki rasio
kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah seperti pada mesin kapal dapat
memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.

Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini awalnya
digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk
kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan berat
lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel mulai digunakan untuk mobil. Sejak saat itu,
penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut British Society of Motor Manufacturing
and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel,
bahkan di Perancis mencapai 70%

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_diesel
RPM ( Revolution n per minute )

RPM adalah angka yang ditunjukkan dengan berapa kali putaran ( revolusi ) poros engkol
atau crank shaft mesin dalam hitungan waktu satu menit .
Misalkan RPM = n, berarti tiap menitnya mesin menghasilkan putaran sebanyak n kali.

Angka RPM dapat dilihat di tachometer yang berada pada dashboard sebagian besar
mobil modern,sedangkan mobil model lama atau mobil keluaran baru tapi dgn grade rendah tdk
dilengkapi dgntachometer. Utk yg terakhir cara melihat RPM adalah dengan menggunakan
tachometer yg dihubungkandengan putaran poros engkol (crankshaft).

Indikator penting pada sebuah kendaraan yaitu RPM mesin. Indikator tersebut biasanya
berupa meter penunjuk (gauge) berbentuk lingkaran atau busur lingkaran dengan angka-angka
dan sebuah jarum penunjuk. Meter penunjuk ini disebut RPM-meter atau tachometer. Angka
yang tertera tachometer biasanya antara 1 sampai 10, masing-masing angka menunjukkan angka
ribuan. Jadi saat jarum tachometer menunjukkan angka 2, berarti putaran poros engkol mesin
adalah 2000 rpm.

Sumber : 1. http://www.alatuji.com/article/detail/190/rpm-mesin-salah-satu-indikator penting-


dalam-kendaraan#.Wqf90ecxXIU
2. https://www.scribd.com/doc/99101485/Pengertian-Rpm

JENIS PUTARAN PADA MOTOR BAKAR DIESEL

1. Putaran Rendah ( Low Speed ) < 1000 RPM


2. Putaran Menengah ( Intermediate Spped ) 1000 – 2500 RPM
3. Putaran Tinggi ( High Speed ) >2500RPM

Sumber : http://www.maritimeworld.web.id/2014/01/Klasifikasi-Mesin-Diesel-
Penggerak-Utama-Kapal.html
Air Fuel Ratio (AFR)
AFR adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan proses pembakaran didalam ruang
bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara. Idelanya AFR bernilai 14,7 artinya
campuran terdiri dari 1 bahan bakar dan 14,7 udara biasa disebut Stoichiometry.

Oleh karena berat 1 liter udara setara dengan 1.293 g, maka perbandingan campuran
teoritis udara-bahan bakar menjadi: 11,35 x 1,293 = 14,68 g udara/g bahan bakar, artinya secara
teoritis untuk membakar 1 g bahan bakar secara sempurna diperlukan 14,68 g udara, atau secara
teoritis 1 gram bahan bakar memerlukan 14,68 gram udara agar bisa terbakar secara sempurna.

Berikut pengaruh komposisi AFR pada kinerja motor :

AFR terlalu kurus:

 Tenaga mesin menjadi sangat lemah


 Sering menimbulkan detonasi
 mesin cepat panas
 membuat kerusakan pada silinder ruang bakar

AFR kurus :

 Tenaga mesin berkurang


 Terkadang terjadi detonasi
 Konsumsi bensin irit

AFR ideal :
 Kondisi paling ideal

AFR kaya :

 Bensin agak boros


 Tidak terjadi detonasi
 Mesin lebih bertenaga

AFR terlalu kaya :

 Bensin sangat boros


 Asap kenalpot berwarna hitam
 Asap pedih dimata
 Menimbulkan filamen pada gesekan dinding silinder dengan ring piston
 Terjadi penumpukan kerak diruang bakar

Sumber : 1. https://xplatfromdohc.wordpress.com/2014/08/18/air-fuel-ratio-pengertian-dan-
macam-macamnya/
2. http://kreaktifdanaktif.blogspot.co.id/2011/01/air-fuel-ratio-afr.html

BAHAN BAKAR BENSIN

 PREMIUM

Penggunaan premium dalam mesin sebaiknya di gunakan pada motor bakar bensin
konvensional karena memiliki kompresi rendah dan belum adanya injector yang menyemprotkan
bahan bakar. Pada motor injeksi premium tidak bisa digunakan karena dapan menyumbat lubang
injector dan menyebabkab konocking di dalam mesin kendaraan yang akan terbakar dan meledak
tidak sesuai gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang sehingga terjadi
pemborosan atau inefisiensi. Kandungan RON dalam premium adalah RON 88.

Sumber : http://www.markijar.com/2015/07/5-perbedaan-penting-pertalite-dengan.html

 PERTALITE

Pertalite merupakan BBM jenis baru (Dikeluarkan pada akhir Juli 2015) memenuhi surat
keputusan kementerian ESDM Nomor 313 tahun 2013 tentang spesifikasi BBM RON 90.

Dilihat dari sisi teknologi, sebenarnya rata-rata kendaraan roda empat di Indonesia bisa
mengkonsumsi BBM RON 90

 Kandungan Oktan 90, sehingga memiliki pembakaran yang lebih sempurna dibandingkan
dengan Premium
 Memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan Pertamax dan Pertamax Plus,
lebih mahal dari harga Premium. Karena BBM jenis Pertalite mengikuti harga
Internasional (Tidak disubsidi oleh pemerintah).
 Memiliki kualitas pembakaran yang lebih baik dibanding Premium.
 Hasil pembakaran Pertalite memiliki dampak pencemaran / polusi udara lebih kecil.
Karena menghasilkan NOx dan Cox dengan jumlah yang lebih sedikit dibanding
Premium
 Kandungan sulfur pada Pertalite 0,05% m/m atau setara dengan 500 ppm
 Berwarna Hijau terang

 PERTAMAX

Pertamax merupakan BBM yang dibuat menggunakan tambahan zat aditif. Sekadar
diketahui, pertamax pertama kali diluncurkan tahun 1999 sebagai pengganti premix 98 karena
unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Kandungan RON pada pertamax 92
Pertamax sangat disarankan pada motor bakar bensin yang diproduksi setelah 1990,
terutama kendaraan yang menggunakan teknologi catalytic converters dan electronic fuel
injection (EFI).

 PERTAMAX PLUS

Pertamax plus merupakan jenis BBM yang telah memenuhi standar performa
International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax plus digunakan pada motottr bakar
bensin yang memiliki rasio kompresi 10,5 keatas, serta menggunakan teknologi electronic fuel
injection (EFI), catalytic converters, variable valve timing intelligent (VVTI), VTI dan
turbochargers. Kandungan RON dalam pertamax plus adalah 95.

Sumber : http://www.markijar.com/2015/07/5-perbedaan-penting-pertalite-dengan.html

 PERTAMAX TURBO

Dilihat dari nilai oktan Pertamax Turbo, yaitu 98, maka bahan bakar ini hanya cocok
untuk kendaraan dengan rasio kompresi dan suhu tinggi. Terkait hubungan antara oktan (RON)
bensin dan rasio kompresi mesin

Sumber : https://www.kompasiana.com/yosepefendi/jangan-asal-latah-menjajal-
pertamax-turbo_57b2ae38af9273fb101cac9e
PROSES PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL

Proses pembakaran pada motor diesel dibagi menjadi 4 tahap, lihat gambar. Dari ke-
empat tahap tersebut dapat kita ketahui bahwa di setiap tahapnya terjadi perubahan suhu dan juga
tekanan. Dan berikut adalah penjelasan dari ke-empat periode :

Proses Pembakaran Pada Motor Diesel

Sumber : http://www.bisaotomotif.com/2016/01/proses-pembakaran-pada-motor-diesel.html

1. Pembakaran tertunda (A-B)


Bahan bakar yang telah diinjeksikan oleh injektor tidak langsung terbakar, titik A adalah
titik dimana bahan bakar mulai disemprotkan oleh injektor, bahan bakar yang bertekanan dan
berbentuk kabut tersebut akan bercampur dengan udara yang bersuhu dan bertekanan tinggi. A-B
adalah pembakaran tertunda, sehingga pembakaran baru akan dimulai di titik B.
2. Perambatan api (B-C)
Dari titik B, tekanan akan meningkat tajam hal ini dikarenakan piston terus bergerak ke
TMA. Mulai di titik ini juga campuran udara dan bahan bakar yang telah merata di semua bagian
dalam silinder akan terbakar, tetapi hanya pada beberapa bagian saja. Setelah itu api akan
merambat sangat cepat, dan membakar hampir semua campuran udara dan bahan bakar,
terjadilah ledakan. Ledakan ini akan membuat tekanan dalam silinder meningkat drastis. Pada
titik C adalah awal pembakaran langsung.

3. Pembakaran langsung (C-D)


Periode yang ketiga adalah pembakarang langsung. Periode ini dimulai dari titik C.
Nozzle injektor masih menyemprotkan bahan bakar, sampai di titik D barulah nozzle injector
berhenti menginjeksikan bahan bakar. Karena injeksi bahan bakar ini masih berlangsung, dan di
periode 2 sudah terjadi perambatan api maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector akan
langsung terbakar. Inilah alasan mengapa disebut dengan pembakaran langsung.

Pada titik D adalah titik tekanan maksimum pembakaran terjadi. Pembakaran diatur oleh
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor, sehingga tahap ini juga disebut dengan tahap
pengontrolan pembakaran.

4. Pembakaran lanjutan (D-E)

Titik D adalah titik tekanan maksimum pembakaran, dari titik D ini masih terjadi proses
pembakaran, karena bahan bakar belum seluruhnya habis terbakar. Dari D-E ini diharapkan
bahan bakar dan udara yang belum terbakar, dapat terbakar semua.

Sumber : http://www.bisaotomotif.com/2016/01/proses-pembakaran-pada-motor-diesel.html
IGNITION DELAY

Ignition Delay merupakan proses untuk mempersiapkan reaksi antara bahan bakar dengan
udara tersebut.. Ignition Delay yang baik adalah yang pendek, hingga tidak perlu terjadi
penumpukan jumlah bahan bakar yang di injeksikan ke dalam silinder. Semakin panjang ignition
delay maka akan semakin terasa terjadinya detonasi di dalam silinder.

ketika ignition delay ini lebih lama dari yg seharusnya, maka akan timbul hal-hal:
1. pembakaran jadi kurang sempurna.
2. engine Knocking lebih besar,
3. emisi jadi lebih buruk,
4. Engine sukar dihidupkan, dll.
jadi semestinya ignition delay ini diperpendek bahkan jika bisa dihilangkan, meskipun untuk
menghilangkan proses ini sangat sulit, tetapi jika mempersingkat ignition delay itu bisa
dilakukan, hal apa saja yg menyebabkan ignition delay menjadi panjang.
1. kualitas BBM yg buruk,
2. Engine kompresi yang tidak memadai,
3. Pengaturan injection timing tidak tepat.
4. jumlah dan kualitas udara yg dikompresi tidak memadai.
5. suhu engine kurang panas,
6. tekanan injeksi bahan bakar terlalu rendah atau tidak sesuai,
7. atomisasi BBM yg diinjeksikan nozle tidak baik atau nozle rusak, bocor, dll.
Hal-hal diatas menyebabkan igntion delay menjadi panjang, untuk mempersingkat igntion delay,
maka perhatikan penyebab ignition delay jadi panjang, jika ada salah satu saja bermasalah,
kemungkinan proses ini tetap menjadi panjang,

Sumber : http://matabayangan.blogspot.co.id/2011/12/teori-motor-disel.html
https://www.facebook.com/permalink.php?id=407411872675217&story_fbid=44327822575524
8
DETONASI

Detonasi adalah keadaan dimana campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin
terbakar lebih awal sebelum waktu penyalaan yang seharusnya. Atau bisa disebut juga penyalaan
dini pada mesin. Semisal waktu penyalaan mesin atau timing ignition yang seharusnya adalah
antara 8 sampai dengan 10 derajat sebelum piston mencapai Titik Mati Atas (TMA), maka jika
campuran udara dan bahan bakar sudah terbakar sebelum waktu penyalaan tersebut, maka akan
muncul getaran atau suara ngelitik pada mesin.
Suara dan getaran knocking ini muncul akibat bahan bakar dalam ruang bakar sudah
terbakar dan meledak terlebih dahulu sebelum waktu penyalaan yang semestinya. Atau bisa
disebut juga ‘penyalaan mula’ atau ‘penyalaan sendiri’ (Pre-ignition atau auto-ignition).
Penyalaan atau terbakarnya bahan bakar lebih maju ini membuat siklus pembakaran
menjadi tidak tepat. Seharusnya penyalaan bahan bakar terjadi hanya satu kali dalam tiap siklus
dan terjadi pada waktu yang tepat

Penyebab Detonasi

1. Nilai Oktan Bahan Bakar


Karena knocking atau detonasi terjadi pada proses pembakaran, maka terjadinya gejala
knocking tidak terlepas dari bahan bakar. Knocking atau detonasi bisa disebabkan karena nilai
oktan bahan bakar terlalu rendah. Hal ini seperti misalnya mesin diesel yang berbahan bakar
solar lalu kita isi dengan bensin, maka bensin akan cepat terbakar sebelum waktunya. Maka
begitupula pada motor bensin, memilih bahan bakar yang bernilai oktan terlalu rendah. Solusinya
adalah pilihlah bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin.

2. Mesin yang Overheating


Knocking juga bisa disebabkan karena tekanan dan suhu mesin yang terlalu tinggi
(overheating). Panas yang berlebih atau overheating pada mesin menyebabkan bahan bakar lebih
cepat menguap dan mudah terbakar dengan sendirinya yang berujung pada knocking. Oleh
karena itu jika mesin sepeda motor mengalami panas berlebih misal karena perjalanan jauh,
maka istirahatlah dahulu sambil mendinginkan mesin.

3. Saringan Udara Kotor


Penyebab knocking yang lain yaitu saringan udara pada karburator yang kotor, hal ini
menyebabkan udara yang masuk ke dalam ruang bakar tidak bersih dan terkadang ada partikel-
partikel yang ikut terbawa masuk ke ruang bakar. Adanya partikel tersebut lalu menempel pada
butiran-butiran campuran bahan bakar dan udara akan menyebabkan pembakaran tidak
sempurna. Masih ada butiran bahan bakar yang menempel di ruang bakar yang sewaktu-waktu
akan terbakar.

4. Cylinder Cop Penuh Kerak Hasil Pembakaran


Detonasi atau suara menggelitik tadi berasal dari bara api kerak yang terbakar menyala. Pada
saat piston melakukan gerakan hisap bahan bakar, kemudian kompresi yang seharusnya busi
yang memercikan bunga api seperti terlambat. Itu dikarenakan bahan bakar terbakar lebih cepat
dari busi saat memercikan bunga api. Bahan bakar tersulut oleh bara api yang dihasilkan oleh
kerak yang terbakar. Pembakaran tidak sesuai dengan waktunya. Itu penyebab ada suara
menggelitiknya.

5. Pengapian Terlalu Maju


Detonasi juga bisa disebabkan oleh pengapian terlalu maju sebelum piston berada pada
TMA (titik mati atas) jadi sebelum piston sampai di TMA bunga api dari busi sudah memercikan
api.

Sumber : https://www.scribd.com/document/327455401/DETONASI

DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_diesel
2. http://www.alatuji.com/article/detail/190/rpm-mesin-salah-satu-indikator penting-
dalam-kendaraan#.Wqf90ecxXIU
3. https://www.scribd.com/doc/99101485/Pengertian-Rpm
4 . http://www.maritimeworld.web.id/2014/01/Klasifikasi-Mesin-Diesel-Penggerak-
Utama-Kapal.html
5. https://xplatfromdohc.wordpress.com/2014/08/18/air-fuel-ratio-pengertian-dan-
macam-macamnya/
6. http://kreaktifdanaktif.blogspot.co.id/2011/01/air-fuel-ratio-afr.html
7.http://www.markijar.com/2015/07/5-perbedaan-penting-pertalite-dengan.html
8.http://www.markijar.com/2015/07/5-perbedaan-penting-pertalite-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai