Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTEK UJI SERTIFIKASI

PENGOPERASIAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


KODE OKUPASI JABATAN : D.35.114.01.KUALIFIKASI.2.KITLTD
NAMA OKUPASI JABATAN : PELAKSANA MADYA PENGOPERASIAN
PLTD

NAMA :
ARRIJAL ABDULAZIZ

PERIODE :
8 – 11 DESEMBER

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN


PENGOPERASIAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
KODE OKUPASI JABATAN : D.35.114.01.KUALIFIKASI.2.KITLTD
NAMA OKUPASI JABATAN : PELAKSANA MADYA PENGOPERASIAN
PLTD

Untuk Okupasi Jabatan Ketenagalistrikan :


Nama Okupasi Jabatan : Pelaksana Madya Pengoperasian PLTD
Kode Okupasi Jabatan : D.35.114.01.KUALIFIKASI.2.KITLTD
dan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK) yang diambil, yaitu:

No Kode Unit Nama Unit


A Kompetensi Inti
1 D.35.114.07.065. Mengoperasikan Peralatan Bantu PLTD kecil bagi Pelaksana Madya
1

B Kompetensi Pilihan
1 D.35.114.00.012. Mengoperasikan Sistem bahan bakar minyak dan gas bagi Pelaksana
1 Madya
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
BAB II FAKTOR K2 / K3.........................................................................................................................6
BAB III DAFTAR ALAT KERJA / ALAT UJI / BAHAN.....................................................................16
BAB IV KAJIAN TEORI........................................................................................................................24
BAB V LANGKAH KERJA...................................................................................................................23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................27
LAMPIRAN 1 : SURAT TUGAS...........................................................................................................28
LAMPIRAN 2 : JSA................................................................................................................................29
LAMPIRAN 3 : SOP/IK..........................................................................................................................30
LAMPIRAN 4 : FOTO PELAKSANAAN/PRAKTEK...........................................................................34
BAB I PENDAHULUAN

Listrik merupakan komoditi utama untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan


kesejahteraan sosial. Ketersediaan tenaga listrikyang cukup, aman, andal dan ramah lingkungan
merupakan unsur penting dalam menjalani roda perekonomian. Mengingat sebagai komoditi
utama, maka ketersediaan listrik harus dijaga baik produksi maupun pasokannya. Listrik
merupakan urat nadi kehidupan masyarakat kita. Pertumbuhan sektor ketenagalistrikan
memberikan andil yang besar bagi per-tumbuhan ekonomi nasional, demikian pula sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi akan memacu peningkatan kebutuhan tenaga listrik, sehingga diperlukan
peningkatan infrastriktur penyediaan tenaga listrik dari waktu ke waktu. Undang-undang No. 30
tahun 2009 tentang ketenagalistrikan mengamanatkan kepada pemerintah untuk menyediakan
tenaga listrk dengan jumlah yang cukup dan mutu yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat
Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sehingga dibutuhkan pemikiran bagaimana
menyediakan energi listrik untuk masa mendatang bagi konsumen.
Pembangkit listrik tenaga konvensional merupakan pembangkit listrik yang sampai saat
ini masih digunakan dikarenakan pembangkit dengan tenaga konvensional merupakan sumber
energi utama Negara Indonesia. Pemakaian energi di Indonesia berkembang pesat bersamaan
dengan perkembangan ekonomi dan meningkatnya jumlah penduduk. Akan tetapi sumber
energi semacam gas alam, batu bara, dan minyak bumi diprediksikan akan habis pada tahun
2050 mendatang. Oleh karena itu pembangkit listrik energi terbarukan yang bersumber dari air,
cahaya matahari, maupun angin harus ditingkatkan. Sumber energi terbarukan bisa menjadi
langkah alternatif sebagai sumber pembangkit listrik yang tetap tertuju kepada keseimbangan
dinamika, aspek teknis, keselamatan lingkungan hidup dan ekonomi di Indonesia. Pembangkit
listrik tenaga konvensional masih banyak digunakan sebagai pembangkit utama daerah-daerah
di Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel(PLTD) masih digunakan sebagai pembangkit utama.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel memang merupakan pembangkit listrik yang memiliki
efisiensi yang tinggi akan tetapi untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ini
memakan biaya yang sangat tinggi dikarenakan harga bahan bakar yang selalu meningkat dan
juga performa pembangkit dengan tenaga diesel ini selalu berkurang yang disebabkan oleh
pengoperasian secara terus menerus.
Pembangkit Listrik Termal adalah pusat pembangkitan tenaga listrik yang
memanfaatkan energy panas (thermal) dalam pembangkitan tenaga listriknya, umumnya tipe
pembangkitan ini membutuhkan bahan bakar yang berasal dari bahan bakar fosil, beberapa
pembangkit yang sering digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara,
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Pembangkit Listrik Tenaga
Mesin Gas, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap, dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
Adapun Pembangkit Listrik Tenaga Disel merupakan suatu instalasi pembangkit listrik yang
terdiri dari suatu unit pembangkit dan sarana pembangkitan atau komponen pendukung.
Kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun
dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam
bahan bakar minyak atau solar menjadi tenaga mekanis dengan menggunakan mesin diesel
sebagai penggerak utamanya dan seterusnya tenaga mekanis tersebut diubah oleh generator
menjadi tenaga listrik. Proses pembakaran pada ruang bakar terjdi apabila bahan bakar
disemprotkan ke dalam silinder menggunakan nosel dan bercampur dengan udara yang
dimampatkan oleh piston mengakibatkan temperatur dan tekanannya naik, sehingga bahan
bakar terbakar dengan sendirinya atau Compression Ignition Engine.
Perlu diperhatikan pula proses pengoperasian pembangkit listrik tenaga disel karena
kunci dari pengoperasian adalah memahami prinsip kerja dari pembangkit, peralatan yang
dioperasikan dan pengoperasian dengan kondisi aman dan nyaman. Oleh karena itu, pada saat
pengoperasian pembangkit listrik tenaga disel harus menerapkan dan memahami Standart
Operasional Prosedur.
.
BAB II FAKTOR K2 / K3

Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan


instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi
andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan
(ramah lingkungan ), dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga
listrik. Upaya untuk mewujudkan “ A 3 “ dapat dilakukan dengan ;
1. Standarisasi
2. Penerapan 4 pilar K2
3. Sertifikasi
4. Penerapan SOP / IK
5. Adanya pengawas pekerjaan
Landasan hukum / Dasar hukum :
1. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
3. Keppres No.22 / 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
4. Kep Menaker No.5/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3 (SMK3)
5. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Instalasi
6. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Umum
7. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Kerja

Ketentuan Keselamatan ketenagalistrikan menurut Undang-Undang ketenagalistrikan No 30 /


2009 :
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :

a. Standarisasi

b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :

- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )

- Aman dari bahaya bagi manusia :

* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )


* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )

- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )

c. Sertifikasi :

- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,

- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi pemanfaatan TL


(instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)

- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan

- kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan


Pegangan awal dalam melaksanakan kegiatan yang mempunyai
potensi bahaya :

- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)

- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning dsb)

- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)

Keselamatan kerja adalah upaya untuk mewujudkan


kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian
terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit yang
timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.
Keselamatan umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi
aman bagi masyarakat umum dari bahaya yang diakibatkan
oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya
dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan,

Pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya


kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan dengan
kegiatan Perusahaan. Keselamatan lingkungan adalah upaya
untuk mewujudkan kondisi akrab lingkungan dari Instalasi,
dengan memberikan perlindungan terhadap terjadinya
pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
Instalasi. Keselamatan instalasi adalah upaya untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi Instalasi, dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan
terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang
mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi secara normal
dan atau tidak dapat beroperasi.

Empat Pilar K2 terdiri dari :

Pilar 1 : Keselamatan Kerja Pilar 2 : Keselamatan Umum


Pilar 3 : Keselamatan Lingkungan Pilar 4 : Keselamatan
Instalasi
Keempat pilar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
EMPAT PILAR KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
MELIPUTI

KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


KERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN


PERLINDUNG
TERHADAP : TERHADAP : TERHADAP :
AN
PEGAWAI, BUKAN MASYARAKAT INSTALASI
TERHADAP :
PEGAWAI UMUM SEKITAR PENYEDIAAN
LINGKUNGAN
INSTALASI, TENAGA LISTRIK
INSTALASI
PELANGGAN,
TAMU
PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN
TERHADAP TERHADAP TERHADAP TERHADAP
KECELAKAAN DAN KECELAKAAN PENCEMARAN, KERUSAKAN
PENYAKIT AKIBAT MASYARAKAT KERUSAKAN INSTALASI,
KERJA UMUM LINGKUNGAN KEBAKARAN DLL

Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan


untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja. Keselamatan kerja adalah suatu usaha
pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan
berbagai kerugian, baik kerugian harta benda (rusaknya
peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka
berat, / cacat bahkan tewas).
Filosofi dasar dalam mengelola kegiatan K2/K3 dapat dijelaskan
sebagai berikut ;

1. Mengelola kegiatan K3 diibaratkan dengan orang naik


sepeda di jalan tanjakan, bila berhenti mengayuh,maka
sepedanya akan terjatuh.
2. Harus selalu ada aktivitas K3 agar tidak terjadi kecelakaan
kerja
3. K3 harus melibatkan seluruh unsur yang ada diperusahaan
tanpa kecuali (Safety By All)

Menurut ISO 45001, bahaya adalah sumber yang dapat


menyebabkan cidera dan penyakit akibat kerja (source with a
potential to cause injury and ill health). Menurut OHSAS 18001 
bahaya adalah sumber, kondisi atau tindakan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan,
atau gangguan lainnya. Jenis Bahaya Dalam K3 adalah sebagai
berikut :

1. Bahaya Jenis Kimia


Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara
manusia dengan bahan kimia berbahaya. Contoh jenis kimia:
abu sisa pembakaran bahan kimia, uap bahan kimia dan gas
bahan kimia.
2. Bahaya Jenis Fisik
Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas
maupun terlalu dingin serta keadaan udara yang tidak normal
yang menyebabkan terjadinya perubahan atau mengalami
suhu tubuh yang tidak normal. Bahaya akibat keadaan yang
sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan
pendengaran.
3. Bahaya Jenis Proyek/Pekerjaan
Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang
menyebabkan kerusakan penglihatan. Bahaya dari
pengangkutan barang serta penggunaan peralatan yang
kurang lengkap dan aman yang mengakibatkan cedera pada
pekerja dan orang lain.
Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan / dapat
menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat
kemampuan pekerja yang ada. Danger adalah tingkat bahaya akan
suatu kondisi yang sudah menunjukkan peluang bahaya sehingga
mengakibatkan suatu tindakan pencegahan. Risk adalah prediksi
tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah
mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang
batas normal. Accident adalah kejadian bahaya yang disertai
adanya korban dan/atau kerugian baik manusian maupun benda.
Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai
tindakan keselamatan kerja seperti:
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam
kebakaran, penerangan yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur
evakuasi khusus yang memadai

APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat


bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja dan orang disekitarnya. Alat pelindung diri meliputi:

Alat Pelindung Kepala


1. Safety Helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala
dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
2. Safety Goggles atau kacamata pengamanan untuk melindungi
mata dari paparan partikel yang melayang di udara, percikan
benda kecil, benda panas ataupun uap panas.
3. Hearing Protection atau penutup telinga untuk melindungi dari
kebisingan ataupun tekanan.
4. Safety Mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung
pernafasan saat berada di area yang kualitas udaranya tidak
baik.
5. Face Shield atau pelindung wajah untuk melindungi wajah dari
paparan bahan kimia, percikan benda kecil, benda panas
ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras dan
tajam.

Alat Pelindung Tubuh


1. Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan
bahan kimia dan suhu panas.
2. Safety Vest atau rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kontak atau kecelakaan.
3. Safety Clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi
dari hal-hal yang membahayakan saat bekerja, mengurangi
resiko terluka dan juga digunakan sebagai identitas pekerja.
Alat Pelindung Anggota Tubuh
1. Safety Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi
jari-jari dan tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi,
bahan kimia, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, dan
goresan benda tajam.
2. Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat
menggunakan alat transportasi serta untuk membatasi ruang
gerak pekerja agar tidak terjatuh.
3. Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung
untuk melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap
panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.
BAB III DAFTAR ALAT KERJA / ALAT
UJI / BAHAN

Alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri


 Topi pengaman / Helm

 Sepatu Kerja
 Pakaian kerja

 Pelindung telinga
PLTD
Sistem Start
1. Common Bed
Merupakan alat untuk menyimpan dok mesin PLTD
2. Battery with box
Box dengan baterai yang berguna untuk menyimpan
baterai di dalam box.
3. Battery charger
Merupakan alat yang digunakan untuk mengisi daya atau
sebagai jumper baterai.
4. Auto control panel
Ialah sebuah panel yang mengatur nyala atau tidaknya
mesin.
5. Starter motor
Adalah alat untuk menyalakan motor kerja.

Sistem Bahan Bakar


1. Tangki bahan bakar
Memilik fungsi untuk menampung bahan bakar.
2. Sambungan pipa dari tangki bahan bakar ke mesin
Terdapat saluran supply yang mengarahkan bahan bakar
dari tangki ke mesin. Sedangkan saluran balik
mengarahkan bahan bakar dari mesin ke tangki.
3. Filter bahan bakar
Berfungsi untuk memisahkan air dan benda asing dari
bahan bakar cair untuk melindungi komponen lain dari
mesin, korosi dan kontaminasi.
4. Fuel injector
Berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar cair ke
dalam ruang bakar mesin.
5. PT Fuel Pump
Tipe pompa bahan bakar injeksi langsung tanpa kembali
juga disediakan untuk supply bahan bakar.

Sistem Pendingin
1. Radiator
Berguna sebagai tempat sirkulasi air pendingin.
2. Radiator cap
Berfungsi sebagai pembuka atau penutup jalannya air
pendingin.
3. Radiator hoses
Berguna untuk memompakan air pendingin ke water
pump.
4. Bypass hose
Sebagai tempat jalannya aliran air pendingin.
5. Fan
Kipas ini berfungsu untuk meniupkan angin atau
menyerap panas yang dibuang ke luar.
6. Fan belt
Berfungsi untuk menggerakan kipas.
7. Water pump
Untuk memompa air pendingin ke silinder mesin.
8. Water jacket
Sebagai tempat sirkulasi air pendingin di silinder mesin.
9. Thermostat
Sebagai pengukur suhu.

Sistem Pelumas
1. Oli pelumas
Berfungsi untuk pelumasan, pendinginan dan perapatan.
2. Filter oli
Berfungsi untuk menyaring atau memisahkan air dengan
oli agar tidak merusak mesin.
3. Oil cooler
Berfungsi sebagai pendingin oli agar tidak terjadi panas
berlebih.
4. Pompa roda gigi
Berfungsi untuk memberikan tekanan pelumas ke semua
bantalan dan pelumasan atau pendinginan piston.
5. Pompa oli
Berfungsi sebagai pemompa oli.
6. Tangki oli
Berfungsi untuk menampung oli yang masuk
7. Stik level oli
Berfungsi untuk melihat level oli.

Sistem Udara Masuk


1. Filter udara
Berfungsi untuk memisahkan udara kotor dan bersih.
2. Turbo charger
Ialah alat yang memanfaatkan panas yang akan dibuang ke
cerobong untuk mengompresi udara yang akan masuk ke
dalam silinder mesin. Sehingga akan meningkatkan
efisiensi termal mesin.
3. Kompresor
Alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
gas atau udara.
4. Air intake
Berfungsi untuk menyerap udara masuk dari luar.
5. Air outlet
Berfungsi untuk menyerap udara dari dalam ke luar.

Sistem Gas Buang


1. Filencer
Berfungsi untuk menampung gas buang sebelum dibuang
ke atmosfer.
2. Pipa knalpot
Berguna sebagai jalan keluarnya gas buang ke atmosfer.
3. Mufflerr
Berfungsi sebagai peredam suara.
4. Generator
Berfungsi untuk merubah energy mekanik menjadi energy
listrik.
5. AVR
Berfungsi untuk mengatur tegangan generator
6. Governor
Berfungsi untuk mengatur rpm mesin.
BAB IV KAJIAN TEORI

Pembangkit Listrik Tenaga Disel merupakan suatu system


pembangkitan yang memanfaatkan daya mekanik dari putaran
motor disel yang dihubungkan ke generator melalui kopling
sehingga menghasilkan energy listrik.

Gambar PLTD

Dilihat dari proses kerjanya, motor diesel bekerja dalam satu


siklus kegiatan yang menjadi berulang sebagai berikut :
Gambar Urutan Kerja

Dari Diagram diatas, dapat dilihat bahwa proses kerja pada motor
diesel, merupakan satu lingkaran kegiatan yang terdiri dari empat
tahapan sebagai berikut :
Pertama : Pengisian udara ke dalam silinder
Kedua : Pemampatan (kompresi) udara oleh piston. Akibatnya,
udara diatas piston menjadi bertekanan dan bertemperatur tinggi.
Diakhir kompresi, injector akan menyemprotkan bahan bakar ke
ruang bakar dan terbakar, sehingga menimbulkan tekanan yang
lebih tinggi.
Ketiga : Tekanan gas yang tinggi akan mendorong piston turun
untuk melakukan usaha
Keempat : Gas sisa pembakaran dibuang ke udara luar

Gambar Peralatan Utama

Peralatan Utama terdiri dari :


1. Kepala Silinder
2. Perangkat katup (Rock Arm)
3. Perangkat Piston
4. Dinding Silinder (Silinder Liner)
5. Block Silinder

6. Bantalan
7. Crankshaft
8. Camshaft
9. Peredam Getaran (Demper)
10. Dudukan Mesin
Kepala Silinder, Berfungsi Sebagai penutup bagian atas silinder
dan tempat meletakan peralatan antara lain :
 Katup Isap dan buang
 Injektor
 Rocker Arm
 Ruang bakar mula

Gambar Kepala Silinder


Perangkat Katup
Berfungsi untuk mengatur masuk dan keluarnya udara (inlet) dan
gas buang (outlet).

Gambar Skema diagram katup

Gambar Rocker Gear


Perangkat Piston Berfungsi sebagai :
Merapatkan ruangan silinder dari bagian dalam Memampatkan
udara Menerima tekanan pembakaran waktu proses kerja
Meneruskan tekanan pembakaran ke poros engkol melalui batang
penghubung (Conecting Rod) Bagian permukaan piston menyerap
panas selama proses berlangsung
Gambar Piston

Gambar Kerangka Piston

Keterangan :

Piston
Torak
Pena Piston
Ring Pengunci
Ring Persegi
Ring Kompresi Muka Plat Chromium
Ring Kompresi Muka
Ring Pegas Helix
Rakitan Lengkap Conecting Rod:
Batang Penghubung
Dudukan Pena Piston
Baut
Pena/Pin
Ring ½
Skrup
Pena Pengunci
Pena Plug 18.Washer
Baut kollar
Bantalan
Dinding Liner
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya seluruh urutan kerja
mesin
Gambar Dinding Liner

Poros Engkol (Crankshaft) dan Bantalan

Gambar Crankshaft
Poros engkol atau crankshaft berfungsi sebagai pengubah energi
gerak bolak balik (translasi) menjadi gerak putar (rotasi) dan
menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas
diatas piston.
Bantalan berfungsi untuk mendukung bagian-bagian yang
bergerak shingga bagian-bagian tersebut tetap berada pada posisi
yang diinginkan.

Turbocharger

Gambar Turbocharger
Turbocharger berfungsi untukmemampatkan udara yang masuk
ke dalam silinder, sehingga daya mesin lebih besar (dibandingkan
mesin dengan dimensi yang sama tetapi tanpa turbo).

Governor

Gambar Governor

Governor berfungsi untuk mengatur jumlah pemakaian bahan


bakar agar kecepatan putar mesin tetap konsisten sebagai akibat
dari perubahan beban.
Sebelum mengoperasikan PLTD beberapa hal yang perlu
dipahami antara lain laporan serah terima tugas jaga operator,
kondisi unit harus dalam keadaan Stand By atau siap operasi
ditandai dengan tagging yang diletakan pada unit pembangkit dan
juga koordinasi dengan Supervisor Pemeliharaan dan Oprasi.
Persiapan Sistem Air Pendingin

1. Periksa level air pendingin di dalam expansion


tank melalui gelas penduga
2. Expansion Tank harus terisi susuai level
pengoperasian, jika tidak tambahkan air
pendingin ke dalamnya
3. Buka semua kran untuk mengoperasikan system
air pendingin
4. Yakinkan bahwa tidak ada kebocoran pada
rangkaian system air pendingin
5. Pastikan breaker pompa jaket cooling water pada
posisi ON
6. Operasikan pompa jacket cooling water
7. Pastikan tekanan pompa mencapai 3,2 bar
Persiapan Sistem pelumasan

1. Periksa level pelumas pada sump tank melalui


level penduga atau menggunakan stik level
2. Periksa level pelumasan pada gravity tank melalui
gelas penduga
3. Buka semua keran untuk mengoperasikan system
pelumasan
4. Periksa jika terdapat pelumas didalam silinder
dengan cara:
 Buka kran indicator
 Operasikan pompa pelumas
 Putar motor diesel dengan turning gear
 Amati apakah ada air atau pelumas yang
keluar melalui kran indicator

5. Bila ada cairan laporkan kepada supervisor


operasi dan jika tidak tutup kembali kran
indicator dan lepas turning gear
6. Pastikan bahwa posisi pengaturan kecepatan
masih menunjukan angka nol
7. Pastikan tekanan pelumasan sebesar 5,2 bar
8. Periksa level pelumas untuk turbocharger dan
governor melalui gelas duga. Level minyak
pelumas harus berada diantara batas maksimum
dan minimum.
9. Pastikan bahwa sparator telah bersih dan siap
dioperasikan

Persiapan Sistem Udara Tekan

10. Persiapan kompresor :


 Periksa level pelumas kompresor
 Operasikan pompa air pendingin kompresor
 Periksa power supply dan breaker pada posisi
On
 Buka kran transfer udara dari kompresor
ke tanki udara start
11. Operasikan kompresor
12. Pastikan kompressor beroperasi normal dan
tekanan udara dalam tabung udara start cukup
dengan tekanan 18 s/d 20 Bar

Persiapan Sistem Bahan Bakar

1. Periksa level bahan bakar didalam tanki harian


(daily tank), tanki harus terisi penuh. Jika kurang
maka nyalakan pompa transfer pengisian daily
tank.
2. Buka semua kran yang digunakan untuk
pengoperasian system bahan bakar
3. Periksa rack bahan bakar dan pastikan rack tidak
macet
4. Periksa penghubung antara rack dengan
governor, pastikan smua dalam kondisi baik
5. Operasikan pompa BBM, pastikan tekanan pompa
sebesar 5,2 bar
BAB V LANGKAH KERJA

1.1. Persiapan Start

1. Pemeriksaan bahan bakar dsan sistem bahan bakar :


a. Pastikan jumlah / volume bahan bakar cukup digunakan untuk pengoperasian
Diesel genset untuk beban dan waktu yang telah ditentukan
b. Pastikan semua saluran / pipa bahan bakar tidak ada yang bocor
c. Pastikan semua kran / valve dapat dibuka dan ditutup dengan normal
d. Pastikan filter bahan bakar dapat bekerja baik
e. Pastikan pompa bahan-bakar dan penggeraknya bekerja normal

2. Pemeriksaan Sistem Start


a. Untuk sistem start menggunakan motor DC, pastikan muatan batere normal
untuk start, sedangkan untuk sistem start menggunakan udara tekan, pastikan
tekanan udara pada tabungnya sesuai dengan yang dibutuhkan
b. Untuk sistem start menggunakan motor DC, pastikan kabel penghubung antara
batere dengan motor DC terhubung baik sedangkan untuk siste start
menggunakan udara tekan, pastikan pipa saluran udara dan valvenya bekerja
normal

3. Pemeriksaan Sistem Udara Masuk dan Gas Buang


a. Pastikan filter udara dalam kondisi bersih
b. Pastikan pelumas mekanik turbo-cxharger cukup
4. Pemeriksaan Sistem Pelumas
a. Pastikan jumlah / volume pelumas cukup untuk operasi
b. Pastikan kondisi pelumas baik
c. Pastikan kondisi filter masih bersih
d. Pastikan pipa saluran pelumas tidak ada yang bocor
e. Pastikan kran / valve dapat dibuka dan ditutup dengan normal.
f. Pastikan pompa pelumas dan mesin penggeraknya bekerja normal

5. Pemeriksaan Sistem Pendingin


a. Pastikan jumlah / volume air cukup untuk operasi
b. Pastikan kondisi air pendingin baik
c. Pastikan pipa saluran air pendingin tidak ada yang bocor
d. Pastikan kran / valve dapat dibuka dan ditutup dengan normal.
e. Pastikan kondisi radiator, fan dan motor penggeraknya bekerja normal
f. Pastikan pompa air pendingin dan mesin penggeraknya bekerja normal
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel merupakan suatu system pembangkitan yang


memanfaatkan daya mekanik dari putaran motor disel yang dihubungkan ke generator
melalui kopling sehingga menghasilkan energy listrik. Pembangkit listrik tenaga disel
memiliki komponen utama dan komponen pendukung dimana setiap komponen memiliki
fungsi dan prinsip kerja masing- masing namun masih dalam satu kesatuan untuk
menghasilkan energy listrik. Dalam memproduksi energy listrik tidak luput dari
pengoperasian pembangkit yang sesuai dengan standar operasional prosedur dengan
memperhatikan parameter – parameter aman operasi pembangkit.
Dalam mempersiapkan pengoperasian PLTD maka perlu dilakukan pengecekan alat
bantu PLTD diantaranya, Pemeriksaan Sistem Start, Pemeriksaaan Sistem Udara Masuk dan
Gas Buang, Pemeriksaan Sistem Pelumasan, Pemeriksaan Sistem Pendingin. Pada
pengoperasian yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP/IK yang berlaku.
LAMPIRAN 1 : SURAT TUGAS
LAMPIRAN 2 : JSA
LAMPIRAN 3 : SOP/IK
I. PENANGANAN ALAT BANTU UNTUK PERSIAPAN START PLTD
Mesin
1.1 Periksa kondidi battere:
 Terminal, dari kebersihan dan kekencangan ikatannya.
 Level electrolit, apakah cukup, tambahkan bila perlu.

1.2. Periksa sistim bahan bakar


 Periksa level BBM, apakah mencukupi, tambahkan bila perlu,
 Buka katup Venting pada tangki bahan bakar
 Buka katup pengambilan.
 Buka katup venting pada saluran bahan bakar, pastikan tidak ada udara dalam
sistim, tutup kembali katup venting
 Periksa filter bahan bakar, apakah masih bersih, ganti baru jika kotor.
 Posisikan pengatur aliran bahan bakar pada posisi warming up.
 Catat stand flow meter BBM, stand kWh dibangkit, stand kWh PS, jam stop
mesin pada log sheet

1.3. Periksa sistim minyak pelumas.


 Periksa level minyak pelumas di dalam karter, tambahkan bila perlu
 Lakukan pelumasan awal dengan lube oil priming atau dengan pompa tangan

1.4. Periksa sistim air pendingin.


 Periksa air pendingin mesin pada bak penampung tambahkan bila perlu.
 Periksa kekencangan V belt penggerak Fan, kencangkan bila perlu.
 Periksa kebersihan element radiator, bersihkan bila perlu.

1.5 Periksa Sistim Udara masuk dan gas buang.


 Periksa kebersihan filter udara masuk, bersihkan atau ganti baru bila perlu
 Periksa turbo charger apakah ada kebocoran pelumas, bersihkan atau ada
tanda kebocoran gas, laporkan.
 Periksa sambungan flendes, apakah ada tanda kebocoran. Kencangkan
sambungan flendes.
II. PENANGANAN ALAT BANTU PADA KONDISI START DAN
PEMBEBANAN.

II.1Pastikan bahwa semua peralatan bantu siap untuk dioperasikan.


II.2Lapor bahwa unit PLTD siap untuk dioperasikan
II.3PLTD distart dari Cotroll Room.
 Amati apakah ada kelainan suara
 Amati apakah ada kebocoran bahan bakar, pelumas, Udara dan Gas.
 Jika sudah tidak ada kelainan, laporkan bahwa PLTD siap masuk jaringan.
II.4PLTD masuk jaringan dan beroperasi normal:
 Amati apakah ada kelainan suara
 Amati apakah ada kebocoran bahan bakar, pelum as, Udara dan Gas.
 Periksa level bahan bakar, pelumas dan air pendingin, tambahkan bila
perlu.
 Lakukan pencatatan operasi kedalam Log Sheet yang disediakan
II.5Serah terima kepada petugas Shift berikutnya.
 Sampaikan secara lisan maupun tertulis semua kelainan yang terjadi
selama 8 jam operasi sebelumnya.
III. STOP MESIN
Panel Kontrol
1) Turunkan beban secara perlahan hingga mencapai 0 kW dengan
memutar selektor governor ke arah slower
2) Lepaskan mesin dari sistem dengan memutar saklar pemutus PMT
sebesar 90o berlawanan arah jarum jam, kemudian lepaskan saklar
3) Tunggu selama ± 5 menit (pendinginan mesin pada putaran full speed),
pertahankan frekuensi generator pada 50 Hz dengan menggunakan
selektor governor
4) Matikan exciter dengan memindahkan saklar Automatic Voltage
Regulator (AVR) ke posisi

Mesin
5) Turunkan kecepatan putar mesin dengan memutar pengatur
synchronizer pada governor ke arah -, hingga speed setting
menunjukkan posisi ± 2
6) Tunggu selama ± 5 menit (pendinginan mesin pada putaran rendah)
7) Matikan mesin dengan menarik rack bahan bakar ke posisi minimum
Panel Kontrol
8) Jalankan heater generator dengan cara merubah posisi saklar ke posisi
on
9) Matikan KWH Digital dengan cara menurunkan saklar MCB yang ada
di dalam panel
10) Matikan radiator dengan menekan tombol merah, pastikan lampu
automatic heater (merah) menjadi menyala
11) Catat stand flow meter BBM, stand kWh dibangkit, stand kWh PS, jam
stop mesin pada log sheet Mesin
12) Bersihkan mesin dan lantainya dari kebocoran minyak pelumas dan
BBM
LAMPIRAN 4 : FOTO PELAKSANAAN/PRAKTEK

No Kegiatan Foto

1 Breafing

Pemeriksaan bahan bakar


2
dan sistem bahan bakar :
No Kegiatan Foto

3 Pemeriksaan Sistem Start

Pemeriksaaan Sistem Udara


4
Masuk dan Gas Buang
No Kegiatan Foto

Pemeriksaan Sistem
5
Pelumasan

Pemeriksaan Sistem
6
Pendingin
No Kegiatan Foto

7 Closing

Anda mungkin juga menyukai