Anda di halaman 1dari 20

PT PLN (PERSERO)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.PENDAHULUAN

Prosedur pengoperasian dari suatu SPD (Satuan Pembangkit Diesel) pada


prinsipnya sama, tapi dalam pelaksanaannya ada beberapa perbedaan, yang
disebabkan karena adanya perbedaan dari jenis dan jumlah alat bantu sebagai
pendukung dari SPD tersebut.
Untuk menghindari kesalahan pada saat mengoperasikan suatu SPD, kiranya
diperlukan suatu SOP (Standing Operation Prosedure) sebagai petunjuk yang
harus diikuti oleh operator dalam mengoperasikan suatu unit pembangkit.
Dengan menggunakan SOP maka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
mengoperasikan akan menjadi semakin kecil, karena sebagai acuan dalam
membuat suatu SOP adalah intruction manual (buku petunjuk) yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuat mesin.
Untuk mengoperasikan suatu SPD, haruslah dimengerti dan dipahami bagian
bagian utama dari SPD itu sendiri
Bagian utama SPD dapat dibagi menjadi :
Mesin Diesel.
Generator dan Exciter.
Panel Instrument dan Kontrol Mesin Diesel, Generator dan Alat Bantu.

Prosedur mengoperasikan SPD meliputi :


Persiapan, apa yang harus dilakukan pada saat periode persiapan.
Start, apa yang harus dilakukan dan dimonitor pada saat periode start.
Pembebanan, apa yang harus dilakukan pada saat membebani SPD.
Stop, apa yang harus dilakukan pada saat menyetop suatu SPD.

Selain hal-hal tersebut diatas untuk pengoperasian suatu SPD haruslah


mengetahui batas-batas operasi dari unit tersebut.
Yang dimaksud dengan batas-batas operasi ini ialah, batasan harga/nilai suatu
besaran yang diukur, alarm ataupun trip dari tiap-tiap sistem atau peralatan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2. PANEL KONTROL

Panel kontrol merupakan peralatan yang memonitor kerja mesin, generator dan
peralatan bantu untuk mengantisipasi terjadinya perubahan kerja pembangkit.
Ada beberapa jenis panel kontrol yang ada pada suatu SPD antara lain :
Panel instrument dan kontrol mesin.
Panel instrument dan kontrol generator.
Panel instrument dan kontrol alat-alat bantu.
Pada panel instrumen dan kontrol mesin dapat memonitor kondisi dalam mesin
maupun alat bantunya, sedangkan panel instrument kontrol generator memonitor
kondisi generator dan kondisi jaringan saat SPD tersebut beroperasi.
Pada panel ini ditempatkan peralatan yang berfungsi untuk memonitor ataupun
mengoperasikan suatu peralatan, dengan demikian pada panel instrument
kontrol ini akan dijumpai :
Instrumen dan kontrol.
Saklar atau tombol (push button).
Lampu Indikator

Fungsi dari instrument dan kontrol pada dasarnya adalah alat bantu monitoring
berdasarkan fungsinya maka instrumen dan kontrol ini adalah untuk
mengukur/mendeteksi untuk kemudian ditayangkan dalam bentuk analog/digital
seperti misalnya besaran temperatur, tekanan, putaran, tegangan baterai, dan
besaran lainnya, sehingga kondisi unit pembangkit dapat beroperasi pada batas
nilai yang diijinkan.
Untuk memudahkan pelaksanaan monitoring kondisi kerja mesin, generator
maupun alat bantu, maka peralatan pada panel unit pembangkit tersebut
ditempatkan sesuai dengan kelompoknya.
Secara umum indikator pada panel tersebut sering juga disebut parameter
suatu SPD
Panel instrumen dan kontrol sangat besar pengaruhnya pada pengoperasian
suatu SPD karena dapat berkaitan dengan keamanan dan keselamatan kerja
suatu SPD, hal ini disebabkan jika ada salah satu parameter yang mengalami

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

kerusakan akan mempersulit monitoring bila terjadinya perubahan besaran yang


diukur pada pengoperasian suatu SPD

2.1.Panel Mesin. :
Pada panel mesin instrument yang ada adalah :
1. Tekanan Pelumas.
2. Temperatur Pendingin Mesin.
3. Putaran Mesin.
4. Pengisian Battery.
5. Emergency Stop.
6. Ketinggian Bahan Bakar.
7. Pengatur Putaran Mesin.

2.2.Panel Generator/ Listrik.


Pada panel generator/listrik instrument yang ada adalah :
1. Tegangan Eksitasi.
2. Arus Eksitasi.
3. Teganan Generator.
4. Frekuensi Generator.
5. Arus Generator.
6. KW meter.
7. KVAR meter.
8. Cos .
9. KWh meter.
10. KVARh meter.
11. Kunci Syncron.
12. Lampu Syncron.
13. Tegangan Jaringan.
14. Frekuensi Jaringan.
15. Nol Volt meter.
16. Syncronoscope.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. PENGOPERSIAN SPD
Mengoperasikan suatu SPD haruslah mengikuti S.O.P. (Standard Operation
Procedure) dari pembuatnya, agar dapat bekerja,aman efesien dan optimal,
sehingga dapat beroperasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai
desain pabrik pembuat mesin tersebut.
Karena itu perinsip pengoperasian PLTD secara umum dapat dikatakan sama,
yaitu mengikuti prosedure / langkah langkah yang harus dikerjakan sesuai
dengan S.O.P. SPD yang bersangkutan. Kalaupun terjadi perbedaan langkah
kerjanya, itu hanya terletak pada sistim ;
1. Alat bantu,
2. Urutan pelaksanaan.
3. Parameter.
4. Proteksi

Perbedaan tersebut juga disesuaikan dengan jenis , demensi dan merk serta
kapasitas dari pabrik pembuat SPD tersebut.
Pengoperasian PLTD kegiatannya terdiri dari ;
1. Persiapan
2. Menghidupkan /start up mesin
3. Memparalel/Membebani
4. Pemantauan dan Pengendalian/Monitoring
5. Mematikan mesin /shoot down.

3.1. Persiapan Start.


Periksa sistem suplai DC, periksa dan tambah air battery bila
kurang, hidupkan saklar-saklar charge battery, suplai DC, test lampu
control, test alarm.
Periksa sistem-sistem.
Sistem minyak pelumas, tambah minyak pelumas dikarter bila
kurang, pelumasan turbo, governor, kompresor, pompa-pompa
listrik.
Sistem bahan bakar, tambah tangki harian bila kurang, atur
katup-katupnya pada posisi operasi.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sistem dari pendingin, tambah permukaan tangki air


penambah maupun cooling tower bila kuarng, atur katup-katup
pada posisi operasi.
Sistem start, cerat/drain air, pada botol udara dan jalan
kompresor sampai tekanan 30 bar.
Jalankan pelumasan awal (primming pump).
Untuk mesin tertentu perlu diputar minimal 2 kali putaran guna
mungkin dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Lepas PMT/Penyulang.
Bila persiapan tidak ada tanda-tanda gangguan dan pada
lampu control dipanel ready start menyala bahwa menunjukkan
mesin dapat distart.

Start Mesin dilakukan setelah selesai pemeriksaan sistem sistem dan


kondisi mesin aman untuk dihidupkan.

3.2. Menghidupkan /Start up Mesin.


Buka katup udara start dari botol udara (bila startnya pakai udara),
kalau start pakai battery, hubungkan kabel dari motor start ke battery
start.
Tekan tombol start / putar handel pada posisi start,sehingga mesin
hidup bila mesin sudah hidup lepaskan tombol start / putar pada
posisi running. Mesin berputar dengan putaran rendah (idle speed),
biarkan selama 10 15 menit guna pemerataan pelumasan.
Perlakuan mesin saat seperti ini pada awal sebelum berbeban
disebut Periode Pemanasan.
Pada mesin tertentu, saat masih berada pada putaran Idle dapat
dinaikkan putaran mesin secara bertahap dan beri kesempatan pada
mesin untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan temperatur
dalam ruang bakar setelah mencapai putaran Nominal tunggu
beberapa saat sambil melakukan pemeriksaan kondisi SPD tersebut,.
Pada saat ini lakukan pula pemeriksaan kondisi Mesin dan Generator
meliputi ;
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pengamatan Parameter :
o Mesin.
o Generator.
Suara-suara / bunyi yang menunjukan adanya kelainan
dalam mesin. Panas/temperature yang terjadi pada
masing masing silinder.
Periksa seluruh bagian dari kenormalan operasi,
diantaranya kebocoran, tekanan dan gejala gangguan
yang lain.

Setelah berada pada putaran nominal dan SPD tersebut


ada pada kondisi normal selanjutnya SPD siap untuk pembebanan.
Pembebanan SPD dapat dilaksanakan dengan cara ;
1. SPD beroperasi parallel
2. SPD beroperasi sendiri

3.3.Memparalel /Membebani.
1. Syarat paralel
Untuk melakukan pembebanan SPD secara parallel harus memenuhi
syarat paralel, yaitu : 1. Tegangan generator sama dengan busbar.
2. Frequensi generator sama dengan busbar.
3. Urutan phasa (RST) sama dengan busbar
2. Prosedure Paralel
Parameter dan peralatan yang digunakan untuk melakukan paralel
terdiri dari
1. Switch exitasi
2. Kunci Syncron.
3. Lampu Syncron.
4. Double Volt Meter.
5. Double Frequency Meter.
6. Nol Volt Meter.
7. Syncronoscope.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Setelah mencapai putaran nominal SPD siap untuk parallel dengan


prosedure sebagai berikut:
Putar switch eksitasi dari off ke posisi on (manual).
Naikan tegangan dengan pengatur (regulator) tegangan
sampai tegangan nominal dan atur freqwensi pada 50 Hz.
Putar switch eksitasi dari manual ke posisi auto (AVR
beroperasi).
Putar switch synckronizer ke posisi on dan jarum
penunjuk akan berputar kekanan atau kekiri.
Atur tegangan maupun frequensi sama dengan busbar
agar jarum synckronizer berputar kekanan (searah jarum
jam) dan berputar secara lambat.
Tekan tombol bila pralel secara otomatis, pada saat jarum
jam tepat di tengah (jam 12.00), maka OCB / PMT akan
masuk / parallel.
Bila secara manual, pada saat jarum jam hampir pada
posisi jam 12.00 (belum tepat benar), lalu tekan tombol
(switch) OCB / PMT, maka OCB / PMT akan masuk
parallel.
Bila OCB / PMT sudah masuk / parallel switch
synckronizer putar keposisi off.
Setelah paralel, segera naikkan beban secara bertahap, atur Cos ,
Frequensi dan Tegangan pada nominal.
Pembebanan secara optimal 80% dari daya terpasang, hal ini akan
didapat pemakaian bahan bakar yang paling hemat, atau beban
sesuai daya mampu bila daya mampu sudah dibawah 100% dari
daya terpasang.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.4. Pemantauan dan Pengendalian/Monitoring


Dalam kegiatan pemantauan dan pengendalian / monitoring hal-hal yang
dilakukan meliputi:
3.4.1.Mencatat
Kegiatan mencatat hasil / nilai penunjukan parameter yang ada setiap
jam sesuai keperluan pada formulir / format yang ada. Ini
merupakan data operasi mesin dan alat bantunya maupun generator.
Parameter operasi generator yang dicatat dalam format/Log sheet
adalah :
Daya KW (MW).
Tegangan generator Volt / (KV).
Daya reaktip (KVAR / MVAR).
Temperatur kumparan generator (winding) 0C.
Tegangan exiter (suplai DC) (Volt).
Arus suplai DC amper (A).
Arus penyulang amper (A).
Arus Generator (amper) R, S, T.
Sedangkan parameter operasi mesin diesel dan alat bantunya yang
dicatat dalam format/Log sheet adalah :

Putaran mesin / RPM.

Temperatur minyak pelumas sebelum masuk dan keluar
mesin (0C).

Tekanan minyak pelumas masuk mesin, kg/cm2 (bar).

Temperatur air pendingin sebelum dan keluar mesin ( 0C).

Rack pompa bahan bakar (strip).

Temperatur gas buang keluar mesin (0C).

Tekanan minyak bahan bakar sebelum pompa injeksi kg/cm 2

Tekanan air pendingin sebelum masuk mesin.
Selain data-data operasi tersebut diatas perlu juga diamati yang lain
diantaranya :
Bila ada gangguan, catat bagian yang terganggu, seberapa
besar pengaruh gangguan tersebut terhadap pembangkitan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Warna asap gas yang keluar dari cerobong.


Kelainan suara mesin.
Kebocoran sistem-sistem, gas kompresi dari dalam silinder.
Gejala-gejala gangguan.
Keadaan lingkungan.

3.4.2. Pemantauan / Pengendalian


Pemantauanyang / pengendalian yang dilakukan saat operasi parallel
meliputi
a]. Pada saat SPD beroperasi secara paralel beban harus diatur
disesuaikan dengan beban maupun kemampuan unit masing-
masing SPD dan juga diatur kestabilan antara beban (KW), KVAR,
Cos , frequensi dan tegangan karena seluruh beban ditanggung
oleh seluruh unit pembangkit yang paralel.
b]. Pada pembebanan generator beroperasi paralel cara melepas
beban, dengan cara memindahkan beban ke unit-unit / SPD yang
lain dan sisakan beban tinggal 5 -10 % daya terpasang, lalu PMT
di lepas (Off). Bila generator masih paralel jangan sekali-kali
bebannya 0 (nol), untuk menghindari arus balik (Reverse Power).

c]. Pengaturan Cos .


Bila generator sudah diberi beban atur segera beban yang akan
diberikan pada suatu SPD sesuai situasi beban dan daya tersedia,
tetapi juga harus mengatur kenormalan Frequensi 50 Hz, Tegangan
nominal, Cos 0,8 (sesuai data generator)
Bila mengatur beban juga harus dijaga Cos tetap sebesar 0,8
Contoh :
Bila menaikan beban, Cos cenderung akan ikut naik mungkin
semula Cos = 0,8 akan menjadi Cos = 0,9 untuk menstabilkan
Cos menjadi 0,8 kita dapat menaikan tegangan agar Cos
menjadi 0,8 kembali.
Bila Cos terlalu tinggi dari 0,8, ada indikasi bahwa KVAR (MVAR)
akan kecil, dan beban akan mendekati kapasitip.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Hal ini akan mengakibatkan temperatur kumparan generator naik /


tinggi, maka pada pengaturan beban generator, disesuaikan dengan
kemampuan SPD, tegangan yang nominal, frequensi 50 Hz dan
Cos = 0,8 agar besarnya KVAR (MVAR) cukup baik dapat untuk
memperbaiki daya reaktip diluar (kosumen).
Semakin tinggi Cos KVAR (MVAR) akan semakin kecil, hal ini
tidak memperbaiki efisensi bahan baker

3.5.Mematikan SPD/Shoot dwon


3.5.1. Hal Yang Perlu Diperhatikan.
Mematikan /menghentikan mesin yang sedang beroperasi harus dilihat
dulu kondisi antara beban dan daya yang tersedia yaitu :
a. Mesin di stop karena dayanya tidak diperlukan lagi karena
beban sudah turun daya yang tersedia berlebih.
b. Mesin di stop beban masih diperlukan tetapi mesin harus di stop
untuk dilakukan pemeliharaan rutin.
Untuk menyetop mesin kita ambil contoh :
Yang bebannya tidak diperlukan lagi bila dalam pengoperasian ini
terjadi dari beberapa SPD. maka yang akan di stop kita pilih dengan
besar dayanya sama atau tinggi sedikit dari kelebihan daya.

3.5.2.Prosedur mematikan SPD :


Turunkan beban secara bertahap dan pindahkan ke mesin lain,
tetap dijaga frequensi, tegangan dan cos pada nominal.
Setelah beban tinggal 5-10 % dari daya terpasang, tekan tombol off
PMT, maka paralel lepas.
Putar switch eksitasi pada posisi dari auto ke manual, lalu turunkan
tegangan dari nominal menjadi 0 (nol) switch eksitasi putar off.
Turunkan putaran pada idle speed biarkan antara 10 15 menit.
Setelah 10 15 menit pada idle speed mesin stop.
Matikan pompa bahan baker.
Biarkan alat-alat Bantu masih beroperasi hingga 10 15 menit.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bila perlu buka katup indikator beberapa saat lalu tutup kembali guna
membebaskan gas/udara kompresi agar tidak menekan piston secara
terus menerus setelah itu matikan pompa pompa / alat-alat Bantu
yang lain diantaranya.
Pompa minyak pelumas, pompa air pendingin, radiator,
kompresor dan yang tidak diperlukan lagi.
Buatlah laporan hasil operasi, diantaranya pemakaian bahan
bakar, minyak pelumas kondisi unit-unit pembangkit, KWH
produksi, KWH pemakaian sendiri (PS).

Perlakuan menahankan putaran mesin beberapa saat pada idle sped


dimaksudkan untuk penyesuaian temperatur mesin dan mengurangi
gaya gaya yang terdapat pada poros engkol, kegiatan ini disebut
Periode Pendinginan.

Untuk pembangkit tertentu, langkah berikutnya selama Periode


Pendinginan turunkan tegangan generator secara bertahap hingga
mencapai minimum, kemudian lepas tegangan eksitasi dan
generator sudah tidak bertegangan lagi setelah itu turunkan
putaran mesin secara bertahap untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan temperatur hingga mencapai putaran Idle.
Beberapa saat kemudian matikan mesin dan lakukan pemeriksaan
untuk memastikan kondisi mesin siap untuk dioperasikan kembali.

Catatan
Pada mesin yang putaran mesinnya langsung mencapai putaran
Nominal tetapi Generator belum mengeluarkan tegangan, maka
langkah kerja untuk menghidupkan dan mematikan mesin mempunyai
sedikit perbedaan dengan mesin yang pada putaran Nominal
Generator langsung mengeluarkan tegangan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.6.SPD beroperasi Sendiri.


Pengoperasian suatu SPD / PLTD secara umum prosedurnya sama, sesuai
yang dianjurkan oleh buku petunjuk dari pabriknya (manual book). Kalaupun
ada perbedaan biasanya disebabkan besar dan kecilnya daya SPD serta
kemungkinan perlengkapan (alat-alat bantu) yang menyertainya.
Dalam hal pembebanan generator beroperasi sendiri dengan generator
beroperasi secara paralel.terdapat perbedaan dalam hal pengaturannya
Langkah-langkah pengoperasian SPD beroperasi sendiri (single
running).
a]. Setel knop speed drop governor pada angka kedudukan 0.
b]. Lakukan prosedur pengoperasian SPD seperti yang diuraikan didepan
yaitu :
Persiapan start.
Start mesin.
Pembebanan.
Mencatat data operasi.
Mesin stop.
c]. Pada pengaturan beban generator beroperasi sendiri, semua beban
dengan sendirinya akan ditampung oleh generator tersebut, hanya kita
selalu mengatur kestabilan cos , KVAR, tegangan dan frequensi.
d]. Pada pembebanan generator beroperasi sendiri cara pelepasan beban
jangan langsung dari PMT (OCB) generator, usahakan melepas dari PMT
penyulang (feeder out going) dari yang paling besar bebannya sampai
yang paling kecil, baru PMT generator dilepas untuk menghindari
kerusakan pada bagian mesin..

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. BATAS BATAS PENGOPERASIAN PLTD


Batas batas pengoperasian mesin merupakan hal yang mutlak harus diketahui
dan dikuasai oleh operator dengan tujuan agar dalam mengoperasikan mesin
dapat bekerja dalam batas yang aman.
Untuk mengetahui batas batas operasi mesin, dapat dilihat dari petunjuk yang
terdapat pada buku petunjuk pengoperasian mesin tersebut.Batasan operasi
mesin selalu berbeda-beda berdasarkan merk,type dan kapasitas mesin tersebut.
Batasan yang aman umumnya sudah terlihat pada pameter yang terdapat pada
panel instrument dan kontrol.
Parameter mesin yang menggunakan sistem start dengan battery
umumnya terdiri dari :
1. Tekanan minyak pelumas.
2. Temperatur pendingin mesin.
3. Putaran mesin.
4. Pengisian battery.
5. Jam kerja mesin.

Parameter tersebut mempunyai nilai maksimum dan minimum yang harus


diketahui untuk keamanan pengoperasian mesin.
Setiap jenis dan merk mesin mempunyai batasan yang tidak sama, hal ini
disesuaikan dengan kontruksi dari pabrik pembuat mesin tersebut.
Dari parameter yang ada dipanel dihubungkan secara parallel antara alat/sensor
pengukuran dengan alat/sensor pengaman mesin yang digunakan untuk
menjaga keamanan dan keselamatan kerja dalam pengoperasian mesin
tersebut.
Pengamatan pada parameter dan hubungannya dengan sistem pengaman
mesin adalah sebagai berikut :

4.1.Tekanan minyak pelumas.


Minyak pelumas bersirkulasi pada mesin dengan tekanan kerja tertentu
kemudian dibuat saluran khusus dihubungkan secara parallel dengan alat
pengaman yang bekerja pada tekanan lebih rendah maupun lebih tinggi dari
tekanan kerja normal minyak pelumas yang bersirkulasi dalam mesin saat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

mesin beroperasi.Jika terjadi perubahan tekanan yang melewati batas


tersebut, secara otomatis alat pengaman bekerja menghidupkan alarm atau
langsung mematikan mesin

4.2.Temperatur pendingin mesin.


Sistem pendingin mesin menggunakan 2 (dua) macam media pendingin
yaitu :
1. Sistem pendingin mesin menggunakan media air.
Air pendingin mesin bersirkulasi pada mesin dengan tekanan kerja
tertentu kemudian dibuat saluran khusus dihubungkan secara parallel
dengan alat pengaman yang bekerja pada temperatur lebih tinggi
maupun lebih rendah dari temperatur kerja normal air pendingin yang
bersirkulasi dalam mesin saat mesin beroperasi.
Jika terjadi perubahan temperatur yang melewati batas tersebut, secara
otomatis alat pengaman bekerja menghidupkan alarm atau langsung
mematikan mesin.
2. Sistem pendingin mesin menggunakan media udara.
Udara pendingin mesin bersirkulasi pada mesin dengan tekanan kerja
tertentu kemudian dibuat saluran khusus untuk mendinginkan sirip
sirip mesin.
Dan pada salah satu sirip tersebut terdapat alat ukur temperatur
mesin serta dihubungkan secara parallel dengan alat pengaman
yang bekerja pada temperatur lebih tinggi maupun lebih rendah dari
temperatur kerja normal mesin saat mesin beroperasi.
Jika terjadi perubahan temperatur yang melewati batas tersebut,
secara otomatis alat pengaman bekerja menghidupkan alarm atau
langsung mematikan mesin.

4.3.Putaran mesin.
Parameter ini bekerja untuk mengukur putaran mesin dan dihubungkan
secara parallel dengan alat pengaman mesin yang bekerja pada
putaran dibawah dan diatas putaran Nominal (kerja).

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Jika terjadi perubahan putaran yang melewati batas tersebut, secara


otomatis alat pengaman bekerja menghidupkan alarm atau langsung
mematikan mesin.

4.4.Pengisian battery.
Parameter ini hanya memberikan petunjuk kondisi pengisian battery dan
mendeteksi kemungkinan kondisi battery kurang baik walaupun tidak
secara presisi.

4.5.Jam kerja mesin.


Parameter ini hanya memberikan petunjuk lamanya mesin bekerja untuk
memudahkan dalam melakukan persiapan pemeliharaan mesin sesuai
dengan petunjuk jam jalan mesin tersebut.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

CONTOH BATASAN NILAI BEBERAPA PARAMETER PENGOPERASIAN


PLTD

ALARM TIDAK ALARM


NO. PARAMETER MESIN TRIP
BEKERJA(OFF) BEKERJA(ON)

1 Putaran lebih (over speed) 100 % 110 % 115%

2 Tekanan minyak pelumas 4,7 kg/cm2 4,2 kg/cm2 3,5 kg/cm2


masuk mesin rendah
2,2 kg/cm2 2,2 kg/cm2

3 Tekanan air pendingin 1,5 kg/cm2


1,7 kg/cm2
masuk mesin pada bagian 1,5 kg/cm2
1,0 kg/cm2
jacket water rendah
4 Tekanan air pendingin
0,8 kg/cm2
masuk Inter cooler 0,6 kg/cm2

5 Tekanan air pendingin pada


1,7 kg/cm2
bagian raw water rendah 1,5 kg/cm2

0,3 kg/cm2
6 Tekanan air pendingin 2
0,5 kg/cm
masuk pendingin injector
rendah
18 kg/cm2
7 Tekanan minyak pelumas 2
21 kg/cm
pada bagian rocker arm
60 CO 65 CO
rendah
8 Tekanan bahan bakar 87 CO 92 CO
70 CO
rendah
9 Temperatur minyak 95 CO
pelumas tinggi
10 Temperatur air pendingin
masuk bagian mesin(jacket
water) tinggi

5. GANGGUAN PENGOPERSIAN DAN PENANGGULANGANNYA


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

JENIS GANGGUAN PENYEBAB MENGATASI

5.1.SAAT START MESIN

A. Mesin tidak dapat berputar.


a. Battery lemah. a. Periksa / ganti.
b. Sambungan kotor. b. Bersihkan.
c. Motor stater rusak. c. Perbaiki /Ganti.
d. Piston macet. d. Perbaiki.
e. Poros engkol macet. e. Perbaiki.

B. Mesin sulit di start.

1. Bahan bakar. a. Ada udara dalam saluran. a. Buang udara.


b. Kran tertutup. b. Buka kran.
c. Tangki kosong. c. Isi kembali.
d. Saringan kotor. d.
Bersihkan / ganti

2. Pompa bahan bakar. a. Tekanan rendah. a. Perbaiki.


b. Timing tidak tepat. b. Setel.

3. Pengabut bahan bakar. a. Tidak sempurna. a. Perbaiki / ganti.


b. Pengabut tersumbat. b. Perbaiki / ganti.

4. Kompresi ruang bakar. a. Tekanan rendah. a. Perbaiki.


b. Tekanan tiap silinder tidak
sama. b. Perbaiki.
5. Saluran masuk dan gasa. Saringan udara kotor. a. Bersihkan/ganti
buang. b. Saringan gas buang tersumbat. b.
Bersihkan / ganti
5.2.SAAT MESIN HIDUP

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Minyak pelumas.
1. Tekanan rendah. a. Pompa oli sudah aus. a. Ganti baru.
b. Pipa distribusi bocor. b. Perbaiki.
c. Kekentalan menurun. c. Ganti baru.
d. Kekurangan pelumas. d. Tambahkan.
e. Saringan awal tersumbat. e. Bersihkan.
f. Saringan akhir kotor. f. Ganti baru.

2. Temperatus naik. a. Radiator tersumbat. a. Bersihkan.


b. Oil Cooler kotor. b. Bersihkan.
c. Pompa air keropos. c. Ganti baru.
d. Putaran fan rendah. d. Perbaiki.
e. Pembakaran tidak normal. e. Perbaiki.

B. Putaran mesin.

1. Putaran tidak teratur. a. Kompresi tidak merata. a. Perbaiki.


b. Tekanan pompa bahan
bakar tidak merata. b. Perbaiki
c. Pengabut ada yang rusak. c. Ganti.
d. Gangguan Governor. d. Perbaiki.
e. Saringan bhn bkr kotor. e. Bersihkan/
Ganti.
f. Saringan udara kotor. f. Bersihkan/
Ganti. g. Bahan bakar
tercampur air
atau ada udara dalam saluran g. Bersihkan/
Ganti.
bahan bakar.

C. Suara mesin.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 18/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.Dalam ruang bakar. a. Timing tidak tepat. a. Setel.


b. Pengabutan tidak baik. b. Perbaiki.
c. Volume bahan bakar tiap
silinder tidak sama. c. Setel.
d. Kualitas bhn bkr rendah. d. Ganti.
e. Mesin masih dingin. e. Panaskan
mesin.
f. Keausan torak besar. f. Ganti.
g. Kelonggaran celah katup
yang tidak normal. g. Setel.

D. Boros.
1.Bahan bakar. a. Kebocoran saluran bahan
bakar a. Perbaiki
b. Gangguan dalam pompa
Injeksi. b. Perbaiki / Ganti
c. Gangguan pada pengabut. c. Perbaiki
d. Penyetelan dan kondisi katup
yang tidak baik. d. Setel / Ganti

2.Minyak Pelumas. a. Kebocoran saluran, paking


oil seal. a. Perbaiki.
b. Kelonggaran antara piston
dengan silinder besar. b. Ganti.
c. Silinder sudah licin. c. Perbaiki.

E. Gas buang.

1.Warna hitam pekat. a. Terlalu banyak bhn bkr. a. Periksa / Setel


b. Udara masuk kurang. b. Bersihkan filter
c. Pengabutan tidak sempurna. c. Perbaiki.
d. Kompresi terlalu rendah. d. Perbaiki.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 19/20
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

e. Kualitas bahan bakar rendah. e. Ganti.


f. Timing tidak tepat. f. Setel.

2.Warna kelabu. a. Kebocoran kompresi. a. Perbaiki.


b. Seal katup rusak. b. Ganti.
c. Valve guide rusak. c. Ganti.
d. Paking kepala silinder ada
yang rusak. d. Ganti.

5.3. SAAT MEMATIKAN MESIN

Mesin sulit dimatikan.


a. Timing tidak tepat a. Setel.
b. Rack tidak mencapai nol. b. Setel.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 20/20

Anda mungkin juga menyukai