PLTU
KELOMPOK 13
Our Team
Agar pembangkit listrik dapat berjalan dan menghasilkan listrik, komponen di setiap bagian harus
dioperasikan untuk menjalankan fungsi yang dimaksudkan. Pengoperasian peralatan harus
dikoordinasikan untuk memenuhi permintaan proses produksi listrik, dan proses produksi harus
diatur agar siklus dan peralatan dioperasikan dalam kondisi maksimal. Sistem kendali pembangkit
listrik menyediakan peralatan yang diperlukan untuk memungkinkan operator mengatur operasi
pembangkit listrik untuk produksi listrik yang andal dan efisien.
APLIKASI SISTEM KONTROL MODULASI PADA PLTU
Peranan pembangkit listrik dalam system ketenagalistrikkan dapat dibilang seperti pabrik listrik
dimana bahan bakar (seperti batubara) dibakar di dalam furnace untuk menghasilkan uap air yang
selanjutnya menggerakkan turbin. Putaran rotor turbin sekaligus memutar rotor generator yang kemudian
membangkitkan energi listrik dengan besaran tertentu.
hasil produksi pabriknya (yaitu listrik) pada saat itu juga secara real-time langsung digunakan oleh
konsumennya. Selain itu, besar megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik juga secara real-time,
sama persis dengan kebutuhan konsumen, tidak lebih dan tidak kurang.
SISTEM KONTROL BOILER
Pembangkit listrik tidak dapat mengatur besar konsumsi listrik yang ada. justru pembangkit
listrik lah yang secara fleksibel harus dapat menyesuaikan beban listrik yang ada. Konsumen dapat
menggunakan listrik dengan bebas dan pembangkit listrik lah yang harus menyediakan kebutuhan listrik
konsumen tersebut.
Jika terjadi perbedaan nilai antara beban listrik dari konsumen dengan listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit maka akan menyebabkan perubahan frekuensi listrik yang berbeda dengan yang
seharusnya.
MISAL
LOAD DEMAND CONTROL
Kelebihan dari sistem kontrol ini adalah respons yang cepat terhadap perubahan beban listrik.
Alasan pertama yaitu karena valve kontrol uap air masuk ke turbin langsung merespons setiap
terjadinya perubahan beban listrik, dan alasan yang kedua adalah karena boiler yang juga
bersifat sebagai reservoir energi panas yang dapat digunakan pada saat terjadi perubahan
kebutuhan uap air.
KEKURANGAN
kekurangan dari sistem kontrol ini adalah akan terjadi perubahan sesaat spesifikasi uap air
(tekanan dan debit) yang akan masuk ke turbin uap. Hal ini beresiko timbulnya kondensasi
uap air yang tentu akan berbahaya bagi sudu - sudu turbin uap.
TURBINE FOLLOW
Kontrol ini kebalikan dari sistem kontrol Boiler Follow. Sinyal kebutuhan beban
listrik dikirimkan ke sistem kontrol boiler untuk selanjutnya diatur besar pembakaran
di dalamnya agar sesuai dengan kebutuhan, dan besar bukaan valve kontrol uap air
pada turbine sesuai dengan besar tekanan pada pipa uap air.
S
K
E
M
A
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN
Kelebihan dari sistem kontrol ini adalah sistem kontrol ini dibutuhkan oleh PLTU pada saat
terjadi masalah pada boiler, misalnya terjadi gangguan pada salah satu dari dua force draft
fan sehingga proses pembakaran harus turun ke 50% kemampuan maksimal. Di saat inilah
mode kontrol menggunakan Turbine Follow karena dapat langsung di atur pada proses
pembakarannya dan system kendali menjadi stabil.
KEKURANGAN
kekurangan dari sistem kontrol ini adalah sistem kontrol Turbine Follow memiliki respons yang
lambat pada saat terjadinya perubahan beban listrik.
COORDINATE CONTROL
Prinsip dari sistem kontrol ini adalah dengan menggunakan sinyal input
kebutuhan beban listrik sebagai sinyal feedforward ke sistem kontrol boiler dan
turbin secara paralel. Tujuannya adalah untuk lebih meminimalisir terjadinya interaksi
antara variabel-variabel kontrol boiler dengan turbin, serta dapat lebih simultan
mengontrol besar pembakaran pada furnace dan besar bukaan valve kontrol turbin
untuk setiap perubahan beban listrik.