Anda di halaman 1dari 15

Sistem Kendali

PLTU
KELOMPOK 13
Our Team

Alfi Rizki Yusron M Zahra Meilia Alamanda Kyvin Agusta Arditya


2018-11-139 2018-11-215 2018-11-215
OUR MAIN POINT

TURBINE BOILER TURBINE


BOILER FOLLOW
FOLLOW COORDINATED
PENDAHULUAN

Agar pembangkit listrik dapat berjalan dan menghasilkan listrik, komponen di setiap bagian harus
dioperasikan untuk menjalankan fungsi yang dimaksudkan. Pengoperasian peralatan harus
dikoordinasikan untuk memenuhi permintaan proses produksi listrik, dan proses produksi harus
diatur agar siklus dan peralatan dioperasikan dalam kondisi maksimal. Sistem kendali pembangkit
listrik menyediakan peralatan yang diperlukan untuk memungkinkan operator mengatur operasi
pembangkit listrik untuk produksi listrik yang andal dan efisien.
APLIKASI SISTEM KONTROL MODULASI PADA PLTU

Sistem kontrol modulasi yang paling penting pada sebuah


pembangkit listrik tenaga uap adalah sistem kontrol pada
boiler. Tujuannya adalah untuk mengatur masuknya bahan
bakar ke dalam furnace (tungku) agar sesuai dengan beban
listrik yang diminta, serta menjaga beberapa parameter seperti
tekanan uap, temperatur uap, level air di dalam drum agar tetap
sesuai dengan desain boiler tersebut.
SISTEM KONTROL BOILER

Peranan pembangkit listrik dalam system ketenagalistrikkan dapat dibilang seperti pabrik listrik
dimana bahan bakar (seperti batubara) dibakar di dalam furnace untuk menghasilkan uap air yang
selanjutnya menggerakkan turbin. Putaran rotor turbin sekaligus memutar rotor generator yang kemudian
membangkitkan energi listrik dengan besaran tertentu.

hasil produksi pabriknya (yaitu listrik) pada saat itu juga secara real-time langsung digunakan oleh
konsumennya. Selain itu, besar megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik juga secara real-time,
sama persis dengan kebutuhan konsumen, tidak lebih dan tidak kurang.
SISTEM KONTROL BOILER

Pembangkit listrik tidak dapat mengatur besar konsumsi listrik yang ada. justru pembangkit
listrik lah yang secara fleksibel harus dapat menyesuaikan beban listrik yang ada. Konsumen dapat
menggunakan listrik dengan bebas dan pembangkit listrik lah yang harus menyediakan kebutuhan listrik
konsumen tersebut.

Jika terjadi perbedaan nilai antara beban listrik dari konsumen dengan listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit maka akan menyebabkan perubahan frekuensi listrik yang berbeda dengan yang
seharusnya.

MISAL
LOAD DEMAND CONTROL

Untuk memenuhi kebutuhan listrik konsumen secara real-time digunakan


system control yang kompleks. Secara umum sistem kontrol permintaan
beban listrik (load demand) pada pembangkit listrik dibagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Boiler Follow
2. Turbine Follow
3. Coordinated control atau boiler-turbine coordinated (BTC) control.
BOILER FOLLOW
Pada kontrol ini, sistem turbin dan boiler berada pada dua skema kontrol yang
berbeda. Pada saat permintaan beban listrik dengan besar tertentu muncul, sinyal
tersebut digunakan sebagai input pada sistem kontrol turbin uap. Valve kontrol yang
men-supply uap air ke dalam turbin terbuka dengan besar tertentu sesuai dengan
sinyal kebutuhan beban listrik yang diterima. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan tekanan dan debit uap air yang dialirkan ke dalam turbin. Sensor tekanan
dan debit uap air membaca terjadinya error set point, yang artinya tekanan dan debit
uap tidak sesuai dengan nilai set point yang telah ditentukan. Sinyal error tersebut
menjadi sinyal input bagi boiler, untuk menambah atau mengurangi tekanan uap air
dengan cara menambah atau mengurangi proses pembakaran di dalam furnace.
S
Sedangkan error set point pada debit uap, akan dikompensasi oleh jumlah air K
(feedwater) yang masuk ke dalam boiler. E
M
A
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN

Kelebihan dari sistem kontrol ini adalah respons yang cepat terhadap perubahan beban listrik.
Alasan pertama yaitu karena valve kontrol uap air masuk ke turbin langsung merespons setiap
terjadinya perubahan beban listrik, dan alasan yang kedua adalah karena boiler yang juga
bersifat sebagai reservoir energi panas yang dapat digunakan pada saat terjadi perubahan
kebutuhan uap air. 

KEKURANGAN

kekurangan dari sistem kontrol ini adalah akan terjadi perubahan sesaat spesifikasi uap air
(tekanan dan debit) yang akan masuk ke turbin uap. Hal ini beresiko timbulnya kondensasi
uap air yang tentu akan berbahaya bagi sudu - sudu turbin uap.
TURBINE FOLLOW
Kontrol ini kebalikan dari sistem kontrol Boiler Follow. Sinyal kebutuhan beban
listrik dikirimkan ke sistem kontrol boiler untuk selanjutnya diatur besar pembakaran
di dalamnya agar sesuai dengan kebutuhan, dan besar bukaan valve kontrol uap air
pada turbine sesuai dengan besar tekanan pada pipa uap air.

S
K
E
M
A
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN

Kelebihan dari sistem kontrol ini adalah sistem kontrol ini dibutuhkan oleh PLTU pada saat
terjadi masalah pada boiler, misalnya terjadi gangguan pada salah satu dari dua force draft
fan sehingga proses pembakaran harus turun ke 50% kemampuan maksimal. Di saat inilah
mode kontrol menggunakan Turbine Follow karena dapat langsung di atur pada proses
pembakarannya dan system kendali menjadi stabil.

KEKURANGAN

kekurangan dari sistem kontrol ini adalah sistem kontrol Turbine Follow memiliki respons yang
lambat pada saat terjadinya perubahan beban listrik.
COORDINATE CONTROL
Prinsip dari sistem kontrol ini adalah dengan menggunakan sinyal input
kebutuhan beban listrik sebagai sinyal feedforward ke sistem kontrol boiler dan
turbin secara paralel. Tujuannya adalah untuk lebih meminimalisir terjadinya interaksi
antara variabel-variabel kontrol boiler dengan turbin, serta dapat lebih simultan
mengontrol besar pembakaran pada furnace dan besar bukaan valve kontrol turbin
untuk setiap perubahan beban listrik.

coordinated control ini merupakan perpaduan antara pengendalian boiler


follow dan turbin follow. Pada coordinated control ini dapat digunakan metode boiler
follow atau turbin follow tergantung pada kondisi beban dimana bila beban besar
S
dan stabil maka dapat digunakan boiler follow dan bila beban berubah-ubah atau K
tidak stabil dapat digunakan turbin follow. E
M
A
COORDINATE CONTROL
Sinyal beban listrik yang masuk ke dalam sistem kontrol koordinat menjadi menjadi sinyal input untuk mengatur besar
pembakaran di boiler dan besar bukaan valve kontrol uap air pada turbin. Sistem kontrol koordinat merupakan sistem close-
loop, yang artinya ada beberapa parameter yang digunakan sebagai sinyal balik masuk ke sistem kontrol untuk digunakan
sebagai parameter kontrol proses agar selalu sesuai dengan perintah kontrol. Sinyal balik yang digunakan antara lain adalah
parameter-parameter kualitas uap air yang keluar dari boiler (tekanan, debit, temperatur, dan lain sebagainya) serta besar
MegaWatt yang dihasilkan oleh generator. Sinyal-sinyal input balik tersebut, digunakan kembali oleh sistem kontrol sebagai
sinyal input untuk meminimalisir set-point error.
THANK
YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai