Anda di halaman 1dari 1

Boiler Follow

Sistem kontrol ini sudah dikenal dan diterapkan sejak awal-awal penerapan pembangkit
listrik tenaga uap. Pada kontrol ini, sistem turbin dan boiler berada pada dua skema kontrol
yang berbeda. Pada saat permintaan beban listrik dengan besar tertentu muncul, sinyal
tersebut digunakan sebagai input pada sistem kontrol turbin uap. Valve kontrol yang men-
supply uap air ke dalam turbin membuka dengan besar tertentu sesuai dengan sinyal
kebutuhan beban listrik yang diterima. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan
tekanan dan debit uap air yang dialirkan ke dalam turbin. Sensor tekanan dan debit uap air
membaca terjadinya error set point, yang artinya tekanan dan debit uap tidak sesuai dengan
nilai set point yang telah ditentukan. Sinyal error tersebut menjadi sinyal input bagi boiler,
untuk menambah atau mengurangi tekanan uap air dengan jalan menambah atau mengurangi
proses pembakaran di dalam furnace. Sedangkan error set point pada debit uap, akan
dikompensasi oleh jumlah air (feedwater) yang masuk ke dalam boiler.

Boiler follow mode dapat dilihat Penambahan beban generator pada boiler follow mode akan
menyebabkan penurunan putaran rotor generator yang menyebabkan penurunan frekuensi
sehingga governor akan menambah bukaan control valve. Pertambahan bukaan control valve
menyebabkan uap yang masuk kedalam turbin lebih banyak dan menyebabkan menurunnya
tekanan uap utama. Boiler automatic control akan merespon penurunan uap utama dengan
mengatur suplai udara pembakaran, bahan bakar batubara, dan aliran air umpan. Sistem
kontrol ini mempunyai keuntungan respon yang cepat terhadap perubahan beban dan
mempunyai kelemahan tekanan uap utama yang kurang presisi sehingg menghasilkan osilasi
pada tekanan uap utama.

Skema Sistem Kontrol Boiler Follow

Kelebihan dari sistem kontrol ini adalah respons yang cepat terhadap perubahan beban listrik.
Alasan pertama yaitu karena valve kontrol uap air masuk ke turbin langsung merespons setiap
terjadinya perubahan beban listrik, dan alasan yang kedua adalah karena boiler yang juga
bersifat sebagai reservoir energi panas yang dapat digunakan pada saat terjadi perubahan
kebutuhan uap air. Namun di sisi lain, kekurangan dari sistem kontrol ini adalah akan terjadi
perubahan sesaat spesifikasi uap air (tekanan dan debit) yang akan masuk ke turbin uap. Hal
ini beresiko timbulnya kondensasi uap air yang tentu akan berbahaya bagi sudu-sudu turbin
uap.

Anda mungkin juga menyukai