Anda di halaman 1dari 6

Parameter Pengoperasian Boiler Yang Diukur & Dikendalikan Pada fire tube boiler dan kebanyakan water tube

boiler terutama unit yang dirakit di pabrik dengan pengapian fuel oil atau fuel gas yang hanya dioperasikan dengan forced draught fan, tekanan furnace selalu positif, sekitar 10 mbar, bergantung pada tekanan balik, positif atau negatif , sistem buangan dan perlengkapan heat recovery yang ditambahkan. Tekanan boiler heater yang diijinkan bergantung pada. kondisi input bahan bakar dan udara. Oleh karena itu pengendali tekanan boiler heater jarang dibutuhkan. Kondisi demikian dikenal sebagai pengoperasian boiler yang dinaikkan tekanannya. Boiler yang mempunyai prinsip balanced draft beroperasi pada tekanan boiler heater sedikit negatif. Tekanannya selalu dijaga kira-kira 1 mbar subatmosfir (di bawah tekanan atmosfir). Untuk itu ditambahkan suatu induced draft fan selain forced draft fan untuk menciptakan tekanan negatif yang diperlukan. Tekanan boiler heater yang terlalu negatif akan menyebabkan udara yang masuk boiler tidak dapat dikendalikan. Kondisi tekanan dalam boiler heater ini dimonitor dan sinyal tekanan yang dihasilkan diteruskan ke pengendali tekanan boiler heater. Nilai yang dikirim ini disebut sebagai nilai yang terukur (measured value). Pada pengendali nilai ini dibandingkan dengan set point. Perbedaan yang timbul disebut sebagai error yang kemudian sinyalnya diteruskan ke elemen pengendali akhir yang mengatur pergerakan aktuator dalam bentuk pembukaan atau penutupan damper kipas (fan). Pada sistem kendali ini dapat ditambahkan alarm pada sistem monitoringnya yang diset pada level tertentu Pengendali pada sistem pengendalian seperti tersebut di atas terdiri dari suatu diafragma yang beraksi melawan suatu pegas dengan tekanan atmosferik pada satu sisi dan tekanan furnace pada sisi yang lain. Pergerakan diafragma ini menyebabkan servomotor beroperasi menggerakan damper induced draft untuk menutup atau membuka sehingga mempertahankan tekanan furnace relatif konstan. Combustion Control Sistem perigendalian pembakaran menghubungkan antara pengendalian input panas ke boiler dengan rasio udara/bahan bakar yang masuk ruang pembakaran. Sistem pengendalian ini harus dapat menjamin jumlah udara yang tersedia mencukupi untuk pembakaran sejumlah bahan bakar secara efisien tanpa menimbulkan smoke dan dengan minimum discharge particulate dari cerobong. Pada steam boiler (steam generator), sumber utarna sinyal operasi sistem pengendalian pembakaran adalah tekanan steam keluar boiler sedangkan pada hot water boiler sumber utama sinyal operasinya adalah temperatur air keluar. Dengan demikian pengendalian pembakaran juga mengendalikan tekanan boiler pada suatu tahap dalam pengendalian input panas. 2.2.1. Skema Pengendalian Ada tiga skema dasar sistem pengendalian yang digunakan untuk pengaturan berbagai macam variabel pembakaran (bahan bakar dan aliran udara) dalam suatu sistem pengendalian pembakaran. Skema tersebut adalah : seri, paralel dan seri/paralel

Facia skema pengendalian secara seri, dengan berubahnya sinyal dari pengendali induk akan menyebabkan perubahan aliran udara pembakaran da.1 kemudian menyebabkan perubahan aliran bahan bakar . Pada sistem pengendalian yang dilakukan secara paralel , perubahan sinyal pengendali induk akan mengatur aliran udara dan bahan bakar secara simultan. Sedangkan skema pengendalian secara seri/paralel , suatu perubahan sinyal pengendali induk akan mengatur aliran bahan bakar dan pads sisi lain karena perubahan aliran steam berbanding langsung dengan perubahan aliran udara maka perubahan aliran steam yang menghasilkan perubahan beban digunakan untuk mengatur aliran udara 2.2.2. Tipe Sistem Pengendalian Ada tiga tipe dasar sistem pengendalian pembakaran otomatis, yakni: on/off , positioning dan metering a. Sistem On/Off Pada steam boiler yang menggunakan sistem on/off, aliran bahan bakar dan udara akan ditutup apabila tekanan steam naik sampai nilai set pointnya. Kemudian tekanan steam akan menurun secara perlahan-lahan sampai mencapai nilai tertentu dimana aliran bahan bakar dan udara dijalankan kembali. Pada hot water boiler, temperatur air tinggi dan rendah digunakan sebagai sinyal inisiasi. Metoda pengendaIian ini menghasilkan fluktuasi tekanan steam yang relatif besar sehingga penggunaannya terbatas pada unit penghasil air panas atau steam jenuh yang kapasitasnya relatif kecil. Sistem pen.gendalian ini tidak cocok digunakan pada unit yang lebib besar terutama yang menghasilkan steam lewat jenuh karena selama perioda off tidak ada gas yang melewati superheater (pada superheater steam menerima panas lewat jenuhnya dari gas tersebut). b. Positioning System Pada positioning system, pengendalian bahan bakar dan udara pembakaran (kerangan bahan bakar untuk pengaturan pengapian gas atau minyak dan damper atau kecepatan kipas/fan untuk pengaturan udara pembakaran) diinterkoneksi secara mekanikal sedemikian rupa sehingga untuk suatu posisi tertentu kerangan bahan bakar, damper udara akan selalu berada dalam posisi yang sama. Sistem demikian disebut open-loop dan mengasumsikan bahwa aliran yang melalui kerangan atau damper akan selalu sama pada posisi kerangan atau damper tertentu. Jaringan interkoneksi tersebut biasanya menghubungkan beberapa bentuk cam, dimana bentuknya ditentukan selama commisioning dengan pengaturan pengendali bahan bakar dan udara secara manual untuk memberikan kondisi yang optimum dalam rentang beban boiler. Metoda pengendalian ini dipengaruhi oleh perubahan ketahanan sistem pada sisi bahan bakar dan udara yang clisebabkan oleh kawat dan fouling. pada sistem bahan bakar dan fouling pada sisi udara/gas. Untuk ini dibutuhkan pemeliharaan yang teratur. Penggunaan metoda ini terbatas pada firetube boiler dan watertube boiler yang berkapasitas kecil yang menggunakan bahan bakar yang konsisten.

c. Sistem Metering/Modulasi Dengan sistem metering, bahan bakar dan udara diatur oleh sinyal induk dari tekanan steam. Suatu penurunm tekanan menunjukkan bahwa kebutuhan input bahan bakar dan udara meningkat.. Aliran bahan bakar dan udara diukur, dua sinyal dibandingkan dalam suatu ratio controler (feedback) dan salah satu di antaranya diatur dengan pengoperasian pengendali laju alir sampai rasio atau sel point yang tepat tercapai. Sistem yang demikian disebut closed loop. Ratio controller disusun sedemikian rupa sehingga set point dapat dengan mudah diatur secara manual sementara boiler dalam keadaan beroperasi dengan karakteristik bahan bakar yang berubah-ubah. Sistem metering membutuhkan suatu alat untuk mengukur laju alir dalam sistem bahan bakar dan udara yang bergantung pada keakuratan yang dibutuhkan. Keakuratannya bervariasi dari yang menggunakan hilang tekan yang melintasi bagian dari, sistem aliran sampai kepada penginstalasian pelat-pelat orifice dan venturi. Dua yang terakhir mempunyai persyaratan minimum panjang upstream dan downstream dan konfigurasi untuk memberikan pembacaan yang dapat berulang- ulang yang akurat. Penggunaan alat flow metering khusus ini akan meningkatkan ketahanan sistem sehingga konsumsi tenaga untuk transmisi sinyal-sinyal juga meningkat. Jika temperatur minyak dikendalikan secara ketat, hilang tekan yang melintasi suatu oil tip burner dapat digunakan untuk mengukur laju alir minyak dan yang melintasi permukaan pemanas boiler atau burner air register untuk memberikan suatu pengukuran laju alir udara. Akan tetapi sistem ini harus dibatasi terhadap instalasi burner tunggal karena aliran bahan bakar total bergantung pada jumlah burner yang digunakan. Selain itu semakin kompleks suatu sistem .pengendalian akan meningkatkan resiko kegagalan. d. Pemilihan Sistem Pemilihan sistem bergantung pada keakuratan yang dibutuhkan dalam pengendalian boiler. Lebih jelasnya, pemilihan bergantung pada keakuratan yang diinginkan untuk mengoperasikan boiler pada kondisi yang optimum pada semua waktu. Selain faktor keakuratan, biaya juga menjadi faktor pertimbangan. Sistem on/off paling murah, nan1un sistem ini kurang akurat dibandingkan yang lain sedangkan yang paling mahal adalah sistem metering. Sistem metering paling akurat di antara sistem yang lain. Untuk fine tuning pengendalian pembakaran, penyampelan flue gas untuk mengetahui kadar oksigen dan/atau produk-produk pembakaran yang lain dihubungkan dan sinyalnya dikirim kembali kesistem pengendalian. Sinyal utama untuk pengendalian oksigen diperoleh dari suatu probe zirconium oksida yang diselipkan dalam suatu aliran gas bakar (flue gas). Ketahanan listrik dari probe bergantung pada tekanan uap dengan kadar oksigen yang ada. Ada suatu kecenderungan, pada beban yang rendah udara/oksigen lebih (excess air) meningkat untuk menjamin bahwa pen,campuran bahan bakar dan udara yang tepat dicapai dengan kecepatan udara dan bahan bakar yang lebih rendah. Oleh karena itu, harus dilakukan koreksi terhadap sinyal oksigen. Untuk itu maka suatu sinyal sekunder diambil dari transmitter aliran steam untuk menunjukkan ouput boiler aktual. Untuk plant yang lebih besar, pengukuran oksigen dapat dilengkapi dengan pengukuran

karbonmonoksida dan hidrokarbon. Pengendalian demikian tidak hanya memaksimalkan efisiensi tetapi juga mengurangi emisi cerobong. Apapun metoda pengendalian yang digunakan, paling sedikit yang harus ada adalah pengukuran kadar oksigen atau karbondioksida dalam gas dan hasilnya didisplay untuk diinfonnasikan kepada operator tentang kondisi pembakaran. Pada pengapian fuel gas dan fuel oil, Respon kerangan pengendali bahan bakar biasanya lebih cepat daripada pengendali aliran udara. Jika kebutuhan steam meningkat, input bahan bakar akan meningkat lebih cepat daripada input udara. Hal ini menyebabkan dihasilkan dan diemisikannya smoke berwama hitam, terutama jika operasi dilakukan pada udara lebih yang rendah. Untuk mencegah kejadian ini, ditambahkan lead-lag, cross limiting atati air lead yang mencegah aliran minyak meningkat lebih cepat daripada aliran udara selama peningkatan. beban boiler. Selain itu item tambahan ini mencegah aliran udara menurun lebih cepat daripada aliran minyak pada penurunan beban boiler. e. Pengukuran dan Pengendalian Aliran Udara Pembacaan tekanan diferensial atau hilang tekan hasil dari aliran fluida yang melewati suatu plat orifice atau hambatan yang lain, merupakan fungsi kuadrat kecepatan fluida. Oleh karena itu sebelum sinyal-sinyal ini ditambahkan terlebih dahulu dilinierisasikan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan suatu squareroot extractor. Proses ini terutama penting apabila dua jenis atau lebih bahan bakar dinyalakan secara simultan dan aliran udara total yang dibutuhkan harus dihitung oleh sistem kendali. Dengan penyalaan bahan bakar kombinasi, kedua bahan bakar dapat dimodulasikan bersama, tetapi lebih sering salah satu bahan bakar ditetapkan sebagai waste atau by product dan yang lain sebagai yang dibakar pada suatu laju yang tetap atau yang tersedia. Penyalaan kombinasi suatu waste gas dan fuel oil merupakan suatu contoh dimana pengendali aliran gas dapat dioperasikan dari tekanan gas upstream. Suatu penurunan tekanan gas menunjukkan bahwa bahwa bahan bakar mencukupi untuk bukaan kerangan tertentu dan oleh harus dikurangi untuk menjaga tekanan pada dimodulasikan oleh sinyal tekanan steam panas dan beban boiler. Ketinggian Permukaan Air (Level Feedwater Control) Ada tiga bentuk dasar pengendalian ketinggian permukaan air yang dapat digunakan, yakni : a. sistem elemen tunggal (single element feedwater control) b. sistem elemen dua (two element feedwater control) c. sistem elemen tiga (three element feedwater control) Pada sistem pengendalian elemen tunggal, respon hasil pengaturan posisi kerangan umpan air hanya bertujuan untuk merubah ketinggian permukaan air boiler. Ketika beban boiler meningkat, terjadi penurunan tekanan dan peningkatan laju pengapian, kedua-duanya menyebabkan kenaikan ketinggian permukaan air dalam boiler yang disebabkan oleh meningkatnya volum steam dalam air.

Dengan sistem ini aksi pengendaliannya adalah berupa penutupankerangan umpan air sehingga aliran air ke boiler mengecil. Tinggi permukaan air tersebut memerlukan beberapa waktu untuk turun sampai pos~si yang diinginkan dan akan terus menu run di bawah ketinggian yang dibutuhkan sebelum tindakan perbaikan dilakukan. Sebaliknya terjadi pada pengurangan beban boiler. Sistem ini cukup memuaskan pada firetube boiler dengan kapasitas air yang besar dan dengan suatu beban steady yang dapat diterima. Jika fluktuasi terjadi dan kapasitas air kecil maka sistem ini tidak cocok digunakan karena mengakibatkan tinggi permukaan air tidak stabil. Persoalan ini diatasi dengan menggunakan suatu sistem elemen dua yang menghubungkan suatu sinyal dari aliran steam pada outlet boiler dan menggunakannya sebagai sinyal utama untuk modulasi kerangan. Dengan meningkatnya aliran steam, kerangan umpan air akan membuka sehingga aliran air meningkat secara proporsional. Sinyal tinggi permukaan air dalam drum mengatur posisi kerangan untuk mencapai tinggi permukaan air yang diinginkan. Respon suatu elemen dua lebih cepat dibandingkan sistem elemen tunggal karena perubahan aliran steam langsung dideteksi segera dan kemudian memberikan suatu response perbaikan terhadap laju perubahan beban yang dapat diterima. Untuk boiler yang mengalami perubahan beban yang relatif cepat dan untuk boiler industri yang lebih besar, digunakan sistem kendali tiga elemen. Tambahannya adalah sinyal dari aliran umpan air. Sistem ini sangat berguna pada keadaan dimana pompa umpan air digunakan untuk sejumlah boiler. Keadaan ini menghasilkan suatu variabel induk umpan berupa tekanan umpan air dari pompa. Aliran umpan air memberikan suatu sinyal yang dibandingkan dengan sinyal aliran steam. Hasilnya berupa kompensasi untuk merubah karakterisitik sistem yang terjadi akibat berubahnya tekanan umpan air dengan aliran total yang mengikuti karakterisitik pompa air umpan. Perbedaan biaya antara berbagai macam sistem tersebut dipengaruhi oleh pertimbangan apakah pengukuran aliran steam dan umpan air termasuk ke dalam instrumen yang dibutuhkan. Jika ya, sinyal yang sama dapat digunakan untuk pengendalian umpan air dan penunjukkan/pencatatan laju alir 2.4.1 Pengukuran Temperatur Gas Keluaran Pengukuran temperatur gas keluaran dalam suatu unit boiler bersama dengan pengukuran oksigen, adalah suatu faktor penting dalarn perhitungan hilang panas gas bakar. Kenaikan temperatur gas keluaran secara perlahan-lahan pada beban tertentu menunjukkan telah terjadi fouling pada boiler, suatu peningkatan sebesar 17C kira-kira setara dengan kehilangan panas sebesar satu persen. Termokopel yang digunakan untuk pengukuran temperatur ini ditempatkan di tengahtengah aliran gas dan sedekat mungkin dengan keluaran boiler atau peralatan heat recovery. Dalam instrun:ten modern selain digunakan mode digital juga dilengkapi dengan suatu recorder yang akan memperlihatkan kecenderungannya terhadap waktu sehingga memudahkan pengambilan keputusan kapan suatu boiler harus distop untuk dibersihkan.

Dalam firetube boiler suatu termokopel ditempatkan dalam reverseal chamber well di atas keluaran furnace .yang berguna pada semua bentuk pengapian bahan bakar, terutama bahan bakar batu bara. Bila temperatur melebihi 900C dapat mempercepat pembentukan deposit pada inlet tube. Input ke boiler harus dikurangi jika terjadi kenaikan ternperatur yang berlebihan dan ini salah satu patokan kapan suatu boiler harus dibersihkan. Pada boiler yang mempunyai superheater termokopel diperlukan untuk mengukurtemperatur steam pada outlet superheater. Jika temperatur steam cenderung turun pada beban tertentu menunjukkan telah terjadi fouling pada superheater sehingga harus dibersihkan pula. Pada hot water boiler pengukuran temperatur diperlukan pada titik kembali air ke boiler. Temperatur kembali dibatasi tidak melebihi 130oC untuk menghindari bahaya korosi jika fuel oil dinyalakan. 2.4.2. Pengendalian Temperatur Steam Kebutuhan untuk menjaga temperatur steam konstan pada outlet superheater dikendalikan oleh kebutuhan pengguna steam. Boiler sangat jarang memberikan suatu temperatur konstan pada rentang operasi nornlalnya. Oleh karena itu untuk mcmpetahankan temperatur steam konstan dalam selang beban tertentu diperlukan perlengkapan pengendali temperatur steam Kualitas Air Boiler Menjaga kualitas air boiler dalam batas yang direkomendasikan adalah hal sangat penting. Hal ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel dan pengetesan secara teratur. Parameter yang biasanya diukur adalah konduktivitas dan pH. Pengukuran konduktivitas air relatif sederhana dan handal dengan menggunakan eletroda-eletroda dimana air berlaku sebagai salah satu tangan dalam rangkaian jembatan Wheatstone. Konduktivitas air menunjukkan kandungan padatan yang terlarut dalam air tersebut. Batasan maksimal konduktivitas air yang diijinkan tergantung pada jenis dan tekanan boiler.Parameter lain yang diukur adalah pH. Pengukuran pH memberikan penunjukkan alkalinitas. Normalnya pH dijaga sekitar 9. Nilai pH yang tinggi dapat menyebabkan priming sedangkan pH yang rendah menyebabkan korosi pada boiler dan peralatannya

Anda mungkin juga menyukai