Anda di halaman 1dari 2

MONEY

A. Sumber dan Alokasi Dana

Sumber dana seluruhnya murni 100% pemasukan dari pasien yang masuk

ke IGD, ruang rawat inap, ruang OK, ruang ICU, ruang hemodialisa bahkan

sampai unit seperti parkir dan kantin. Semua itu digabungkan menjadi satu

kemudian dibagikan ke dalam pos-pos tersebut.

Alokasi dana (cash flow) seluruhnya masuk secara sentralistrik ke bagian

keuangan. Lalu akan dibagikan ke dalam 2 kebutuhan, yang pertama untuk

jasa layanan (meliputi alat dan bahan habis pakai, SDM dan tenaga

administrasi). Yang kedua untuk operasional (meliputi listrik, satpam,

cleaning service dll). Selain itu juga ada saving dana untuk pengembangan

RS termasuk maintenance ala-alat operasional, peremajaan, dll.

Biasanya cash flow untuk alat habis pakai dan SDM memakan 70% dari

total anggaran.

Insentif kepegawaian diberikan tiap 3 bulan sekali, tergantung dari

banyaknya pasien. Jika pasiennya banyak, maka tunjangan pun banyak.

Begitu pula sebaliknya. Ketentuan dari pemberian insentif itu sama seperti

PNS, yaitu terdapat golongan-golongannya. Misal, lulusan D3 fresh graduate

masuk ke dalam golongan 2C, lulusan S1 ke dalam golongan 3A. setelah 4

tahun, naik menjadi 3B 3C dst. Sehingga akan terlihat jenjang pendidikan dari

tiap pegawai lalu akan dijadikan ketentuan untuk memberikan gaji pokoknya.

Besaran gaji pokok sesuai dengan UMR dan UMK yang ditetapkan oleh

pemerintah.

B. Anggaran Belanja
Penyusunan anggaran belanja biasanya diikuti oleh karu, kepala unit,

kepala instalasi dan kepala bidang. Setiap 6 bulan sekali diadakan rapat untuk

pembahasan anggaran. Anggaran berpatokan pada anggaran sebelumnya.

Selama masa pandemi ini, keuangan Rumah Sakit hanya mampu

bertahan saja. Masih bisa menggaji karyawan secara penuh, jasa pelayanan,

tunjangan kinerja dan jasa medis.

Dana yang dihasilkan RS, digunakan untuk operasional (alat dan SDM).

Jika ada sisa, dibagi 60% untuk pengembangan RS dan 40% untuk yayasan.

C. Jaminan Kepegawaian

Menurut aturan pemerintah, setiap institusi apapun dengan karyawan

wajib didaftarkan BPJS kesehatan. Akan tetapi, jika tidak semua tercover

BPJS, maka pihak rumah sakit akan menanggung resiko kesehatan dari para

pegawainya dengan syarat pelayanan kesehatan dilakukan di RS Bhakti

Kencana.

D. Pembayaran Pasien

Pasien dikategorikan ke dalam pasien umum, asuransi khusus dan BPJS.

Hampir setengahnya pasien dengan BPJS khusus kelas 3.

Seluruh jasa pelayanan seperti tindakan medis dan non medis ada

pembayarannya. Dan seluruhnya masuk ke sentralistrik bidang keuangan.

Anda mungkin juga menyukai