Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS TERAPI FOOT MASSAGE DAN HAND MASSAGE

TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA PASIEN CHF


DI RUANG ICU RSUD 45 KUNINGAN
TAHUN 2019

Ujeng, NurmalaNingrum, Yana Hendriana

STIKes Kuningan

Ujengkas986@gmail.com

Abstrak

Gangguan tidur pasien Congestive Heart Failure (CHF) di ruang Intensive


Care Unit dapat mengakibatkan terganggunya fungsi kekebalan tubuh,
menurunkan kemampuan otot inspirasi pernafasan, terganggunya sistem
metabolisme dan kondisi psikologis pasien yang berdampak terhadap waktu tidur.
Foot Hand Massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman,
mudah diberikan dan mempunyai efek meningkatkan sirkulasi, mengurangi rasa
sakit, merelaksasikan dan memberikan rasa nyaman pada pasien.Tujuan penelitian
ini untuk mengidentifikasi perbedaan kualitas tidur antara kelompok intervensi
foot massage dan kelompok intervensi hand massage.Jenis penelitian ini adalah
quasi eksperiment pretest and post test with control group design. Populasi
penelitian ini adalah pasien CHF di ruang ICU RSUD 45 Kuningan.Teknik
sampel purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eklusi, dengan 30
responden dalam 2 kelompok. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
kualitas tidur (PSQI) . Uji statistik menggunakan wilcoxon test dan independent
sampel t test. Berdasarkan hasiluji statistik wilcoxon diperoleh nilai pvaluepada
kelompok intervensi terapi foot massage0,001<0,05, sehingga terdapat pengaruh
antara sebelum dengan sesudah dilakukan terapi foot massage. Sedangkan pada
kelompok intervensi terapi hand massage dipeoleh nilai pvalue0,003<0,05,
sehingga terdapat pengaruh antara sebelum dengan sesudah dilakukan terapi hand
massage, sehingga pemberian kedua intervensi dapat meningkatkan kualitas tidur.
Uji independent samplet test diperoleh nilai pvalue 0,141> 0,05, sehingga tidak
ada perbedaan signifikan antara kelompok terapi foot massage dan hand massage.
Disarankan pada responden untuk menggunakan terapi non farmakologi dengan
terapi foot massage dan hand massage untuk meningkatkan kualitas tidur.

Kata Kunci : Foot massage, hand massage, kualitas tidur, congestive heart
failure
PENDAHULUAN CHF di ICU, pasien bisa mendapatkan
pengobatan baik farmakologi maupun non-
Congestive Heart Failure (CHF) atau farmakologi. Penanganan non farmakologis
sering disebut gagal jantung kongestif adalah termasuk penanganan yang aman, efektif, dan
kegagalan dalam memompa darah sebagai tanpa efek samping seperti terapi
akibat adanya peregangan ruang jantung komplementer. Menurut Smith, et al.dalam
(dilatasi) karena otot jantung melemah dan Widyatuti (2008), terapi komplementer bisa
tidak dapat memompa darah dengan kuat dikategorikan meliputi gaya hidup,
dalam waktu yang singkat. (pengobatan holistik, nutrisi), botanikal
Berdasarkan data (AHA) penderita CHF (homeopati, herbal, aromaterapi); manipulatif
di Amerika Serikat pada tahun 2008 sekitar (kiopraktik, akupresur & akupuntur, refleksi,
5,7juta jiwa, pada tahun 2010 terjadi massage) yang termasuk didalamnya foot
peningkatan menjadi 6,6 juta jiwa, dan massage, dan hand massage. Foot Massage
diperkirakan pada tahun 2030 akan bertambah adalah bentuk massage pada kaki yang
sebanyak 3,3 juta jiwa dari tahun 2010. CHF didasarkan pada premis bahwa
juga menimbulkan berbagai gejala klinis ketidaknyamanan atau nyeri diarea spesifik
diantaranya; dypsnea, ortopnea, Paroxysmal kaki berhubungan dengan bagian tubuh atau
Nocturnal Dyspnea (PND), dan gejala yang gangguan (Stillwell,2011). Hand massage
paling sering dijumpai adalah sesak nafas adalah bentuk massage pada tangan yang
pada malam hari, yang mungkin muncul tiba- didasarkan pada premis bahwa
tiba dan menyebabkan penderita terbangun Ketidaknyamanan atau nyeri diarea spesifik
(Udjianti, 2011) Munculnya berbagai gejala tangan berhubungan dengan bagian tubuh
klinis pada pasien gagal jantung tersebut akan atau gangguan (Stillwell,2011).
menimbulkan masalah keperawatan dan Berdasarkan studi pendahuluan yang
mengganggu kebutuhan dasar manusiasalah dilakukan tanggal 5 april 2019 terhadap 8
satu diantaranya adalah tidur seperti adanya pasien CHF di ruang ICU RSUD 45
nyeri dada pada aktivitas, dyspnea pada Kuningan ditemukan bahwa 4 dari 8 pasien
istirahat atau aktivitas, dan gangguan mengatakan terjaga saat tidur dikarenakan
tidur.Kebutuhan tidur sangat dibutuhkan bagi nyeri dada, 3 dari 8pasien mengatakan terjaga
tubuh untuk penyembuhan dan perbaikan karena lingkungan yang kurang nyaman
sistem tubuh. Jika masalah tidur tidak teratasi seperti suhu yang terlalu panas atau dingin,
maka akan menimbulkan masalah yang lain, kebisingan yang berasal dari pasien lainnya
seperti penyakit yang serius (Gilang Gumiral atau dari aktivitas perawat dan 2 dari 8 pasien
Permandy, 2015). Penyakit pada gangguan mengatakan gelisahdan cemas karena
sistem kardiovaskuler umumnya rentan memikirkan penyakitnya.
terhadap berbagai stressor dan harus Berdasarkan uraian latar belakang di
mendapatkan perawatan khusus di ruang atas peneliti tertarik untuk melakukan
intensif care unit salah satu diantaranya penelitian tentang “Efektivitas Terapi Foot
adalah pasien CHF yang mengalami Massage dan Hand Massage Terhadap
perawatan di ruang ICU banyak pasien yang Kualitas Tidur Pada Pasien CHF Di Ruang
memiliki pengalaman gangguan tidur, ICU RSUD 45 Kuningan Tahun 2019”.
penyebab diantaranya akibat kebisingan,
intervensi yang diberikan serta pengobatan TUJUAN
(Elliott, McKinley, Cistulli&Fien, 2013). Tujuan umum pada penelitian ini
Untuk meningkatkan kualitas tidur pasien adalah untuk mengetahui perbedaan
efektivitas pemberian terapifoot massage dan selama 10 menit. Pada kelompok kontrol
hand massage terhadap kualitas tidur pada diberikan terapi hand massage dalam
pasien CHF di ruang ICU RSUD 45 meningkatkan kualitas tidurnya selama 15
Kuningan Tahun 2019. menit. Intervensi dilakukan sebanyak 3 kali
dalam waktu 3 hari. Pada tahap posttest
METODE Peneliti mengukur kembali kualitas tidur yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam dirasakan oleh kelompok perlakuan dan
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy kontrol.
eksperimen) dengan rancangan penelitian Analisa yang digunakan adalah analisa
yang digunakan yaitu pre-test post-test with univariat dan bivariat. Analisa univariat
control group design. Rancangan ini digunakan untuk
melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok menjelaskan/mendeskripsikan tentang
perlakuan dan kelompok kontrol. Penelitian karakteristik responden (data umum) untuk
dilakukan dengan memberikan intervensi memperoleh gambaran dari variabel yang
pada kelompok perlakuan berupa terapi foot diteliti yaitu variabel kualitas tidur. Analisa
massage, sedangkan pada kelompok kontrol bivariat dilakukan dengan menggunakan uji
diberikan terapi hand massage. beda dua mean dengan menggunakan uji
Populasi dalam penelitian ini adalah alternative Wilcoxon untuk menganalisa
semua pasien CHF di ruang ICU RSUD 45 selisih antara dua meanpada subjek sebelum
Kuningan dengan jumlah sampel sebanyak 30 dan setelah diberikan terapifoot massage dan
responden dalam 2 kelompok dengan rincian hand massage. Setelah itu dilakukan uji
15 orang sebagai kelompok perlakuan dan 15 independent t test untuk menganalisa
orang sebagai kelompok kontrol. perbedaan mean antara kelompok perlakuan
Semua sampel yang terdapat dalam dengan kelompok kontrol setelah diberikan
penelitian ini memenuhi kriteria inklusi, dan terapi foot massage dan hand massage.
bersedia menjadi responden. Instrumen dalam
penelitian ini adalah kuesioner kualitas tidur
(PSQI).
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan HASIL PENELITIAN
dengan tiga tahap, yaitu pretest, pelaksanaan, Hasil penelitian yang telah dilakukan
dan posttest. Pada tahap pretest peneliti pada bulan Juli 2019 dengan melibatkan 30
mengukur kualitas tidur yang dirasakan responden tentang efektivitas terapi foot
pasien ketika dirawat di ruang ICU pada massage dan hand massage terhadap kualitas
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidur pada pasien CHF di ruang ICU RSUD
dengan menggunakan kuesioner pittsburgh 45 Kuningan.
sleep quality index(PSQI). Pada kelompok Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai
perlakuan, pasien chf yang mengalami berikut:
gangguan tidur diberikan terapi foot massage
ANALISA UNIVARIAT
Tabel 5.1 GambaranKualitas Tidur pada pasien CHF Sebelum Diberikan Intervensi Terapi
Foot Massage dan Hand Massage di ruang ICU RSUD 45 Kuningan Tahun 2019
Std.
Kategori N Range Min Max Mean Variance
Deviation
Kelompok
Foot 15 8 10 18 13,13 2,774 7,695
Massage
Kelompok
Hand 15 7 9 16 13,47 2,560 6,552
Massage
Sumber :HasilPenelitian Primer Tahun 2019
Berdasarkantabel 5.1 dapat dijelaskan standar deviasi 2,560,kualitas tidur minimal-
bahwa dari 2 kelompok sebelum diberikan maksimal adalah 9-16. Sebagian besar
intervensi, rata-rata kualitas tidur sebelum responden masih merasakan kualitas tidur
dilakukan intervensi footmassage adalah buruk.
13,13 dengan standar deviasi 2,774, kualitas
tidur minimal-maksimal adalah 10-18 dan
rata-rata kualitas tidur sebelum dilakukan
intervensi hand massage adalah 13,47 dengan
Tabel 5.2 GambaranKualitas Tidur pada pasien CHF SesudahDiberikan Intervensi Terapi
Foot Massage dan Hand Massage di ruang ICU RSUD 45 Kuningan Tahun 2019
Std.
Mi Ma Me Varianc
Kategori N Range Deviati
n x an e
on
Kelompo
k 1 7,3
13 2 15 3,754 14,095
Foot 5 3
Massage
Kelompo
1 9,4
k Hand 11 3 14 3,962 15,695
5 7
Massage
Sumber :HasilPenelitian Primer Tahun 2019

Berdasarkantabel 5.2dapat diketahui Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat


bahwa dari 2 kelompok sesudah diberikan bahwa pada kelompok perlakuan foot
intervensi, rata-rata kualitas tidur sesudah massage diperoleh nilai rata-rata pre test
dilakukan intervensi foot massage adalah 7,33 13,13, dan nilai rata-rata post test 7,33,
dengan standar deviasi 3,754, kualitas tidur dengan nilai p value 0,001 dimana nilai p<α
minimal-maksimal adalah2-15 untuk (0,05) yang membuktikan ada perbedaan yang
kelompok perlakuan dan rata-rata kualitas signifikan antara rata-rata kualitas tidur
tidur sesudah dilakukan intervensi hand sebelum dan sesudah pemberian terapi foot
massage adalah 9,47 dengan standar deviasi massag. Sedangkan pada kelompok kontrol
3,962, kualitas tidur minimal-maksimal hand massagediperoleh nilai rata-rata pre test
adalah Adalah 3-14. Sebagian besar 13,47, dan nilai rata-rata post test 9,47 dengan
responden masih merasakan kualitas tidur nilai p value 0,003 dimana p<α(0,05) yang
buruk. artinya terdapat perbedaan yang bermakna
kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
ANALISA BIVARIAT terapi hand massage.
Tabel 5.3 Perbedaan Kualitas Tidur pada
pasien CHF Sebelum dan Sesudah Tabel 5.4 Perbedaan Mean Kualitas Tidur
Pemberian TerapiFoot Massage dan Hand pada kelompok perlakuan dan kelompok
Massage di Ruang ICU RSUD 45 kontrol pada pasien CHF di Ruang ICU
Kuningan RSUD 45 Kuningan
Data Penelitian N Rerata Pvalue Data Penelitian N Rerata Pvalue
Foot Massage (Pre) 15 13,13 Foot Massage 15 7,33
Foot Massage 15 7,33 0,001 0,141
Hand Massage 15 9,47
(Post) Sumber :HasilPenelitian Primer Tahun 2019
Hand Massage 15 13,47
(Pre) Berdasarkan tabel 5.4diatas dapat
0,003 dijelaskan bahwahasil uji independent sampel
Hand Massage 15 9,47
(Post) t test menunjukkan rata-rata kualitas tidur
Sumber :HasilPenelitian Primer Tahun 2019 pada kelompok perlakuan yang diberikan
terapi foot massage dengan nilai rata-rata
7,33. Sedangkan pada kelompok perlakuan
yang diberikan terapi hand massage dengan Massage dan Hand Massage di Ruang
rata-rata adalah 9,47. Hasil uji statistik ICU RSUD 45 Kuningan
didapatkan nilaip value 0,141 yang artinya Berdasarkan hasil penelitian
tidak ada perbedaan kualitas tidur antara menunjukkan bahwa rata-rata kualitas tidur
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. sebelum dilakukan intervensi adalah 13,13
dan setelah dilakukan intervensi adalah
PEMBAHASAN 7,33. Hasil penelitian menggambarkan
1. GambaranKualitasTidurpasien CHF bahwa pada kelompok perlakuan dan
SebelumDiberikan kelompok kontrol kualitas tidur cenderung
IntervensiTerapiFoot Massage dan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
Hand Massage di Ruang ICU RSUD 45 kelompok yang diberikan terapi foot
Kuningan massage dan kelompok yang diberika
Berdasarkanhasilpenelitian, dari 2 terapi hand massage mampu memberikan
kelompok sebelum diberikan intervensi efek yaitu peningkatan kualitas tidur yang
diperoleh rata-rata kualitas tidur sebelum dirasakan responden.
diberikan terapi foot massage pada Peningkatan kualitas tidur tersebut
kelompok perlakuan sebesar 13,13 dimana disebabkan karena pada kelompok
kualitas tidur tersebut dikategorikan perlakuan dengan diberikan intervensi
sebagai kualitas tidur buruk. Sedangkan terapi foot massage, dengan sentuhannya
rata-rata kualitas tidur sebelum diberikan dapat mengaktifkan aktifitas parasimpatik
terapi hand massage pada kelompok kemudian memberikan sinyal
kontrol sebesar 13,47 dimana kualitas tidur neurotransmitter ke otak, organ dalam
tersebut dikategorikan sebagai kualitas tubuh, dan bioelektrik ke seluruh tubuh.
tidur buruk. Hasil ini sejalan dengan Sinyal yang di kirim ke otak akan
penelitian Wijayanti (2012) yang mengalirkan gelombang alfa yang ada di
menyatakan bahwa sebelum diberikan dalam otak (Guyton, 2014).
intervensi kualitas tidur buruk. Hal ini Menurut Aziz (2014) Gelombang alfa
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, akan membantu stres seseorang, sehingga
sesuai dengan pernyataan Reddeker stress akan hilang dan menjadikan orang
(2012) faktor yang mempengaruhi tidur tersebut merasa rileks dan membantu
pada CHF diantaranya lingkungan, sesak kontraksi otot untuk mengeluarkan zat
(Dyspnea), kecemasan, dan nyeri. Nyeri kimia otak (neurotransmitter) menstimulasi
dapat terjadi 1-2 kali dalam satu malam RAS (Reticular Activating System) untuk
disertai batuk, sehingga pola tidurnya lebih melepaskan seperti hormon serotin,
sering terbangun tengah malam, bahkan asetikolin dan endorfin yang dapat
beberapa responden tidak tidur sama memberikan rasa nyaman dan merelaksasi.
sekali. Kemudian rasa rileks dan perasaan nyaman
Terganggunya kualitas tidur pada yang dirasakan dapat menurunkan
pasien juga dapat dipengaruhi oleh produksi kortisol dalam darah sehingga
beberapa alasan diantaranya lingkungan, memberikan keseimbangan emosi,
yang mana lingkungan ini berkaitan ketegangan pikiran serta meningkatkan
dengan suasana ruangan yang menjadi kualitas tidur.
tempat istirahat oleh pasien. Suasana Sedangkan pada kelompok kontrol
ruangan akibat lingkungan yang tidak responden diberikan terapi hand massage,
kondusif juga dapat mengganggu istirahat dengan lebih ditekankan pada massage di
pasien. Salah satu upaya dalam punggung tangan dan pergelangan tangan,
meningkatkan kualitas tidurnya adalah karena di dua tempat tersebut terdapat titik
dengan terapi foot massage dan hand meridian jantung yang melewati dada.
massage, karena pemijatan dapat Titik ini membantu dalam pelepasan
mempengaruhi hormon tidur. endorfin ke dalam tubuh yang dapat
2. GambaranKualitasTidurpasien CHF mempelancar peredaran darah dan
Sesudah diberikan IntervensiTerapiFoot
menutrisi sel, sehingga menimbulkan efek foot massage dan hand massage dapat
relaksasi (Fengge, 2012). meningkatkan kualitas tidur.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Hal ini sejalan dengan penelitian oleh
dari Cane (2017) dalam Rihdayani bahwa Wildan Fahad Al Azis (2016) dengan judul
disepanjang jari-jari kita terdapat saluran “Pengaruh Masase Kaki Dan Aromaterapi
meridian energi yang terhubung dengan Sereh Terhadap Penurunan Insomnia Pada
berbagai organ. Liana Dewi (2010) juga Lansia Di Panti Wredha Daerah Surakarta”
menambahkan bahwa setiap ujung jari kita dengan hasil penelitian yaitu ada pengaruh
merupakan saluran masuk dan keluarnya masase kaki dan aromaterapi sereh
energi atau sering disebut meridian (energy terhadap penurunan insomnia pada lansia
channel) yang berhubungan dengan organ- nilai dengan p value0,000 (p<α).
organ didalam tubuh kita serta emosi yang Penelitian lain juga yang dilakukan oleh
berkaitan. Selain itu dengan adanya Rawiti, dkk (2013) dengan judul
pemberian terapi foot massage dan hand “Pengaruh Pijat Tangan Dan Aromaterapi
massage pada kaki dan tangan Lavender Terhadap Tingkat Kecemasan
memberikan rangsangan pada titik Mahasiswa Sebelum Ujian Lab Klinik
meridian dan mendorong produksi Keperawatan Di (PSIK FK Unud)” dengan
endorfin dalam tubuh. Endorfin adalah hasil penelitian yaitu ada pengaruh
pembunuh rasa nyeri yang dihasilkan pemberian terapi hand massage terhadap
sendiri oleh tubuh. Endorfin merupakan tingkat kecemasan mahasiswa PSIK FK
molekul-molekul peptid atau protein yang Unud dengan p value 0,031 (p<α).
dibuat dari at yang disebut beta-lipoptropin Terapi foot massage merupakan salah
yang ditemukan pada kelenjar pituitary. satu terapi non-farmakologi yang sangat
Nova Nanur, dkk dalam Rihdayani (2017) sederhana yang dapat diaplikasikan oleh
menambahkan dengan adanya endorfin siapa saja, berhubungan dengan foot
dapat memicu respon menenangkan dan massage yang bertujuan untuk
membangkitkan semangat dan memiliki meningkatkan dan membantu dalam
efek positif pada emosi, sehingga dapat melancarkan aliran darah serta dengan
menyebabkan relaksasi dan normalisasi merangsang dalam pengeluaran endorfin.
fungsi tubuh. Sedangkan pada terapi hand massage
Berdasarkan analisis tersebut dapat meningkatkan kualitas tidur dengan
disimpulkan bahwa terapi foot massage peningkatan endorfin, yaitu hormon yang
dan hand massageefektif dalam upaya mampu menghadirkan rasa rileks pada
meningkatkan kualitas tidur pada pasien tubuh secara alami.
CHF di ruang ICU RSUD 45 Kuningan.
4. PerbedaanEfektivitas Pemberian
3. Gambaran Efektivitas TerapiFoot TerapiFoot Massage dan Hand
Massagedan Hand Massage Terhadap MassageTerhadap Kualitas Tidur Pada
Kualitas Tidur Pada Pasien CHF Di Pasien CHF DiRuang ICU RSUD 45
Ruang ICU RSUD 45 Kuningan Kuningan
Berdasarkan hasil uji wilcoxon dari 2 Berdasarkan hasil analisis uji
kelompok sebelum dan sesudah diberikan independent sampel t test didapatkan nilai
intervensi diperoleh nilai p value 0,001 < rata-rata pada kelompok perlakuan yang
0,05 pada kelompok perlakuan yang diberikan intervensi foot massage sebesar
diberikan terapi foot massage dan 7,33 dan kelompok kontrol yang diberikan
diperoleh nilai p value 0,003 < 0,05 pada intervensi hand massagesebesar 9,47, atau
kelompok kontorl yang diberikan terapi nilai probabilitas 0,141 > 0,05,
hand massage yang artinya terdapat menunjukkan tidak adanya perbedaan
pengaruh yang signifikan antara terapi foot antara kelompok perlakuan yang diberikan
massage dan hand massage terhadap terapi foot massage dan kelompok kontrol
kaulitas tidur. Menurut asumsi peneliti yang diberikan terapi hand massage. Hal
tindakan non-farmakologis serperti terapi ini sebanding dengan hasil penelitian oleh
Prananto (2016) tentang pengaruh masase terapi foot massagedanhand massagepada
kaki dan rendam air hangat pada kaki kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
terhadap penurunan insomnia pada lansia, pada pasien CHF di ruang ICU RSUD 45
bahwa tidak ada perbedaan antara
Kuningan.
kelompok perlakuan masase kaki dan
kemlompok rendam air hangat pada kaki.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian SARAN
masase kaki dan rendam air hangat pada Berdasarkan simpulan diatas, peneliti
kaki lebih efektif dalam menurunkan dapat memberikan saran sebagai berikut :
insomnia pada lansia. Penelitian ini 1. Bagi Pasien
berbeda dengan hasil peneliti yang Dapat diterapkan saat responden
didapatkan oleh peneliti dimana dalam mengalami kesulitan tidur dengan
penelitian ini tidak ada perbedaan antara menggunaka terapi non farmakologi.
kelompok perlakuan dan kelompok Terapi foot massage dan hand massage
kontrol, menurut asumsi peneliti hal ini terbukti efektif dalam meningkatkan
terjadi karena adanya beberapa faktor yang kualitas tidur, hasil penelitian ini dapat
dapat mempengaruhi yaitu dalam menjadi salah satu cara yang bisa
penelitian ini sebagain besar responden dilakukan secara mandiri.
mengalami tingkat kecemasan. Kecemasan 2. Bagi Tenaga/FasilitasKesehatan
karena kondisi penyakit yang dialami, Dapat menerapkan penelitian kedalam
gangguan tidur juga disebabkan karena asuhan keperawatan
kondisi lingkungan yang kurang kondusif 3. Bagi Program Studi S1 Keperawatan
seperti kebisingan ruangan oleh suara STIKes Kuningan
pasien lain yang teriak-teriak atau jerit- Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
jerit, alat-alat medis, dan suhu ruangan. sumber referensi untuk kepentingan mata
kuliah Keperawatan Komplementer.
SIMPULAN 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Setelah dilakukan penelitian tentang Bagi peneliti selanjutnya dapat
efektivitas terapi foot massage dan hand melanjutkan penelitian yang lebih
massage terhadap kualitas tidur. Maka mendalam serta menggunakan parameter
dapat ditarik kesimpulan : Rata-rata yang lebih tepat dan akurat.
kualitas tidur sebelum dilakukan terapi foot
massage pada kelompok perlakuan adalah DAFTAR PUSTAKA
13,13, dan rata-rata kualitas tidur sebelum
dilakukan terapi hand massage pada American Heart Association. 2015. Heart
kelompok kontrol adalah 13,47. Rata-rata Disease and Strike Statistics 2015
kualitas tidur setelah dilakukan terapi foot Update.http://circ.ahajournals.org.
massagepada kelompok perlakuan adalah
7,33, dan rata-rata kualitas tidur setelah Azis, M.T. (2014). Pengaruh terapi pijat
dilakukan terapi hand massage pada (massage) terhadap tingkat insomnia
kelompok kontrol adalah 9,47. pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial
Terdapat perbedaan yang signifikan Pucang Gading Semarang. Jurnal
pada kelompok perlakuan yang diberikan keperawatan.
terapi footmassage (p=0,001) dan pada
Elliott, R.M., McKinley, S.M., & Eagerm D.
kelompok kontrol yang diberikan terapi 2010. A pilot study of sound levels in an
hand massage(p=0,003) sebelum dan Australian Adult General Intensive
sesudah diberikan intervensi pada Care Unit. Noise Health, 12(46), 26–36.
kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Tidak terdapat perbedaan yang Fengge, Antoni. (2012). TerapiAkupresur:
Manfaat&TeknikPengobatan.
signifikan (0,141>0,05) pada kualitas tidur
Yogyakarta, Crop Circle Corp
sebelum dan sesudah diberikan intervensi
GilangGumiralPermandy, 2015.
PengaruhPeredam Kaki Dengan Air
HangatTerhadapKualitasTidurLansia Di
Wilayah
KerjaPuskesmasLosari.Jurnal.Diaksesp
adatanggal 20 Juli 2016

Guyton, A. C. Hall, J. E. 2014. Buku Ajar


Fisiologi Kedokteran Edisi 12.
Diterbitkan oleh Elsevier (Singapore).

Prananto. 2016. PengaruhMasase Kaki Dan


Rendam Air HangatPada Kaki
TerhadapPenurunan Insomnia
PadaLansia. Diakses pada tanggal 3
April 2019

Rawiti, Adilatri, Prapti. 2013. Pengaruh Pijat


Tangan Dan Aromaterapi
LavenderTerhadap Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Sebelum Ujian Lab Klinik
Keperawatan. Jurnal. Diakses pada
tanggal 31 Juli 2019

Redeker, N. S. (2012). Nocturia, sleep and


daytime function in stable heart
failure.Jurnal.Yale University School of
Nursing. New Haven.

Stillwell.S.B. 2011. Mosby,s Critical Care


Nursing Reference,Mosby

Udjianti, W. J. 2011. Keperawatan


kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.

Widyatuti. 2008. Terapi komplementer dalam


keperawatan.

Wildan Fahad Al Azis. 2016. Pengaruh


Masase Kaki Dan Aromaterapi Sereh
Terhadap Penurunan Insomnia Pada
Lansia Di Panti Wredha Daerah
Surakarta Pada Tahun 2016. Jurnal.
Diakses Pada Tanggal 03 April 2019

Anda mungkin juga menyukai