Anda di halaman 1dari 45

METROLOGI

RINA PUSPITA SARI


POKOK PEMBAHASAN
• SEJARAH PENGUKURAN
• GAMBARAN UMUM METROLOGI
• JENIS-JENIS ALAT UKUR
• KONSTRUKSI ALAT UKUR
• SIFAT UMUM ALAT UKUR
• KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
• PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK DAN PERAWATAN
SEJARAH PENGUKURAN
• SEJARAH PENGUKURAN SUDAH ADA SEJAK ZAMAN
DAHULU DENGAN BEBERAPA BUKTI MONUMEN SERTA
BANGUNAN YANG LUAR BIASA SEPERTI PIRAMIDA DI
MESIR

• BANGSA MESIR KUNO MENGGUNAKAN ANGGOTA TUBUH


MANUSIA UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN

“BARANG SIAPA LALAI ATAU LUPA MENGALIBRASI


STANDAR SATUAN PANJANG SETIAP BULAN PURNAMA
DIANCAM DENGAN HUKUMAN MATI”
SEJARAH PENGUKURAN
CUBIT
• STANDAR INI DINYATAKAN SAMA DENGAN PANJANG
SIKU TANGAN YAITU DARI UJUNG SIKU SAMPAI UJUNG
JARI TENGAH. 1 CUBIT = 18 inch
• UNTUK MENGKALIBRASI CUBIT MAKA DIBUAT ALAT
KALIBRASI DARI BATU GRANIT HITAM, SEHINGGA
MENGHASILKAN STANDAR PENGUKURAN CUBIT YANG
DISEBUT ROYAL CUBIT
SEJARAH PENGUKURAN
PALM
• GAMBAR DI BAWAH INI MERUPAKAN
STANDAR PALM. STANDAR INI
DINYATAKAN SAMA DENGAN LEBAR
TELAPAK TANGAN MANUSIA
• DIKAITKAN DENGAN STANDAR CUBIT,
MAKA SATU PALM PANJANGNYA KIRAKIRA
SAMA DENGAN 1/6 CUBIT ATAU DALAM
SATUAN INCHI KIRA2 SEBESAR TIGA INCHI
SEJARAH PENGUKURAN
SPAN
• STANDAR INI DINYATAKAN SAMA DENGAN SATU
JENGKAL JARI TANGAN MANUSIA.
• SATU SPAN DIPERKIRAKAN SAMA DENGAN SETENGAH
CUBIT.
• KALO DIKAITKAN DENGAN STANDAR INCHI,
DIPERKIRAKAN SATU SPAN SAMA DENGAN SEMBILAN
INCHI
SEJARAH PENGUKURAN
DIGIT
• GAMBAR DI BAWAH MERUPAKAN STANDAR
DIGIT. STANDAR INI DINYATAKAN SELEBAR
UJUNG JARI TANGAN

• SATU DIGIT KIRA-KIRA SAMA DENGAN 1/24


STANDAR CUBIT ATAU KIRA-KIRA SAMA
DENGAN ¾ INCHI
GAMBARAN UMUM METROLOGI
Metrologi adalah “ilmu pengetahuan tentang pengukuran”
(the science of measurement)

Metrologi
Ilmiah

Metrologi Metrologi
Legal Industri

Metrologi
Geometrik
GAMBARAN UMUM METROLOGI
Definisi Metrologi Industri adalah sebagai berikut :

“ Adalah ilmu mengenai pengukuran


karakteristik geometris suatu
produk/komponen mesin dengan alat dan
cara yang tepat sehingga hasil pengukuran
dianggap sebagai yang paling dekat dengan
geometri sesungguhnya ”
GAMBARAN UMUM METROLOGI
Definisi dalam METROLOGI INDUSTRI
• Pengukuran :
Membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
dengan besaran standar.
• Karakteristik Geometris
• Ukuran / dimensi (dimension)
• Bentuk (form)
• Posisi (position)
• Kekasaran Permukaan (surface roughness)
• Kalibrasi :
Kegiatan untuk memastikan bahwa harga yang ditunjukan
oleh alat ukur tidak menyimpang dari satuan standar panjang.
Mencocokan / memeriksa kebenaran skala alat ukur.
GAMBARAN UMUM METROLOGI
Spesifikasi Geometri, Toleransi dan Suaian
“Tidak semua ukuran, bentuk, dan kekasaran setiap bagian produk
(komponen mesin) dianggap utama”.

Mengapa Perlu Karakteristik Geometrik ?


• Cara Produksi komponen dengan Sifat Ketertukaran, mempunyai
keuntungan-keuntungan antara lain :
1. Waktu perakitan dapat diturunkan.
2. Komponen tidak harus dibuat oleh pabrik yang
bersangkutan (out-plant).
3. Suku cadang dapat dibuat dengan massal dan dengan
biaya relatif murah.
Produktifitas dan fleksibilitas sistem produksi terjamin
“Harus ada toleransi terhadap adanya
suatu penyimpangan geometrik”
GAMBARAN UMUM METROLOGI
Toleransi dan suaian
• Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah
perbedaan antara dua harga batas (two permissible
limits) dimana ukuran atau jarak permukaan / batas
geometri dari suatu komponen harus terletak.
• Kedua harga batas toleransi dapat dinyatakan sebagai
penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar yang
sudah didefinisikan terlebih dahulu. Sedapat mungkin
ukuran dasar dinyatakan dalam bilangan bulat.
GAMBARAN UMUM METROLOGI
Toleransi
1. Umum:
FMR
2. Khusus:
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang
nilainya di luar toleransi umum dan suaian. Nilai
toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum,
namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
3. ISO
10 H 7, 12 g 7
Toleransi (tolerance)

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Penulisan Toleransi
Ukuran/Dimensi

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Toleransi Bentuk & Posisi

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016
Lanjutan tabel 2.12 (ketegak lurusan)

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016
Kekasaran Permukaan (surface roughness)
Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan dengan menggunakan
alat ukur Roughness Tester
Nilai kekasaran (Ra) dalam micron

Tanda pengerjaan untuk tuntutan kekasaran permukaan

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Tabel harga kekasaran ISO

HARGA KEKASARAN ANGKA KELAS PANJANG


Ra ( µm ) KEKASARAN SAMPEL
( mm )
50 N12
25 N11 8
12.5 N10
6.3 N9 2.5
3.2 N8
1.6 N7
0.8 N6 0.8
0.4 N5
0.2 N4
0.1 N3 0.25
0.05 N2
0.025 N1 0.08

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016
Dengan melihat profil diatas maka bentuk dari suatu
permukaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:

1. Permukaan kasar (Roughness)


2. Bergelombang (Waviness)

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Permukaan yang kasar berbentuk gelombang pendek
yang tidak teratur dan biasanya disebabkan oleh:
1. Getaran pisau / pahat potong
2. Parameter feed yang kurang tepat.

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Permukaan yang bergelombang mempunyai bentuk
gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur yang dapat
terjadi karena beberapa faktor misalnya:
1. Posisi senter pahat yang tidak tepat/lebih tinggi dari
senter
2. Gerakan yang tidak stabil dari feeding pemakanan.
3. Getaran mesin
4. Batu gerinda yang tidak balance pada proses grinding.
5. Heat treatment yang kurang baik, dan sebagainya

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Dari kekasaran (roughness) dan gelombang (wanivess) inilah kemudian timbul
kesalahan bentuk

Secara lebih rinci lagi, ketidakteraturan dari bentuk permukaan dapat dibedakan
menjadi empat tingkat, yaitu:

adalah tingkat yang menunjukkan adanya kesalahan


bentuk (form error)

Faktor penyebabnya antara lain:


1. karena lenturan dari mesin perkakas dan benda
kerja,
2. kesalahan pada pencekaman benda kerja,
3. pengaruh proses pengerasan (hardening).

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Adalah profil permukaan yang berbentuk
gelombang.

Faktor penyebabnya andara lain:


Kesalahan bentuk pada pisau
Posisi senter yang kurang tepat
Getaran waktu proses pemotongan

Adalah profil permukaan yang berbentuk alur


(grooves)

Faktor penyebabnya antara lain:


Adanya bekas-bekas pemotongan akibat
bentuk pisau yang salah
• Feeding pemakanan yang kurang tepat

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Adalah profil permukaan yang berbentuk serpihan (flakes)

Penyebabnya antara lain:


1. Adanya tatal ( beram) yang menempel pada permukaan
2. Pengaruh proses electroplating

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Suaian (fit)
Apabila dua buah komponen akan dirakit
(assembled), hubungan yang terjadi, yang
ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan
ukuran bagi pasangan elemen geometrik
sebelum mereka disatukan disebut suaian
(fit).

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Jenis Suaian
1. Suaian Longgar (Clearance Fit), yaitu suaian yang selalu
akan menghasilkan kelonggaran (clearance). "Daerah
toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros".
2. Suaian Pas (Transition Fit), adalah suaian yang dapat
menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan. "Daerah
toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling berpotongan
(sebagian saling menutupi)".
3. Suaian Paksa (Interference Fit), yakni suaian yang selalu
akan menghasilkan kerapatan. (interference). "Daerah
toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros".

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


PEMILIHAN KUALITAS SUAIAN :
Kualitas “ sangat cermat “ :

Untuk komponen dengan sifat ketertukaran tinggi ( terutama bagi suaian


paksa, dan berbagai alat ukur )

Kualitas “ cermat “ :
Untuk komponen mesin pada umumnya, seperti mesin perkakas, kompresor,
motor bakar, motor listrik dan sebagainya.

Kualitas “ agak cermat “ :


Untuk alat transmisi, kopling, batang penggeser pada rumah roda gigi, dsb.

Kualitas “ kurang cermat “ :


Untuk komponen yang tidak kritis, akan tetapi jaminan atas sifat
ketertukarannya masih ditekankan. Apabila komponen tersebut sifatnya tetap
( tidak bergerak ), diperlukan alat penguat seperti pasak, ring penekan dsb.

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Sistem Suaian

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Sistem Suaian

Basis lubang lebih mudah. Karna porosnya dapat mudah menyesuaikan karna pembuatan lebih mudah
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016
Simbol ISO untuk Toleransi,
Penyimpangan, dan Suaian
• Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu
fungsi ukuran dasar (berubah mengikuti perubahan ukuran dasar).
Dinyatakan dengan simbol satu huruf.
• Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai fungsi ukuran dasar.
Dinyatakan dengan simbol angka (angka kualitas).

Contoh :
45g6 : artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45mm, posisi daerah toleransi
mengikuti aturan kode huruf g serta besar harga toleransinya mengikuti
aturan kode angka 6

65H7 : artinya suatu lubang dengan ukuran dasar 65mm, posisi daerah toleransi
mengikuti aturan kode huruf H serta besar harga toleransinya mengikuti
aturan kode angka 7

POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA TH 2016


Jenis-jenis Alat Ukur
1. Langsung
2. Pembanding
3. Standard
4. Batas
5. Bantu
Jenis Alat Ukur
1. Langsung
Alat ukur yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca
pada bagian penunjuk alat ukur
Contoh:
Micrometer
Caliper
Jenis Alat Ukur
2. Pembanding
alat ukur yang bagian penunjukannya hanya bisa
memberikan nilai selisih ukuran benda standar dengan
benda ukur

Dial indikator/jam ukur, pupitas


Jenis Alat Ukur
3. Standar
Alat ukur yang digunakan sebagai standar atau acuan
dalam proses pengukuran tak langsung bersama-sama
dengan alat ukur pembanding untuk menentukan dimensi
suatu objek ukur

Master height gauge, silinder standar, blok ukur


Jenis Alat Ukur
4. Alat ukur batas
Untuk menunjukkan apakah suatu dimensi terletak
didalam atau diluar daerah toleransi.

Gonogo
Jenis Alat Ukur
5. Alat Ukur bantu
Berfungsi untuk membatu prlaksanaan pengukuran
terutama dalam proses pengukuran tak langsung.

Micrometer stand, dial stand


Konstruksi Alat Ukur
1. Sensor
Peraba dari lat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda ukur
2. Pengubah
Bagian yang terpenting dari alat ukur, dimana isyarat
dari sensor diteruskan, diubah atau diolah yang kemudian
diteruskan ke bagian lain dari alat ukur
(penunjuk/pencatat). Memperbesar/memperjelas
perbedaan yang kecil dari geometri suatu objek ukur.
3. Penunjuk/Pencatat
Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan
harga pengukuran.
Sifat Alat Ukur
1. Rantai Kalibrasi/Mampu Usut
2. Kepekaan-Sensitivity
3. Keterbacaan-Readability
4. Histerisis
5. Kepasifan / Keterlambatan Reaksi
6. Pergeseran – Shifting
7. Kestabilan Nol – Zero Stability
8. Pengambangan – Floating
9. Kecermatan
10. Ketelitian
Remember…
Safety First!
(Enter your own creative tag line above)

Anda mungkin juga menyukai