Anda di halaman 1dari 6

Seminar Keinsinyuran 2022

ISSN (Cetak) 2798-0405


eISSN (Online) 2797-1775

Surface Roughness
Pada Proses Permesinan Nylon Pa6 Dengan Variasi Parameter
Feed Rate Dan Speed Rate
Iis Siti Aisyah1, Ali Mokhtar2
1 Teknik Mesin / Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
2 Program Profesi Insinyur, Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

Kontak Person:
Iis Siti Aisyah
Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
E-mail: siti@umm.ac.id)

ABSTRAK
Kekasaran permukaan setelah proses permesinan telah menjadi perhatian para peneliti ahir-ahir ini, ada parameter yang
mempengaruhi dalam proses permesinan : putaran mesin (rpm), laju umpan (feed rate), kedalaman potong (DOC). Dengan
demikian variasi parameter sangat penting dalam proses permesinan nylon PA6. Penelitian ini mencoba memvariasikan
putaran mesin (rpm) dan laju umpan (feed rate) untuk mengetahui kekasaran permukaan nylon PA6. Tujuan dari mengukur
kekasaraan permukaan adalah untuk mengetahui seberapa pengaruh parameter permesinan terhadap nylon PA6 dengan
standart yang sudah diminta. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain eksperimen toguchi untuk
mengetahui pengaruh parameter permesinan terhadap nylon PA6 pada proses bubut. Alat ukurnya adalah JD-360 surface
roughness tester. Benda kerja adalah Nylon PA6 dengan diameter 32,2 mm dan panjang 100 mm. parameter dalam penelitian
ini adalah putaran mesin (500 rpm, 600 rpm, 700 rpm), laju umpan (0.1 mm/rev, 0.15 mm/rev, 0.2 mm/rev) dan kedalaman
potong 0.5 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi parameter yang optimum pada proses bubut Nylon PA6 adalah
dengan parameter 600 rpm, laju umpan 0.1 mm/rev dan kedalaman potong 0.5 mm. kesimpulan dari penelitian ini adalah
semakin besar feed rate / laju umpan maka kekasaran permukaan akan semakin tinggi yang dihasilkan.
.
Kata kunci: nylon, permesinan, feed rate, speed rate, kekasaran permukaan

1. PENDAHULUAN
Dalam permesinan ada beberapa parameter proses, yaitu ; putaran mesin (rpm), laju umpan
(feed rate), dan kedalaman potong, geometri pahat, jenis material benda kerja. Pada penelitian ini
digunakan variasi putaran mesin (rpm) dan laju umpan (feed rate) pada nylon PA6 untuk mengetahui
kekasaran permukaan dari benda tersebut. Pengukuran kekasaran permukaan menggunakan surface
roughness tester. Nilon dipilih dari jenis thermoplastic polimer yang termasuk kedalam kelas poliamida.
Poliamida ini merupakan hasil dari reaksi kondensasi antara diamine dan dibasic acid [1]. Unsur-unsur
kimia yang terbentuk adalah karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen [2]. Didalam proses pembuatannya
unsur unsur pembentuk tersebut di polimerisasi dan dicetak [3]. Nylon PA-6 memiliki sifat tahan korosi,
memiliki kekuatan tarik yang baik, ulet, memiliki kekuatan ketahanan abrasi, isolasi listrik. Dalam
beberapa tahun terakhir, nilon dijadikan bahan pembuatan komponen dibidang manufaktur, transportasi,
dan peralatan mekanis seperti menggantikan komponen mekanis : bantalan, roda gigi, bubungan dan
roda cacing dan impeller [4].
Proses pemotongan pada nylon tidak mudah karena pemotongan yang menyebabkan
suhu tinggi di permukaan benda kerja maka hasil surface roughnessnya akan tinggi dan tidak bagus [5].
Oleh karena itu pemotongan pada nilon sangat sensitif terhadap suhu pemotongan dan mudah
menyebabkan ekspansi termal yang menurunkan kepresisian dan kekasaran permukaan saat proses
machining berlangsung [6][7]. Proses machining mempunyai beberapa faktor yang dapat berpengaruh
terhadap kekasaran permukaan yaitu tool, cutting parameters, workpiece, machine tool, dan cutting fluid
[8][9]. Pemilihan parameters terhadap surface roughness didapatkan bahwa peningkatan cutting speed
dapat menyebabkan penurunan kekasaran permukaan dan peningkatan feed rate dapat meningkatkan
kekasaran permukaan Nylon PA-6 [10][11].
.

D- 9
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

2. METODE PENELITIAN
Penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode ekperimen yang diawali dengan studi
literature melalui berbagai macam sumber. Kemudian penelitian dilakukan menggunakan variasi
kecepatan mesin (rpm) dan kecepatan makan (feed rate) pada proses machining nylon PA6, tampak pada
gambar1, diagram alir dibawah

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Tahapan awal dari penelitian ini dimulai dengan pemotongan spesimen Nylon PA6 sepanjang
100mm, kemudian melakukan permesinan dengan menggunakan mesin CNC-TU2A dengan pahat
Carbida Tungsten, dan alat bantu pengukuran yang digunakan adalah dial-indicator dan jangka sorong.
Kemudian dilakukan pengujian kekasaran permukaan menggunakan alat JD-360 surface roughness
portable. Pengukuran dilakukan minimal di 3 (tiga) titik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Surface roughness adalah sebuah ketidakaturan suatu permukaan yang dapat berupa goresan
atau lekukan-lekukan kecil pada suatu benda. Gambar diagram kekasaran permukaan hasil pengukuran,
tampak pada gambar 2 dibawah, dan data pengujian surface roughness ditampilkan pada tabel 1.

Gambar 2. Diagram hasil pembacaan alat ukur kekasaran permukaan.

D- 10
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

Tabel 1. Data hasil pengujian surface roughness


Dari permesinan nylon dilakukan juga perhitungan Metal Removal Rate (MRR), atau rata-rata
pengikisan metal, dengan menggunakan rumusan dibawah ini.
Kecepatan potong v = (π . d . n)/1000 (m / min)
Diameter d = diameter rata rata = ( do + dm ) / 2
Kecepatan makan Vf = f . n (mm/min)
Waktu pemotongan Tc1 = Lc/Vf (detik)
Material Removal Rate (MRR) Z = f . a . v (cm3/min)
Keterangan :
d = Diameter rata-rata (mm)
n = Putaran Mesin (rpm)
do = Diameter Awal (mm)
dm = Diameter Ahir (mm)
f = Feed Rate / Tingkat Umpan (mm/rev)
Lc = Panjang Pemotongan (mm)
a = Kedalaman Potong (mm)
v = Kecepatan Potong (m/min)

Spesimen 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 5 5 6 6 6 7 7 7
Putaran Mesin (Rpm)
00 00 00 00 00 00 00 00 00

0 0 0 0 0 0 0 0
Feed Rate (Mm/Rev)
0.1 .15 .2 .1 .15 .2 .1 .15 .2

Kedalaman Potong 0 0 0 0 0 0 0 0
(Mm) 0.5 .5 .5 .5 .5 .5 .5 .5 .5

Kecepatan Potong 5 5 5 6 6 6 7 7 7
(vc)(m/Min) 0.6325 0.6325 0.6325 0.759 0.759 0.759 0.8855 0.8855 0.8855

Kecepatan Makan 7 1 6 9 1 7 1 1
(Vf)(Mm/Min) 50 5 00 0 0 20 0 05 40

Waktu Pemotongan 0 0 1 0 0 0 0 0
(Tc) (Min) 1.3 .866 .65 .083 .722 .541 .928 .619 .464

Panjang Permesinan 6 6 6 6 6 6 6 6
(Lt)(Mm) 65 5 5 5 5 5 5 5 5

D- 11
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

2 3 5 3 4 6 3 5 7
MMR (cm3/min)
.531 .796 .602 .047 .556 .075 .544 .316 .088

Surface Roughness 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(µm) .661 .105 .383 .025 .441 .320 .361 .450 .630

Tabel 2. Data hasil perhitungan


Pada spesimen nylon PA6 yang dilakukan permesinan terdapat ketidakteraturan atau kekasaran
permukaan, berdasar variasi kecepatan mesin (rpm) 500, 600, 700 rpm dan tingkat umpan (mm/rev) 0.1,
0.15, 0.2 mm/rev, serta kedalaman potong 0.5 mm, diperoleh data surface roughness sebagai berikut
pada gambar 3.

Gambar 3. Kekasaran permukaan dengan variasi Rpm dan Feed rate

Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa kekasaran permukaan dipengaruhi oleh rpm, dan laju
umpan. Dari percobaan diatas diketahui bahwa kekasaran permukaan akan bertambah dengan
bertambahnya kecepatan potong. Begitu pula kekasaran permukaan akan meningkat dengan
bertambahnya laju umpan. Kekasaran permukaan yang memenuhi kriteria permesinan adalah semakin
kecil semakin halus semakin baik, maka hasil terbaik adalah pada parameter proses dengan kecepatan
potong 600 rpm, laju umpan 0.1 mm/rev dan kedalaman potong 0.5mm, diperoleh kekasaran permukaan
terendah yaitu 1.025 mikrometer.

Gambar 4. Kekasaran permukaan dengan variasi Rpm dan Feed rate

D- 12
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

Dari gambar 4 diatas dapat diketahui bahwa semakin tinggi kecepatan rpm dan semakin besar
nilai laju umpan akan menghasilkan material removal rate semakin tinggi pula. Dengan demikian
semakin tinggi nilai MRR adalah indikator tingkat efisiensi proses machining yang dilakukan. Namun
dengan semakin tinggi nilai MRR nilai surface roughness akan semakin tinggi dikarenakan kecepatan
rpm yang tinggi dan feed rate yg cepat pada proses machining nylon akan menghasilkan panas yang
tinggi. Temperatur yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap permesinan nylon.

160 140
140 120
120 100 105
100 90
75
kec. makan (vf)

80 70 FR 0.1
60
(mm/min)

60 50
FR 0.15
40
FR 0.2
20
0
500 600 700
putaran mesin/Rpm

Gambar 5. Kecepatan makan dengan variasi Rpm dan Feed rate


Dari gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai rpm dan feed rate maka kecepatan
makan semakin besar. Dengan semakin besarnya nilai kecepatan makan menandakan bahwa nilai
surface roughnessnya akan tinggi karena pada proses machining nylon rpm tinggi tidak menjamin
kualitas yang bagus pada hasil kekasaran permukaan nylon, karena nylon sangat dipengaruhi oleh suhu
pada saat machining berlangsung.
Dari ketiga grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa jika ingin mendapatkan kekasaran yang
ideal pada nylon laju umpan (feed rate) adalah faktor yang paling signifikan, sedangkan kecepatan
potong (rpm) dan kedalaman potong tidak begitu signifikan. Dengan bertambahnya laju umpan (feed
rate) maka kekasaran akan meningkat. Kombinasi yang optimal pada parameter proses machining nylon
diatas adalah dengan kecepatan potong 600rpm, feed rate 0.1mm/rev, dan kedalaman potong 0.5mm.
peneliti sebelumnya mengklaim bahwa kecepatan potong jika ditingkatkan untuk mencapai surface
roughness yang rendah karena penghilangan material yang tinggi, namun mengingat kekasaran
permukaan dan laju umpan sangat berpengaruh terhadap kekasaran permukaan nylon [11][6][5].

4. KESIMPULAN
Bedasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan sampai tahap pengujian, diperoleh kesimpulan
dari hasil uji adalah :
1. Dari data yang diperoleh menunjukan kekasaran permukaan yang paling baik adalah dengan
putaran mesin 600 rpm, laju umpan 0.1 mm/min dan kedalaman potong 0.5mm memperoleh nilai
surface roughness 1.025 µm. Karena jika semakin tinggi putaran mesin maka akan menghasilkan panas
yang berlebih, sehingga dapat membuat ketidakpresisian pada permukaan nylon yang sensitive oleh
suhu pemotongan.
2. Semakin kecil feed rate maka kekasaran permukaan dari benda kerja akan mempuyai
gelombang profil referensi (puncak) dan profil atas (kawah) yang semakin kecil sehingga menyebabkan
kekasaran permukaan benda semakin halus.

D- 13
Seminar Keinsinyuran 2022
ISSN (Cetak) 2798-0405
eISSN (Online) 2797-1775

REFERENSI

[1] D. D. Coffman, G. J. Berchet, W. R. Peterson, and E. W. Spanagel, “Polymeric amides from


diamines and dibasic acids,” J. Polym. Sci., vol. 2, no. 3, pp. 306–313, 1947, doi:
10.1002/pol.1947.120020308.
[2] M. Xiuqinga, L. Min, and Z. Wenbin, “The experimental research of nylon 6 blends with low-
density polyethylene (PA6/LDPE) blends and its cast film,” AIP Conf. Proc., vol. 2065, no.
February, 2019, doi: 10.1063/1.5088332.
[3] L. Shen, W. C. Tjiu, and T. Liu, “Nanoindentation and morphological studies on injection-
molded nylon-6 nanocomposites,” Polymer (Guildf)., vol. 46, no. 25, pp. 11969–11977, 2005,
doi: 10.1016/j.polymer.2005.10.006.
[4] J. Diani and K. Gall, “Finite Strain 3D Thermoviscoelastic Constitutive Model,” Society, vol. i,
pp. 1–10, 2006, doi: 10.1002/pen.
[5] N. Fan, P. Guo, and X. Fu, “Study on nylon cutting properties based on cutting temperature
with material properties in manufacturing system,” Appl. Mech. Mater., vol. 252, pp. 319–322,
2013, doi: 10.4028/www.scientific.net/AMM.252.319.
[6] M. Faizal, F. Wahyudi, P. Studi, T. Mesin, and J. Selatan, “Analisa pengaruh suhu dan waktu
pemanasan pada,” Bina Tek., vol. 13, pp. 23–28, 2017.
[7] teori & tehnologi proses permesinan. Rochim, Taufiq, No Title. 1993.
[8] I. Lesmono and Yunus, “Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel, dan Kedalaman Pemakanan
Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Baja st. 42 pada Proses Bubut
Konvensional,” Jtm, vol. 1, no. 3, pp. 48–55, 2013.
[9] V. Bhardwaj, M. K. Gaur, V. Chaturvedi, and S. Agrawal, “Optimization of Machining
Parameters for Nylon 6 Composite in CNC Lathe Using PCA-Based TOPSIS,” Int. J. Manuf.
Mater. Process., vol. 4, no. 1, p. 1, 2018.
[10] K. V. M. K. Raju, G. R. Janardhana, P. N. Kumar, and V. D. P. Rao, “Optimization of cutting
conditions for surface roughness in CNC end milling,” Int. J. Precis. Eng. Manuf., vol. 12, no.
3, pp. 383–391, 2011, doi: 10.1007/s12541-011-0050-7.
[11] T. Jagtap and H. Mandave, “Experimental Investigation and Optimization of Cutting
Parameters on Surface Roughness and Material Removal Rate in Turning of Nylon 6
Polymer,” vol. 4, no. 3, pp. 236–246, 2016.

D- 14

Anda mungkin juga menyukai