Email : zuhaimi_pnl@yahoo.com
Politeknik Negeri Lhokseumawe
Abstrak
Gerinda toolpost merupakan gerinda silinder yang dipasang pada mesin bubut, sebagai proses
permesinan lanjut pada pekerjaan finishing untuk mendapatkan harga kekasaran permukaan
mencapai N5. Desain dan pabrikasi disesuaikan dengan dimensi pada peluncur silang (cross slide)
mesin bubut konvensional. Untuk memperoleh hasil yang optimum, maka dilakukan pengujian
pada suatu benda kerja (work piece) dan diukur kekasaran permukaan hasil penggerindaan dengan
menggunakan stylus instrument (Surftest 402). Respon getaran juga diamati dengan alat
Vibrometer analog VM-3314A, baik tanpa beban maupun dengan pemakanan pada berbagai
variasi kedalaman (depth of cut). Harga kekasaran permukaan (Ra) yang optimum diperoleh pada
N5 (0,5 m) dengan kedalaman pemakanan 0,02 mm. Respon getaran terbesar terjadi pada periode
awal pengukuran, dan makin tebal kedalaman pemakanan respon getaran makin besar serta
semakin besar pula angka kekasaran permukaan yang dihasilkan.
Kata kunci: Mesin bubut konvensional, gerinda toolpost, respon getaran, kekasaran permukaan
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep ketelitian dan ketepatan dalam pembuatan
komponen mesin memerlukan perhatian tersendiri
yang tak kalah penting sehingga menghasilkan bentuk
yang semakin kompak dan ringan. Proses permesinan
sampai saat ini masih tetap merupakan proses yang
paling banyak digunakan (60% s.d 80%) di dalam
membuat suatu mesin yang komplit. Tantangan bagi
dunia industri sekarang adalah kurangnya informasi
tentang penelitian untuk memecahkan permasalahan
teknologi manufaktur. Berbagai penelitian dilakukan
dengan tujuan, untuk mengetahui lebih jauh hubungan
antara variabel proses pemotongan yang optimum.
Proses penggerindaan (grinding) merupakan proses
permesinan lanjut untuk mendapatkan tingkat
kekasaran permukaan tertentu yang dapat dicapai pada
proses pengerjaan akhir (finishing). Pekerjaan gerinda
ini juga dapat dilakukan untuk menghaluskan benda
kerja yang telah dikeraskan (heat-treated). Pada proses
gerinda, sebagai pahat berupa batu gerinda berbentuk
piringan (grinding wheel/disk) yang dibuat dari
campuran serbuk abrasif dan bahan pengikat dengan
komposisi tertentu. Fenomena chatter atau getaran dari
eksistensi yang timbul selama proses pemotongan
dengan mesin gerinda toolpost pada mesin bubut
60.000
; m/s
d w nw
; m/s
60.000
ds
ns
bs
dw
fa
Vw
Vs
lw
menggunakan
A
L
Vibrometer
Hv
Hx
Hr
1000
1000
180 0
60
Acceleration (Cm/s 2)
0.3
0.255
0.2
0.155
Hx
Hr
0.1
Hv
0
0
Tim e (s )
20.5
20
15
11
10
Hx
Hr
Hv
Displacemen ( mm)
Displacement ( mm)
25
0
0
24.2
20
15
14.5
Hx
10
Hr
5
Hv
Tim e (s)
Gambar 6. Respon getaran
pengukuran displacement
4
Tim e (s)
0.3
0.295
30
0.2
Hx
Hr
Hv
0.1
0.12
0
0
Tim e (s)
Displacement ( mm)
Velocity (Cm/s)
0.4
26
25
20
15.5
15
Hx
10
Hr
5
Hv
0
0
Tim e (s )
25.8
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
19
25
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5
23
Respon Getaran ( m m )
20
16.2
15
10
Hr
5
Hv
4
Tim e (s)
27.2
25
20
17
15
Hx
10
Hr
5
Hv
0
0
4
Time (s)
Hx
Displacement ( mm)
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0
0.02
0.04
0.06
0.08
V. KESIMPULAN
Dari hasil rancangan dan pengujian yang dilakukan,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Hasil rancangan dan pabrikasi gerinda toolpost pada
mesin bubut konvensional setelah dilakukan
pengujian, dapat berfungsi dengan baik sebagai
mesin gerinda silinder (cylindrical griding machine).
Dengan demikian gerinda toolpost ini dapat
diproduksi sesuai dengan proses permesinan yang
telah dilakukan.
2. Rata-rata respon getaran pada berbagai kedalaman
pemakanan, menunjukkan bahwa angka terbesar
terjadi pada periode awal pengukuran dan yang
terkecil terjadi pada akhir pengukuran untuk semua
arah. Tipikal kurva yang terbentuk cenderung
menurun terhadap waktu dan pada akhir periode
relatif stabil.
3. Pada beberapa tingkat kedalaman pemakanan, dapat
dijelaskan bahwa makin tebal pemakanan makin
besar pula respon getaran yang ditimbulkan dan
getaran terbesar rata-rata terjadi pada pengukuran
arah radial, disebabkan arah tersebut terjadi gerak
pemakanan pada proses penggerindaan.
4. Hubungan kekasaran permukaan (Ra) dan
kedalaman pemakanan (a), menunjukkan bahwa
makin tebal pemakanan harga kekasaran permukaan
makin besar pula dan peningkatan yang tajam terjadi
pada kedalaman pemakanan antara 0,04 mm s.d 0,06
mm. Demikian juga untuk respon getaran yang besar
makin besar pula angka kekasaran permukaan.
Harga kekasaran (Ra) yang optimum diperoleh pada
kedalaman pemakanan 0,02 mm yaitu pada tingkat
N5 (0,5 m).
DAFTAR PUSTAKA
ASM, Metal Handbook, 1995, Failure Analysis and
Prevention, Vol. 10, American Society for Metal.
Chris Heapy, 1996, Toolpost Grinding, Journal
International Vandebit Institut for Nano schale,
Science and Engineering.
Serope Kalpakjian, 1984 Manufacturing Process for
Engineering Material, McGraw Hill Book
Company, USA.
Shigley, J.E., Mischke, C.R., 1989, Mechanical
Engineering Design, Fifth Edition, McGraw Hill
Book Company.
Takeshi Sato, G., Sugiarto, N., 1989, Menggambar
Mesin menurut Standar ISO, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Taufiq Rochim, 1993, Teori & Teknologi Proses
Permesinan, Higher Education Development
Support Project.