Anda di halaman 1dari 57

Proses Manufaktur

(TIN203IN)

Dosen:
Dr. Hendri Yanda, MSc

Jurusan Teknik Industri,


Fakultas Teknik - Universitas Andalas
Sem Ganjil TA 2013/2014
Pertemuan ke-3
•Proses Bubut (lanjutan)
•Proses Freis
Proses Bubut (Turning Process)
Proses pemotongan yang menghasilkan
benda bulat silendrik.
Bentuk geram aktual
• Proses deformasi geser terjadi
pada suatu zone
• Secondary shear zona dihasilkan
dari gesekan antara geram dengan
pahat.
• Bantuk geram tergantung jenis
material yang dimesin dan kondisi
pemotongan.
Tiga permukaan yang penting
dalam proses pemesinan
• Work surface: permukaan di atas benda kerja yang akan
dibuang oleh pemesinan.
• Machined surface: permukaan yang telah dipotong oleh
pahat potong.
• Transient surface: permukaan yang sedang dibentuk yng
berhadapan dengan ujung pahat.
Cylindrical Turning and Facing
Gambar skematis mesin bubut

• Pahat  gerak makan (translasi)


• Benda kerja  gerak potong (rotasi)

• Pahat  mekanisme leadscrew


• Benda kerja  putaran spindel
Mesin Bubut (Lathe)
Mesin Bubut (Lathe)
dan bagian-bagiannya
Mesin Bubut (Lathe)
dan bagian-bagiannya
Peralatan pemegang
benda kerja (Fixture)
Peralatan pemegang benda kerja (work holding):

• Pada benda kerja berputar (bubut, freis, gurdi)


Contoh chuck, headstock, tailstock, dll.
• Pada benda kerja ulang alik (sekrap)
Contoh: Ragum, Celah T, Pencekam magnet, dll
Pemegang pahat (Jig)
Contoh: Typical Lathe Tool Post (pada
proses bubut)
Peralatan pemegang
benda kerja (Fixture)
Peralatan pemegang
benda kerja (Fixture)
Elemen dasar proses pemesinan
(Basic Parameters in Machining)
• Kecepatan potong (Cutting speed) → the speed at which the
cutting edge of the tool passes over the surface of the
workpiece (menghasilkan permukaan baru).
• Kecepatan makan/gerak akan (Feed rate) → a speed at which
the cutting tool penetrates the workpiece.
• Kedalaman potong (Depth of cut) (there are a number
variations definition depending on the specific process)
– General: the difference between the original surface and
that being produced by the cutting tool
– Turning and boring: the radial distance that cutting edge is
set from outer diameter
– Milling: the distance the tool projects beneath the original
surface
Elemen dasar proses pemesinan

a. Putaran potong (spindel speed), n [rpm]


b. Gerak makan (feed rate), f [rev/mm]
c. Kedalaman makan (depth of cut), a [mm]
d. Waktu pemotongan (cutting time), tc [min]
e. Kec. Penghasilan geram, Z
Material Removal Rate, MMR [cm3/min]
Beberapa pengerjaan yang dapat
dilakukan pada Mesin Bubut (Lathe)
 Bubut kasar (roughing)
 Bubut halus (finishing)
 Membuat bentuk konis (taper turning)
 Membuat profil (profiling)
 Bubut muka (facing)
 Bubut alur (grooving)
 Bubut ulir (threading)
 Bubut potong (cutting off)
 Mengurdi (drilling)
 Bubut alur dalam (internal grooving)
 Membesarkan lubang (boring)
 Knurling
Machining operations performed on a lathe

Facing Taper turning Contour turning

Chamfering Cut off


Machining operations performed on a lathe

Form turning Threading


Knurling

Boring Drilling
Skematik Proses Bubut
Elemen dasar Proses Bubut
1. Kecepatan pemotongan (Vc), m/min
v c =  d n/1000 Dimana d adalah
diameter rata-rata
(d1+ d2)/2
2. Kecepatan makan (Vf), mm/min
v f = f. n
3. Waktu pemotongan (tc), min
tc=lt/vf
4. Kedalaman pemotongan (a), mm
a = (d1 – d2)/2
5. Kec. penghasilan geram (Z), cm/min3

Z = A. v c atau

Z= a. f. v c karena

A (penampang geram) = a. f
Elemen dasar proses bubut
Ada 5 elemen dasar yang harus diperhitungkan sebelum sebuah proses
pemesinan dapat dilakukan:

 dn
a. Kecepatan potong (cutting speed), Vc ; Vc 
m/min 1000
b. Kecepatan makan (feed rate), Vf ; Vf  f xn
mm/min
c. Kedalaman potong (depth of cut), a ; mm
d. Waktu pemotongan (cutting time), tc ; lt
min tc 
Vf
e. Kecepatan penghasilan geram (rate of
material removal), Z ; cm3/min
Z  MRR  A x v
Turning Parameters
Pengasaran dan Penghalusan
(Roughing and Finishing)
• Berdasar tujuan dan kondisi pemotongan proses
pemesinan biasanya dibagi atas 2 kategori:
a. Pengasaran (roughing)
= Pemotongan kasar (rouhing cuts)
b. Penyelesaian (finishing)
= Penghalusan/pemotongan halus
= pemotongan penyelesaian (finishing cuts)
• Dalam pengerjaan proses pemesinan, biasanya
dilakukan satu atau lebih pemotongan kasar (roughing
cuts) lalu diikuti oleh 1 atau 2 pemotongan halus
(finishing cuts)
Roughing and Finishing cuts
• Roughing:
– to remove large amounts of material from the starting
workpiece as rapidly as possible, in order to produce a shape
close to desired form, but leaving some material on the piece
for subsequent finishing operation
– performed at high feeds and depths
– feeds of 0.4 to 1.25 mm/rev and depths of 2.5 to 20 mm.
• Finishing:
– to complete the part and achieve the final dimensions,
tolerances, and surface finish;
– carried out at low feeds and depths
– feed of 0.125 to 0.4 mm and depth of 0.75 to 2.0 mm
Penentuan Gaya & Daya potong

• Gaya F = ks A ;N
dimana ks = gaya potong spesifik; N/mm2
A = luas penampang geram = b.h ; mm2

• Daya N = F v / 60.000 ; kW
Kedalaman potong untuk Turning/boring

• Pemakanan ke arah radial pahat ke atas benda


kerja.
• Rekomendasi secara umumnya untuk
kedalaman potong untuk roughing adalah 6
mm dan untuk finishing 0.4 mm
• Sangat tergantung kepada jenis material BK
dan material pahat potong.
Kecepatan potong khusus untuk
turning/boring menggunakan mata
alat karbida
Part Material Depth of Cut (mm)
Low-carbon steel 0.5 – 7.6
Medium carbon steel 0.25 – 7.6
Steel alloys (Ni-based) 0.25 – 6.5
Grey cast iron 0.4 – 12.7
Stainless steel 0.5 – 12.7
Chromium nickel 0.25 – 6.5
Aluminium 0.25 – 8.8
Aluminium alloys 0.25 – 8.8
Brass 0.4 – 7.5
Plastics 0.25 – 7.5
Kecepatan makan
Kecepatan makan pahat memakan/menusuk benda
kerja

Rumus : V f = fr . N
dimana :
fr = gerak makan (feed rate), kecepatan
makan dalam mm per putaran spindel
(mm/rev)
fm = Kecepatan makan dalam mm per min
Gerak makan khusus untuk
turning dan boring
Part Material Turning/boring feed rate fr (mm/rev)
HSS Carbides
Low-carbon steel 0.15 – 0.45 0.15 – 1.1
Medium carbon steel 0.15 – 0.4 0.15 – 0.8
Steel alloys (Ni-based) 0.1 - 0.3 0.1 – 0.75
Grey cast iron 0.1 - 0.4 0.1 – 1.0
Stainless steel 0.2 – 0.75 0.2 – 2.0
Chromium nickel 0.1 – 0.6 0.1 – 1.0
Aluminium 0.2 – 0.6 0.2 – 1.0
Aluminium alloys 0.1 - 0.3 0.1 – 1.0
Brass 0.15 - 0.8 0.15 – 1.5
Plastics 0.1 – 0.35 0.2 – 1.0
Contoh soal pengerjaan
pemotongan pada proses
bubut
Contoh soal pengerjaan pemotongan
pada proses bubut
1. Proses bubut dengan material benda kerja stainless steel (seperti pada gambar) dibubut dengan menggunakan pakat
sisipan karbida. Tentukan jumlah proses pemotongan kasar (roughing) dan pemotongan halus (finishing) serta
kedalaman potong untuk masing-masing operasi tersebut.

 Pemotongan kasar (roughing cuts): Kedalaman potong khas 2.5 to 20 mm


 Pemotongan halus (Finishing cuts): Kedalaman potong khas 0.75 to 2 mm
 Kedalaman potong khusus untuk proses bubut pada benda kerja stainless
steel dengan pahat karbida adalah 0.5 – 12.7 mm (pada tabel)
Penyelesaian:
• Jumlah kedalaman potong total:
(80 – 50)/2 = 15 mm
• Pengasaran: dapat dilakukan 3 kali pemotongan
kasar yaitu 2 kali dengan kedalaman potong
5mm and dan 1 kali untuk 3.75 mm.
(2 x 5 mm + 1 x 3.75 mm = 13.75 mm).
• Penghalusan: dilanjutkan dengan 2 kali finishing
dengan kedalaman potong 0.75 dan 0.5 mm.
Contoh soal 2.
• Pada finishing akhir, hitung kecepatan potong maksimum untuk facing, bubut
silendris dan parting off. Kecepatan putaran spindel mesin bubut adalah 600
rpm (At the last finishing cut, calculate the maximum surface speeds for facing,
turning all surfaces and parting off. The maximum spindle speed of the lathe
being used is 600 rpm).
Penyelesaian:
Diketahui:
Diameter facing Ø50 mm,
N = 600 rpm
d1  50mm
d2  0
Ditanya: Kecepatan potong untuk facing
Jawab:

• Facing Ø50 mm

d1  d 2 DN
D Vc 
2 1000
50  0 x 25 x600
D Vc 
2 1000
D  25mm Vc  47m / min
• Turning Ø50

D  50mm

DN
Vc 
1000
x50 x600
Vc 
1000
Vc  94.25m / min
• Turning Taper

• D=?
d1  50mm
d 2  75mm

d1  d 2
D DN
2 Vc 
1000
50  75 x62.5 x600
D Vc 
2 1000
D  62.5mm Vc  117 .81m / min
• Turning Ø75

D  75mm

DN
Vc 
1000
x75 x600
Vc 
1000
Vc  141.37 m / min
• Part off

D=?

d1  75mm
d2  0

d1  d 2 DN
D Vc 
2 1000
75  0 x37.5 x600
D Vc 
2 1000
D  37.5mm Vc  70.69m / min
Contoh Soal 3:
• Komponen dari material Stainless Steel (seperti pada gambar) dibubut dengan
pahat karbida dengan laju putaran spindel maksimum adalah 600 rpm. Hitung
kecepatan potong maksimum untuk facing, turning dan part off.

25 mm

 Roughing: feeds of 0.4 to 1.25 mm/rev


fm= fr N
 Finishing: feed of 0.125 to 0.4 mm/rev
 Typical feed rate for turning of stainless steel
workpiece with carbide tooling is 0.2 – 2.0
mm/rev
Waktu Pemotongan
lt
• Waktu pemotongan: tc 
Vf
• Waktu tolal pemotongan: L A D/2 A
T T
fr N fr N
Dimana: L =Panjang benda kerja
A= awalan dan akhiran yang diizinkan
Contoh soal 4.
Komponen (seperti pada gambar) dengan material Stainless steel dibubut dengan
pahat karbida pada kecepatan potong konstan 100 m/min on a lathe dengan with
laju putaran spindel 1500 rev/min. Jarak awal/akhiran izin pemesinan adalah 2
mm dan gerak makan 0.2 mm/rev. Tentukan total waktu pemesinan komponen
tersebut.
Tugas 1
1. Komponen dari material Mild Steel (seperti pada gambar) dibubut dengan pahat karbida dengan laju putaran spindel maksimum adalah 800 rpm.
a. Tentukan jumlah proses pemotongan kasar (roughing) dan pemotongan halus (finishing) serta kedalaman potong untuk masing-masing operasi tersebut.
b. Hitung kecepatan potong maksimum untuk facing, turning dan part off.
c. Tentukan total waktu pemesinan komponen tersebut.
2. Poros bertingkat dengan material Baja ASSAB (seperti gambar) dilakukan
proses bubut menggunakan pahat potong (sisipan karbida). Dari kondisi ini
ditetapkan kecepatan potong moderat sekitar 80 m/min. Bila diameter akhir
pada diameter besar adalah 97 mm dan pada diameter kecil adalah 47 mm
dengan panjang pemesinan masing-masingnya 120 mm dan 100 mm, serta
gerak makan dipilih 0.5 mm/rev, maka hitunglah:

Hitunglah :
a. Putaran potong yang dipilih
b. Kecepatan potong actual
c. Waktu pemotongan

50
100
d. Laju pembuangan geram
e. Gaya potong, bila diketahui
gaya potong spesifik 3500 N/mm2 100
120
a. Daya pemotongan Batas pemesinan

Diketahui putaran spindel yang tersedia pada mesin adalah (dlm rpm):
71– 112 - 160 - 275- 360- -410- 550- 710 -900 – 1120 –1600 - 1800
Hitunglah :
a. Putaran potong yang dipilih
b. Kecepatan potong actual
c. Waktu pemotongan
d. Laju pembuangan geram
e. Gaya potong, bila diketahui gaya potong spesifik 3500 N/mm2
f. Daya pemotongan

Diketahui putaran spindel yang tersedia pada mesin adalah (dlm rpm):
71– 112 - 160 - 275- 360- -410- 550- 710 -900 – 1120 –1600 - 1800
Mesin Freis Horizontal

Sumbu spindel
horizontal

Operasi pemesinan yang


dilakukan:

- Freis selubung (slab milling)


- Freis sisi (Side Milling)
- Freis potong (sawing)
Pahat pada mesin Freis Horisontal

Operasi freis Operasi freis sisi


selubung

Operasi pemotongan
Side Cutter

Slab Mill

Slitting Saw
Mesin Freis Vertikal

Sumbu spindel
vertikal

Operasi pemesinan yang


dilakukan:

- Freis muka (face milling)


- Freis ujung (end Milling)
- slot drilling
Pahat pada mesin Freis Vertikal

Rough Cut End Mill

Face Milling Cutter

End Mill Slot Drill


Kategori Proses Freis berdasarkan arah gerakan
makan

DOWN-MILLING
UP-MILLING
Operasi Freis dalam gambar

Slab milling End milling (pada


(pada horizontal vertical milling
milling machine) machines)
Hasil Proses Freis

keyways

slot

Permukaan datar

Kepala baut Roda gigi


Attachment (peralatan tambahan)
pada Mesin freis

ROTARY TABLE: bersama-sama dengan dividing head dapat membagi sudut


untuk membuat segi banyak atau roda gigi
Attachment (Peralatan Tambahan) pada
Mesin Freis

Machine Vise Cara Aligning (kesejajaran garis lurus)


Pada meja mesin freis dengan dial
Indicator, sebelum melakukan proses
pemotongan

Anda mungkin juga menyukai