Pada proses bubut gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan
gerak rotasi sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat yang melakukan gerak
translasi. Selain itu mesin bubut ini menggunakan pahat bermata potong tunggal,
jenis mata pahat yang digunakan adalah pahat HSS, dengan kecepatan potong
(Vc) yang optimum adalah 20 m/min
Pada proses bubut benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang di ujung
poros utama spindel. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat
dengan aturan yang telah distandarkan, misalnya : 83, 155, 275, 550, 1020 dan
1800 rpm.
Pahat dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur dengan
menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar
menunjukkan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak translasi
dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut dibuat bertingkat dengan aturan yang
telah distandarkan, misalnya : 0.065; 0.113; 0.130; 0.455 (mm/rev).
Vc = ; m/min
Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan rumus berikut :
1. Kecepatan potong
v= ; m/min
Z= ; cm3 /min
Penggurdi khusus digunakan untuk menggurdi lubang yang lebih besar yang tidak
dapat dilakukan oleh penggurdi puntir.
Keterangan :
v= ; m/min
fz = ; mm/rev
3. Kedalaman potong:
a = d/2 ; mm
4. Waktu pemotongan:
tc = lt / Vf ; min
dimana:
lt = lv + lw + ln ; mm ln = (d/2) tan Kr ; mm
5. Kecepatan penghasilan geram:
Z= ; cm3/m
D. Gerinda ( Grinding )
Proses gerinda bertujuan untuk meratakan atau menghaluskan permukaan benda
kerja. Gerinda merupakan proses permesinan yang khusus dengan ciri sebagai
berikut :
a. Kehalusan permukaan produk yang tinggi dapat dicapai dengan cara yang
relatif mudah
b. Toleransi geometrik yang kecil dapat dicapai dengan mudah
c. Kecepatan menghasilkan geram rendah, karena hanya mungkin dilakukan ada
gerinda untuk lapisan yang tipis permukaan benda kerja.
d. Dapat digunakan untuk menghaluskan dan meratakan benda kerja yang telah
dikeraskan ( heat treatment ).
Proses gerinda ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dapat
diklasifikasikan atas beberapa cara yaitu :
1. Proses Gerinda Silindrik Luar.
2. Proses Gerinda Silindrik Dalam.
3. Proses Gerinda Silindrik Luar Tanpa Pemusatan (center).
4. Proses Gerinda Silindrik Dalam Tanpa Pemusatan.
5. Proses Gerinda Rata Selubung.
6. Proses Gerinda Rata Muka.
7. Proses Gerinda Cakram.
Proses gerinda dilakukan dengan mesin gerinda dengan pahat yang berupa batu
gerinda berbentuk piringan yang dibuat dari campuran serbuk abrasif dan bahan
pengikat dengan komposisi dan struktur tertentu. Batu gerinda yang dipasang
pada spindel atau poros utama tersebut berputar dengan kecepatan tertentu
tergantung pada diameter batu gerinda dan putarannya, maka kecepatan periferal
pada tepi batu gerinda dapat dihitung dengan rumus berikut :
Vs = ; m/min
Tergantung pada bentuk permukaan yang dihasilkan, pada garis besarnya proses
gerinda dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis dasar yaitu :
1. Proses gerinda silindrik (cylindrical grinding), untuk menghasilkan permukaan
silindrik.
2. Proses gerinda rata (surface grinding), bagi penggerindaan permukaan
rata/datar.
Vw = ; m/min
Dimana :
Vw = kecepatan periferal benda kerja (peripheral workpiece speed) ; m/min
dw = diameter (mula) benda kerja ; mm
nw = putaran benda kerja ; r/min
Elemen dasar dari penggerindaan silindrik adalah :
1. Kecepatan periferal :
Vs = ; m/min
2. Kecepatan makan tangensial :
Vft = berharga sekitar 200 s/d 500 mm/s.
3. Gerak makan radial :
fr = sekitar 0,001 s/d 0,025 mm/langkah.
Gerak makan aksial : fa = bs/U
Dimana : fa = gerak makan aksial
bs = lebar batu gerinda
U = derajat overlap, bernilai 2 s/d 12
4. Kecepatan penghasilan geram :
Z = a.fa.U.Vft ; mm3/s (tranverse grinding)
Z = a.bs.Vft – fr.bs.Vft ; mm3/s (plunge grinding)
5. Waktu pemotongan :
tc = lt/Vft . {w/fa} + (tdw + tsp) ; (tranverse grinding)
tc = lt/Vft . {h/fr} + (tdw + tsp) ; (plunge grinding)
dimana :
h dan w = tebal geram atau lebar material yang akan digerinda ; mm
tdw + tsp = waktu dwell sekitar 2 s/d 6 second
Keterangan gambar:
1. Tool post merupakan pemegang pahat
2. Deep feeding handle merupakan pengatur kedalaman makan
3. Movement wheel merupakan pengatur gerak meja
4. Vise sebagai pengapit benda kerja
5. Base dasar mesin
6. Meja kerja sebagai tempat meletakkan benda kerja
7. Ram
Proses yang biasa dilakukan pada mesin sekrap (pahat bermata potong tunggal
yang melakukan gerak potong (shaping) atau gerak makan (planning), kedua
gerakan tersebut berupa translasi bertahap).
Proses yang dapat dilakukan pada sekrap, antara lain :
1. Sekrap (shaping)
2. Sekrap meja (planning)
3. Sekrap alur (sloting)
Beberapa parameter yang dapat diatur pada mesin sekrap adalah gerak makan (f),
kedalaman potong (a), jumlah langkah per menit (np), perbandingan kecepatan
(Rs).
Perhitungan elemen dasar dalam proses menyekrap adalah :
1. Kecepatan potong rata-rata :
; m / min
2. Kecepatan makan
Vf = f . np ; mm / min
3. Kecepatan menghasilkan geram :
Z = A .V ; cm3/min
dengan A = f . a = h . b
4. Waktu pemotongan :
tc = w / Vf ; min