LAPORAN PRAKTIKUM
TME 341 Praktikum Proses Manufaktur
Nama
NIM
: 2013-041-035
Kelompok
: MD-4
Tgl. Praktikum
: 26 Agustus 2015
: Alvin
I.
TUJUAN
Praktikan dapat memahami prinsip kerja dan fungsi dari mesin freis.
Praktikan dapat memahami cara penggunaan mesin freis.
II.
TEORI DASAR
Freis atau Milling adalah proses pemotong material dengan menggunakan pahat
bermata potong jamak. Mesin freis merupakan mesin yang paling mampu melakukan
banyak kerja dari semua mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat
diproses dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa. Operasi pada umumnya dilakukan
oleh ketam, kempa gurdi, mesin pemotong roda gigi dan mesin peluas lubang dapat
dilakukan oleh mesin freis.
Pahat freis mempunyai deretan mata potong pada tepi perkakas potong yang
berjumlah banyak (jamak). Bersifat sebagai pemotong tunggal pada daurnya.
dibedakan atas dua macam seperti yang terlihat pada gambar dibawah:
1.
2.
Vf
Slab milling cutter
Vf
Face milling cutter
Pahat freis termasuk pahat bermata potong jamak dengan jumlah mata potong
sama dengan jumlah gigi freis.
Berdasarkan jenis pahat yang digunakan dikenal dua macam cara yaitu :
1. Mengefreis datar
Menggunakan sumbu pahat sejajar dengan permukaan benda kerja. Mengefreis
datar dibedakan atas dua yaitu :
a.
Vf
Gambar 2.2. Jenis Pahat Down Milling [1]
b.
Vf
Gambar 2.3. Jenis Pahat up Milling [1]
2. Mengefreis tegak
Mengefreis tegak (face milling) dengan sumbu putaran pahat freis muka tegak
lurus permukaan benda kerja.
Cara membedakan pahat up milling dengan down milling adalah :
a. Dengan melihat arah buangan geramnya.
b. Dengan melihat arah putaran dari pahat tersebut.
Freis Selubung
Freis Muka
Freis Ujung
Freis Sisi
Freis Alur
Pemotongan
Freis Bentuk
Freis Inti
Freis Ulir
Gambar2.5. Proses yang dapat dilakukan pada mesin freis [3]
Elemen dasar dari proses freis dapat diketahui atau dihitung dengan menggunakan
rumus yang dapat diturunkan dari kondisi pemotongan ditentukan sebagai berikut;
Benda kerja :
Pahat freis
= lebar pemotongan
lw
= panjang pemotongan
= kedalaman potong
= diameter luar
kr
Vf
= kecepatan makan
Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan rumus berikut :
1. Kecepatan potong
VC =
2.
.d .n
1000
; m/min
= Vf / (z n)
; mm/(gigi)
3. Waktu pemotongan
tc = lt / Vf
; min
dimana :
lt
= lv + lw + ln
; mm,
a (d a )
lv
lv
ln = d / 2
V f .a.w
Z=
1000
; cm3 /min
Gambar Proses 0
KONDISI PEMOTONGAN
TEORITIS
PERALATAN
Proses Freis
Proses Freis
Proses Freis
Tidak
ada
proses
pemotongan
Menghitun
teoritis
proses Freis
Rumus:
dn
Vc=
1000
Dimana menjadi :
1000 Vc
n=
d
Dimana:
n = Putaran Poros Utama
Vc = Kecepatan Potong
= 20 m/s
=3,14
d = diameter pahat Freis
= 10 mm
Sehingga:
1000 x 20
n=
3,14 x 10
n=6363,94 rpm
Gambar Proses 1
KONDISI PEMOTONGAN
TEORITIS
PERALATAN
Proses Freis
Proses Freis
Proses Freis
spesimen
PxLxT
95mm x 25mm x 25mm
Proses yang dilakukan
berjarak
15
mm
dari
16,1 mm
Penggores
garis
kedua
sebab
mata
menggunakan
Mistar
Spidol
Gambar Proses 2
KONDISI PEMOTONGAN
TEORITIS
PERALATAN
Proses Freis
Proses Freis
Proses Freis
Kecepatan Potong
Vc=
dn
1000
Vc=
3.14 x 10 x 178
1000
Vc=5,58
mm
menit
Vf
zn
Fc=
49,6
4 x 178
Fc=0.069
mm
gigi
Waktu Pemotongan
tc=
Vf
30,5
=0.61 menit
49,6
Kecepatan penghasilan
2.2
3
0.5
Mesin Freis
geram
Z=
Vf a w 49,6. 2 .10
=
1000
1000
3
Z =0,992 cm /menit
V. ANALISIS
Proses freis pada spesimen yang sebelumnya sudah diberi penggores. Penggores
dimaksudkan agar area yang di freis tidak keluar pada area yang sudah ditentukan. Untuk
melakukan proses freis, spesimen harus memiliki kemiringan sama dengan 0, hal ini
dimaksudkan agar proses pemotongan oleh pahat bermata jamak mendapatkan hasil yang
sama rata atau tidak miring.
Proses freis yang dilakukan menggunakan mesin freis tegak, dimana pahat dan
spesimen berada dalam posisi tegak lurus. Pahat yang dilakukan untuk pemotongan spesimen
adalah pahat freis muka (face milling cutter). Selama proses freis, coolant dibutuhkan agar
menghindari keausan pada proses freis.
Penggores adalah penanda area yang berfungsi agar mesin freis memotong dalam area
tersebut.
Arah putaran mesin freis bergantung pada mata pahat freis.
Mesin freis yang dipakai memiliki makan maksimum sebanyak 0,5 mm.
Pemotongan spesimen dilakukan saat spesimen memiliki kemiringan sama dengan 0.
Titik 0 pada pemotongaan freis adalah dimana saat pahat freis bersentuhan dengan
spesimen dan apabila diputar untuk memastikan keadaan titik 0, akan membekas satu
VII.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kalpakjian, Scrope& Steven R Schemid., (2013): Manufacturing Engineering and
Technology, Person Education South Asia.
[2] Rachman Abdul (1984). Penambatan Frais, Jakarta: Bratasa Karya Aksara
[3] Rochim, Taufiq., (1993): Proses Permesinan, Jurusan Teknik Mesin FTIITB.,Bandung.
VIII.
LAMPIRAN