KETAHANAN NASIONAL
MATA KULIAH
WAR 130 KEWARGANEGARAAN
SESI H
By:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis tentang Ketahanan Nasional dengan baik
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan tidak lupa juga kami ingin berterima
kasih kepada Bapak Mukka Pasaribu selaku Dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai betapa pentingnya Ketahanan Nasional itu sendiri. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Yohanes Nugrahanto
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam
hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang
sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan
nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan
sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan
muncul energi baik yang positif maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk
mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Energi positif bisa muncul dari dua situasi kondisi yaitu dalam negeri dan luar
negeri. Kedua situasi kondisi itu akan menjadi motor dan stimulan untuk
membangkitkan kesadaran pada bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang
holistik dan komprehensif. Di sisi lain, energi negatif juga akan muncul dari dua
situasi kondisi tadi, yang biasanya menjadi penghambat dan rintangan
untuk membangun ketahanan nasional. Energi negatif biasanya muncul secara
parsial tetapi tidak bisa dipungkiri dalam banyak hal merupakan suatu produk yang
tersistem dan terstruktur dengan rapi dalam sistem operasional yang memakan waktu
lama.
Energi positif tersebut diatas dalam banyak wacana biasanya disebut dengan
daya dan upaya penguatan pembangunan suatu bangsa dalam rangka mencapai cita-
cita dan tujuan nasionalnya. Sementara itu, energi negatif cenderung untuk
menghambat dengan tujuan akhir melemahkan bahkan menghancurkan suatu bangsa.
Kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan sebuah bangsa melemahkan
dan atau menghancurkan setiap tantangan, ancaman, rintangan dan gangguan itulah
yang yang disebut dengan Ketahanan Nasional. Oleh karena itu, ketahanan nasional
mutlak senantiasa untuk dibina dan dibangun serta ditumbuhkembangkan secara
terus-menerus dengan simultan dalam upaya mempertahankan hidup dan kehidupan
bangsa. Lebih jauh dari itu adalah makin tinggi tingkat ketahanan nasional suatu
bangsa maka makin kuat pula posisi bangsa itu dalam pergaulan dunia.
Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945
pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan nasional
karena dalam perjalanan sejarahnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia
mengalami pasang surut dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup sebagai
sebuah bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Apabila dilihat dari
geopolitik dan geostrategi yang kemudian dikaitkan dengan potensi-potensi yang
dimilikinya maka bangsa Indonesia berada pada posisi yang rawan dengan
instabilitas nasional yang diakibatkan dari berbagai kepentingan seperti persaingan
dan atau perebutan pengaruh baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal itu
sudah dipastikan akan memberikan dampak bagi hidup dan kehidupan bangsa dan
negara Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Indonesia adalah negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga
kekuasaan dan penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum
yang berlaku. Dengan kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk
kepentingan seluruh rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh
rakyatnya. Kondisi kehidupan nasional itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan
nasional karena adanya jaminan kekuasaan hukum bagi semua pihak yang ada di
Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah menjadi cermin bagaimana rakyat
Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah yang
menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan bernegara dengan menyandarkan
pada kepentingan dan aspirasi rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain.
Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh persepsi
suatu negara terhadap negara lainnya. Dalam model matematis, model cline dapat
dirumuskan Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sbagai kekuatan besar
apabila ia memiliki potensi geografi besar (wilayah besar) dan SDA yang besar
pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya
tidak akan bisa memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu
negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya yang kecil juga
tidak akan menjadi negara yang besar walaupun berteknologi maju.
Komponen dari kekuatan nasional secara umum dapat dibagi menjadi dua
yaitu elemen yang relative stabil dan elemen yang berubah terus menerus. Faktor
geografi adalah faktor yang paling stabil yang dapat diandalkan untuk kekuatan dari
suatu bangsa. Sumber daya alam adalah juga merupakan faktor yang relatif stabil,
contoh dari sumber daya alam adalah bahan makanan dan bahan baku. Bahan
makanan adalah elemen terpenting dari sumber daya alam karena negara yang dapat
memenuhi kebutuhan sendiri akan lebih kuat dari negara yang harus mengimpor
bahan makanan. Selain itu bahan baku juga krusial keberadaanya pada masa
produksi industrial dan mekanisme teknologi perang. Selanjutnya kapasitas perang
yang penting karena tanpa kapasitas industri maka bahan baku tidak dapat diolah.
Kesiap-siagaan militer merupakan pendukung kebijaksanaan luar negeri yang
meliputi teknologi, kepemimpinan dan kuantitas serta kualitas angkata bersenjata.
Kependudukan merupakan faktor manusia yang meliputi distribusi dan
kecenderungan-kecenderungan. Karakter nasional juga merupakan faktor manusia
yang menyangkut keutamaan akal dan karakter berbeda beda setiap bangsa.
Semangat nasional adalah faktor yang meliputi seluruh aktivitas nasional. Kualitas
diplomasi adalah faktor terpenting karena sebagai pembentuk kekuatan dan penyatu
faktor-faktor tersebut. Terakhir adalah kualitas pemerintahan yang baik.
a. Mawas ke dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional
untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal
itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi dan atau
nasionalisme sempit (chauvinisme).
b. Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima
kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk
daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain
diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus
dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak
berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :
1. Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian
(independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau
menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala
sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula.
Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus selalu diorientasikan ke
masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional
yang lebih baik
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat
menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional
Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi
tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.
4. Konsultasi dan kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif
dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih
pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan
pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
Ideologi secara formal berarti, sekumpulan gagasan yang sistematik, secara umum
ideologi berarti seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya dan digunakan sebagai
dasar menata masyarakat dalam bernegara. Ketahanan nasioal Indonesia dibidang
ideologi adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang berisi keuletan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang lngsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi bangsa dan negara republik
Indonesia. Ideologi harus mengandung tiga dimensi sebagai berikut:
- Dimensi realitas yaitu ideologi harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat.
- Dimensi idealisme yaitu ideologi harus mampu memberikan harapan kepada
berbagai kelompok dalam masyarakat untuk membina kehidupan bersama secara
lebih baik.
- Dimensi Fleksibelitas yaitu kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi dan
sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat.
Pancasila memang telah memilliki ketiga dimensi tersebut di atas, hanya saja
keadarnya masih belum begitu tampak. Untuk memperoleh ketahanan di bidang
ideologi ini dapat ditempuh beberapa langkah sebagai berikut :
- Memupuk identitas nasional berdasarkan Demokrasi Pancasila meliputi
menciptakan sistem masyarakat yang bersemangat kekeluargaan, menciptakan sistem
pemerintahan yang didasarkan pada kerakyatan dan permusyawaratan.
- Memelihara kesatuan nasional sesuai jiwa Wawasan Nusantara dengan
memecahkan antara lain persoalan-persoalan keadilan sosial seperti: menentukan
beberapa persen dari pendapatan nasional ditujukan untuk akumulasi modal dan
beberapa persen untuk konsumsi.
c. Gatra Ekonomi
Kalau Anda mengimpor gelas (sambil mengangkat gelas), mengimpor meja (sambil
menggebrak meja) dan mengimpor mic (sambil menunjuk mic) maka Anda
membayar jam kerja orang sana. Bayarlah jam kerja rakyat agar semua bisa
mandiri! ujar Habibie berapi-api di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin
(31/1/2011).
Jika industri pertahanan lokal tidak diutamakan, lanjut menristek era Orde Baru ini,
maka generasi mendatang akan kasihan. Indonesia tidak bisa selamanya bergantung
pada impor alat pertahanan.
Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah
perjuangan. Jangan kualat, ucap pria 75 tahun ini.
Dia menyebut, sejak tahun 2002 hingga sekarang, industri pertahanan Indonesia
tidak pernah fokus. Habibie menilai, industri pertahanan Indonesia hanya
memfokuskan keuntungan per generasi, dan yang dikejar bukan kemandirian tapi
hanya keuntungan sesaat.
Kalau ada yang mau mendirikan lapangan golf di tempat strategis industri, saya
akan berdiri, saya akan hadang mati-matian. Ini berkaitan dengan menjaga jam kerja
rakyat Indonesia, kata pria yang dijuluki Mr krack ini
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketahanan nasional adalah : kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,serta gangguan
baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang secara langsung ataupun tidak
langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup
bangsa dan Negara.
Ketahanan Nasional dapat dipahami merupakan suatu kondisi kehidupan
nasional yang harus diwujudkan. Suatu kondisi kehidupan yang dibina secara dini
terus menerus dan sinergik, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan
nasional, bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi
tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa suatu konsepsi yang
dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi dan konstelasi geografi
Indonesia. Menurunnya nilai persatuan dan kesatuan bangsa diduga masih kuatnya
pengaruh internal bangsa Indonesia berupa kesadaran masyarakat Indonesia akan
persatuan dan kesatuan bangsa.
3.2 Saran
Melihat kajian serta pembahasan di atas, maka Sebagai seorang pemuda dan
pemudi harusnya kita dapat mempertahankan ketahanan bangsa kita.hal-hal yang
dapat kita lakukan antara lain :
1. Mengerti dan faham akan negara kita sendiri,baik sejarah maupun norma serta
undang-undang dan peraturan yang ada
2. Melakukan hal-hal positif yang membuat bangsa kita lebih hebat.misalnya
dengan prestasi diluar negeri sehingga bangsa lain melihat kita sebagai bangsa
yang sangat dibutuhkan oleh bangsa lain.terutama dalam Iptek.
3. Bersatu padu dalam menjaga persatuan tanpa membedakan ras,suku dan agama
4. Menjadikan bangsa kita ini menjadi suatu keluarga.yaitu dimana anggota yang
keluarga yang satu terancam maka anggota keluarga yang lain ikut membantu
pertahanan anggota keluarga yang terancam tersebut.
5. Tidak mudah terprovokasi oleh provokator
6. Bersifat dan berjiwa pancasialis serta mengikuti ajaran-ajaran yang ada di
dalam pancasila dari sila pertama sampai sila kelima
DAFTAR PUSTAKA