Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BESAR

KETAHANAN NASIONAL
MATA KULIAH
WAR 130 KEWARGANEGARAAN
SESI H

By:

1. Adriel Pradita 2012-043-002


2. Bernardus Garry Rostandy 2012-043-029
3. Maria Goretti Yostiana Putri 2012-043-062
4. Adrianus Ray 2012-043-089
5. Yohanes Agus Nugrahanto 2013-041-035
6. Michael Kevin Santhoni 2013-041-052
7. Albertus Alvin Wahyudi 2013-041-056
8. Yohanes Ivan Kurnia 2013-043-153
9. Joseph Galuar Christy Pandango 2014-035-055

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA


ATMAJAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis tentang Ketahanan Nasional dengan baik
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan tidak lupa juga kami ingin berterima
kasih kepada Bapak Mukka Pasaribu selaku Dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai betapa pentingnya Ketahanan Nasional itu sendiri. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, 31 Oktober 2015

Yohanes Nugrahanto

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam
hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang
sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan
nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan
sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan
muncul energi baik yang positif maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk
mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Energi positif bisa muncul dari dua situasi kondisi yaitu dalam negeri dan luar
negeri. Kedua situasi kondisi itu akan menjadi motor dan stimulan untuk
membangkitkan kesadaran pada bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang
holistik dan komprehensif. Di sisi lain, energi negatif juga akan muncul dari dua
situasi kondisi tadi, yang biasanya menjadi penghambat dan rintangan
untuk membangun ketahanan nasional. Energi negatif biasanya muncul secara
parsial tetapi tidak bisa dipungkiri dalam banyak hal merupakan suatu produk yang
tersistem dan terstruktur dengan rapi dalam sistem operasional yang memakan waktu
lama.
Energi positif tersebut diatas dalam banyak wacana biasanya disebut dengan
daya dan upaya penguatan pembangunan suatu bangsa dalam rangka mencapai cita-
cita dan tujuan nasionalnya. Sementara itu, energi negatif cenderung untuk
menghambat dengan tujuan akhir melemahkan bahkan menghancurkan suatu bangsa.
Kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan sebuah bangsa melemahkan
dan atau menghancurkan setiap tantangan, ancaman, rintangan dan gangguan itulah
yang yang disebut dengan Ketahanan Nasional. Oleh karena itu, ketahanan nasional
mutlak senantiasa untuk dibina dan dibangun serta ditumbuhkembangkan secara
terus-menerus dengan simultan dalam upaya mempertahankan hidup dan kehidupan
bangsa. Lebih jauh dari itu adalah makin tinggi tingkat ketahanan nasional suatu
bangsa maka makin kuat pula posisi bangsa itu dalam pergaulan dunia.
Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945
pun tidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan dengan ketahanan nasional
karena dalam perjalanan sejarahnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia
mengalami pasang surut dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup sebagai
sebuah bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Apabila dilihat dari
geopolitik dan geostrategi yang kemudian dikaitkan dengan potensi-potensi yang
dimilikinya maka bangsa Indonesia berada pada posisi yang rawan dengan
instabilitas nasional yang diakibatkan dari berbagai kepentingan seperti persaingan
dan atau perebutan pengaruh baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal itu
sudah dipastikan akan memberikan dampak bagi hidup dan kehidupan bangsa dan
negara Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Indonesia adalah negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga
kekuasaan dan penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum
yang berlaku. Dengan kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk
kepentingan seluruh rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh
rakyatnya. Kondisi kehidupan nasional itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan
nasional karena adanya jaminan kekuasaan hukum bagi semua pihak yang ada di
Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah menjadi cermin bagaimana rakyat
Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah yang
menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan bernegara dengan menyandarkan
pada kepentingan dan aspirasi rakyat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk meluruskan permasalahan
yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah , sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud ketahanan nasional?
b. Apakah teori-teori kekuatan nasional?
c. Bagaimana peranan elemen kekuatan nasional?
d. Apa saja konsep ketahanan Nasional Indonesia?
e. Apa saja permasalahan Gatra-gatra dan Arah Kebijakannya?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari
dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Ada pun tujuan
penulisan makalah , sebagai berikut :
a. Memahami pengertian ketahanan nasional
b. Mengetahui tentang teori-teori kekuatan nasional
c. Memahami tentang peranan elemen kekuatan nasional
d. Mengetahui tentang konsep ketahanan Nasional Indonesia
e. Mengetahui tentang permasalahan Gatra-gatra dan Arah Kebijakannya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional pastinya mempunyai rumusan dengan pengertian yang baku
dalam upayanya menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke masa.
Kepastian itu menjadi keharusan karena dipakai sebagai titik dasar atau titik tolak
untuk gerak implemetasi/penerapan di dalam hidup dan kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara.

Pengertian baku Ketahanan Nasional bangsa Indonesia adalah kondisi dinamik


bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi,
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk
menjamin identitas , integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Oleh karena itu, Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan


kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-
menerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai darilingkungan terkecil yaitu diri
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dengan modal dasar keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan
itu harus selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah
konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada
disekitar Indonesia.

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan


kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara
utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan
pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.

Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam


menumbuhkembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi sebesar-besar kemakmuran
yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sementara itu, keamanan adalah
kemampuan bangsa dan negara untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam.

Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa


yang mengandung kemampuan mengambangkan kekuatan nasional untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan


penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang , serasi dan selaras
dalam aspek hidup dan kehidupan nasional.

2.2. Elemen-elemen Kekuatan Nasional


Elemen kekuatan nasional merupakan aspek kehidupan yang harus dibangun
agar negara tersebut memiliki kekuatan dan ketahanan nasional. Rumusan elemen-
elemen atau unsur-unsur kekuatan suatu negara sangat beraneka ragam antara lain:

1. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain.
Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh persepsi
suatu negara terhadap negara lainnya. Dalam model matematis, model cline dapat
dirumuskan Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sbagai kekuatan besar
apabila ia memiliki potensi geografi besar (wilayah besar) dan SDA yang besar
pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya
tidak akan bisa memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu
negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya yang kecil juga
tidak akan menjadi negara yang besar walaupun berteknologi maju.

Jadi dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen yang mempengaruhi ketahanan


nasional menurut Cline adalah:
Power,Critical mass,Economy,Military,National Will,Strategy

2.3. Peranan Elemen Kekuatan Nasional

Komponen dari kekuatan nasional secara umum dapat dibagi menjadi dua
yaitu elemen yang relative stabil dan elemen yang berubah terus menerus. Faktor
geografi adalah faktor yang paling stabil yang dapat diandalkan untuk kekuatan dari
suatu bangsa. Sumber daya alam adalah juga merupakan faktor yang relatif stabil,
contoh dari sumber daya alam adalah bahan makanan dan bahan baku. Bahan
makanan adalah elemen terpenting dari sumber daya alam karena negara yang dapat
memenuhi kebutuhan sendiri akan lebih kuat dari negara yang harus mengimpor
bahan makanan. Selain itu bahan baku juga krusial keberadaanya pada masa
produksi industrial dan mekanisme teknologi perang. Selanjutnya kapasitas perang
yang penting karena tanpa kapasitas industri maka bahan baku tidak dapat diolah.
Kesiap-siagaan militer merupakan pendukung kebijaksanaan luar negeri yang
meliputi teknologi, kepemimpinan dan kuantitas serta kualitas angkata bersenjata.
Kependudukan merupakan faktor manusia yang meliputi distribusi dan
kecenderungan-kecenderungan. Karakter nasional juga merupakan faktor manusia
yang menyangkut keutamaan akal dan karakter berbeda beda setiap bangsa.
Semangat nasional adalah faktor yang meliputi seluruh aktivitas nasional. Kualitas
diplomasi adalah faktor terpenting karena sebagai pembentuk kekuatan dan penyatu
faktor-faktor tersebut. Terakhir adalah kualitas pemerintahan yang baik.

2.4. Konsep Ketahanan Nasional Indonesia


Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas), merupakan konsepsi Nasional dalam
Pencapaian Tujuan Nasional, yang pada intinya tercapainya Keamanan dan
Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab
Pemerintahan Negara. Suatu rumusan Tujuan Nasional sebagaimana yang
diamanatkan dalam pembukaan UUD RI 1945, ialah membentuk suatu Pemerintahan
Negara yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Dalam rangka pencapaian Tujuan Nasional, diperlukan Ketahanan
nasional, yaitu suatu kondisi dinamik kehidupan Nasional yang terintegrasi yang harus
diwujudkan pada suatu saat, yang mampu menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TAHG ). Dan untuk mewujudkan
Ketahanan Nasional, diperlukan Konsepsi Tannas, yaitu konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras,
yang dilaksanakan melalui Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah sebagai
bagian integral dari Pembangunan Nasional. Dengan kata lain, pada saat kita
menyelesaikan masalah keamanan harus ikut dipikirkan masalah kesejahteraan,
demikian pula sebaliknya.
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai
yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri
dari :

1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan


Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan
dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai
perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam
sistem kehidupan nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya. Dalam
realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan
menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya
memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh
karena itu, keduanya harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun sebab
keduanya merupakan salah satu parameter tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa
dan negara.
2. Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan
yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan
segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif
integral)

3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar


Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai
dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas
ke dalam dan ke luar.

a. Mawas ke dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional
untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal
itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi dan atau
nasionalisme sempit (chauvinisme).
b. Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima
kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk
daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain
diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus
dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak
berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :

1. Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian
(independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau
menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala
sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula.
Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus selalu diorientasikan ke
masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional
yang lebih baik
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berlanjut dan
berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat
menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional
Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi
tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.
4. Konsultasi dan kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif
dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih
pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan
pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

2.5. Permasalahan Gatra-Gatra dan Arah Kebijakannya


a. Gatra Ideologi

Ideologi secara formal berarti, sekumpulan gagasan yang sistematik, secara umum
ideologi berarti seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya dan digunakan sebagai
dasar menata masyarakat dalam bernegara. Ketahanan nasioal Indonesia dibidang
ideologi adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang berisi keuletan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang lngsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan hidup ideologi bangsa dan negara republik
Indonesia. Ideologi harus mengandung tiga dimensi sebagai berikut:
- Dimensi realitas yaitu ideologi harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat.
- Dimensi idealisme yaitu ideologi harus mampu memberikan harapan kepada
berbagai kelompok dalam masyarakat untuk membina kehidupan bersama secara
lebih baik.
- Dimensi Fleksibelitas yaitu kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi dan
sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakat.
Pancasila memang telah memilliki ketiga dimensi tersebut di atas, hanya saja
keadarnya masih belum begitu tampak. Untuk memperoleh ketahanan di bidang
ideologi ini dapat ditempuh beberapa langkah sebagai berikut :
- Memupuk identitas nasional berdasarkan Demokrasi Pancasila meliputi
menciptakan sistem masyarakat yang bersemangat kekeluargaan, menciptakan sistem
pemerintahan yang didasarkan pada kerakyatan dan permusyawaratan.
- Memelihara kesatuan nasional sesuai jiwa Wawasan Nusantara dengan
memecahkan antara lain persoalan-persoalan keadilan sosial seperti: menentukan
beberapa persen dari pendapatan nasional ditujukan untuk akumulasi modal dan
beberapa persen untuk konsumsi.

- Meningkatkan motivasi nasional dengan cara memecahkan persoalan-persoalan


berikut: Bagaimana dilakukan bimbingan kepada seluruh rakyat agar selalu melihat
keadaan lingkungannya secara inovatif dan responsif.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi ketahaan nasional di bidang ideology,
yaitu:

1. Kemajemukan masyarakat indonesia


2. Perkembangan dunia
3. Kepemimpinan
4. Pembangunan nasional.
b. Gatra Politik

Ketahanan Nasional Indonesia di bidang politik diartikan sebagai kondisi dinamik


bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
kehidupan politik bangsa dan negara republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Politik di sini diartikan segenap kegiatan yang berpengaruh dan berarti
terhadap penetapan alokasi nilai yang meningkat. Upaya untuk meningkatkan
ketahanan politik dapat ditempuh dalam dua tahap yaitu jangka pendek dan jangka
panjang.
Pembinaan jangka pendek di bidang politik dapat dilakukan dengan tindakan sebagai
berikut:
- Meningkatkan administrasi pemerintahan guna mencapai efisiensi dan ekonomi
dalam pembangunan nasional.

c. Gatra Ekonomi

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produksi,


distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha untuk meningkatkan taraf hidup,
masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Adapun faktor eksternal maupun
internal yang secara subjektif berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi suatu negara
adalah (Landrawan, 2007):
1. Sifat keterbukaan ekonomi
2. Struktur ekonomi
3. Potensi dan pengelolaan sumber alam
4. Potensi dan pengelolaan sumber daya manusia
5. Teknologi
6. Birokrasi dan sikap masyarakat
7. Manajemen
8. Infrastruktur
9. Hubungan ekonomi luar negeri
10. Diversifikasi pemasaran
Pertumbuhan ekonomi perlu dikejar guna meningkatkan pendapatan nasional yang
pada gilirannnya dapat meningkatkan konsumsi dan investasi untuk pertumbuhan
lebih lanjut. Peningkatan konsumsi antara lain dapat digunakan untuk meningkatkan
pendapatan per kapita dan untuk menigkatkan kadar gatra-gatra yang lain.

d. Ketahanan Sosial- Budaya

Masyarakat adalah kehidupan bersama yang diorganisasikan. Dalam hubungan ini


masyarakat dapat diartikan sebagai jaringan hubungan antar manusia, yang meliputi
tatanan- tatanan sosial. Kehidupan masyarakat memperlihatkan segala aspek
interaksi sosial, sedangkan kehidupan budaya memperlihatkan segala hasil cipta,
rasa, dan karsa manusia. Atas dasar kenyataankenyataan tersebut maka gatra sosial -
budaya memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan Tannas,
karena akhirnya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program pembangunan untuk
meningkatkan Tannas sebagian besar bergantung pada dayadukung masyarakat,
baik secara fisik maupun mental.
Kehidupan sosial budaya bangsa negara Indonesia adalah kehidupan yang
meyangkut aspek kemasyarakatan dan kebudayaan yang dijiwai oleh falsafah
Pancasila. Esensi pengaturan dan penyelenggaraan sosial budaya bangsa Indonesia
adalah mengembangkan kondisi sosial budaya, sehhingga setiap warga masyarakat
dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai-
nilai Pancasila.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang sosial budaya dapat
bersumber dari spek-aspek lain dari luar sosial budaya, berupa nilai dan sistem nilai
di luar Pancasila dan UUD 1945 yang ada dan tumbuh berkebang di Indonesia,
maupun sebagai hasil dari proses perubahan sosial budaya dan dampak dari
pembangunan. Faktor-faktor yaitu agama, tradisi, serta pendidikan, ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dalam negara yang sedang berkembang, di mana modal dan tenaga terdidik masih
langka. Penggunaan hasil dan teknologi modern masih terbatas secara kualitatif,
maka partisipasi masyarakat dalam pembangunan untuk meningkatkan Tannas sangat
diharapkan. Dengan cara demikian sekaligus pengangguran dapat dikurangi dan
produksi ditingkatkan, terutama di daerah pedesaan. Adapun strategi yang perlu
dilakukan dalam gatra sosial- budaya ini adalah sebagai berikut:
- Mengadakan pembaharuan teknoogi dengan cara pemindahan teknologi dari negara
yang sudah maju dalam bentuk transplalasi dari lingkungan asalnya, baik yang
berupa metode ilmiah maupun yang berupa data manusiawi.
- Mengembangkan program pendidikan tenaga kerja pembangunan yang dimulai dari
usaha untuk menciptakan swasembada pedesaan.

e. Gatra Pertahanan Keamanan

Dalam pembinaan gatra militer/Hankam perlu dikemukakan kerangka pemikiran


yang meliputi premis-premis, asas-asas untuk pengembangan kekuatan Hankam,
dinamika politik dan strategi.
Adapun premis-premis yang perlu diperhatikan dalam gatra militer/ Hankam ini
adalah sebagai berikut:
- Dokrin dan struktur Hankam harus berkaitan dengan tujuan nasioanal.
- Jumlah penduduk Indonesia cukup besar, tetapi masih dalam kualitas yang belum
memadai.
- Dalam waktu dekat, apabila terjadi perang, kita tidak mempunyai pilihan untuk
mengalahkan lawan secara mutlak.
- Apabila penghancuran lawan dan penguasaan wilayah selalu menjadi sasaran
Hankam maka berdasarkan kemampuan kita dewasa ini guna memperoleh
keuntungan strategik, kita lebih baik memilih sasaran penghancuran lawan.
- Kita harus dapat memanfaatkan kondisi geografik kita untuk memperoleh
keuntungan strategik dengan cara melakukan pertahanan ketat diseluruh wilayah
Negara R.I.
Hubungan Antar Gatra
Hubungan antar gatra baik dalam tri gatra maupun panca gatra merupakan hubungan
timbal balik yang erat dan kait-mengkait secara menyeluruh, dalam arti saling
mempengaruhi, kertergantungan yang serasi dan seimbang. Dengan demikian maka
peubahan di salah satu gatra akan berpengaruh terhadap gatra lainnya.
1. Hubungan Antar Gatra dalam Tri Gatra
a. Gatra geografi dan kekayaan alam. Situasi dan kondisi geografis sangat
mempengaruhi jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam, dan
sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi kondisi (karakter) geografi.
b. Gatra geografi dan kependudukkan. Bentuk-bentuk kehidupan dan penduduk
dipengaruhi oleh jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam, dan
sebaliknya. Kekayaan alam mempunyai manfaat jika telah diolah oleh penduduk
yang telah memiliki IPTEK.

2. Hubungan Antar Gatra dalam Panca Gatra


a. Gatra ideologi dengan gatra lainnya. Ideologi sebagai falsafah atau pandagan
hidup bangsa dan landasan idiil negara merupakan nilai penentu dan menjadi
landasan bagi norma-norma kehidupan nasional yang meliputi seluruh gatra dalam
panca gatra dalam rangka memelihara kehidupan bangsa dan pencapaian tujuan
nasional.
b. Gatra politik dengan gatra lainnya. Kehidupan politik nasional pada dasarnya
dilandasi oleh ideologi bangsa yang dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi, sosial
budaya dan ditunjang oleh situasi pertahanan dan keamanan selain itu juga
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran berpolitik bangsa, tingkat
kemakmuran ekonomi, sistem nilai sosial budaya.
c. Gatra ekonomi dengan gatra lainnya. Kehidupan ekonomi dilandasi oleh ideologi
bangsa dipengaruhi pula oleh kehidupan politik nasional, situasi sosial budaya dan
situasi kemananan. Sebaliknya situasi ekonomi yang kacau akan membawa situasi
buruk pada kehidupan ideologi, politik, dan sosial budaya maupun kemananan.
Namun, jika situasi ekonomi stabil dan maju akan dapat menunjang stabilitas dan
peningkatan ketahanan dibidang lainnya.
d. Gatra sosial budaya dengan gatra lainnya. Kehidupan sosial budaya merupakan
pengejawantahan ideologi atau pandangan hidup bangsa, serta dipengaruhi oleh
kehidupan politik, ekonomi dan situasi keamanan.
e. Gatra pertahanan dan kemananan dengan gatra lainnya. Situasi kemananan sangat
ditunjang oleh kemantapan ideologi bangsa, kondisi politik, kehidupan ekonomi, dan
sosial budaya.

3. Hubungan antara Tri Gatra dengan Panca Gatra


a. Ketahanan nasional pada hakekatnya bergantung pada kemampuan dan keuletan
bangsa dan negara dalam memanfaatkan aspek alamiah sebagai dasar
penyelengaraan kehidupan nasional disegala bidang.
b. Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik dimana terdapat hubungan
antar gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional.
c. Kelemahan pada salah satu aspek berakibat muncul kelamahan pada bidang lain
dan berpengaruh pada kondisi keseluruhan.
d. Ketahanan nasional bukan merupakan kondisi hasil penjumlahan dari ketahanan
bidang disegenap gatranya, melainkan merupakan resultante keterkaitan yang
integratif dari kondisi-kondisi kehidupan bangsa dibidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.

2.6. Contoh kasus


Jakarta Mantan Presiden BJ Habibie diundang rapat dengan Komisi I DPR untuk
membahas alat utama sistem persenjataan (alutsista). Brak!! Ahli pesawat terbang itu
tiba-tiba menggebrak meja saat menyampaikan pendapatnya.

Kalau Anda mengimpor gelas (sambil mengangkat gelas), mengimpor meja (sambil
menggebrak meja) dan mengimpor mic (sambil menunjuk mic) maka Anda
membayar jam kerja orang sana. Bayarlah jam kerja rakyat agar semua bisa
mandiri! ujar Habibie berapi-api di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin
(31/1/2011).

Jika industri pertahanan lokal tidak diutamakan, lanjut menristek era Orde Baru ini,
maka generasi mendatang akan kasihan. Indonesia tidak bisa selamanya bergantung
pada impor alat pertahanan.

Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah
perjuangan. Jangan kualat, ucap pria 75 tahun ini.

Dia menyebut, sejak tahun 2002 hingga sekarang, industri pertahanan Indonesia
tidak pernah fokus. Habibie menilai, industri pertahanan Indonesia hanya
memfokuskan keuntungan per generasi, dan yang dikejar bukan kemandirian tapi
hanya keuntungan sesaat.

Saya menyebutnya ini skenario VOC. Coba bandingkan dengan Amerika.


Pembiayaan industri untuk kemandirian. Berbeda dengan kita, pengembangan
teknologi tidak maju, karena yang dicari hanya keuntungan dolar Amerika saja. Saya
orang tua tapi tidak buta, ucapnya dengan nada tegas.

Habibie menyampaikan, dirinya bersyukur anggota Komisi I telah diberi


kepercayaan oleh masyarakat untuk duduk di kursi Dewan. Hal itu disampaikannya
sembari menunjuk ke anggota Komisi I. Dia mengakui, omongannya tidak akan
didengar jika tidak bersama dengan DPR.

Kalau ada yang mau mendirikan lapangan golf di tempat strategis industri, saya
akan berdiri, saya akan hadang mati-matian. Ini berkaitan dengan menjaga jam kerja
rakyat Indonesia, kata pria yang dijuluki Mr krack ini
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketahanan nasional adalah : kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,serta gangguan
baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang secara langsung ataupun tidak
langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup
bangsa dan Negara.
Ketahanan Nasional dapat dipahami merupakan suatu kondisi kehidupan
nasional yang harus diwujudkan. Suatu kondisi kehidupan yang dibina secara dini
terus menerus dan sinergik, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan
nasional, bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi
tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa suatu konsepsi yang
dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi dan konstelasi geografi
Indonesia. Menurunnya nilai persatuan dan kesatuan bangsa diduga masih kuatnya
pengaruh internal bangsa Indonesia berupa kesadaran masyarakat Indonesia akan
persatuan dan kesatuan bangsa.

3.2 Saran
Melihat kajian serta pembahasan di atas, maka Sebagai seorang pemuda dan
pemudi harusnya kita dapat mempertahankan ketahanan bangsa kita.hal-hal yang
dapat kita lakukan antara lain :
1. Mengerti dan faham akan negara kita sendiri,baik sejarah maupun norma serta
undang-undang dan peraturan yang ada
2. Melakukan hal-hal positif yang membuat bangsa kita lebih hebat.misalnya
dengan prestasi diluar negeri sehingga bangsa lain melihat kita sebagai bangsa
yang sangat dibutuhkan oleh bangsa lain.terutama dalam Iptek.
3. Bersatu padu dalam menjaga persatuan tanpa membedakan ras,suku dan agama
4. Menjadikan bangsa kita ini menjadi suatu keluarga.yaitu dimana anggota yang
keluarga yang satu terancam maka anggota keluarga yang lain ikut membantu
pertahanan anggota keluarga yang terancam tersebut.
5. Tidak mudah terprovokasi oleh provokator
6. Bersifat dan berjiwa pancasialis serta mengikuti ajaran-ajaran yang ada di
dalam pancasila dari sila pertama sampai sila kelima

DAFTAR PUSTAKA

1. Baldwin, David A.(2002) "Power and International Relations", dalam Walter


Carlsnaes, Thomas

2. Risse, dan Beth A. Simmons (eds.), Handbook of International Relations. London:


SAGE Publication

3. Admin.(2012). Ketahanan nasional.(on-line).


http://feearea.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(diakses pada tanggal 31 Oktober 2015).
4. Admin.(2012). Ketahanan nasional Indonesia.(on-line).
http://harmbati.wordpress.com/2011/05/18/ketahanan-nasional-
indonesia/ (diakses pada tanggal 31 Oktober 2015).

5. Admin.(2013). Ketahanan nasional.(on-line).


http://atlasug.blogspot.co.id/2013/05/ketahanan-nasional.html (diakses pada tanggal
31 Oktober 2015).
6. Admin (2014) Konsepsi ketahanan nasional (on-line)
http://jakartagreater.com/konsepsi-ketahanan-nasional-tannas/ (diakses pada tanggal
14 November 2015)

Anda mungkin juga menyukai