suatu
keniscayaan,
jika
kita
ingin
melakukan
dilakukan
pemberantasan
adalah
korupsi,
melakukan
dan
perubahan
meningkatkan
legislasi
peran
dalam
pengawasan
budaya
gugat.
Hal
ini
terjadi
karena
masyarakat
tidak
mampu
membedakan antara sikap korup dan bukan sikap korup. Masyarakat tidak
mampu membedakan secara sruktural antara korupsi dan perilaku tidak
etis dari tindakan pejabat. Masyarakat kadang-kadang terjebak pada
kegiatan masyarakat kecil sehari-hari sebagai penyimpangan dan korupsi
kecil terhadap aturan, namun penyimpangan itu mendatangkan manfaat
bagi seorang individu atau sekelompok kecil orang-atau hasilnya menjadi
efisien karena ada penyelesaian secara sederhana. Tanpa disadari praktik
semacam ini berakibat mengakarnya
Paper disampaikan pada Diskusi Panel Peserta PPRA XLIX Tahun 2013 Lemhannas RI dengan topik
Peningkatan Budaya Hukum Dalam Rangka Pencegahan Korupsi, tanggal 2 Juli 2013, di Gd.
Pancagatra Lt.III Barat Lemhannas, Jakarta
2 Advokat dan Staf Pengajar pada FH Universitas Al Azhar Indonesia
melakukan
perlawanan.
Hal
ini
terutama
terjadi,
karena
banyak
melahirkan
penegakan
hukum
keadilan,
dalam
tetapi
melahirkan
pemberantasan
kebencian
korupsi.
Terakhir
terhadap
adalah
penutup.
Korupsi dan upaya pemberantasan korupsi
Korupsi secara nyata tidak lagi menjadi masalah nasional satu
bangsa, tetapi sudah menjadi urusan manusia diseluruh dunia. Korupsi
sudah menjadi masalah internasional, karena korupsi dianggap dapat
mempengaruhi kehidupan politik dan ekonomi serta aspek kehidupan
lainnya.3 Bahkan karena korupsi dianggap sebagai masalah yang besar
pengaruhnya terhadap kehidupan dan ekonomi manuisa di dunia, maka
setelah dilakukan the 8th International Anti-Corruption Conference Lima,
Peru in 1997. Kita saksikan ada deklarasi Internasional untuk melawan
Korupsi di dunia yaitu
3 Dr. Artidjo Alkostar, S.H, LLM: 2008, Kerugian Keuangan Negara Dalam Persfektif Tindak Pidana
Korupsi, Varia Peradilan No.275 Oktober 2008, hal. 33;
berkuasa itu berbanding lurus dengan jumlah korupsi. Apalagi kalau yang
dianggap
melakukan
kepentingan
korupsi
pemerintah.
itu
adalah
Pemerintahan
yang
pemerintah
atau
untuk
demikian
tidak
jarang
masalah korupsi ini bukan hal yang baru. Masih ada penulis lain, dalam
skala yang berbeda seperti dikatakan oleh seorang penulis India, Kautilya,
dalam buku yang terkenal Arthasastra,7 menulis,
Just as it is impossible not to taste the honey or the poison that
finds itself on the tip of the tongue, so it is impossible for a
government servant not to eat up, at least, a bit of the kings
revenue. Just as fish moving under water cannot possibly be
found out either as drinking or not drinking water, so government
servants employed in government work cannot be found out
(while) taking money (for themselves).
Dari kutipan ini ingin dimukakan bahwa korupsi itu sudah terjadi
sejak zaman kuno, yang terjadi mulai dari penyalahgunaan jabatan publik
untuk keuntungan pribadi. Namun juga menggambarkan korupsi berjalan
beriringan dengan perkembangan negara dan bahwa langkah-langkah
tertentu karena itu diperlukan sebagai respon terhadap keadaan tertentu.
Faktanya difahami pula
Shamasastry, R:1929 Translator. Kautilyas Arthasastra, MYSORE, PRINTED AT THE WESLEYAN MISSION
PRESS, hal.70;
terutama
menyangkut
korupsi,
sudah
dicanangkan
yang
sangat
korup
di
dunia.
Dalam
catatan
Transparansi
masing-masing 88
dan 105. Singapura menjadi negara Asia dengan tingkat korupsi paling
baik. Tingkat korupsi Singapura berada di posisi 5, mengalahkan negara
Asia Timur seperti Cina dan Jepang yang masing-masing menduduki
Dalam Country report 2005, Transparancy Internasional mencatat Indonesia Negara terkorup No.
140 dari 159 Negara, lihat Transparency International Corruption Perceptions Index 2005, h. 6
9http://news.detik.com/read/2012/12/06/114647/2110960/10/peringkat-indeks-korupsiindonesia-masih-rendah-118-dari-176-negara
peringkat 80 dan 17. 10Sehingga menjadi tidak salah, kalau Almarhum Bung
Hatta ditahun 1970
membudaya.11
Kalau saja pernyataan Almarhum Bung Hatta ini benar, maka
berarti bangsa ini sudah beranggapan bahwa korupsi itu adalah satu hal
yang wajar, satu hal yang pantas dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Korupsi sama dengan kebutuhan
menghirup udara, makan dan minum, semua dianggap sebagai satu
keniscayaan, sebagai aktifitas yang lumrah dan tidak tercela. Hal ini
tercermin dengan banyaknya kosa kata yang digunakan dan dianggap
sebagai pengesahan korupsi seperti uang rokok, uang lelah, biaya
kemitraan, biaya transportasi, tanda terimakasih. Bahkan Ahmad Fathanah
menambah satu kosa kata baru daging busuk.12
Upaya
melakukan
pemberantasan
Korupsi
di
Indonesia
yang
dipimpin
AH.
Nasution
dan
dibantu
oleh
Wiryono
10
pertamina,
meskipun
tidak
sampai
ke
pengadilan.
Untuk
Operasi ini
didasarkan kepada Inpres No. 9 Tahun 1977. Operasi ini ditingkat pusat
secara operasional dipimpin Pangkopkamtib dibantu oleh Kapolri, Jaksa
Agung dan para Irjen Departemen, sedangkan ditingkat daerah ada
Opstibda yang dipimpin Laksusda, Kapolda, Kajati dan Irwilda. Ada
Amin Rahayu: 2005, hal 2.
Loc.cit
17 Emerson Yuntho: 2005, Tim Koordinasi Pemberantasan Korupsi: Anatara Harapan dan
Kekhawatiran, h, 3, diakses dari pemantauperadilan.com;
15
16
Keputusan Presiden No.127 Tahun 1999. Salah satu kasus yang menarik
18
19
http://www.tempo.co.id/harian/opini/opi-27082001.html
http://tokohmuda.blogdetik.com/2008/10/05/chandra-hamzah/
yang
luas
itu
termasuk,
memonitor
penyelenggaraan
Yudhoyono
(SBY)
kemudian
membentuk
Tim
Koordinasi
tahun 2007. Selama dua tahun, Timtas Tipikor telah menangani sebanyak
72 perkara yang terdiri dari tujuh perkara telah diputus, upaya hukum
naik banding maupun kasasi sebanyak dua perkara, di tingkat penuntutan
ada 11 perkara, tingkat penyidikan 13 perkara, dan di tingkat penyelidikan
ada 39 kasus. 23
Dengan melihat fakta dan pemberitaan yang ada, korupsi di
Indonesia itu memang sesuatu yang nyata, apalagi begitu banyak yang
tertangkap tangan, seperti yang belum lama ini terjadi tangkap tangan
terhadap politisi, birokrat bahkan
Meskipun harus diakui begitu banyak putusan dalam perkara korupsi yang
tidak masuk diakal sehat. Putusan yang dibuat tidak berdasarkan fakta
yang sesungguhnya. Kalaupun putusan itu berdasarkan fakta, maka fakta
yang digunakan untuk mempertimbangkan perkara hanya sebagian saja,
terutama fakta yang dapat digunakan untuk menghukum Terdakwa.
Sedangkan fakta yang meringankan terdakwa acapkali diabaikan oleh
Hakim.
Budaya hadiah dan korupsi
Sulit untuk menyangkal bahwa peran adat istiadat dan tradisi dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam penegakan hukum dan
pembangunan demokrasi dan politik sangat besar. Salah satu contoh
adalah budaya memberi hadiah atau tidak jarang kita sebut budaya
memberi oleh-oleh dalam kehidupam nyata kita. Sementara pada sisi yang
lain, secara hukum, memberi hadiah itu dapat digolongkan sebagi
gratifikasi.
Bahkan ketentuan pasal 12b ayat (1) UU Tipikor, setiap gratifikasi
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap suap apabila
berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut: nilainya Rp10 juta atau
lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi (pembuktian terbalik); nilainya kurang
dari Rp10 juta, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan suap
dilakukan oleh penuntut umum. Ditambahkan dalam pasal 12b ayat (2),
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12b ayat (1) tidak berlaku
23
http://www.antaranews.com/view/?i=1181547313&c=NAS&s=
10
MARCEL MAUSS : 1966, The Gift Forms and Functions of Exchange in Archaic Societies, Translated
by IAN GUNNISON, COHEN & WEST LTD
25 MARCEL MAUSS : 1966, hal, 1.
26 John Hooker : 2003, A Cross-Cultural View of Corruption, Tepper School of Business. Paper 156.,
http://repository.cmu.edu/tepper/156, hal 1
24
11
telah
dilakukan.
Sehingga
acapkali
kita
menyaksikan
dalam
12
Hal ini tentu saja tidak terlapas dari kegagalan masyarakat untuk
membedakan antara perilaku korup murni berbahaya dan perilaku korup
yang dapat memberikan beberapa keuntungan. Kecenderungan ini mungkin
sebagian
didorong
oleh
toleransi
dan
budaya
permissip
terhadap
pelayanan
jasa,
untuk
sebuah
tanda
tangan,
untuk
budaya
media
dianggap
merupakan
29
pilar
penting
dari
budaya
13
masyarakat. Cerita rakyat yang tertulis, atau tidak tertulis tetapi selalu
diceritakan dan disampaikan dalam banyak kesempatan secara pasti akan
memberi pengaruh terhadap opini dan sikap masyarakat. Termasuk tentu
saja dalam penegakan hukum peran media sangat besar. Informasi dari
media tentang satu korupsi, bukan hanya akan menjadi perhatian orang
tertentu, tetapi akan menjadi perhatian seluruh anggota masyarakat.
Bahkan tidak jarang media mempengaruhi persepsi benar atau salah dari
satu keadaan atau satu masalah hukum yang sedang dihadapi seseorang.
Media akan memberikan informasi tentang korupsi atau solusi atas
penyelesaian masalah korupsi. Bahkan tidak jarang, satu masalah hukum
baru akan mendapat perhatian setelah adanya keributan dalam media.
Media membuat politisi memperhatikan masalah secara luas, akibat
cakupan luasnya pemberitaan. Media juga menyediakan platform bagi
warga negara untuk menyuarakan pendapat mereka, termasuk keinginan
adanya akuntabilitas dan transparansi kekuasaan orang-orang
yang
berkuasa.30
Dalam beberapa kasus yang ditanganai oleh Kejaksaan Agung
misalnya tidak jarang penggunaan media ini dianggap lebih penting dari
penanganan kasusnya itu sendiri. Salah satu contoh yang sangat mendapat
perhatian besar dari media adalah korupsi pekerjaan bioremediasi yang
didakwakan kepada pegawai dan kontraktor PT. Chevron Pacific Indonesia.
Kejaksaan Agung melalui Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Andhi
Nirwanto,
sebagaimana
dikutip
oleh
pers
tanggal
17
Maret
2012,
30
Anne-Katrin Arnold and Sumir Lal: 2012, Using Media to Fight Corruption, PTF Working Paper
Series No. 1/ 2012, h 106;
31 http://www.antaranews.com/berita/301699/kejagung-tetapkan-tujuh-tersangka-korupsi-chevron
32 http://nasional.kompas.com/read/2012/03/17/02593976/Kejaksaan.Tetapkan.7.Tersangka
14
dari
budaya,
termasuk
budaya
perlawana
terhadap
korupsi,
musuh
bersama.
Masyarakat
harus
diyakinkan
bahwa
memberikan suap atau gratifikasi kepada pejabat itu itu adalah bagian dari
korupsi. Peranannya media itu sangat penting untuk menentang dan
melawan korupsi, dan meyakinkan masyarakat untuk tidak menerima dan
mentolerir segala bentuk korupsi. Oleh karena itu, yang sangat penting
adalah meyakinkan dan mendapatkan kesan bahwa banyak orang yang
menentang praktek-praktek korupsi dan bersedia untuk melawannya, maka
kita juga lebih mungkin untuk melakukan sesuatu tentang korupsi.34
33
34
http://www.antaranews.com/berita/361936/dewan-pers-dorong-peran-media-berantas-korupsi
http://www.negarahukum.com/hukum/media-dan-pemberantasan-korupsi.html
15
berita
kegiatan
pokok
dari
Media
memastikan
akuntabilitas
dan
transparansi pemerintah.37
Media sebagai pembuat agenda dapat menempatkan korupsi sebagai
agenda publik dan agenda politik. Jika setting agenda ini dapat dilakukan
oleh Media, maka berarti Media telah melakukan salah satu fungsi
demokrasi yang paling penting. Dengan membahas isu dan menempatkan
korupsi misalnya, sebagai agenda publik, maka berarti Media menarik
perhatian masayarakat kedalam masalah yang sedang dibicarakan oleh
35
36http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6381:koreksi-pansus-
tatib&catid=37:aceh&Itemid=108
37 http://www.jejaknews.com/?p=39601
16
politisi dalam
hukum,
menunjukkan
politik
kontribusi
pembangunan demokrasi.38
dan
yang
Dengan
dalam
demikian
Media
mendukung
proses
berakibat adanya komunikasi dua arah antara negara dan warga negara.
Situasi ini tentu akan membentuk sebuah ruang terbuka di mana
akuntabilitas dan legitimasi dibandingkan oleh masyarakat dan aparatur
negara. Dengan adanya pertukaran gagasan antara warga negara dan
aparat negera terutama aparat penegak hukum, dalam pemberantasan
korupsi misalnya, maka yang pasti akan ada keragaman perspektif dan
argumen dalam ruang publik, yang kemudian dapat menginformasikan
debat publik, musyawarah, dan pembuatan kebijakan. Kalau kegiatan
seperti ini dapat dilakukan oleh Media, maka secara pasti dapat dikatakan
bahwa Media mengambil peran yang besar terutama
untuk membantu
http://bangka.tribunnews.com/2012/02/11/media-massa-pilar-pemberantasan-korupsi
Ibid Anne-Katrin Arnold and Sumir Lal: 2012, hal 113
17
yang benar dan salah, media dapat mempengaruhi etika dan norma yang
dibangun oleh masyarakat. Perubahan etika dan norma dari waktu ke
waktu, cepat atau lambat akan mempengaruhi
perubahan perilaku
dalam
pemberantasan
korupsi,
begitu
juga
organisasi
yang
2838
PNS yang
memiliki rekening tak wajar itu jabatannya terus mulus meski PPATK
melaporkan kepada atasan hingga inspektorat jenderal di tempat mereka
bertugas.41
Direktorat Pajak merupakan salah satu penyumbang terbesar
perkara korupsi terutama yang tertangkap tangan. Modus operandi yang
dilakukan para pejabat direktorat yang bekerja sama dengan wajib pajak
agar terhindar dari pajak yang besar bahkan dibebaskan dari pungutan
pajak. Kemudian mereka lakukan pencucian uang dengan cara yang cukup
canggih termasuk dengan cara memecah uang ke berbagai rekening seperti
kerabat, mertua, keponakan, istri, bahkan anak yang masih balita dengan
asuransi pendidikan yang bernilai lima miliar rupiah, membeli valuta asing
atau emas batangan. Dalam pemberitaan cara kerja PNS ini tidak seperti
40 http://hukum.kompasiana.com/2012/03/05/nama-dhana-widyatmika-tidak-masuk-dalam-63selebritis-yang-dilaporkan-ppatk-444608.html
41 http://nasional.kompas.com/read/2011/12/08/09010757/PNS.Muda.Korup.Dibidik.KPK
19
lazimnya
dengan
melibatkan
atasan,
tetapi
bekerja
sendiri.
Ini
mencerminkan manakala PNS muda ini sudah nekat untuk melakukan aksi
korupsi. Artinya, korupsi pun sudah regenerasi ke usia yang lebih muda.42
Ada juga temuan lain yang ditemukan oleh PPATK bahwa gratifikasi itu
baukan hanya diterima pegawai berusia muda yang berjenis kelamin pria,
namun ada juga yang berjenis kelamin perempuan. Cara penerimaannya
beragam, bahkan ada anak perempuab yang menerima secara reguler
setiap bulan sebesar Rp 50 juta setiap bulan.43
Pegawai pajak yang baru saja terkena musibah tertangkap tangan
oleh KPK bernama Muhammad Dian Irwan Nuqishra dan Eko Darmayanto.
Dian adalah pemeriksa pajak muda golongan III D, sementara Eko
Darmayanto adalah pengawas pajak golongan III C. Mereka diduga
menerima suap dari seorang karyawan perusahaan baja yang menyuap dua
pegawai pajak tersebut senilai SIN$ 300 ribu atau Rp 2,4 miliar. Karyawan
dari perusahaan PT The Master Steel (TMS) itu menyuap dua pegawai yang
bekerja di Kantor Perwakilan Pajak Jakarta Timur.44
Berita korupsi yang melibatkan beberap tokoh muda dan berasal
dari satu ormas tertentu, sebagaimana diungkap oleh Tempo, sungguh
sangat memperihatinkan, yaitu Dendy Prasetia, Fahd El Fouz.45 Tiga orang
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Muhammad Nazaruddin, Angelina
Sondakh, dan Wa Ode Nurhayati yang sudah diputus bersalah oleh
pengadilan pada dasarnya adalah tokoh-tokoh muda di partainya masingmasing.46
Fakta diatas menunjukkan bahwa korupsi itu tidak membatasi
umur dan tidak ada korelasinya dengan pendidikan. Tokoh-tokoh muda
dan orang-orang yang terlibat dan diduga melakukan korupsi itu menurut
42http://nasional.kompas.com/read/2011/12/09/12070941/Rekening.Gendut.PNS..Tamparan.buat
.Pemerintah
43http://nasional.kompas.com/read/2011/12/06/13343823/PPATK.Ada.10.PNS.Muda.yang.Rekeni
ngnya.Miliaran
44 http://www.tempo.co/read/news/2013/05/15/063480664/KPK-Tangkap-Pegawai-Pajak-danKaryawan-The-Master
45 Tempo 16 Juni 2013.
46 Tempo 16 Juni 2013, hal 31;
20
47
membantu
21
Vietnam.51 Bahkan
salesman dari
Securency
Hakim
51 http://insidereg.wordpress.com/2012/10/10/sex-spies-and-bribes-at-the-reserve-bank-ofaustralia-rba/
http://www.mathaba.net/news/?x=632080
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/17/063481147/Maharani-Tawari-Fathanah-Kencandengan-Temannya
54 http://www.thejakartapost.com/news/2013/04/18/disgraced-judge-accused-sexual-bribery.html
52
53
22
kemudian
menghitung
penyidik
kerugian
akan
negara
meminta
dengan
BPKP
menjadi
berpedoman
kalkulator
atau
mengikuti
keterangan ahli secara utuh, tanpa reserve. Inilah problem riil sebagai
akibat maraknya pemberantasan korupsi tanpa konsep keadilan, tetapi
berdasarkan sikap curiga dan asumsi bahwa orang jujur sekalipun akan
menikmati hasil korupsi kalau ada kesempatan untuk korupsi.
Agar supaya proses peradilan perkara korupsi tidak menjadi perkara
yang melahirkan ketidak adilan, pemberantasan korupsi terlaksana dengan
baik, dan berkeadilan, yang harus segera dilakukan adalah melakukan
perubahan legislasi dan praktik dalam pemberantasan korupsi, yang patut
dipertimbangkan untuk dilaksanakan sebagai berikut:
a. Menetapkan tersangka sesudah ada penyidikan
Menetapan seseorang menjadi tersangka sangat mudah, karena
meskipun belum ada penghitungan kerugian negara oleh lembaga yang
berwenang, seseorang dapat ditetapkan sebagai tersangka terlabih dahulu.
Ini adalah praktik buruk penegakan hukum kita, yang melanggar KUHAP.
Bukti dan keterangan saksi, dapat dicari dikemudian hari. Keterangan
saksi dapat dengan mudah didapat, bahkan dengan sedikit ancaman untuk
menjadikan saksi sebagai tersangka karena mengahalangi penyidikan, atau
karena dapat dijadikan tersangka yang melakukan perbuatan pidana
bersama-sama, maka kesaksian seorang saksi akan sangat mudah
didapatkan sebagai alat menetapkan seorang menjadi tersangka. Bahkan
tidak
jarang,
saksi
diminta
bersaksi
dan
menyatakan
berdasarkan
orang
yang
dilaporkan
melakukan
korupsi
tersebut.
hanya
pada
titik
koma
dan
kata
sambung.
Inilah
ironi
tempat
mencari
keadilan
dan
menegakkan
hukum,
tetapi
terjadi
penghukuman,
karena
mudahnya
hakim
UU
TPK.
Ukuran
melawan
hukum
dan
atau
ukuran
tersangka,
mendapatkan
bukti
baru
kemudian
dilakukan
atau
keterangan-keterangan
penyidikan
lainnya.
untuk
Penetapan
24
dengan
Pasal
3,
maka
ada
orang
dengan
tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi; dengan
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan; yang dapat merugikan negara atau
perekonomian negara. Jika ketiga unsur ini tidak ada, maka tidak ada
perkara korupsi.
Sepatutnya sekarang ini rumusan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3
UUTPK, segera dilakukan perubahan. Kalau tidak dilakukan perubahan,
maka korban penerapan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UUTPK akan semakin
banyak. Akan muncul koruptor-koruptor baru yang dihukum karena
kedudukannya
sebagai
pejabat,
bukan
karena
ada
intensi
untuk
keyakinan, karena tidak jarang keyakinan itu lahir dari ancaman atau
karena ketakutan terhadap penyidik atau penuntut umum.
Dalam praktik peradilan kita sekarang ini, apa yang disebut
melawan hukum itu termasuk diinterpretasikan melawan keputusan
Menteri. Padahal menurut Pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011, tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, keputusan Menteri itu tidak
digolongkan sebagai Peraturan Perundang-undangan.
Banyak perkara
adalah
KPK
atau
Kejaksaan
Agung.
Bahkan
ketentuan
yang
secara
tegas
menyatakan
bahwa
pelanggaran
adalah
perkara korupsi.
Putusan Mahkamah Konstitusi 003/PUU-IV/2006 Tentang Pengujian
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, adalah putusan yang memberi batasan satu
perkara sebagai perkara korupsi atau bukan perkara korupsi. Sebab
putusan Mahkamah Konstitusi tersebut menyatakan bahwa ketentuan
Penjelasan Pasal 2 ayat (1) undang-undang pemberantasan tindak pidana
korupsi perihal sifat melawan hukum materiil tidak mengikat secara
hukum berpengaruh dalam pemberantasan korupsi, artinya putusan
tersebut telah menegasikan sifat melawan hukum materiil dan hanya
mengakui berlakunya sifat melawan hukum formal.
Delik materiil dari penjelasan kedua pasal tersebut telah dibatalkan
oleh putusan Mahkamah Konstitusi
Mahkamah
Konstitusi
mengartikan
melawan
hukum
itu
bukan
yang
berada
di
bawahnya
undang-undang
bukan
untuk
pembalasan
28
terhadap
orang
yang
diduga
Keppres
BPKP
melaksanakan
fungsi
melakukan
Kewenangan,
Susunan
Organisasi
&
Tata
Kerja
Lembaga
Selanjutnya
standar
akuntansi
pemerintahan,
yang
mana
standar
Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
termasuk
audit
terhadap
adanya
dugaan
kerugian
negara.
32
kepada
keterangan
ahli.
Cara
yang
paling
mudah
menggunakan keterangan ahli untuk menjadi bukti, maka carilah ahli yang
mempunyai konflik kepentingan tehadap
menghidar
dari
penggunaan
orang
yang
tidak
mempunyai
Hal paling krusial dalam penegkan hukum kita, adalah tidak adanya
hak dari seseorang yang ditetapkan sebagai tersangka untuk menguji surat
keputusan yang menetapkan seseorang sebagai tersangka. Sebab dalam
praktik penetapan seseorang sebagai tersangka sepenuhnya tergantung
dengan maunya penyidik. Bahkan kalau penyidik tidak menyukai seseorang
yang diperiksa menjadi saksi dan kemudian saksi tersebut berubah status
menjadi tersangka hal itu sepenuhnya kewenangan penyidik. Kewenangan
ini tidak dapat diganggu gugat, karena hanya pengadilanlah yang dapat
menentukan status seseorang tepat untuk ditetapkan sebagai tersangka
sepenuhnya merupakan hak prerogratif dari penyidik.
Sebagai
contoh
dalam
Putusan
Praperadilan
No.
38/Pid.Prap/2012/PN.Jkt-Sel,
tanggal
27
Nopember
2012
di
55
35
56 Peter j. Tak : 2001, Sentencing and Punishment in The Netherlands dalam Sentencing and
Sanctions in Western Countries , edited by Michael Tonry and Richard S. Frase, Oxford University
Press, Inc, hal 157;
36
37