Gambar 1
Sumbu pada mesin CNC MAHO 600C dilihat dari belakang mesin
PENDAHULUAN
Pinsip Dasar Pemograman Mesin CNC
Dalam pemrograman mesin CNC, secara garis besar perlu dilakukan secara
berurutan
Hal hal di bawah ini :
a. Membaca gambar teknik dengan benar
Gambar teknik dari suatu komponen atau benda kerja yang akan di buat
diamati dan di pelajari dengan baik dan benar, kemudian direncanakan proses
pembuatannya secara bertahap.
b. Perograman
Setelah ditentukan proses yang akan dilakukan pada benda kerja yang akan
dibuat, dilakukan pembuatan program (pada kertas atau coretan). Dimana
program yang dibuat harus sesuai dengan kode atau perintah yang dimengerti
oleh mesin CNC (kode G).
c. Pemasukan program
Tahap selanjutnya adalah memasukan program yang dibuat pada mesin CNC.
Pada tahap ini apabila program yang telah dibuat dimasukan ke dalam mesin
CNC, dapat dilakukan simulasi dari proses pemesinan pada layar MCU
(Monitor Control Unit). Apabila program yang di buat ada yang salah, maka
akan terlihat pada layar MCU dan program tersebut harus di perbaiki.
d. Manufaktur atau proses pemesinan
Bila program yang di buat sudah benar, maka dapat di lakukan proses
pemesinan pada benda kerja, dalam hal ini membuat suatu sampel atau contoh
(Tyrout). Apabila benda contoh yang sudah jadi sesuai dengan gambar teknik,
maka dapat dilanjutkan dengan membuat benda tersebut secara terus menerus
sesuai dengan keinginan. Bila pada tahap Tryout tidak didapatkan benda kerja
yang sesuai dengan gambar teknik, maka program yang dibuat harus diperiksa
kembali dan di perbaiki kemudian di lakukan Tryout lagi.
Tahap diatas merupakan dasar pemrograman dan secara bertahap harus
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan perancang
(gambar teknik) melalui mesin CNC (Mesin CNC MAHO 600 C).
Drilling Cycle
Depth Hole Drilling Cycle
Tapping Cycle
Reaming Cycle
Boring Cycle
Cycle for milling Rectangular Pocket
Groove Milling Cycle
Cycle for Milling Circular Pocket
: G81
: G83
: G84
: G85
: G86
: G87
: G88
: G89
Cycle Call :
1. Bolt Hole Definition
2. Point Definition
3. Cycle Call
h. Kode G Khusus :
1. Jump & Repeat Function
2. Displacement (Zero Point Offset)
3. Reflecting Mirror Image
4. Reduction
5. Parameter (variable) Programming
6. Sub Program (Macro Program)
: G77
: G78
: G79
: G14
: G92 , G93
: G73
: G73, A4
:
: G22
Gambar 4
Zero offset benda kerja pada G18
Dalam proses pemesinan, titik nol pada mesin harus disamakan dengan titik
nol benda kera sehingga proses terhadap benda kerja sesuai dengan apa yang telah
diprogram. Proses penyamaan titik nol mesin terhadap titik nol benda kerja
dinamakan Setting zero point offset.
Tujuan dari setting titik nol adalah untuk menyamakan titik nol mesin dengan titik nol
benda kerja sehingga pada saat proses mesin memiliki titik acuan yang sama dengan
titik acuan pada saat program dibuat.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Tekan [Manual]
Tekan [Menu]
Pilih [Remote Control On]
Tekan [Menu]
Pilih [Reset Axis]
Proses Setting, lalu masukan nilai X, Y, Z.(lihat pada Proses Setting)
Tekan [Manual]
Tekan [Menu]
Pilih [Remote Control Off]
Tekan [Prog Menu]
Tekan [Menu]
Pilih [Edit Stored Zero Offset]
Samakan G54 G59 (pilih salah satu G yang digunakan) dengan G52
Tekan [Manual]
Gambar 5
Titik Nol Benda Kerja
Langkah yang harus dilakukan untuk setting zero point offset pada mesin adalah :
Tempelkan sisi pahat terhadap benda kerja (seperti pada gambar 6) terhadap
sumbu X, Y, Z, secara bergantian. Untuk sumbu X, seperti pada gambar 6,
berikan nilai X pada MCU sebesar R pahat kemudian tekan [Enter] dan [Store].
Lakukan hal yang sama terhadap sumbu Z dengan nilai sebesar R pahat & Y
sebesar 0 (nol).
Berikut ini adalah gambar cara zero point offset pada mesin.
Gambar 6
Setting zero point offset
Apabila dalam proses pemesinan diperlukan lebih dari satu pahat atau pahat yang
berbeda beda, maka yang perlu dilakukan hanyalah mengukur selisih tinggi pahat
terhadap pahat yang digunakan sebagai acuan dalam setting zero point offset. Selisih
tinggi pahat terhadap pahat tersebut dimasukan kedalam Tool memory [Tool Mem]
pada MCU (lihat gambar 6)
NC 1
Dalam mesin CNC MAHO 600 C, terdapat 2 macam ukuran yang digunakan,
dimana ukuran tersebut dipakai dalam penulisan koordinat X, Y, Z.
2 macam ukuran yang ada adalah :
a. Ukuran Absolut
Adalah ukuran yang selalu beracuan pada titik nol yang telah ditentukan. Jadi
setiap pergerakan yang ada, jarak di hitung dan dilihat pada satu titik nol yang
telah ditentukan. Agar lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Gambar 7
Ukuran absolut
b. Ukuran incremental
Adalah ukuran yang beracuan pada kedudukan atau posisi akhir pahat. Jadi
dimana posisi akhir pahat, posisi tersebut merupakan titik nol atau dengan kata
lain titik nol yang digunakan lebih dari satu dan selalu berpindah pidah
sesuai pergerakan pahat. Agar lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
Gambar 8
Ukuran incremental
Bidang Kerja
Mesin CNC MAHO 600 C memiliki 2 macam bidang kerja, yaitu :
Gambar 2
Bidang kerja XOY
b. Bidang XOZ (digunakan kode G18)
Gambar 3
Bidang kerja XOZ
Dalam praktikum, bidang kerja yang dipakai adalah bidang XOZ atau dengan
menggunakan G18
G18
S600 T1
N2
G54
N3
G98
X-10 Y-10
Z-20
I150
J140
K30
N4
G99
X0
Y0
Z-20
I130
J120
K20
N5
G0
X60
Y30
Z0
N6
G1
N7
G43
N8
Z-10
X60
M66
M3
F50
F100
N9004
N1
program
N2
N3
Block
Gambar 9
Struktur program secara horizontal & vertical
Dalam membuat program, selain harus memiliki struktur program yang baik,
susunan program juga harus diperhatikan sehingga program yang kita buat
efektif dan efisien. Hal ini dimaksud agar program yang dibuat memiliki ciri
atau karakteristik sehingga memudahkan dalam pemeriksaan apabila terjadi
kesalahan.
Agar seragam, susunan program dibuat seperti contoh dibawah ini :
N924134
N1
..
N2
..
N3
..
N4
..
N5
..
N6
..
N7
..
N8
..
..
Windows Definition
Catatan :
Nomor atau Nama Program antara N 9000 N 9999999
PEMBUATAN PROGRAM
Penentuan Kondisi Pemotongan
Sebelum membuat program, yang perlu diperhatikan adalah penentuan kondisi
pemotongan pahat terhadap benda kerja. Kondisi pemotongan yang ditentukan antara
lain adalah kecepatan putar pahat (s), kecepatan makan pahat (F).
Berikut ini adalah perhitungan dari proses miling atau freis.
Diketahui :
Pahat HSS dengan
Vc
= 20 m/s
Sz
= 0.08 mm
= 10 mm (diameter pahat)
Maka,
Kecepatan putar pahat (s) adalah
S=
Vc
.d
S=
20
.0 .010
= (rpm)
Kondisi pemotongan tersebut akan dimasukan dalam program sesuai dengan tempat
nya, yaitu pada nomor blok N1
Sehingga pada nomor blok N1 :
N1
G18
S637 F204 T1
M66
G51
Contoh
N3
G53
N4
G51 berfungsi untuk menghapus nition G52 dimana G52 adalah titik nol yang
dimiliki oleh mesin. Apabila dilakukan setting zero point offset, maka G52 akan
berubah.
G53 berfungsi untuk menonaktifkan zero point offset.
G54 G59 berfungsi untuk mengaktifkan kode G yang telah di samakan dengan G52
(pilih salah satu saja).
Windows.
Windows dalam program digunakan untuk melihat simulasi proses pemesinan yang di
buat apa bila mode simulasi di aktifkan.
Windows di bagi dalam dua bagian yaitu:
a. Windows definition
Digunakan untuk melihat benda kerja yang akan diproses baik keseluruhan
maupun sebagian dengan menggunakan kode G98. Windows definition di
nyatakan dengan titik Pf dan Pf.
b. Part definition
Merupakan ukuran asli dari benda kerja yang akan di proses dengan
menggunakan perintah dengan titik PR dan PR.
Dua bagian windows di atas harus ada untuk melihat simulasi ukuran yang diberikan
pada G98 dan G99 ini harus benar karena kedua kode G ini saling berhubungan.
Keterangan :
X,Y,Z adalah koordinat titik Pf terhadap titik nol benda.
I,J,K adalah kedudukan titik Pf. terhadap PF
G99
Keterangan :
X,Y,Z adalah koordinat titik PR terhadap titik nol benda.
I,J,K adalah kedudukan titik PR. terhadap PR
X-10 Y-20
Z-10
I95
J30
K74
G99
X0
Z0
I75
J20
K54
Y-20
Atau
G98
X-20 Y20
Z-20
I115
J40
K94
G99
X0
Z0
I75
J20
K54
Y20
Proses
Pada bagian proses perlu terlebih dahulu mempelajari kode G yang digunakan untuk
proses pemesinan. Kode G tersebut akan dibahas pada bagian selanjutnya.
N924134
N1
G18
S637 F204 T1
M66
N2
G51
N3
G53
N4
G54
N5
G98
X-10 Y-20
Z-10
I95
J30
K74
N6
G99
X0
Z0
I75
J20
K54
N7
N8
Y-20
NC - 2
KODE G
SEKALIGUS MERUPAKAN CYCLE
CALL
( TANPA DIPERLUKAN CYCLE CALL UNTUK
PROSES)
G1
X10
Z20
F100
G0
X10
Z20
F100
X
X
Y
Y
Z
Z
Dimana X,Y,Z yang diberikan adalah titik tujuan pahat dilihat dari titik acuan.
Gambar 11
RADIUS OFFSET
Dalam penggunaannya perlu diperhatikan arah pergerakan dari pahat sehingga
kode G untuk Radius tool offset dapat dipilih dengan tepat.
Format atau parameter (geometrical command) untuk kode G radius tool offset
sama dengan format atau bentuk perintah pada kode G 0 dan G1. Berikut ini
adalah contoh program dengan menggunakan radius tool offset.
Gambar 12
Contoh program dengan menggunakan radius offset
BUSUR LINGKARAN
Pemograman busur lingkaran memiliki arti pembuatan atau proses
pemesinan dengan lintasan lingkaran (0o 360o).
Keterangan :
X,Z merupakan koordinat terakhir dari busur.
R menunjukan radius busur atau radius lintasan
Perhatikan gambar berikut :
Gambar 13
Fungsi dari G2/G3
R : radius busur
Apabila dalam suatu program, busur lingkaran yang diinginkan lebih dari 180o, maka
geometrical comamand untuk G2 / G3 dibuat sebagai berikut:
Untuk G 17
G3
Untuk G18
G3
Keterangan:
o X, Y, Z adalah titik akhir busur lingkaran (end point)
o I, J, K adalah titik pusat lingkaran (circle origin)
Sedangkan titik awal adalah titik pada nomor blok sebelum nomor blok yang terdapat
kode G2 dan G3.
Agar lebih jelas perhatikan gambar :
Gambar 15
Fungsi dari G2/G3 dengan sudut 180o
NC 3
KODE G
POINT DEFINITION & CYCLE
CALL
Cycle call atau langkah pengerjaan adalah suatu bentuk perintah yang
digunakan untuk menjalankan (memproses) cycle definition tidak dapat berdiri sendiri
(tidak dapat diproses atau dikerjakan) tanpa adanya cycle call.
Cycle call memiliki bentuk geometrical commands yang terpengaruh dengan bidang
kerja yang digunakan.
Geometrical commands pada cycle call memiliki arti koordinat dimana cycle
definition dikerjakan
Kode G yang merupakan Cycle call adalah:
a) G77 Hole Circle Definition
b) G78 Point Definition
c) G79 Cycle Call
Cycle call secara terperinci akan dibahas bersamaan dengan G81 Drilling Cycle
Keterangan:
X: Waktu drill (detik) setelah mencapai Z yang diberikan
Y: Jarak aman
Z: Kedalaman drill
B: Jarak penarikan
Apabila x tidak di berikan maka waktu secara otomatis 0 detik
Perhatikan gambar berikut:
G81
Waktu bot
(X1,5)
Y2
Z-15
Jarak clearance
B20
F S M
kedalaman potong
Jarak aman
Gambar 17
Geometrical command G 81
Cycle call yang dapat dipakai untuk G 81 adalah G77 G78 G79
Perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar 18
G 81 beserta Cycle call yang dapat dipakai
Tengah lingkaran
akhir
sudut awal
jumlah lubang
sudut
Gambar 19
Cycle call G77 dalam aplikasi G 81
kerja).
Polar coordinates
Gambar 20
Cycle call G78
Untuk menggunakan point yang telah didefinisikan oleh G78 dengan maksimal 4
point untuk setiap nomor blok program.
Contoh apabila terdapat 7 point (P1 P7) definisi, maka G 79 yang dipakai harus 2
nomor blok, seperti terlihat dibawah ini :
N G79 P1 P2 P3 P4
N G79 P5 P6 P7
G 79 Cycle Call
G79 digunakan untuk mewakili satu buah koordinat dan langsung dilakukan
proses terhadap cycle definition.
Geometrical command dari G 79 adalah:
G 79 X Y Z
Keterangan :
X, Y, Z : Koordinat atau titik proses cycle definition (dipengaruhi terhadap
bidang kerja)
Perhatikan gambar berikut:
1. Cartesian coordinates
2. Polar coordinates
Gambar 21
Cycle call dengan sumbu Cartesian & polar
Gambar 22
G83 Deep Hole Drilling Definition
Proses yang dilakukan adalah pemotongan dengan kedalaman awal potong yang
ditentukan pada parameter K, yang selanjutnya kedalaman potongnya akan berkurang
sesuai dengan parameter I. Sebagai contoh gambar diatas, dilakukan pemotongan
dengan kedalaman total 27mm, kedalaman pemotongan awal 10 mm, dan nilai
pengurangan 3mm.
Kedalaman Potong
10
10 + 10 -3
10 + 7 + 7 - 3
Sisa Potong
17
10
6
Proses Tambahan
Penarikan Sempurna
Penarikan Sempurna
Penarikan Sempurna
IV
V
10 + 7 + 4 + 3
10 + 7 + 4 + 3 + 3
3
0
Penarikan Sempurna
Penarikan Sempurna
Apabila pemotongan lebih kecil dari nilai pengurangan, maka kedalaman potong yang
dilakukan adalah sama dengan nilai pengurangan (lihat proses ke IV)
Dan apabila sisa kedalaman potong akhir lebih kecil dari nilai pengurangan, maka
kedalaman potong yang dilakukan tidak dipengaruhi oleh nilai pengurangan (lihat
proses V)
Pada gambar 22, terlihat bahwa perbedaan antara proses drilling dengan
pengangkatan geram dan proses drilling dengan pemotongan geram terletak pada
parameter J. Apabila pada contoh diatas dipakai nilai penarikan pertahap 3 mm ( J 5)
maka proses yang terjadi adalah :
Proses
I
II
III
IV
V
Kedalaman Potong
10
10 + 10 -3
10 + 7 + 7 - 3
10 + 7 + 4 + 3
10 + 7 + 4 + 3 + 3
Sisa Potong
17
10
6
3
0
Proses Tambahan
Penarikan 5 mm
Penarikan 5 mm
Penarikan 5 mm
Penarikan 5 mm
Penarikan 5 mm
G 84 TAPPING CYCLE
G84 adalah perintah yang mendefinisikan proses pembuatan ulir dalam atau
tap. G84 memiliki kondisi pemotongan yang berbeda dengan proses milling (freis)
Bentuk geometrical command untuk G84 adalah:
G84 (X) Y Z B I J F S
Keterangan:
X, Y, Z, B : Lihat pada G 81
I
: Ukuran access ramp (1% S)
J
: Thread Pitch (jarak antar ulir)
S
: Kecepatan putaran pahat
F
: Kecepatan potong
Cycle call yang dapat diberikan atau digunakan untuk G84 adalah G77, G78, G79
Berikut ini gambar beserta rumus kondisi potongan untuk G84
With B word
Without B word
Gambar 23
Kode G84 beserta kondisi potongan
G 85 REAMING CYCLE
G 85 adalah perintah yang mendefinisikan proses finishing pada lubang
(proses untuk menghaluskan lubang yang telah dibuat). G85 memiliki bentuk
geometrical command yang sama dengan geometrical command pada G81:
G85 (X) Y Z B (F) (S) (M)
Keterangan :
X, Y, Z, B
: Lihat pada G 81
S
: Kecepatan putar pahat
F
: Kecepatan potong
M
: Fungsi dari M (lihat table pada lampiran)
Cycle call yang dapat diberikan atau digunakan untuk G85 adalah : G77, G78, G79
Berikut ini gambar beserta rumus kondisi pemotongan untuk G85:
(With B Word)
(Without B Word)
Gambar 24
Kode G 85
(with B word)
(without B word)
Gambar 25
Kode G 86
X .. Y .. Z .. B .. ( I .. )
( J .. )
K ..
Keterangan :
X
X60
Y50
Z-10
B2
(I70)
(J-1)
K5
Gambar 26
Rectangular pocketing dengan G 87
Jika nilai parameter I tidak diberikan maka, secara otomatis persentase jarak
perpindahan pada saat pemakananadalah sebesar 83%.
Bila nilai parameter J tidak diberikan maka dianggap J = 1, maka CCW.
Cycle call yang dapat digunakan untuk G87 atau rectangular pocketing adalah :
-
G87
G79
Parameter BI = .. memiliki arti atau fungsi sebagai sudut pusat dengan acuan
titik pusat rectangular pocketing dan digunakan apabila rectangular pocketing yang
digunakan memiliki kemiringan dengan sudut tertentu.
B2
(J-1)
K5
Gambar 27
Groove milling G 88
Z-10
B2
R20
(I70)
(J-1)
K5
Gambar 28
Circular pocketing dengan G 89
(J ..) N1 ..N2
Keterangan:
J
= Jumlah program
N1
N2
G18
S600
F200
T1
M66
N2
G51
N3
G53
N4
G54
N5
N6
G98
X-10
Y-20
Z-10
I120
J50
K100
G99
X0
Y-20
Z0
I100
J40
K50
N7
G1
X0
Y5
Z0
M3
N2=12
N8
Y-5
N9
X100
N10
Z80
N11
X0
N12
Z0
N13
Y-10
N14
G14
J1
N1=9
N15
G1
Y10
M30
X.. Y.. Z
Keterangan :
X, Y, Z = Axis atau ordinat pada bidang yang digunakan (dipengaruhi oleh G17 /
G18).
Gambar 29
Penggunaan G 92 / G 93 untuk koordinat kartesia tanpa reset axis
Koordinat polar tanpa disertai perputaran spindle :
G 92
B1
L1
G 93
B2 ..L2 .. (Z ..)
(Z ..)
Keterangan :
B1, B2 = Sudut untuk perpindahan sumbu
L1, L2 = Jarak dengan sudut yang diberikan pada B1, B2
Gambar 30
Penggunaan G92 / G93 untuk koordinat polar tanpa reset axis
Koordinat kartesia disertai dengan perputaran spindle :
G92 / G93
Keterangan :
X, Y, Z
B4
Gambar 31
Penggunaan G92 / G93 untuk koordinat kartesia dengan reset axis
Koordinat polar disertai dengan perputaran sumbu :
G92
B1 . L1 .. (Z ..)
B4 ..
G93
B2 ..L2 .. (Z )
B4
Keterangan :
B1, B2 = sudut untuk perpindahn sumbu
L1, L2 = jarak dengan sudut yang diberikan pada B1, B2
B4
Gambar 32
Penggunaan G92 / G93 untuk koordinat polar dengan reset axis
G 93
untuk pencerminan.
G 73 = berfungsi sebagai sumbu pencerminan dan dipergunakan oleh bidang
= berfungsi sebagai pemindah titik nol dan juga sebagai titik sumbu
kerja ( G 17 / G 18 )
G 14 = berfungsi sebagai pengulang dari proses yang dicerminkan.
X .. Z ..
G 73
X .. Z ..
Untuk G 17
Keterangan :
X, Y, Z = merupakan sumbu pencerminan dan bukan merupakan koordinat.
Sebagai contoh suatu proses dalam suatu benda kerja terbagi menjadi 4 bagian
padambidang kerja G 18 :
Tekan [ manual ]
Tekan [ auto / single ]
Tekan [ menu ]
Tekan [ 9 ] { exit submode}
G FUNCTIONS
N
O.
COD
E
1
2
3
4
5
G0*
G1
G2
G3
G4**
G11*
*
G14*
*
G17*
*
G18
6
7
8
9
10 G19
G22*
11 *
12 G25*
13 G26
14 G27*
15 G28
G29*
16 *
17 G40*
18 G41
19 G42
20 G43
21 G44
22 G51
23 G52
24 G53*
25 G54
26 G55
27 G56
28 G57
29 G58
30 G59
31 G63
32
33
34
35
36
37
G64
G70
G71*
G72*
G73
G77*
MEANING
Rapid traverse
Linear interpolation
Circular interpolation, CW
Circular interpolation, CCW
Dwell time (0,1 to 983 sec.)
Polar coordinates, corner rounding,
chamfershifting
Jump command and repeat function
Plane selection XY, horizontal
Plane selection XZ, vertical
Plane selection ZY, horizontal rotated through 90o
Subroutine call
Feed override effective
Feed 100%
Feed motion with smooth transition
Feed motion with precision stop
conditional jump command
No radius offset
Radius offset, left
Radius offset, ight
Radius offset, up to
Radius offset, past
Erasing G52
Activating shift value of reset AXIS
No stored ZP - offset
Stored ZP - offset 1
Stored ZP - offset 2
Stored ZP - offset 3
Stored ZP - offset 4
Stored ZP - offset 5
Stored ZP - offset 6
Switching off the geometry - data processing
system
Switching on the geometry - data processing
system
Inch - input system
Metric input system
No mirror - image machining
Mirror - image machining
Hole circle definition
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
*
**
*
G78*
*
Point definition
G79*
*
Cycle call
G81
Drilling cycle
G83
Deep - hole drilling cycle
G84
Tapping cycle
G85
Reaming cycle
G86
Boring cycle
G87
Pocket milling cycle
G88
Groove milling cycle
G89
Circularpocket milling cycle
G90* programming absolute dimensions
G91
programming incremental dimensions
G92*
*
ZP - offset incremental
G93*
*
ZP - offset absolute
G94* Feed rate mm/min unit, 0.001 mm/min
G95
Feed rate mm/r, 0.001mm/r
G98
Display window
G99
Blank contour
Switch - on position
Effective for blocks only
M FUNCTIONS
N
O.
COD
E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
M0**
M3
M4
M5
M6**
M7
M8
M9
M10
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
*
**
MEANING
Program stop
Workspindle CW
Workspindle CCW
Workspindle stop
Tool change with automatic retraction
Coolant No.2 on
Coolant No.1 on
Coolant off
NC - circular table clamped
M11
NC - circular table released
M13
Workspindle CW and coolant on
M14
Workspindle CCW and coolant on
M16
Erasing M17 and M18
M17
Chip rinsing
M18
Workspace Cleaning
M19
Orented spindle stop
M20*
*
Additional M-Fungtion
M21
2nd change speed at M6, M46
M30*
*
Program end
M46*
*
Tool change at any position
M60*
*
Pallet change
M61*
*
Pallet change left pallet
M62*
*
pallet change right pallet
M66*
*
Tool change at actual axis position
M67*
*
tool correction change
Switch - on position
Effective for blocks only