Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PERANCANGAN TERBANTU KOMPUTER

TEKNOLOGI PERMESINAN
CNC DAN 3D PRINTING

Disusun oleh :

Imam Hidayat
E12.2018.01287

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Mesin CNC (Computer Numerical Control)

Perkembangan dunia yang semakin global yang kemudian didukung dengan kemajuan
teknologi membuat setiap bidang otomatis mengalami perkembangan yang sama. Misalnya,
dalam beberapa kesempatan, kita menemukan bahwa bidang-bidang ilmu lain begitu
berkembang dibandingkan beberapa decade belakangan. Namun, salah satu industri yang saat
ini berkembang dengan pesat adalah industri manufaktur.
Indonesia sendiri merupakan negara di ASEAN yang memiliki perkembangan industri
manufaktur yang begitu pesat. Menurut data yang didapatkan dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM), dikatakan apabila Indonesia merupakan basis industri
manufaktur terbesar se-ASEAN dengan kontribusi mencapai 20,27% pada perekonomian
skala nasional.
Dalam Bahasa Indonesia komputer kontrol numerik, dan definisi CNC adalah bahwa
Mesin ini merupakan mesin yang digunakan dalam proses manufaktur yang biasanya
menggunakan kontrol terkomputerisasi dan peralatan mesin. Kelebihan yang paling dominan
yaitu kecepatan dalam proses produksi sehingga cocok digunakan untuk produksi masal.
Sesuai dengan namanya, mesin ini dikendalikan dengan cara memasukkan program
numerik. Mesin ini menunjukkan perkembangan teknologi tidak hanya pada industri
komunikasi dan komputer saja.
Mesin perkakas CNC adalah mesin perkakas yang dalam pengoperasian proses
penyayatan benda kerja oleh pahat dibantu dengan kontrol numerik komputer atau CNC
(Computer Numerical Control). Untuk menggerakkan pahat pada mesin perkakas CNC
disepakati menggunakan sistem koordinat. Sistem koordinat pada mesin bubut CNC (Gambar
1) adalah sistem koordinat kartesian dengan dua sumbu yaitu sumbu X , dan sumbu Z. Sistem
koordinat mesin (MCS=Machine Coordinate System) tersebut bisa dipindah-pindah titik
nolnya untuk kepentingan pelaksanaan seting, pembuatan program CNC dan gerakan pahat.
Titik- titik nol yang ada pada mesin bubut CNC adalah titik nol Mesin (M), dan titik nol benda
kerja (W).
Gambar 1. Sistem koordinat pada mesin bubut CNC (MCS), dan titik nol yang ada di mesin bubut CNC
( Siemens,2003 ; MTS.,1999)

Sumbu X didefinisikan sebagi sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu spindel mesin
bubut. Arah positif sumbu X adalah arah yang menjauhi sumbu spindel. Sumbu Z adalah sumbu
yang sejajar dengan sumbu spindel dan arah positif adalah arah yang menjauhi kepala tetap
mesin bubut. Untuk kepentingan pembuatan program CNC digunakan sistem kordinat benda
kerja (Workpiece Coordinate System= WCS)
Pemrograman dapat dilakukan menggunakan sistem koordinat absolut dengan nama
sumbu (X,Z) atau sistem koordinat inkremental dengan nama sumbu (U,W), atau campuran
antara absolut dan inkremental (X/U, U/Z). Pada waktu membuat program dengan sistem
koordinat absolut harap diingat bahwa sumbu X adalah harga diameter. a. Panel Kontrol Mesin
CNC GSK 928 TE ll
Panel kontrol untuk sistem kontrol 928TE II adalah seperti Gambar 2 di bawah. Untuk
memahami fungsi tombol-tombol tersebut dilakukan dengan cara mengikuti prosedur
pengoperasian mesin pada subab berikutnya.
Gambar 2. Panel kontrol CNC GSK 928TC/TE terdiri dari layar, papan ketik, dan
panel pengendali mesin

b. Menghidupkan Mesin/Mematikan Mesin CNC


Tombol-tombol yang digunakan untuk mengoperasikan mesin adalah seperti Gambar 3
di bawah.

Gambar 3. Panel pengendali mesin bubut CNC GSK 928 TE II

Langkah-langkah untuk menghidupkan mesin CNC adalah :


1. Pastikan arus listrik 3 phase telah terhubung
2. Bebaskan tombol Emergency Stop
3. Pastikan saklar utama (kunci) pada posisi ON (kunci diputar ke kanan)
4. Tunggu sampai logo sistem kontrol dan versi perangkat lunak muncul muncul
5. Tekan tombol START (hijau)
6. Tekan tombol JOG
7. Geser pahat arah X dan atau arah Z (posisikan pahat pada daerah yang aman untuk
bergerak ke arah referensi)
8. Tekan tombol ref point X (eretan menuju referensi X)
9. Tekan tombol ref point Z (eretan menuju referensi Z)

Untuk mematikan mesin, langkahnya:

1. Pastikan tidak ada alarm (kalau ada alarm hendaknya dibetulkan dahulu kesalahan yang
terjadi atau tekan reset)
2. Tekan tombol STOP
3. Putar kunci POWER ke OFF
4. Tekan tombol Emergency Stop

c. Pengoprasian Mesin Pada Mode Manual (JOG)


Apabila kita ingin menggerakkan pahat secara manual, maka mesin harus pada mode
manual (JOG), sehingga tombol JOG ditekan dahulu sebelum menggerakkan pahat. Tombol-
tombol yang berfungsi pada mode manual (JOG) adalah seperti Gambar 4.

Gambar 4. Tombol-tombol yang digunakan untuk mode JOG (Manual)

Arah gerakan pahat adalah arah sumbu X dan sumbu Z seperti gambar di bawah.
Tombol +X adalah tombol untuk gerakan pahat menjauhi sumbu benda kerja, Tombol –X
gerakan sebaliknya. Tombol –Z adalah tombol untuk gerakan pahat mendekati benda kerja,
dan tombol +Z sebaliknya.
Untuk memutar spindel tekan tombol putar spindel kanan atau kiri dan memetikannya
dengan menekan tombol OFF spindel. Mengganti pahat atau memutar tool turret secara
manual dilakukan dengan menekan tombol ganti pahat (tekanan angin dari kompresor harus
mencukupi).
Untuk menggerakan pahat pada mode manual ini bisa juga dilakukan dengan
menggunakan handwheel. Untuk mengaktifkan handwheel dilakukan dengan cara menekan
tombol mode JOG, kemudian tombol arah gerakannya. Tombol arah gerakan tersebut adalah

gerakan handwheel (MPG) arah sumbu sumbu X

gerakan handwheel (MPG) arah Z sumbu Z.

Gerakan pahat dengan menggunakan tombol arah gerakan maupun handwheel bisa
dilakukan dengan gerakan cepat (rapid), lambat (feed), atau bertahap (step). Jika akan bergerak
dengan cepat, maka tekan tombol gerakan cepat terlebih dahulu,

kemudian menggeser pahat. Apabila tombol gerakan cepat tidak aktif (lampu tidak
menyala), maka gerakan pahat adalah lambat.
Gerakan dengan langkah tertentu (Step/increment) dilakukan ketika melakukan seting,
tiap menekan tombol satu kali pahat bergerak sejauh langkah tertentu. Pada mode JOG, tekan
tombol STEP, kemudian tekan tombol

maka di layar akan tertulis langkah gerakan dalam jarak 50; 10; 1; 0,1;
0,01; dan 0,001 mm.

d. Setting Titik Nol Benda Kerja


Setelah kita bisa menggerakkan pahat, maka berikutnya melakukan seting titik nol
benda kerja sebagai dasar untuk memulai membuat program. Maksud proses seting ini adalah
menempatkan titik nol benda kerja (W) pada ujung kanan di sumbu benda kerja (lihat gambar
di atas).
Langkah-langkah seting titik nol:

1. Pasang benda kerja (diketahui diameternya, misalnya diameter 50 mm)


2. Pilih pahat (pasang pahat) untuk melakukan seting (misalnya pahat rata kiri sebagai T1)
3. Tekan tombol JOG
4. Putar spindel dengan menekan tombol putaran spindel (pilih putaran yang sesuai posisi
pahat putar kanan atau putar kiri)

5. Geser pahat sehingga menyentuh bagian diameter benda kerja, kemudian tekan tekan
tombol I untuk posisi sumbu X, tulis diameter benda kerja yang disentuh (misal 50),
ENTER.
Pada layar akan tertulis posisi X 50.000 T1X, yang artinya pahat pada diameter 50 mm
dan pahat yang dipilih pahat nomor 1.

6. Geser pahat pada bidang di ujung benda kerja, dan sentuhkan pahat pada permukaan
rata, kemudian tekan tombol K untuk posisi sumbu Z, tulis 0, lalu ENTER. Kemudian
pada layar akan tertera Z 0000.000 T1X, yang berarti pada posisi pahat 1 tersebut harga
sumbu Z nol.
7. Jauhkan pahat dari benda kerja, dan matikan putaran spindel.
8. Apabila kita ingin menjauhkan pahat pada koordinat tertentu, misalnya X60 dan Z5,
maka pada mode operasi JOG, ditulis
X60, ENTER, CYCLE STRAT, maka pahat bergerak menuju X60
Ketik Z5, ENTER, CYCLE START, maka pahat akan bergerak menuju Z5

9. Posisi ini kita catat, nanti untuk memulai menulis program CNC ditulis G50X60Z5.

d. Mode Offset setting pahat (OFT)

Biasanya beberapa pahat digunakan dalam proses pemesinan suatu benda


kerja. Karena proses pemasangan pahat dan selisih posisi ujung pahat maka setiap
pahat tidak pada posisi yang sama. Untuk menghindari pergeseran pahat pada
pemrograman, sistem CNC dapat melakukan langkah-langkah perhitungan selisih
posisi pahat. Pengguna mesin tidak usah memikirkan selisih panjang pahat, sehinggfa
program CNC yang dibuat tetap berdasarkan gambar kerja dan data teknologi pahat
yang bersangkutan, dan memanggil harga kompensasi pahat dengan kode pergantian
pahat.
Sistem CNC dapat mendefinisikan 8 kelompok harga offset pahat (T1 sampai T8).
Setiap kelompok offset memiliki dua data yaitu arah X dan Z. Pengisian data offset dilakukan
dengan cara manual sama dengan menggunakan pahat satu. Data offset yang lain diisikan
melalui keyboard. Offset nomer 9 adalah harga koordinat seting sesudah mengaktifkan titik nol
mesin (machine home return). Jangan menggunakan T*9 pada kode pemanggilan pahat, karena
akan muncul alarm “PARAMETER ERROR”.
Maksud dari offset adalah data selisih jarak posisi ujung pahat dengan pahat referensi. Apabila
pahat yang dijadikan referensi adalah pahat satu (T1), maka harga offset t1X dan T1Z adalah
nol,sedangkan pahat yang lain diukur selisih posisinya terhadap pahat satu (T1).

Tekan tombol untuk memasuka mode setting offset di layer akan muncul mode
offset.

Tabel 1. Tabel data offset

Untuk menggeser kursor bisa dilakukan dengan menekan panah ke bawah atau ke atas. Untuk
berpindah halaman dilakukan dengan menekan tombol ganti halaman naik atau turun. Harga
offset bisa diganti dengan cara menempatkan kursor pada baris offset yang akan diganti,
misalnya T2Z kemudian tekan tombol INPUT, isikan harga/angka melalui keyboard, INPUT,
ENTER.
Pengisian data offset di atas dilakukan dengan ketentuan bahwa pahat T1 sebagai pahat
referensi, sehingga harga T1X dan T1Z=0. Nilai offset untuk pahat T2X, T2Z, T3X, dan
seterusnya dilakukan dengan cara mengukur selisih posisi pahat terhadap pahat T1 dalam arah
X dan Z. Pengukuran bisa dilakukan dengan menggunakan benda kerja yang telah diketahui
diameternya, kemudian dihitung selisih posisi pahat dengan cara menyentuhkan pahat seperti
seting titik nol di atas pada titik tertentu yang diketahui posisinya. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Cara pertama: mengisi data offset dengan titik tetap yang diketahui
a. Pasang semua pahat yang akan diukur harga selisih panjang (offsetnya). Biasanya pahat
yang dipasang adalah T1 pahat rata pengasaran, T2 pahat rata untuk finishing, T3 pahat
alur, dan T4 pahat ulir. Dari semua pahat tersebut pahat T1 digunakan sebagai pahat
referensi (T1X=0 dan T1Z=0). Posisikan pahat T1 untuk penyayatan.
b. Pasang benda kerja dan putar spindel dengan kecepatan yang sesuai (misal 800 rpm).
c. Pilih gerak makan yang tepat, kemudian geser pahat pada titik/posisi tertentu pada benda
kerja dan hentikan gerakan ketika pahat berada pada titik seting tersebut.
d. Tekan ENTER, sehingga pada layar muncul nomer pahat (T1) dan nomer offset,
kemudian tekan tombol RUNNING dua kali. Sistem akan mencatat posisi koordinat
sebagai titik referensi untuk seting pahat.

e. Tekan ENTER , kemudian INPUT, sehingga sistem CNC mencatat harga offset pahat
T1
f. Geser pahat (pada mode JOG) pada posisi yang aman untuk melakukan ganti pahat,
kemudian lakukan ganti pahat untuk pahat T2.
g. Ulangi langkah b,c, dan e. Lakukan lagi langkah tersebut untuk pahat T3, dan T4.
Catatan:
• Apabila menggunakan alat optik untuk melakukannya, spindel tidak usah
diputar
• Data offset pahat akan dicatat secara otomatis oleh sistem. Tekan mode
OFFSET untuk melihatnya
• Hasil pengukuran offset pahat harus dicek satu persatu secara teliti, dengan cara
memerintah pahat menuju koordinat tertentu (lihat subab E nomer 8 di atas)

2. Cara ke dua: mengisi data offset dengan penyayatan benda coba


Cara ke dua ini sama dengan langkah-langkah pada subab E nomer 1 sampai nomer 8. Akan
tetapi pada langkah nomer 5 dan 6 dilakukan juga pengukuran offset pahat sehingga untuk
langkah nomer 5 dan 6 dilakukan sebagai berikut:

a. Pada saat pahat T1 menyentuh diameter tertentu tekan INPUT, I kemudian masukkan
harga diameter benda kerja dan tekan ENTER, muncul T1X tekan ENTER.

b. Pada saat T1 menyentuh permukaan rata untuk seting Z, tekan INPUT K kemudian

masukkan 0 dan tekan ENTER, muncul T1Z tekan ENTER.

Langkah tersebut diulangi untuk pahat yang selanjutnya. Hasil pengukuran selisih posisi
pahat dapat dilihat di mode OFFSET.
B. Mesin 3D Printing

Mesin printer 3D adalah sebuah mesin pencetak yang mencetak objek secara tiga
dimensi yang bisa dilihat, dipegang dan mempunyai volume. Sebuah model 3D dibangun lapis
demi lapis yang proses pembuatan benda padat tiga dimensi dari file digital dan jenis printer
3D yang di gunakan adalah jenis mesin printer 3D snapmaker 3D 3-IN1(snapmaker 1.0). Istilah
pencetakan printer 3D awalnya mengacu pada proses yang menyimpan bahan pengikat ke
tempat tidur bedak dengan kepala printer inkjet berlapis-lapis. Baru-baru ini, istilah ini
digunakan dalam bahasa vernakular populer untuk mencakup beragam teknik pembuatan aditif.
Amerika Serikat dan standar teknis global menggunakan istilah resmi manufaktur aditif untuk
pengertian yang lebih luas ini.
Pembuatan model 3D memerlukan waktu beberapa jam sampai beberapa hari,
tergantung dari metode yang digunakan dan ukuran serta kompleksitas model. Sistem aditif
biasanya dapat mengurangi waktu ini untuk beberapa jam, meskipun bervariasi tergantung pada
jenis mesin yang digunakan dan ukuran serta jumlah model yang diproduksi secara bersamaan.
Printer 3D memberikan kemudahan bagi designer dan tim pengembangn konsep untuk
memproduksi komponen dan model konsep menggunakan printer 3D sebagai prototipe,
dibandingkan menggunakan mesin injection molulding untuk produksi massal serta juga
berguna untuk meminimalisir kesalahan dalam desain produk sebelum di produksi secara
banyak.
Pada dasarnya, cara kerja membuat cetakan 3 dimensi sama saja dengan printer inkjet
konvensional dimana printer membuat layer atau lapisan-lapisan cetakan warna untuk
membuat sebuah objek terlihat seperti seharusnya hanya saja pada 3D printer yang digunakan
bukanlah tinta tetapi plastic molten wax dan material lainnya sehingga menjadi sebuah obyek
yang diinginkan Prinsip utama untuk pencetakan 3D printer yaitu membutuhkan data yang
berbentuk 3 dimensi juga atau yang disebut dengan 'data digital tiga dimensi'.
Dalam dunia keteknikan biasa disebut dengan Computer Aided Design (CAD). CAD
merupakan aplikasi yang mampu menampilkan data dalam 3 dimensi. Berbeda dengan
teknologi seperti pada mesin Computer Numerical Control (CNC) yaitu substractive
manufacturing, 3D Printing menganut teknologi additive manufacturing dimana obyek
terbangun dengan membentuk layer material, bukan membuang material seperti pada laser
cutting milling machine.
a. Cara Kerja Mesin 3D Printer
Ada 3 cara kerja mesin 3D printer secara umum yaitu:

1. Model Objek 3D
Model Obyek 3D dapat dibuat dengan menggunakan software khusus untuk model
desain HD yang printernya mendukung contohnya seperti snapmaker luban, solidwork,
catia, delcam, dll.

Gambar 5 Model Objek 3D

Proses pemodelan objek 3D disimpan (save) dalam format STI Semua aktivitas 3D
Printing kebanyakan akan menggunakan STL, file. STI. file merupakan format 3D modelling
yang membuat 3D Printer melakukan tugasnya dengan nyaman dan efektif untuk memotong
objek dari layer pada saat print. Setelah disimpan dalam format STL maka proses selanjutnya
adalah setting parameter print. Setting parameter print dapat dilakukan menggunakan
beberapa software open source yang terdapat di internet, salah satunya ialah software
Snapmaker Luban.

Gambar 6 Setting Parameter Print dengan Menggunakan Software Luban


Pada tahap ini parameter print dapat ditentukan, seperti: ketebalan lapisan, ketebalan
dinding, ketebalan alas bawah dan atas, kepadatan lapisan, kecepatan print, temperatur
print, jenis support yang digunakan, diameter filament dan aliran filament. Output yang
dihasilkan dari software snapmaker luban berupa file G-CODE yang kemudian dapat
diproses oleh 3D printer.

2. Proses Printing
Apabila desain (GCODE) sudah dibuat maka dapat langsung ditransfer ke 3D printer.
Kemudian proses pencetakan pun dimulai, lamanya proses pencetakan ini tergantung dari
besar dan ukuran model. Proses printing menggunakan prinsip dasar Additive Layer dengan
rangkaian proses mesin membaca rancangan 3D dan mulai menyusun lapisan secara
berturut-turut untuk membangun model virtual digabungkan secara otomatis untuk
membentuk susunan lengkap yang utuh.

Gambar 7 Proses Printing

3. Finishing
Pada tahap ini anda dapat menyempurnakan bagian-bagian kompleks yang bisa
jadi disebabkan oleh over sized atau ukuran yang berbeda dari yang diinginkan. Teknik
tambahan untuk menyempurnakan proses ini dapat pula menggunakan teknik multiple
material atau material berbeda, multiple color atau kombinasi warna.
Gambar 8 Hasil Printer 3D Printer

b. Format File STL Dalam Pencetakan 3 Dimensi


STL (Stereolithografi) file adalah format file yang biasa digunakan untuk file
dari objek tiga dimensi dan digunakan untuk menyimpan data dari suatu model 3D.
Format file STL ini hanya mendeskripsikan geometri dari permukaan sebuah objek tiga
dimensi tanpa representasi mengenai wama, teksture atau atribut lain dari sebuah objek
3 dimenss,
Format file STL. biasanya dihasilkan oleh sebuah program CAD (Computer Aided
Design) dan merupakan hasil akhir dari suatu proses 3D modeling. Format file STL
biasaya digunakan untuk pencetakan 3D, ketika digunakan dengan sebuah program 3D
slicer, memungkinkannya sebagai jembatan komunikasi antara komputer dengan
perangkat printer 3 3D. Format file STL ini telah banyak diadopsi dan disupport oleh
banyak software CAD dan saat ini telah banyak digunakan untuk keperluan rapid
prototyping, pencetakan 3D dan manufaktur. Termasuk para hobiest dan profesional
telah banyak yang menggunakannya.
C. DAFTAR PUSTAKA

Al-Maliki, Jabbar Qasim dan Alaa Jabbar Qasim Al-Maliki. 2015. The Processes
and Technologies of 3D Printing. International Journal of Advances in Computer
Science and Technology. 4(10), 161-165.
Cleplak, dkk. 2014. 3D Printers – New Possibilities In Education. Advances In
Science and Technology Research Journal. Vol. 8 (24): 96-101.
More, M. P. (2013). 3D Printing Making the Digital Real. International Journal of
Engineering Science & Research Technology, ISSN 2277-9655, 1822- 1925.Hasan,
M. Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Apikasinya.
Bogor: Ghalia, Indoesia.
Priyanto, S. A., dkk. 2005. Perancangan User Interface Printer 3D. Jurnal Mesin
dan Industri. Vol. 2 (1): 35-45.
Sumantri, Dede. 2012. Peningkatan Kinerja Mesin Rapid Prototyping Berbasis
Fused Desposition Modelling. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sumbodo, W.dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Tseng, A.A. 2000. "Apparatus and methods for freeform fabrication of three
dimensional object". US Patent No. 6030199. February 29.

Anda mungkin juga menyukai