Anda di halaman 1dari 15

PROSES FREIS/MILLING

LAPORAN PRAKTIKUM
(FTI 218) – Praktikum Proses Manufaktur

Nama : Joshua
NIM : 2018-0453-0055
Kelompok : IE-5
Tgl. Praktikum : 30 April 2020
Tgl. Penyerahan Laporan : 6 Mei 2020
Asisten : Alexander Sidabutar

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


TEKNIK INDUSTRI – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2020
I. TUJUAN
• Praktikan mengetahui dan memahami apa kegunaan dari proses freis
dalam proses permesinan.
• Praktikan dapat memahami prinsip kerja dari mesin freis.
• Praktikan dapat memahami cara penggunaan mesin freis vertical.

II. TEORI DASAR


Proses freis atau milling merupakan proses pemesinan yang digunakan
untuk membentuk permukaan datar pada benda kerja dan pembuatan profil
seperti pembuatan alur, memperbesar lubang, memotong, dan membentuk
roda gigi pada benda kerja.
Mesin freis merupakan mesin perkakas yang banyak digunakan dalam
dunia industri manufaktur. Mesin ini mempunyai prinsip kerja yaitu pisau
pemotong yang diputar oleh spindle dan meja yang bergerak menuju pisau
pemotong. Berputarnya mata pahat menyentuh benda kerja menyebabkan
pengurangan material pada benda kerja. Mesin freis mempunyai 3 sumbu
utama yaitu sumbu x, y, dan z pada pergerakan mejanya.
Berdasarkan gerak makan meja terhadap putaran pahat, proses freis
terbagi menjadi up milling dan down milling. Up milling memiliki gerak yang
berlawanan antara pahat pemotong dengan gerak makan meja freis, sementara
down milling memiliki gerak yang searah antara pahat pemotongan dengan
gerak makan meja freis.

Gambar 2.1. Up milling dan down milling.


Pada dasarnya proses freis/milling terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan
sumbu putar pahat terhpadap permukaan benda kerja. Proses tersebut terdiri
dari plain/peripheral milling dan face milling. Pada proses plain/peripheral
milling, sumbu putar alat potong sejajar terhadap permukaan benda kerja,
sementara pada face milling sumbu putar alat potong tegak lurus terhadap
permukaan benda kerja.
Proses plain/peripheral milling semuanya dapat dilakukan dengan
menggunakan face milling atau dapat dikatakan bahwa semua pekerjaan
mesin freis horizontal dapat dilakukan oleh mesin freis vertical. Proses
pengerjaan face milling dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Jenis-jenis Pengerjaan Face Milling.

Mesin freis vertikal memiliki poros spindle yang terpasang secara


vertikal atau tegak lurus dengan meja, sehingga dapat digunakan untuk
berbagai macam bentuk pekerjaan pemesinan. Contoh gambar mesin freis
vertikal dapat dilihat pada Gambar 2.3. 9
Gambar 2.3. Mesin freis vertikal.

Komponen dari mesin freis terdiri dari:


1. Head, merupakan tempat mekanisme motor dimana terdapat pengaturan
kecepatan dan arah putaran spindle.
2. Spindle, berbentuk seperti poros besar yang teletak di bagian atas kolom.
Di bagian ujung depannya terdapat sebuah lubang yang tirus untuk
menyisipkan arbor dan mata pahat.
3. Column, merupakan struktur kaku utama yang menjadi penutup
rangkaian mekanisme dan penyokong seluruh komponen lain pada mesin
freis.
4. Meja, terletak di atas knee dan mampu bergerak pada bidang datar (maju
mundur atau kanan kiri). Benda kerja dijepit oleh ragum pada meja
selama proses pemesinan.
5. Knee, terletak di depan kolom dan dirancang hanya untuk bergerak
vertikal (naik dan turun) di sepanjang jalur kolom.
6. Saluran coolant, tempat keluarnya cairan coolant apabila dibutuhkan
pada proses pemotongan yang continue dan membutuhkan coolant.
Berikut jenis-jenis pisau freis :
a. Pisau mantel
b. Pisau alur
c. Pisau bergerigi
d. Pisau radius cekung dan cembung
e. Pisau alur T
f. Pisau sudut
g. Pisau jari
III. GAMBAR TEKNIK DAN DIAGRAM ALIR PROSES
Gambar Proses 0

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
a. Terminologi notasi 𝜋.𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = 1000
w : Lebar pemotongan 𝑉𝑠 .1000
𝑛= 𝜋.𝑑
lw : Panjang pemotongan
Diketahui:
a : Kedalaman potong
𝑉𝑐 = 20 𝑚/𝑠
d : Diameter pahat freis
𝑑 = 10 𝑚𝑚
z : Jumlah gigi (mata
20×1000
potong) 𝑛=
3.14 ×10

n : Putaran poros utama 𝒏 = 𝟔𝟑𝟔, 𝟗𝟒𝟐𝟕 𝒓/𝒔


vf : Kecepatan makan
lt : lv+lw+ln
lv ≥ 0 (lv = d/2)
ln = d/2
b. Elemen-elemen dasar:
1. Kecepatan potong
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉𝑐 = 1000

2. Gerak makan per gigi


𝑣
𝑓𝑧 = 𝑧 . 𝑓𝑛
Gambar Proses 0 (lanjutan)

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
3. Waktu pemotongan
𝑙
𝑡𝑐 = 𝑣𝑡
𝑓

4. Kecepatan
penghasilan geram
𝑉𝑓 .𝑎 .𝑤
𝑀𝑅𝑅 = 1000
Gambar Proses 1

Buat Pola

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
Pembuatan pola ini Waktu yang dibutuhkan 1. Penggaris
dilakukan pada salah satu untuk membuat pola pada 2. Spidol
sisi benda kerja, dimana ola benda kerja ini adalah
tersebut berbentuk seperti kurang lebih 5 menit
“+” dengan lebar 10 mm untuk satu sisinya.
yang terbentang dari ujung
atas sampai bawah, dan
dari ujung kiri sampai
kanan. Pembuatan pola ini
bertujuan untuk
mempermudah proses
pengerjaan benda kerja ini
dan untuk memberi
patokan saat proses freis,
agar potongan yang
dihasilkan lurus.
Gambar Proses 2

Freis 1

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
1. Kecepatan potong 𝑎′ 1. Mesin Freis
𝑡𝑐′ = × 𝑡𝑐
𝑎 2. Mata Pahat End Mill
d = 10 mm 1
𝑡𝑐′ = 0.5 × 1,444
n = 260 rpm
𝜋.𝑑.𝑛 𝑡𝑐′ = 2,888 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑐 = 1000
3.14 × 10 × 260
𝑉𝑐 = 1000

𝑉𝑐 = 8,164 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Gerak makan per gigi
vf = 45 mm/menit
z=4
n = 260 rpm
𝑣
𝑓𝑧 = 𝑧 . 𝑓𝑛
45
𝑓𝑧 = 4 . 260

𝑓𝑧 = 0.04326 𝑚𝑚/𝑔𝑖𝑔𝑖
3. Waktu pemotongan
lt = lv+lw+ln
𝑑 10
lv = 2 = = 5 mm
2

lw = 55 mm
Gambar Proses 2 (lanjutan)

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
𝑑 10
ln = 2 = = 5 mm
2

lt = 5+55+5 = 65 mm
vf = 45 mm/menit
𝑙
𝑡𝑐 = 𝑣𝑡
𝑓

65
𝑡𝑐 = 45

𝑡𝑐 = 1,444 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan
penghasilan geram
vf = 45 mm/menit
a = 0,5 mm
w = 55 mm
𝑉𝑓 .𝑎 .𝑤
𝑀𝑅𝑅 = 1000
45 × 0.5 × 55
𝑀𝑅𝑅 = 1000

𝑀𝑅𝑅 = 1.2375 𝑐𝑚3 /


𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Gambar Proses 2

Freis 1

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
1. Kecepatan potong 𝑎′ 1. Mesin Freis
𝑡𝑐′ = × 𝑡𝑐
𝑎 2. Mata Pahat End Mill
d = 10 mm 1
𝑡𝑐′ = 0.5 × 0.778
n = 260 rpm
𝜋.𝑑.𝑛 𝑡𝑐′ = 1,556 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑐 = 1000
3.14 × 10 × 260
𝑉𝑐 = 1000

𝑉𝑐 = 8,164 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2. Gerak makan per gigi
vf = 45 mm/menit
z=4
n = 260 rpm
𝑣
𝑓𝑧 = 𝑧 . 𝑓𝑛
45
𝑓𝑧 = 4 . 260

𝑓𝑧 = 0.04326 𝑚𝑚/𝑔𝑖𝑔𝑖
3. Waktu pemotongan
lt = lv+lw+ln
𝑑 10
lv = 2 = = 5 mm
2

lw = 25 mm
Gambar Proses 2 (lanjutan)

KONDISI
TEORITIS PERALATAN
PEMOTONGAN
𝑑 10
ln = 2 = = 5 mm
2

lt = 5+25+5 = 35 mm
vf = 45 mm/menit
𝑙
𝑡𝑐 = 𝑣𝑡
𝑓

35
𝑡𝑐 = 45

𝑡𝑐 = 0.7778 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
4. Kecepatan
penghasilan geram
vf = 45 mm/menit
a = 0,5 mm
w = 25 mm
𝑉𝑓 .𝑎 .𝑤
𝑀𝑅𝑅 = 1000
45 × 0.5 × 25
𝑀𝑅𝑅 = 1000

𝑀𝑅𝑅 = 0.5625 𝑐𝑚3 /


𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
IV. ANALISIS
Proses freis atau milling adalah proses pemesinan yang digunakan
untuk membentuk permukaan datar pada benda kerja dan pembuatan profil
seperti pembuatan alur, memperbesar lubang, memotong, dan membentuk
roda gigi pada benda kerja.
Mesin freis merupakan mesin perkakas yang banyak digunakan
dalam dunia industri manufaktur. Mesin ini memiliki prinsip kerja yaitu
pisau pemotong yang diputar oleh spindle dan meja yang bergerak menuju
pisau pemotong. Berputarnya mata pahat menyentuh benda kerja
menyebabkan pengurangan material pada benda kerja. Mesin freis
mempunyai 3 sumbu utama yaitu sumbu x, y, dan z pada pergerakan
mejanya.
Dalam proses freis, benda kerja pertama kali diberi pola yang
bertujuan untuk mempermudah proses pengerjaan benda kerja ini dan untuk
memberi patokan saat proses freis, agar potongan yang dihasilkan lurus.
Setelah membuat pola, benda kerja diletakkan pada ragum, lalu
menentukkan titik nol. Titik nol merupakan kontak antara benda kerja dan
mata pahat yang hanya menghasilkan percikan kecil atau bahkan hanya
bunyi decitan. Titik nol perlu dicari terlebih dahulu, agar kedalaman makan
dari proses freis dapat disesuaikan berdasarkan mata pahat end mill, yaitu
0,5 mm. Karena apabila melebihi kapasitas dari mata pahat tersebut, mata
pahat menjadi lebih cept rusak. Maka dari itu, penentuan titik nol diperlukan
untuk menjaga mata pahat dari kerusakan.
Setelah menentukan titik nol, titik tertinggi dari permukaan yang
akan di proses juga perlu ditetapkan, dimana hal ini bertujuan sama seperti
penentuan titik nol. Hal ini perlu ditetapkan karena umumnya benda kerja
tidak sepenuhnya memiliki ketinggian permukaan ynag rata meskipun
permukaan tersebut tampak rata.
Coolant adalah cairan yang berfungsi untuk mendinginkan atau
menurunkan suhu dari mata pahat yang bergesekan dengan benda kerja
pada, Hal ini dapat merawat mata pahat dan benda kerja, agar durasi
pemakaiannya dapat lebih lama dan benda tidak mengalami deformasi. Cara
kerjanya adalah dengan menyemprotkan atau mengalirkan coolant kepada
mata pahat saat berputar.
Perbedaan proses freis dan bor dapat terlihat dari ujung mata pahat
yang digunakan. Umumnya, mata pahat dari mesin freis memiliki ujung
yang rata, sedangkan mata pahat dari mesin bor adalah membulat atau
lancip. Hal ini menghasilkan permukaan yang berbeda pada hasil benda
kerjanya. Akan tetapi fungsi dari kedua proses juga berbeda, proses freis
digunakan untuk membentuk permukaan datar pada benda kerja dan
pembuatan profil seperti pembuatan alur, memperbesar lubang, memotong,
dan membentuk roda gigi pada benda kerja, sedangkan proses bor
digunakan untuk membentuk lubang.

V. SIMPULAN
• Proses freis atau milling adalah proses pemesinan yang digunakan untuk
membentuk permukaan datar dan pembuatan profil pada benda kerja.
• Titik nol perlu diperlukan untuk mengatur kedalaman makan dari proses
freis dapat disesuaikan agar tidak melebihi kapasitas dari mata pahat
tersebut.
• Coolant adalah cairan yang berfungsi untuk mendinginkan atau
menurunkan suhu dari mata pahat yang bergesekan dengan benda kerja.
• Proses freis dilakukan untuk membentuk permukaan datar pada benda
kerja dan pembuatan profil seperti pembuatan alur, memperbesar lubang,
memotong, dan membentuk roda gigi pada benda kerja, sedangkan
proses bor digunakan untuk membentuk lubang.

VI. DAFTAR PUSTAKA


[1]. Groover. M. P., (2008): Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes and System Fourth Edition, Prentice-Hal.Inc, United States
[2]. Kalpakjian, Schmid. S. R., (2009): Manufacturing Engineering and
Technology Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education Inc. United States
VII. LAMPIRAN

Gambar 7.1 Mesin Freis

Gambar 7.2 Mata Pahat End Mill

Gambar 7.3 Vernier Caliper

Anda mungkin juga menyukai