Anda di halaman 1dari 6

JURNAL AUSTENIT VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012

ANALISA PARAMETER KEKASARAN PERMUKAAN BAHAN


ALUMUNIUM JENIS Al Mg Si 3.6082 DIN 1725 PADA
PROSES PEMESINAN CNC MILLING

1) 2) 3)
Moch Yunus , Didi Suryana , Mulyadi
1)2)3)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Abstrak

Proses pemesinan akan menghasilkan produk yang baik/sesuai dengan


intruksi kerja ditentukan oleh proses finishingnya, sementara masih banyak
operator/mekanik mesin perkakas hingga kini masih dihadapkan pada masalah
penentuan parameter pemesinan seperti cutting speed, feed rate, dan dept of
cut.Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa
tolok ukur parameter optimal pada operasi CNC Milling.Penelitian dilakukan
dengan cara eksperimen bahan Al Mg Si 3.6082 DIN 1725 dengan menggunakan
CNC Milling. Setiap spesimen yang telah dikerjakan pada CNC Milling dengan
tiga variasi cutting speed, feed rate, dan dept of cut diukur kekasaran
permukaannya (Ra). Dari hasil data eksperimen selanjutnya dianalisa dengan
model regresi untuk mendapatkan model matematik. Model matematik yang
dihasilkan berupa persamaan regresi Y = 0,880 – 0,001 n – 0,004 f + 0,316 a
dengan tingkat kelayakan 69,8 %.

Kata Kunci : CNC Milling, Al Mg Si 3.6082 DIN 1725, kekasaran permukaan,


regresi linier

Abstract

Machining process will produce a good product / work in accordance with


the instructions specified by the finishing process, while still a lot of operator /
mechanic machine tools are still faced with determining machining parameters
such as cutting speed, feed rate, and the dept of cut.Melalui results of this study
expected to contribute a measure of optimal parameters in CNC operations
carried out by means of experiments Milling.Penelitian Al Mg Si material 3.6082
DIN 1725 using a CNC Milling. Any specimen that has been done on a CNC
Milling with three variations of cutting speed, feed rate, and the dept of cut
measured surface roughness (Ra). From the results of further experimental data
are analyzed with regression models to obtain mathematical models.
Mathematical models that produced a regression equation Y = 0.880-0.001 n-
0.004 f + 0.316 a 69.8% level of eligibility.

Keywords: CNC Milling, Al Mg Si 3.6082 DIN 1725, surface roughness, linier


regression

1. PENDAHULUAN adalah menghasilkan solusi sederhana


tentang permasalahan dalam menentukan
Hasil proses produksi yang terkait kondisi pemotongan yang aman dan
dengan proses permesinan ditentukan oleh efesien.
kondisi penyayatan/pemotongan. Untuk itu Yang dan Chen (2001),
F.W.Taylor seorang peneliti dibidang operasi menggunakan metode Taguchi untuk
mesin perkakas pada awal abad 19 telah merancang prosedur sistematis agar
melakukan eksperimen selama 26 tahun diperoleh parameter yang menghasilkan
yang menghasilkan lebih dari 30.000 performa pemesinan optimal serta proses
eksperimen dan menghasilkan 400 ton kendali mutu operasi mesin frais. Mesin
geram (Jerard et al, 2001). Tujuan utamanya yang digunakan Fadal VMC-14 Vertical

~33~
VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012 JURNAL AUSTENIT

Milling dengan pahat HSS empat flute dan 2. Natural Surface Roughness, yaitu :
bahan ujinya jenis Alumunium 6061. kekasaran alamiah yang terbentuk dalam
Parameter optimum yang dihasilkan berupa proses permesinan karena adanya
depth of cut 0,2 inch, spindle speed 5000 beberapa faktor yang mempengaruhi
rpm, feed rate 10 inch/menit dan tool proses permesinan diantaranya :
diameter 0,75 inch dengan interval a. Keahlian operator,
keyakinan 95 % serta rata-rata kekasaran b. Getaran yang terjadi pada mesin,
permukaan 23 μinch. Lebih pe ifik pada c. Ketidaktepatan gerakan komponen-
topik operasi surface finish. komponen mesin,
Lou et al (1998) membuat prediksi d. Ketidakteraturan feed mechanisme,
atas kekasaran permukaan alumunium e. Adanya cacat pada material,
6061. Mesin yang digunakan Fadal CNC f. Gesekan antara chip dan material.
End Milling, hasil prediksinya benda pada
akurasi 90,29% untuk training data dan
90,03 % untuk testing data. Ditinjau dari
parameter pemesinan, diketahui lewat uji
statistik bahwa feed rate memegang
peranan penting dalam menghasilkan
kekasaran permukaan pada operasi end
milling yang diteliti.
Taylor percaya bahwa solusi tersebut
secara empiris dapat diselesaikan dalam Gambar 1: Profil Kurva Kekasaran
waktu kurang dari setengah menit oleh
mekanik/operator yang handal lewat
pengalaman mereka. Permasalahannya Berdasarkan profil kurva kekasaran di
adalah para mekanik/operator yang handal atas, dapat didefinisikan beberapa
tersebut mengalami kesulitan dalam parameter permukaan, diantaranya :
penularan pengetahuannya secara 1. Penyimpangan rata-rata aritmatik dari
sistematis kepada mekanik/operator yang garis rata-rata profil Ra (μm), yaitu : nilai
lain. Hingga saat ini kebanyakan rata-rata absolut penyimpangan yang
mekanik/operator ketika mengoperasikan diukur dari garis rata-rata ( center line )
mesin-mesin perkakas seringkali hanya profil efektif.
menggunakan trial and error dalam memilih
besaran cutting speed, feed rate dan depth (1)
of cut, padahal besaran-besaran tersebut
sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil M = luas keseluruhan ( arsiran ) di atas
pemesinan serta produktifitas. Dengan dan di bawah center line.
demikian perlu dilakukan penelitian untuk l = panjang uji ( evaluation length )
menganalisa parameter kekasaran 2. Heigth of Roughness Curve Rt (μm)
permukaan bahan alumunium jenis Al Mg Si Ketidakrataan ketinggian maksimum Rt
3.6082 DIN 1725 pada proses CNC Milling. (μm) adalah jarak antara dua gari
Permukaan adalah batas yang sejajar yang menyinggung profil pada titik
memisahkan antara benda padat dengan tertinggi dan terendah antara panjang
sekelilingnya. Jika ditinjau skala kecil pada bagian yang diuji.
dasarnya konfigurasi permukaan merupakan 3. Ketidakrataan Ketinggian Sepuluh Titik
suatu karakteristik geometri golongan Rz (μm).
mikrogeometri, yang termasuk golongan Ketidakrataan ketinggian maksimum
makrogeometri adalah merupakan sepuluh titik Rz adalah jarak rata-rata
permukaan secara keseluruhan yang antara lima puncak tertinggi dan lima
membuat bentuk atau rupa yang spesifik, lembahan terdalam disepanjang bagian
misalnya permukaan lubang, permukaan yang diuji, yang diukur dari garis sejajar
poros, permukaan sisi dan lain-lain yang dengan garis rata-rata disepanjang
tercakup pada elemen geometri ukuran, evaluation length.
bentuk dan posisi ( Chang- Xue : 2002 ).
Kekasaran permukaan dibedakan menjadi
( ) (2)
dua bentuk, diantaranya :
1. Ideal Surface Roughness, yaitu :
kekasaran ideal yang dapat dicapai
dalam suatu proses permesinan dengan
kondisi ideal.

~34~
JURNAL AUSTENIT VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012

3. ANALISA DATA

Untuk menganalisa data dari hasil


eksperimen menggunakan model Multiple
regretion linear digunakan untuk
Gambar 2: Kurva Kekasaran dan memprediksikan faktor-faktor yang
Perhitungan Rz mempengaruhi tingkat kekasaran
permukaan. Model regresi linear berasumsi
Dari beberapa parameter permukaan bahwa ada hubungan linear antara variabel
yang tersebut di atas, parameter Ra relatif dependen, yaitu tiap prediktor, diantaranya
lebih banyak digunakan untuk faktor cutter speed, depth of cut dan feed
mengidentifikasi permukaan. Parameter Ra rate. Hubungan tersebut digambarkan
cocok digunakan untuk memeriksa kualitas dengan persamaan Walpole sebagai
permukaan komponen mesin yang telah berikut:
dilakukan proses permesinan tertentu [4].
Dibandingkan dengan parameter lain, nilai +e (3)
Ra lebih sensitif terhadap perubahan atau
penyimpangan yang terjadi pada proses Dimana :
permesinan. Dengan demikian pencegahan Y = nilai keka aran permukaan (μm)
dapat dilakukan dengan cepat jika ada n = cutting speed (rpm)
tanda-tanda bahwa ada kenaikan f = feed rate (mm/menit)
kekasaranya (misalnya dengan cara t = depth of cut (mm)
mengganti perkakas potong atau cara yang e = nilai kesalahan model regresi
lain). Regresi linier menunjukan model yang
representatif berdasarkan nilai koefesien
korelasi R. Nilai R mengindikasikan adanya
2. BAHAN DAN METODE hubungan linier yang kuat antara variabel
independen terhadap nilai kekasaran
Pelaksanaan pengambilan data permukaan. Penentuan variabel independen
dalam proses penelitian ini, dilakukan yang siqnifikan sebagai prediktor variabel
dengan melakukan eksperimen. dependen didasarkan pada nilai siqnificance
1. Bahan/material yang digunakan adalah level yang kurang dari 0,05 dan tingkat
Al Mg Si 3.6082 DIN 1725 kontribusi variable independen ditentukan
2. Peralatan yang digunakan adalah : berdasarkan nilai standardized coefficient.
- Pahat/cutter milling diameter 40 mm Semakin besar nilai standardized coefficient,
tipe/merek Taegutec Xomt 060204 TT semakin besar pula kontribusinya terhadap
9030 model regresi.
- Mesin CNC Frais
- Alat uji kekasaran TR 200/Qualitest
3. Variable Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Variabel Penelitian 4.1 Hasil Penelitian


Cutter Feed Dept Kekasaran
Speed Rate of cut Rata-rata Tabel 2. Nilai Kekasaran Permukaan Hasil
Perc.
n f (mm/ a Eksperimen
(rpm) menit) (mm) (μm)
f
1 250 90 0,75 N a Ra
NO (mm/
2 500 90 0,75 (rpm) (mm) (μm)
ment)
3 750 90 0,75 1 250 0,67375
4 1000 90 0,75 2 500 0,3895
5 1200 90 0,75 I 3 750 90 0,75 0,2645
6 800 25 0,75 4 1000 0,17525
7 800 50 0,75 5 1200 0,1415
8 800 75 0,75 1 25 0,704
9 800 100 0,75 2 50 0,602
10 800 150 0,75 II 3 800 75 0,75 0,49675
4 100 0,24175
11 800 90 0,2
5 150 0,30275
12 800 90 0,4
1 0,2 0,12075
13 800 90 0,6 2 0,4 0,1455
14 800 90 0,8 III 3 800 90 0,6 0,23425
15 800 90 1 4 0,8 0,17525
5 1 0,26225

~35~
VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012 JURNAL AUSTENIT

4.2 Pembahasan digunakan untuk menilai kelayakan variabel


independen cutting speed, feed rate dan
Hasil eksperimen dikalkulasi dengan dept of cut dalam kaitannya dengan variabel
menggunakan software SPSS 20 seperti dependen surface roughness. Ternyata
tabel-tabel di bawah ini, variabel-variabel independen tersebut sudah
layak untuk memprediksi variabel dependen
Tabel 3. Statistik Deskriptif surface roughness, karena ketentuan Std.
Mean
Std.
N Error of the Estimate < nilai standard
Deviation
deviasi, dimana besar standard deviasinya
Surface
roughness
,32865 ,198418 15 adalah 0,198418.
Cutting speed 780,00000 205,113209 15
Feed rate 86,66667 26,163406 15 Tabel 6. ANOVA
Dept of cut ,700000 ,1841971 15 Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression ,385 3 ,128 8,466 ,003b
1 Residual ,167 11 ,015

Tabel 4. Korelasi Total ,551 14


Surface Cutting Feed Dept of a. Dependent Variable: Surface roughness
roughnes speed rate cut b. Predictors: (Constant), Dept of cut, Cutting speed, Feed rate
s
Surface
1,000 -,545 -,554 ,329
roughness
Cutting
Pearson speed
-,545 1,000 -,013 -,028 Hasil uji ANOVA menghasilkan F
Correlation
Feed rate -,554 -,013 1,000 -,037
sebesar 8,466 dengan tingkat siqnifikan
Dept of (angka probabilitas) sebesar 0,003. Karena
,329 -,028 -,037 1,000
cut F < 0,05, maka model regresi ini sudah
Surface
. ,018 ,016 ,116 layak digunakan dalam memprediksi nilai
roughness
Cutting
Sig. (1- speed
,018 . ,481 ,460 surface roughness. Apakah dengan variabel
tailed) independen cutting speed, feed rate dan
Feed rate ,016 ,481 . ,448
Dept of
,116 ,460 ,448 . dept of cut akan mempengaruhi nilai surface
cut
Surface
15 15 15 15
roughness, untuk mencari solusinya perlu
roughness
Cutting
dilakukan pengujian dengan menggunakan
15 15 15 15
N
speed angka F dari output ANOVA; dengan cara
Feed rate 15 15 15 15 membuat hipotesis dengan bunyi sebagai
Dept of
15 15 15 15 berikut :
cut
H0 : Cutting speed, feed rate, dan dept of
cut tidak berpengaruh terhadap nilai
Tabel 4 tersebut menunjukan bahwa surface roughness.
besar hubungan antara variabel surface H1 : Cutting speed, feed rate, dan dept of
raoughness dengan cutting speed ialah cut berpengaruh terhadap nilai
-0,545 dan feed rate ialah -0,554, artinya surface roughness.
makin meningkat besar cutting speed dan Dengan ketentuan :
feed rate maka nilai surface roughness  Jika Fhitung (F0) > Ftabel, maka H0 ditolak
makin kecil; artinya tingkat kehalusan dan H1 diterima
permukaan makin halus.
 Jika Fhitung (F0) < Ftabel, maka H0 diterima
dan H1 ditolak
Tabel 5. Ringkasan Model (Koefesien
Menghitung Ftabel dengan tingkat
Determinasi)
Std. Error
kepercayaan 95 % atau α : 0,05;
R Adjusted Durbin-
Model R
Square R Square
of the
Watson
berdasarkan Tabel Distribusi F.05 didapat
Estimate
Ftabel sebesar 3,59. Sehingga Fhitung > Ftabel (
1 ,835a ,698 ,615 ,123057 1,302
8,466 > 3,587), artinya H0 ditolak dan H1
a. Predictors: (Constant), Dept of cut a , Cutting speed n, Feed rate f
b. Dependent Variable: Surface roughness Y diterima dengan kata lain cutting speed,
feed rate, dan dept of cut berpengaruh
Tabel 5 menunjukan bahwa besarnya terhadap nilai surface roughness. Dari tabel
2
R adalah 0,698 atau 69,8 %, artinya bahwa 7 dihasilkan persamaan regresi sebagai
besarnya nilai kekasaran permukaan berikut :
(surface roughness) 69,8 % dipengaruhi
oleh variabel independen cutting speed, Y = 0,880 – 0,001 n – 0,004 f + 0,316 a (4)
fedd rate dan dept of cut sedangkan 30,2 %
dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel Koefesien-koefesian pada persamaan
independen tersebut. Nilai Std. Error of the regresi tersebut dilakukan pengujian dengan
Estimate (SEE) pada tabel adalah 0,123057 menggunakan angka siqnifikansi untuk

~36~
JURNAL AUSTENIT VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012

mengetahui apakah koefesien regresi 3. Untuk variabel dept of cut thitung sebesar
siqnifikan atau tidak. 1,767, pengujian hipotesisnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 7. Koefesien Regresi
Standar
Unstandardi
dized
zed
Coeffici
Model Coefficients t Sig.
ents H0, No H0, Yes H0, Yes H0, No
Std.
B Beta
Error
(Constant) ,880 ,216 4,078 ,002
Cutting speed -,001 ,000 -,544 -3,279 ,007
1
Feed rate -,004 ,001 -,551 -3,319 ,007 0 1,767 2,160
Dept of cut ,316 ,179 ,293 1,767 ,105
a. Dependent Variable: Surface roughness
Karena thitung sebesar 1,767 jatuh di daerah
penolakan, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya koefesien regresinya
Bentuk hipotesisnya adalah sebagai siqnifikan.
berikut:
H0 adalah koefesien regresi tidak siqnifikan Tabel 8. Casewise Diagnostics
H1 adalah koefesien regresi siqnifikan Case Std. Surface Predicted Residual
Number Residual roughness Value
Dengan ketentuan sebagai berikut : 1 ,524 ,674 ,60932 ,064432
degree of freedom (df) = 15 – 2 = 13 2 -,718 ,390 ,47781 -,088311
Hipotesisnya dianalisa dengan ketentuan : 3
4
-,665
-,321
,265
,175
,34630
,21480
-,081804
-,039547
 Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan 5 ,259 ,142 ,10959 ,031909
6 ,915 ,704 ,59139 ,112607
H1 ditolak 7 ,934 ,602 ,48701 ,114988
 Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan H1 8 ,927 ,497 ,38263 ,114119
9 -,297 ,242 ,27825 -,036500
diterima 10 1,896 ,303 ,06949 ,233262
Angka ttabel = 2,160 untuk pengujian 11 -,208 ,121 ,14631 -,025558
12 -,520 ,146 ,20947 -,063969
hipotesisnya adalah sebagai berikut : 13 -,312 ,234 ,27263 -,038381
1. Angka thitung untuk variabel cutting speed 14 -1,305 ,175 ,33579 -,160543
15 -1,111 ,262 ,39895 -,136704
sebesar -3,279, maka pengujian a. Dependent Variable: Surface roughness
hipotesisnya menggunakan grafik seperti
di bawah ini.
Makin kecil angka residual dan
standard residual memberikan makna
H0, No H0, Yes H0 Yes Ho, No bahwa persamaan regresi yang akan
digunakan untuk memprediksi nilai
kekasaran makin baik.
-3,279 -2,160 0

Karena thitung sebesar -3,279 jatuh di daerah 5. KESIMPULAN DAN SARAN


penolakan (No), maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya koefesien regresinya 5.1 Kesimpulan
siqnifikan
2. Untuk variabel feed rate thitung sebesar - - Nilai kekasaran permukaan (Ra) terbukti
3,319, pengujian hipotesisnya adalah dipengaruhi oleh cuttibg speed (n), feed
sebagai berikut : rate (f) serta depth of cut (a).
- Model persamaan regresi linier Y = 0,880
– 0,001 n – 0,004 f + 0,316 a, cocok
untuk memprediksi nilai kekasaran hasil
pemesinan CNC Milling untuk bahan
H0, No H0, Yes H0, Yes H0, No alumunium jenis Al Mg Si 3.6082 DIN
1725 dengan pahat/cutter HSS diameter
40 mm.
2
-3,319 -2,160 0
- Besarnya R adalah 0,698 atau 69,8 %,
artinya bahwa besarnya nilai kekasaran
Karena thitung sebesar -3,319 jatuh di daerah permukaan (surface roughness) 69,8 %
penolakan, maka H0 ditolak dan H1 dipengaruhi oleh variabel independen
diterima. Artinya koefesien regresinya cutting speed, fedd rate dan dept of cut
siqnifikan. sedangkan 30,2 % dipengaruhi oleh

~37~
VOLUME 4, NOMOR 1, APRIL 2012 JURNAL AUSTENIT

variabel lain selain variabel independen Berbasis Model Analisa Regresi Ganda
tersebut. pada Peme inan CNC Frai ”, Univer ita
Sebelas Maret Surakarta,
5.2 Saran http://www.docstoc.com/docs/113842922
- Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan /Prediksi-Kekasaran-Permukaan-Baja-
melakukan perubahan besarnya dept of ST-40-Berbasis-Model-Analisa-Regresi-
cut dengan variasi data yang atraktif. Ganda-Pada-Pemesinan-CNC-Frais, 25
- Persamaan regresi ini lebih cocok untuk Februari 2012
besaran dept of cut maksimum 1 mm. 5. Jerard, R.B., et al, 2001, Online
Optomozation of Cutting Conditions for
DAFTAR PUSTAKA NC Machining, 2001 NSF Design,
1. Chang-Xue. (2002), Surface Roughness Manufacturing and Industrial Innovation
Predictive Modeling: Neural Networks Resaech Conference, January 7-10-
versus Regression. Departmen of 2001, Tampa, Florida.
Industrial & Manufacturing Engineering, 6. Jonathan Sarwono, 2012,”Aplika i untuk
College of Engineering and Technology Riset Eksperimental”, PT Elex Media
Bradley University: Illinois USA. Komputindo, Jakarta.
2. Huang L, Chen, J.C, 2001, A Multiple 7. Yang, JL., Chen, JC., 2001, “A Sytematic
Regression Model to Predict In-process Approach for Identifying Optimum
Surface Roughness in Turning Operation Surface Roughness Performance in End
Via Accelerometer, Journal of Industial Milling Operations”, Journal of Industrial
Technology,Vol. 17, No. 2, February to Technology, Vol. 17, No. 2, February to
April 2001, http://www.nait.org. April 2001, http://www.nait.org.
3. Handoko, B. Tulung Prayogo, (2012), “
Studi Parameter Pemesinan Optimum
Pada Operasi CNC End Milling Finishing RIWAYAT PENULIS
Bahan Alumunium:,Universitas Gajah
Mada, Nama : Moch Yunus, S.T.,M.T
http://www.scribd.com/doc/25352002/Stu NIP : 195706161985031003
di-Paramater-Pemesinan-Optimum- Tempat dan
Pada-Operasi-Cnc, 25 Maret 2012. tanggal lahir : Semarang, 16 Juni 1957
4. Herman Saputro dan Sunaryo,” Predik i Pekerjaan : Dosen Teknik Mesin Polsri
Kekasaran Permukaan Baja ST 40 Pendidikan : S2 Teknik Mesin

~38~

Anda mungkin juga menyukai