Disusun oleh :
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulisan laporan Penelitian Cabang Muhammadiyah
Laweyan dapat diselesaikan dengan tepat waktu sebagai salah satu syarat
kelulusan mata kuliah Kemuhammadiyahan.
Dalam kesempatan ini ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya
diberikan kepada :
1. Bapak Wasi’ul Ma’arif selaku dosen pengampu mata kuliah
Kemuhammadiyahan yang telah membimbing dalam penyelesaian laporan
penelitian.
2. Pihak Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah (PAKYM) yang telah
memberi izin untuk melakukan observasi di PAKYM tersebut.
3. Kedua Orang Tua penulis, yang telah mendukung dan senantiasa mendoakan.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam pemnulisan laporan mungkin masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat berguna untuk perbaikan
ataupun penyempurnaan laporan ini nantinya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan pagi
penulis pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persyarikatan Muhammadiyiah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di
Kauman pada tahun 1912 saat ini telah berkembang dengan pesatnya diseluruh
daerah khususnya di Indonesia. Hal inilah yang juga memprakarsai pendirian
sebuah Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di kota Solo (Surakarta) yang
diprakarsai oleh Almarhum H. Anwar Shidiq dan kawan-kawan. Mula pertama
letak panti asuhan ini di kampung Kandangsapi, kecamatan Jebres, Surakarta.
Awalnya panti asuhan ini mendidik dan mengasuh anak-anak Yatim piatu
terlantar dari berbagai daerah, baik putra maupun putri dalam satu kompleks
(Coeducation) dengan pengasuhnya pada waktu itu Almarhum Moh. Sayuti. Pada
tanggal 7 Nopember 1953 terjadilah musibah yang melanda daerah Surakarta
berupa angin taufan yang mengakibatkan bangunan panti asuhan tersebut roboh.
Dengan terpaksa anak-anak asuh ditempatkan pada bangunan darat yang dibangun
di sebelah bangunan yang roboh tersebut. Sehubungan dengan hal itu, para tokoh
Muhammadiyah Surakarta mengusahakan terwujudnya bangunan baru yang lebih
memadai.
Pada tahun 1954 atas bantuan atau hibah dari Yayasan Dana Bantuan (Y.D.B)
Jakarta yang diketahui Mr. Hamid Al Gadri berhasil dibangun gedung Cary.
Adapun luas gedung ini lebih kurang 696 m2 (tidak termasuk bangunan masjid).
Sedangkan areal tanah keseluruhannya lebih kurang seluas 6.250 m2. Tanah
tersebut semula bersatus tanah negara, namun pada tahun 1984 telah dibebaskan
dengan biaya Rp. 16.000.000,00 (Enam belas juta rupiah) dan sejak saat itu status
tanah telah menjadi Hak milik Persyarikatan Muhammadiyah Surakarta dengan
sertifikat Hak Milik Nomor 1612/1984. Dengan berdirinya bangunan tersebut,
maka sejak Mei 1956 anak-anak asuh dipindahkan dan ditampung di gedung baru
yang terletak di Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 441 Kalurahan Pajang, Kecamatan
Laweyan, Surakarta hingga sekarang.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya PAKYM?
2. Apa saja yang menjadi dasar berdirinya PAKYM?
3. Bagaimana dan apa saja syarat untuk menerima anak asuh ?
4. Apa saja program pendidikan yang diberikan untuk anak asuh?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pada tahun 1930 berdirilah sebuah Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di
kota Solo (Surakarta) yang diprakarsai oleh Almarhum H. Anwar Shidiq dan
kawan-kawan. Mula pertama letak panti asuhan ini di kampung Kandangsapi,
kecamatan Jebres, Surakarta. Keberadaan Panti Asuhan ini ditetapkan dengan
Akte Pendirian Persyarikatan Muhammadiyah sebagai Badan Hukum dengan
No. 81/ Byl. 1
Awalnya panti asuhan ini mendidik dan mengasuh anak-anak Yatim piatu
terlantar dari berbagai daerah, baik putra maupun putri dalam satu kompleks
(Coeducation) dengan pengasuhnya pada waktu itu Almarhum Moh. Sayuti.
Pada tanggal 7 Nopember 1953 terjadilah musibah yang melanda daerah
Surakarta berupa angin taufan yang mengakibatkan bangunan panti asuhan
tersebut roboh. Dengan terpaksa anak-anak asuh ditempatkan pada bangunan
darat yang dibangun di sebelah bangunan yang roboh tersebut. Sehubungan
dengan hal itu, para tokoh Muhammadiyah Surakarta mengusahakan
terwujudnya bangunan baru yang lebih memadai.
Pada tahun 1954 atas bantuan atau hibah dari Yayasan Dana Bantuan
(Y.D.B) Jakarta yang diketahui Mr. Hamid Al Gadri berhasil dibangun
gedung Cary yang menghabiskan biaya sebesar Rp. 419.000,00 (Empat ratus
sembilan belas ribu rupiah). Adapun luas gedung ini lebih kurang 696 m2
(tidak termasuk bangunan masjid). Sedangkan areal tanah keseluruhannya
lebih kurang seluas
6.250 m2. Tanah tersebut semula bersatus tanah negara, namun pada tahun
1984 telah dibebaskan dengan biaya Rp. 16.000.000,00 (Enam belas juta
rupiah) dan sejak saat itu status tanah telah menjadi Hak milik Persyarikatan
Muhammadiyah Surakarta dengan sertifikat Hak Milik Nomor 1612/1984.
Dengan berdirinya bangunan tersebut, maka sejak Mei 1956 anak-anak asuh
dipindahkan dan ditampung di gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen
Slamet Riyadi No. 441 Kalurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Surakarta
hingga sekarang.
Berkaitan dengan perpindahan lokasi Panti Asuhan pada tahun 1956
tersebut, maka pada saat itulah oleh Pimpinan Asuhan menerapkan metode
pemisahan pengasuhan antara anak Yatim putra dengan anak yatim putri.
Untuk anak yatim putra tetap menempati gedung yang baru di Jl. Brigjen
Slamet Riyadi No. 441 Surakarta tersebut, sedangkan
B. Sejarah Lembaga
Panti ini semula bernama : RUMAH MISKIN MUHAMMADIYAH
SURAKARTA. Kemudian pada tahun 1956 diganti nama menjadi PANTI
ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH (PAYM) yaitu disesuaikan dengan
Surat Keputusan Menteri Sosial RI tanggal 8 November 1995 No. Sekr. 10-
22- 27/2895 dan telah mendapat persetujuan dari Pimpinan Muhammadiyah
Majlis PKU temaktub dalam suratnya tanggal 5 Januari 1956 No. 014/56.
Berdasarkan fatwa dari PP Muhammadiyah Majlis PKU sebagai realisasi
hasil Musker se- Indonesia di Purwokerto bulan September 1968, maka nama
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) sejak tanggal 1 Januari 1970
diubah menjadi PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM
MUHAMMADIYAH (PAKYM) SURAKARTA.
Sejak tanggal 5 Oktober 1966 pengurus serta tanggung jawab Panti
Asuhan ini diserahkan dari Pimpinan Muhammadiyah Daerah Surakarta
kepada pimpinan Muhammadiyah Cabang Laweyan Surakarta , berdasarkan
Surat Serah Terima tanggal 5 Oktober 1966. M. No. D.156/66. Sekarang ini
Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta adalah merupakan
salah satu amal usaha Pimpinan Cabang Muhammadyah Laweyan Kota
Surakarta di bawah koordinasi Majlis Pembinaan Kesejahteraan Umat dan
Pelayanan Sosial (MPKU-PS).
DASAR DIDIRIKANNYA
PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
“tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak
yatim, katakanlah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik,
dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu;
dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang
mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia
dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
3. Hadits Rasulullah SAW :
Sahl bin Sa’ad r.a berkata : Rasulullah SAW. Bersabda :
“Aku dan penanggung anak yatim di dalam Surga, begini (waktu itu nabi
mengacungkan jari telunjuknya, dan jari tengahnya dengan merenggang-
kan). Artinya jari telunjuk dan jari tengah berjejer begini seperti nanti
Nabi berjejer dengan seorang yang menanggung anak yatim.” (HR.
Bukhari)
B. Dasar Idiil : Pancasila
C. Dasar Konstitusional UUD 1945
1. Pasal 27 ayat 2
Menurut pasal 27 ayat 2, mengatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
2. Pasal 34
Menurut pasal 34 yang bertugas mengurus anak yatim dan terlantar adalah
negara, namun Muhammadiyah merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi
sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasulullah SAW. tersebut di atas.
D. Dasar Operasional
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara 2. Republik Indonesia Nomor 3143);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109,
Tambahan
3.3. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
4. Peraturan Menteri Sosial Nomor 107/HUK/2009 tentang Akreditasi
Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial;
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 108/HUK/2009 tentang Sertifikasi bagi
Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial;
6. Peraturan Menteri Sosial Nomor 30/HUK/2009 tentang Standar Nasional
Pengasuh Anak Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak;
AZAS
TUJUAN
Tujuan penyelenggaraan PAKYM adalah :
1. Mencetak anak asuh menjadi manusia Mulsim yang berakhlaq, cakap, percaya
pada diri dan dapat hidup mandiri serta berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
2. Mencetak kader penerus perjuangan Muhammadiyah khususnya dan Islam
pada umumnya.
PROGRAM PENDIDIKAN
B. BENTUK PENDIDIKAN
1. Pendidikan Agama
Pendidikan Agama ini menyangkut budi pekerti, pengajian-pengajian,
pendidikan sopan santun, mendalami prinsip islam tentang akhlakul
karimah, budi luhur, menciptakan hubungan yang islami antar sesama,
khususnya anak dengan anak, anak dengan bapak ibu pengasuh, anak
dengan masyarakat lingkungan dan juga dengan pengelola.
2. Penguasaan IPTEK (Pendidikan Kecerdasan)
Untuk program ini anak-anak dimasukkan ke sekolah-sekolah formal baik
negeri maupun swasta dari semua jenjang (SD, SLTP, SLTA dan
Perguruan Tinggi).
3. Pendidikan Keterampilan
Di samping pendidikan agama dan kecerdasan, anak-anak Panti juga
dapat diberi kesempatan untuk menambah pengalaman lapangan (Skill).
Untuk pendidikan ini bisa diambil pada waktu mereka masih tinggal di
Panti maupun setelah mereka lulus dari SLTA.
Pada waktu masih di Panti mereka dapat mengambil satu atau dua
program yang ditawarkan yaitu: fotografi, komputer, dan merawat
tanaman. Adapun yang dapat diambil sesudah lulus SLTA tergantung
minat anak sebab skill ini dapat diambil di luar Panti. Demikian
gambaran sekilas program pendidikan bagi anak-anak Panti.
C. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS ANAK ASUH
Dalam program ini, Pengelola PAKYM Surakarta melaksanakan kegiatan
kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain :
1. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk
mengetahui kondisi psikologis anak (kecerdasan, minat, bakat, dll) secara
berkala, sehingga pengarahan dan pembinaan terhadap anak asuh bisa
lebih disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak, terutama dalam
memilih sekolah formal.
2. Kerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi yang menyediakan
beasiswa bagi anak yatim.
3. Lembaga penyelenggara Tour dan Outbond untuk mengisi kegiatan anak
asuh pada masa liburan sekolah.
PENERIMAAN ANAK ASUH
DAN TATA TERTIB