HAROANA MATE
1. ZUMARDIN (1921201134)
BAUBAU
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji kami haturkan kepada Allah, tuhan semesta alam
yang yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta taufik-Nya sehingga
kami dalam keadaan sehat wal-afiyat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan terhadap gusti kita sebagai madinatul ilmi Nabi Muhamad SAW.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
B. Menguburkan Jenazah.....................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosesi sebelum penguburan?
2. Bagaimana menguburkan jenazah?
3. Bagaimana prosesi setelah penguburan (pomaloa/Malam Tahlilan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosesi sebelum penguburan
2. Untuk mengetahui cara menguburkan jenazah
3. Untuk mengetahui prosesi setelah penguburan (pomaloa/Malam Tahlilan
1
BAB 11
PEMBAHASAN
Kalaa (kadha) yang di maksud adalah melaksanakan penerimaan kalaa atau kadha
almarhum atau almarhumah atas kewajibannya terhadap Allah SWT. Dengan tujuan
untuk menebus dosa – dosa yang di perbuatnya semasa hidup.kalaa dilakukan oleh
delapan orang, tetapi dapat dilakukan oleh empat orang atau dua orang - jumlah
persone yang melakukan kala disesuaikan dengan kemampuan keluarga.Pelaksana
kala ini bertugas untuk membacakan doa,bertahlil, dan berdzikir untuk almarhum /
almarhumah.inti pelaksanaan kalaa ini bagi almarhum / almarhumah adalah :
Para tetua adat atau perangkat masjid yang di percaya melaksanakan kalaa ini juga
akan bertugas sebagai pengarah / panitia kecil dalam membantu keluarga yang
berduka dalam prosesi penyelenggaraan jenazah sampai pada pelaksanaan malam –
malam tahlilan.
Prosesi ini biasanya dilakukan oleh tetua adat (biasanya salah satu dari yang
menerima kalaa) yang di tunjuk oleh pihak keluarga. Penggalian tanah kuburan tidak
sama seperti menggali lubang biasa tetapi punya cara tertentu.Tetua adat yang di
tugasi untuk belaina tana sudah mempersiapkan Tali ukuran panjang lubang makam,
di haruskan berwudhu yang sempurna dan ia yang pertama melaksanakan penggalian
dan ia pula pertama memegang linggis penggali. Pada saat melaksanakan belaina tana
tetua adat harus benar-benar tertib diri, utamanya kedua kaki dirapatkan,demikian
pula telapak kaki benar-benar rapat ditanah.nafas ditahan secara pemusatan
dayajiwa.seluruh pikiran dan perhatian di pusatkan kpd satu hal yaitu menyembah
dengan menghadapkan muka (tawadhuu) kepada yang Maha Aagung dengan itikad
bahwa tanahyang kita hadapi untuk makam itu adalah tanah Makam Nabi Saw.
Ditanah arab (Madinah).pada saat linggis pertama mulai kna tanah,pemusatan jiwa,
itikad dan keyakinan bahwa linggis tersebut tumpuan sasarannya yang petama-tama
ialah tiba pada huruf mimdan yang mendatangi nya (linggis) itu ialah huruf
alif.Adapun pelaksanaannya,linggis yabg pertama tadi diawali/dimulai pada
2
pertengahan ( sasaran pusat ).lalu linggis itu diangkat,untuk ditancapkan pada sasaran
kedua yaitu kepala. Kemudian linggis itu diangkat untuk ditancapkan pada sasaran
ketiga yakni kaki dan selanjutnya linggis tanpa dicabut diserahkan tetua adat
kepadapenggali umum untuk penggalian selanjutnya hingga selesai.
Bencina balu (Pemotongan Kain –Kain Kafan) Dikerjakan bila penggalian kuburan
telah selesai. Kalau pihak keluarga mengundang perangkat masjid untuk
penyelenggaraan jenazah,maka yang mengerjakan bencina balu di tunjuk perangkat
dari Moji (tetua adat/lebai)yang punya keahlian untuk itu.jika tidak, maka yang
mengerjakan bencina balu ditunjuk oleh pihak keluarga biasanya ditunjuk tetua adat
atau lebai. Bencina balu (Pemotongan Kain Kafan) tidak seperti memotong kain
biasa.Kain kafan tidak boleh digunting atau di potong dengan pisau atau benda tajam
lainnya, tetapi disobek/dirobek. Penggunaan gunting atau benda tajam lain hanya di
gunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan menyobek kain kafan.
Pertama, siapkan selembar tikar yang cukup lebar untuk tempat persiapan kafan dan
tikar ini juga yang akan di gunakan tempat menyusun kafan yang siap di gunakan.
3
Kedua,sebelum memotong kainkafan terlebih dahulu membaca doa potong kafan.
a .pertama-tama yang di potong adalah kain penutup lubang makam dikala jenazah
masuk liang kubur hingga selesai di timbun
h. timbasa(kemban) yang di gunakan pada saat mandi jenazah yang di gunakan untuk
menutup aurat atau bagian tubuh yang lain yang tidak boleh dilihat umum,ukuranya
sepanjang mayat
4
untuk kelengkapan mandi, yaitu kain timbasa,istinja,dhidhi,katirisangia di taruh
diatas tala ( talam ) bersama-sama kelengkapan mandi jenazah seperti kapur
barus,jeruk puruk,bedak dari beras,sabun,air mawar,lidi, dan lain-lain.
Niat
Pekaobusa oleh kelurga terdekat,sebelumnya memijat isi perut untuk
mengeluarkan isi perut
Baho satapi
Kundei
Burati,dengan bedak dari beras yang ditumbuk
Pekangkilo konuku(membersihkan kuku tangan maupun kaki)
Istinja,dengan memekai parewa pada tangan kiri oleh keluarga terdekat
Dhidi,dimulai dari membersihkan mulut dan gigi,lubang
hidung,mata,telinga,dan tengkuk.
Pairi sambahea,diwidhukan sepertia biasa tata cara wudhu
5
Pasahada,disyahadatkan
Uwe lalo
Wala yi kaana
Wala yi kaal
Uwe karakaji
5.Mengafani Jenazah
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang
dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengafani jenazah muslim dan
bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.
a. Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
c. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.
1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas.
Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur barus.
2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan
memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.
4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah
kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan cara yang lembut.
5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau lima
ikatan. Lepaskan ikatan setelah dibaringkan di liang lahat.
6) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian auratnya.
Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun kayu atau kertas dan
6
semisalnya. Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk menutup auratnya saja, tutuplah
dengan apa saja yang ada. Jika banyak jenazah dan kain kafannya sedikit, boleh dikafankan
dua atau tiga orang dalam satu kain kafan. Kemudian, kuburkan dalam satu liang lahat,
sebagaimana dilakukan terhadap syuhadak dalam perang uhud/
Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:
1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih lebar.
1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan
tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkna diatas
kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
8) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain
kiri dan kanan lalu digulung ke dalam. Setelah itu, ikat dengan sobekan pinggir kain kafan
yang setelahnya telah disiapkan di bagian bawah kain kafan, tiga atau lima ikatan, dan
ddilepaskan ikatanya setelah diletakkan di dalam liang lahat. Setelah itu, siap untuk di
sholatkan.
7
6. Sambaheaka Maeyati (Shalat Jenazah)
a. Niat
Niat sholat jenazah yakni menyengaja melakukan shalat atas mayit dengan empat takbir,
menghadap qiblat karena Allah.
ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمأْ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر ْ صلِّى َعلَى هَ َذ
ِ ِّاال َمي َ ُا
Usholli 'ala hadzal mayyiti arba'a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma'muman lillahi ta'ala.
"Saya niat salat atas jenazah ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai imam/makmum
hanya karena Allah Ta'ala."
ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمأْ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى ٍ صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا
َ ْت فَر َ ُا
Usholli 'ala hadzahihil mayyitati arba'a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma'muman lillahi
ta'ala
"Saya niat salat atas jenazah perempuan ini empat kali takbir fardu kifayah, sebagai
imam/makmum hanya karena Allah Ta'ala."
Artinya: Ya Allah ampunikah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia.
8
Allahumma laa tahrimnaa ajrahu (untuk pria) atau ajraha (untuk wanita) walaa taftinna
ba'dahu (untuk pria) atau ba'daha (untuk wanita) waghfirlanaa walahu (untuk pria) atau
walaha (untuk wanita).
Artinya: Ya Allah janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia".
Urutan sholat jenazah berikutnya yakni memberi salam. Memberi salam sambil menolehkan
muka ke kanan dan ke kiri dengan mengucapkan assalamualaikum warohmatullahi
wabarokaatuh.
Artinya:
.
B. MENGUBURKAN JENAZAH
Selain itu, ada tata cara yang perlu diperhatikan dan beberapa larangan yang harus dihindari.
Tata cara menguburkan jenazah tentunya diawali dengan mempersiapkan lubang kubur.
Menurut ajaran Islam, kedalaman lubang kubur harus setinggi orang yang berdiri di dalam,
dengan tangan melambai ke atas.
Sesuaikan lebar kubur dengan ukuran satu dzira atau satu hasta lebih satu jengkal, setara 50
cm. Apabila tanah kubur terasa keras, disunahkan untuk membuat liang lahat dalam lubang
kubur.
Bila tanahnya gembur, disunahkan membuat semacam lubang lagi di dasar kubur dengan
ukuran yang dapat menampung jenazah. Kemudian, jenazah diletakkan pada lubang tersebut
dan bagian atasnya ditutup dengan batu pipih atau papan kayu, lalu ditutup dengan tanah.
Memasukkan mayat ke dalam kubur juga harus dilakukan dengan tata cara yang baik.
Pertama, kamu harus memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur. Letakkan mayat
miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke
dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
9
Selain itu, para ulama menganjurkan agar setelah dibukakan kain kafan, pipi mayat bisa
ditempelkan langsung ke tanah. Simpul tali yang mengikat kain kafan pun dilepas dan
membaca doa dengan terjemahan, “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah” (HR. at-
Tirmidzi dan Abu Daud).
Namun, bila mayat yang dikubur berjenis kelamin perempuan, dianjurkan untuk
membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang, untuk
mayat laki-laki tidak dianjurkan.
Selanjutnya, orang yang turun ke lubang kubur mayat perempuan sebaiknya bukan orang-
orang yang semalam menyetubuhi istri mereka. Setelah mayat sudah diletakkan di liang
kubur, dianjurkan untuk mencurahinya dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah
kepala mayat, lalu ditimbuni tanah.
Pemulasaraan jenazah dengan protokol COVID-19. Dok/tim pemulasaraan jenazah Polresta Malang Kota
Terdapat beberapa ketentuan yang perlu kamu perhatikan dalam menaruh mayat dalam
kubur. Misalnya, taruh mayat di tepi lubang sebelah kiblat, setelah itu baru taruh papan kayu
atau semacamnya dengan posisi agak condong di atasnya agar mayat tak langsung tertimpa
tanah ketika ditimbun tanah.
Dalam hal ini, kamu juga bisa menerapkan cara lain dengan prinsip yang sama, seperti
menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur. Lalu, taruh mayat di lubang tersebut dan taruh
10
semacam bata atau papan dari semen di atasnya dalam posisi mendatar untuk penahan tanah
timbunan.
Setelah mayat sudah ditimbun tanah, kamu boleh memasang nisan sebagai tanda seperti yang
dianjurkan dalam ajaran Islam. Kemudian, bacakan doa agar mayat diampuni dosanya dan
diteguhkan dalam menghadapi pertanyaan malaikat.
Selain itu, dalam keadaan darurat, kamu boleh mengubur mayat lebih dari satu dalam satu
lubang kubur. Sedangkan, bagi mayat yang berada di tengah laut dan jaraknya amat jauh dari
bibir pantai, boleh dikubur di laut dengan cara dilempar ke tengah laut setelah selesai
dilakukan perawatan sebelumnya. Di antaranya, setelah dimandikan, dikafani, disalatkan.
Jangan duduk di atas kubur dan jangan berjalan di sela-sela kubur dengan memakai alas kaki
Jangan melakukan perbuatan-perbuatan di sekitar kubur yang didasari oleh sisa kepercayaan-
kepercayaan lama yang tidak ada kebenarannya dalam Islam.
Dikeluarga yang memiliki kemampuan maka setiap malam yang bertahlil itu di jamu
makan dan biasanya sisa makanan dari talam yang telah di siapkan di bungkus di
bawa pulang kerumah yang di sebut katange.jika keluarga di sebut tidak mampu atau
tidak sempta cukup dengan uwe mapane (air panas) berupa the dan penganan ringan.
11
Hari/malam pertama (turun tanah) sampai dengan malam ketujuh tahlil 313
kali.
Setelah pada malam ketiga dan ketujuh pagi harinya diadakan juga diadakan
tahlil yang disebut dengan istilah dengan kalapasia.para perangkat masjid
diberi pasali dan disajikan makanan atau kudapan sesuai kemampuan.perlu
dijelaskan pula bahwa sesudah betahlil pada malan ketujuh,pihak yang
berduka menjelaskan antona raatibu dan antona ngaji,sejumlah uang yang
merupakan sesdekah yang diberikan kepada perangkat masjid/yang
melaksanakan tahlilan dan yang mengaji khatam Al Quran.perlu juga
dijelaskan bahwa setiap Pgi selama tujuh hari,selalu dilakukan ziarah
kubur,kuburan selalu disiram dengan air yang dicampur dengan bunga atau
wangi-wangian dan dibacakan doa inilah yang dinamakan kabubusi.
Lepas hari ketujuh atau sehari sesuadah kalapasia,pihak yg berduka serta
keluarga dekat pergi kekali/sungai untuk mandi,(pebhahoa)dengan syarat-
syarat tertentudan di pimpin oleh seorang lebai.sesudah acara mandi lalu
semuanya kembali kerumah duka untuk makan siang bersama.
Antara ketujuh hari dan keempat puluh hari pada tiap malam senin dan
jumat,dirumah duka selalu diadakan tahlilan.
Selanjutnya diadakan tahlilan pada malam ke -40, ke -100,dank e -120,dan
besok paginya dilaksanakan acara kalapasia. Jika berkemampuan pada malam-
malam tersebut diadakan pula kenduri/makan bersama denganm mengundang
keluarga dan sahabat. Setiap acara kalapasia bagi yang melaksanakan tahlil di
beri pasali. ( Ada sebagian masyarakat butin melaksanakan tahlilan sampai
hari ke -40 saja,ada juga sampai dengan hari ke -120. Anatara malam ke-40
dan ke-120 diadakan tahlilan setiap malam senin – jumat. Pada malam ke-120
diadakan tahlilan terakhir, keesokan harinya diadakan acara kalapasia.)
12
BAB 111
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B. SARAN
Jika terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini saran serta kritkan dari teman-
teman semua sangat di perlukan agar menjadi bahan evaluasi kami kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Muhammad Amin Idrus. Proses dan Adat Istiadat Perkawinan Islam di Buton. uuTana
Wolio, 2003
Dr. Kamaluddin, DKK, Haroa dan Orang Buton, Kendari: Universitas Halu Oleo,2019
14