Anda di halaman 1dari 8

"MASUK ISLAMNYA UMAR BIN KHATTAB

(PEMUDA TANGGUH DAN GAGAH BERANI)"

Umar Bin Khattab Sebelum Islam

Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza,
terlahir di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orangtuanya
bernama Khaththab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti
Hasyim. Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca
dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga
dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah mekkah saat itu, Umar
mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, "Aku
menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir
janggutku". Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum
Quraish. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka
meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama
sekali. Tetapi, setelah masuk Islam, belum diturunkan larangan meminum khamar
(yang memabukkan) secara tegas. Sehingga ada kisah, Pada malam hari, Umar
bermabuk-mabukkan sampai Subuh. Ketika waktu Subuh tiba, beliau pergi ke
masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat Al-Kafirun, karena ayat
3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4
terus menerus. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang
tegas. .[1]

Sebelum masuk Islam Umar dikenal sebagai gembong yang paling getol menolak
islam dan kaum muslimin. Ia dikenal sebagai kaum quraisy yang terkenal
bertabiat keras dan dan bertekad kuat. Selama itu kaum muslimin mengalami
gangguan yang dilancarkan olehnya.[2]
Istri Amir bin Rabi’ah menceritakan sebagai berikut: pada saat kami sefang
bersiap-siap berangkat hijrah ke habasyah – ketika itu ‘amir sedang keluar rumah
untuk satu keperluan – tiba-tiba datanglah Umar dan berdiri di depanku. Aku
sudah mengira bakal mendaat gangguannya. Ia bertanya: hai Ummu abdillah,
benarkah kalian hendak pergi hijrah?. Aku menjawab: “Ya. Demi Allah, kami
pasti pergi ke bumi Allah yang aman,sebab kalian selama ini mengganggu dan
berbuat semena-mena terhadap kami. Kami tidak akan kembali lagi sebelum Allah
memberikan ketentraman hidup kepada kami. “ Ia mennjawab dengan ucapan
yang sungguh aneh: ”Allah beserta kalian” ia kulihat bersikap halus dan tampak
sedih. …..! ketika ‘amir pulang, kejadian itu kebritahukan kepadanya dan suamiku
bertanya: ‘apakah engakau mengharapkan ia masuk Islam? “ aku menjawab: ” ya,
benar” amit menanggapi jawabanku itu dengan mengatakan : “ia tidak akan
memeluk Islam sebelum keledainya memeluk islam terlebih dahulu! ‘amir
mengucapkan perkataan seperti itu karena ia tahu benar bagaimana Umar adalah
seorang yang sangat keras dan kasar terhadap kaum muslimin.[3]

Disini dapatlah terlihat bagaimana kerasnya Umar ketika sebelum masuk Islam.
Sehingga sahabat mengatakan bahwa Umar tidak akan masuk Islam hingga
keledainya masuk Islam terlebih dahulu.

Namun didalam diri Umar bin Khattab masih terdapat berbagai perasaan yang
saling berlawanan. Pada sisi lain ia sangat menghormati tradisi nenek moyangnya
dan ia gemar berfoya-foya dan bergelimag didalam kebiasaan minum arak. Akan
tetapi di samping itu ia kagum menyaksikan ketabahan kaum muslimin dan
ketabahan mereka dalam menghadapi cobaan dan penderitaan demi
mempertahankan keyakinan agamanya. Disamping itu ia selalu dihinggapi
keragu-raguan – sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang biasa berfikir -
mengenai agama yang di serukan oleh Muhammd Rasulullah saw, mungkin
agama itu lebih benar dan lebih suci dari agama yang lain… oleh karena itu ia
dengan ketika ia sedang marah dan meronta, cepat-cepat pergi meninggalkan
rumah dengan niat membunuh Muhammd Saw., akan tetapi setelah ia mendengar
kabar bahwa adik perempuannya sendiri dan suaminya telah memeluk agama
Islam, ia menyerbu kedalam rumah adiknya sambil berteriak mengancam. Adik
perempuanya dipukul hingga berdarah. Ternyata darah yang mengucur dari wajah
adiknya itu menggugah kearifan Umar, segi-segi kebaikan yang ada di dalam
jiwanya mengalahkan sendi-sendi keburukannya, saat ia melihat secarik kertas
bertuliskan ayat-ayat al-Qur’an , segera diambilnya lalu dibacanya. Terpesona
dan bergumam: “alangkah indahnya dan mulianya ayat ini….!”

Umar Bin Khattab Masuk Islam

Sebelum Umar masuk islam Rasullullah berdo’a kepada Allah agar Umar masuk
Islam “Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang paling
engkau cintai, denga Umar bin al-Khattab, atu dengan abu Jahal Bin Syam.”
Ternyata yang dikabulkan oleh Allah adalah Umar bin al-Khattab.[5] Ketika
ajakan memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar
mengambil posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah
berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam
melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap pemeluknya.
Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh
Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim
(Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara
perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu
dan pulang ke rumahnya. [6] Dengan terburu-buru Umar pergi hingga tiba
dirumah adik perempuannya dan iparnya, yang saat itu ada pula Khabbab bin al-
Art, sedang menghadapi shahifah berisi surat Thaha, dia membacakan ini di
hadapan mereka berdua. Tatkala Khabbab mendengar kedatangan Umar, dia
menyingkir ke bagian belakang ruangan, sedangkan fathimah menyembunyikan
Shahifah Al-Qur’an. Namun setelah di dekatinya adiknya tadi, Umar tadinya
sempat mendengar bacaan khabbab di hadapan adik dan iparnya.

“apa suara bisik-bisik yang sempat kudengar dari kalian tadi?

Hanya sekedar obrolan diantara kami,” jawab keduanya.


“kupikir kalian sudah keluar dari agama” kata Umar.

“wahai Umar,” kata adik Iparnya,” apa pemdapatmu jika kebenaran ada dalam
agama selain agamamu?”

Seketika Umar melompat kearah adik Iparnya dan menginjaknya keras-keras.


Adiknya mendekat untuk menolong suaminya dan mengangkat badanya. Namun
Umar menonjok fathimah hingga wajahnya berdarah.

“wahai Umar,”kata fathimah dengan berang, “jika memang kebenaran ada di


selain agamamu, maka bersaksilah bahwa tiada Ilah selain Allah dan bersaksilah
bahwa Muhammad itu adalah Rasul Allah.”

Umar mulai merasa putus asa. Dia lihat darah meleleh dari wajah adiknya. Maka
ia menyesal dan malu atas perbuatannya.

“berikan al-Kitab yang tadi kalian baca!” kata Umar

Adiknya menjawab,” engkau adalah najis. Al-Kitab Ini tidak boleh disentuh
kecuali orang-orang yang suci. Bangunlah dan mandilah jika mau!”

Maka Umar mandi, setelah itu memegangi al-itab. Dia mulai membaca isinya,
“Bismillahir-Rahmani-Rahim.” Lalu dia berkata,” nama-nama yang bagus dan
suci. “kemudian ia membaca, Thaha, “ hingga berhenti pada firman Allah

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS. Thaha :
14)

“alangkah indah dan mulianya kalam ini! Tunjukan dimana Muhammad berada
saat ini?”[7]Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah,
seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah
SAW pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau SAW berdoa :
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih
Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah SAW
sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”.

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana
dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber-ada di dalamnya, berupaya mengintipnya
lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama
pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW, dan merekapun berkumpul.
Hamzah bertanya:

“Ada apa ?”. “Umar” Jawab mereka. “Umar ?!, bukakan pintu untuknya, jika dia
datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa
keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”.

Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah
segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian
Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan
keras, seraya berkata :

“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab
Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah
?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar
bin Khattab”.

Maka berkatalah Umar : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah
selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah . Kesaksian Umar tersebut disambut
gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga
suaranya terdengar ke Masjidil-Haram.

Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang


musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.[8]

Keberanian Umar Bin Khattab Serta Sikap Kaum Kafir Quraisy Terhadapnya
Diantara bukti keberanian Umar adalah disaat Umat Islam berjumlah sedikit dan
senantiasa disiksa oleh kaum kafir Quraisy, serta diantara mereka takut
menampakan keislaman mereka, maka Umar tampil dengan berani menyatakan
dirinya telah berislam Ibnu ishaq meriwayatkan dari Umar dia berkata: “ tatkala
aku sudah masuk Islam, aku mengingat-ingat, siapa penduduk mekkah yang
paling keras memusuhi Nabi, dialah abu Jahal. Maka kudatangi rumahnya dan
kugebrak pintu rumahnya hingga dia keluar menenmuiku. “ahlan wasahlan,
“katanya, “apa yang engakau bawa?” “aku datang untuk memberitahumu bahwa
aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad, serta membenarkan
apa yang dibawanya.”Dia langsung mengebrak pintu di depan mataku, sambil
berucap, “semoga Allah memburukan rupamu dan memburukan apa yang engkau
bawa.”[9]

Kemudian Ibnul Jauzi mengatakan bahwa Umar RashiyAllahu ‘anhu berkata,


“jika seseorang masuk Islam, maka orang-orang mencekalnya, lalu mereka
memukulinya dan dia ganti memukuli mereka. Setelah aku masuk Islam, aku
mendatangi pamanku, al-Ashy bin Hasyim dan kuberitakan kepadanya tentang
keislamanku. Namun ia justru masuk rumah. Lalu kudatangi salah seorang
pembesar Quraisy, boleh jadi dia adalah Abu Jahal (Ritc) dan kuberitahukan
keislamanku,, namun dia justru masuk rumah.”[10]

Kecerdasan Dan Kejujuran Umar

Dalam hal kejujuran Umar dan kecerdiakn beliau kita dapat melihatnya
dalam sebuah peristiwa yakni ketika Umar bin Khattab dalam menerima hadits
dari Rasulullah. Kita ketahui bahwa beliau adalah seorang saudagar yang sibuk
sehingga adalah suatu hal yang sangant memberatkan untuk beliau untuk hadir
setiap hari di majlis Rasyulullah untuk menerima pengajaran dan hadits. Maka
dari dengan kecerdikan beliau, untuk menghadapi persoalan semacam ini beliau
berssama tetangganya dari kaum ansor secara bergantian pergi ke majlis
Rasulullah setiap harinya. Dan mereka yang datang kepada Rasulullah dan
menerima pengajaran, pulangnya mengajari yang tidak hadir. Sehingga mereka
dapat menerima semua pengajaran dari Rasulullah. Dan dari sisi ini pula jelas
adanya sikap kejujuran. Karena anpa adanya sikap kejujuran maka ilmu yang
didapatkan dari Rasulullah bisa saja di selewengkan atau tidak disampaikan secara
keseluruhan.[11]

Peran Doa Dalam Dakwah

Peran do’a dalam dakwah jelas sangat penting. Yakni bagaimana dengan
do’a Allah akan memberi jalan atau petunjuk di jalan dakwah.dalam perjalanan
sirah Nabi Saw, mengenai peran do’a bagi tercapanya kemenangan dakwah sangat
banyak contohnya, seperti halnya bagaimana do’a Rasulullah kepada Allah agar
Umar bin Khattab diberi hidayah dan masuk Islam dan menjadi pembela Islam
yang sejati. Sebagaimana do’a Rasulullah Saw, ““Ya Allah, kokohkanlah Islam
dengan salah satu dari dua orang yang paling engkau cintai, denga Umar bin al-
Khattab, atu dengan abu Jahal Bin Syam.” Ternyata yang dikabulkan oleh Allah
adalah Umar bin al-Khattab.[12]

Kemudian kita dapat melihat bagaimana Rasulullah berdo’a untuk kemenagan


Islam. Diantaranya yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam perang Badar yang
akhirnya dimenankan oleh umat Islam.

“Ya Allah, ini Quraisy yang datang dengan kecongkakan dan kesombongannya,
yang memusuhi-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, yang kuharapkan
adalah pertolongan-Mu seperti yang telah engkau janjikan kepadaku. Ya Allah,
binasakanlah mereka pagi ini!”[13]

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapatlah kita membuat beberapa kesimpulan yaitu:

a. Umar bin Khattab pada masa jahiliyahnya adalah seorang yang


sangat keras menentang Islam. Beliau adalah seorang yang ditakuti dan
disegani.
b. Setelah Umar masuk Islam maka sifat jeleknya selama ini berubah
180 derajat. Beliau menjadi seorang pembela Islam yang sangat gigih.
Sehingga dengannya perjalanan dakwah Islam semakin mantap dan kuat

c. Umar adalah sosok yang pemberani. Terbukti ketika kaum muslimin


tidak berani menampakan keislamannya kepada kaum kafir Quraisy,
malah Umar dengan penuh keberanian menyatakan keislamanya kepada
tokoh-tokoh Quraisy

d. Selain itu Umar juga adalah sosok yang jujur dan cerdas, hal ini
terbukti ketika harus mendapatkan pelajaran atau pengajaran dari
Rasulullah tentang Islam, beliau yang sibuk akhirnya beliau dating secara
bergiliran ke majlis Rasulullah Saw. Dan yang datang kepada majlis
Rasulullah mengajarkan kepada yang tidak datang. Sehingga beliau dapat
mempelajari Islam meskipun tidak datang ke majlis Rasulullah.

e. Tentang pentingnya peran do’a dalam dakwah sangatlah jelas,


Rasulullah tlah mencontohkan bahwa do’a di dalam dakwah sangat
penting, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Umar bin Khattab

Anda mungkin juga menyukai