Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH NEO-PSIKOANALISIS

(PENGEMBANGAN PSIKOANALISIS, PANDANGAN POKOK ALFRED ADLER,


KAREN HORNEY, ERIK ERIKSON, FROMM)

Disusun oleh:
1. Andi Khalishah Rizqita Andammari (15000122140320)
2. Aulya Ornella Putri (15000122140319)
3. Istiqomah Dwi Ramadhani (15000122140314)
4. Khansa Anindyaputri Tjarliman (15000122130123)
5. Yasmine Kayla Qisthi (15000122140311)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami diberi waktu dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “Neo-Psikoanalisis” dapat selesaikan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Bapak Muhammad
Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A. pada bidang studi psikologi. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Neo-Psikoanalisis.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Muhammad Zulfa


Alfaruqy, S.Psi., M.A. selaku dosen mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi yang sudah
mempercayakan tugas ini kepada kami. Berkat tugas yang diberikan ini, kami dapat
menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan topik yang
diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
jauh dari kata sempurna dan adanya banyak kekurangan yang kami yakini ada di luar batas
kemampuan kami pada makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan partisipasi
pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi perbaikan dan peningkatan kualitas tulisan
karya kami ke depannya. Kami juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan
manfaat kepada para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Neo Psikoanalisis yang juga biasa juga dikenal dengan Neo Freudian, Aliran ini muncul setelah
hampir 20 tahun Freud menikmati monopoli pada sistem psikoanalisis barunya, banyak faksi-
faksi bermunculan yang dipimpin oleh para analisis yang tidak setuju dengannya. Mereka tidak
peduli pernah seberapa dekat mereka kepada Freud baik itu secara pribadi ataupun profesional,
mereka bercita-cita untuk menggantikan teori tersebut menurut pandangan mereka sendiri.
Banyak tokoh-tokoh yang mengembangkan teori mereka sendiri tetapi ada tiga tokoh
pembangkang dari ajaran Freud yang paling menonjol yaitu : Carl Jung, Alfred Adler, dan Karen
Horney. Freud tidak pernah bereaksi apapun terhadap para pembangkang teori yang dia
kemukakan, Setelah ia meninggal putrinya Anna membangun dan memperluas pekerjaanya dan
tetap setia terhadap keyakinannya. Pada saat yang bersamaan banyak ilmuwan yang di kemudian
hari mencoba untuk mengembangkan Teri Neo-Freudian. Teori ini merupakan usaha dan hasil
modifikasi terhadap teori psikoanalisis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Neo Psikoanalisis?
2. Apa saja pengembangan dan kritik untuk psikoanalisis?
3. Bagaimana pandangan pokok dari Alferd Adler?
4. Bagaimana pandangan-pandangan pokok dari Karen Horney?
5. Bagaimana pandangan pokok dari Erik Erikson?
6. Bagaimana pandangan pokok dari Erich Fromm?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Menjelaskan tentang asal usul Neo Psikoanalisis.
2. Menjelaskan pengembangan dan kritik untuk psikoanalisis.
3. Menjelaskan pandangan pokok dari Alferd Adler.
4. Menjelaskan pandangan-pandangan pokok dari Karen Horney.
5. Menjelaskan pandangan pokok dari Erik Erikson.
6. Menjelaskan pandangan pokok dari Erich Fromm.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan dan kritik untuk psikoanalisis


Dalam buku A History Of Modern Psychology milik Duane P. Schultz diketahui bahwa
ada beberapa pandangan atau teori psikoanalisis dari beberapa tokoh atau filsuf dimana
teori-teori tersebut saling bertentangan satu sama lain.
Seorang filsuf bernama Anna Freud mengembangkan sebuah teori psikologi ego. Anna
memimpin psikologi ego neo-Freudian. Dia menganggap bahwa dirinya tidak diharapkan
untuk dilahirkan. Anna Freud mengembangkan psikologi ego yang menjadi bentuk
psikoanalisis utama di Amerika pada tahun 1940-an sampai awal 1970. Neo-Freudian
memiliki salah satu tujuan menjadikan psikoanalisis sebagai bagian yang dapat diterima
dari psikologi ilmiah. Filsuf lain bernama Karl Jung pernah dianggap sebagai putra
pengganti dan pewaris gerakan psikoanalitik oleh Freud. Freud menyebutnya “penerus
saya dan putra mahkota” (dikutip dalam McGuire, 1974, hal.218). Jung mengembangkan
psikologi analitis yang bertolak belakang dengan sebagian besar karya Freud. Jung
sampai pada kesimpulan bahwa tahap terpenting dalam pembentukan kepribadian
bukanlah masa kanak-kanak, tetapi usia paruh baya. Sedangkan pendukung pertama
pendekatan psikologis sosial untuk psikoanalisis adalah Alfred Adler. Beliau
mengembangkan teori bahwa interaksi sosial memainkan peran utama. Pengaruh Adler
dalam psikoanalisis pasca-Freudian sangat besar. Teori Adler lebih berfokus pada
rasional, dan proses sadar. Selain itu, di Berlin terdapat filsuf bernama Karen Horney
dilatih sebagai psikoanalis Freudian. Horney menulis karyanya sebagai kelanjutan dari
karya Freud. Horney menolak pandangan Freud bahwa kepribadian bergantung pada
kekuatan biologis yang tidak berubah. Dia menyangkal keunggulan faktor seksual,
menentang kebenaran teori Oedipal, dan menolak konsep libido dan struktur tiga bagian
kepribadian.
Pengembangan pada teori psikoanalitis mencakup pada kerangka kerja perkembangan,
hubungan keluarga, dan aspek-aspek pikiran bawah sadar. Sedangkan kritik untuk teori
psikoanalisis termasuk kurangnya dukungan ilmiah, terlalu banyak penekanan pada dasar-
dasar seksual, dan citra orang yang terlalu negatif.
2.2 Pandangan Pokok dari Alfred Adler
Di pinggiran kota Wina, Adler lahir dari keluarga yang kaya. Adler kecil menandai
dirinya dengan berbagai kelemahan, penyakit, kecemburuan, dan juga penolakan yang
berasal dari ibunya. Adler selalu berusaha untuk mencapai kepopulerannya di kalangan
teman-teman agar dapat mencapai harga diri yang sebelumnya tidak pernah didapatkan di
keluarganya. Saat di masa sekolah, Adler juga mengalami beberapa kejatuhan, dari
situlah Adler menjalani hidupnya dengan penuh semangat untuk menaikan derajatnya.
Oleh karena itu, hal tersebut menjadi bukti pertama dari teori Adler tentang perlunya
mengkompensasi kelemahan seseorang.
Di tahun 1895, dari Universitas Wina Adler menerima gelar dokternya. Awalnya, Adler
memfokuskan diri dalam bidang oftalmologi dan kedokteran umum. Pada 1902, ia
tertarik pada psikiatri, ia pun ikut dalam kelompok diskusi psikoanalisis Sigmund Freud.
Teori kepribadian yang dikembangkan oleh Adler berbeda dengan teori yang
dikembangkan oleh Freud, seperti dalam hal penekanan pada faktor seksual. Adler
menjadi presiden Vienna Psychoanalytic Society karena ditunjuk Freud dalam upaya
mendamaikan hubungan mereka.
Psikologi Individu
Menurut Alder, manusia berperilaku ditentukan oleh kekuatan sosial. Adler memberikan
konsep kepentingan sosial yang didefinisikan bahwa potensi untuk bekerja sama
bertujuan untuk mencapai kepentingan pribadi dan bersama. Di dalam konsepnya, Adler
juga meminimalkan pengaruh seks dalam proses pembentukan kepribadian individu.
Adler berfokus pada faktor yang menentukan perilaku disadari dan bukan yang tidak
disadari. Ia mempercayai bahwa kita lebih dipengaruhi oleh rencana untuk masa depan.
Perasaan Rendah Diri
Seperti hal yang pernah dia alami dalam hidupya, Adler menganjurkan perasaan rendah
diri yang digeneralisasi sebagai pendorong motivasi utama dalam perilaku. Adler awalnya
menghubungkan perasaan rendah diri ini dengan kecacatan fisik. Sebagai contoh, anak
yang mengalami anggota badan lemah dapat dilatih secara intensif sehingga dapat
berprestasi menjadi penari atau atlet. Ketika bayi, ketidakberdayaan dan ketergantungan
seorang anak pada orang lain membangkitkan rasa rendah diri ini. Di masa kanak-kanak,
ketidakberdayaan dan ketergantungan anak kepada orang lain menciptakan rasa rendah
diri. Jadi, Adler percaya bahwa perasaan rendah diri itu wajar oleh semua orang. Perasaan
rendah diri berjalan ditujukan untuk keuntungan seseorang maupun masyarakat karena
hal tersebut mengarah kepada kebaikan. Tetapi jika di masa kanak-kanak hal tersebut
penu dengan memanjakan atau penolakan hasilnya bisa berupa perilaku kompensasi yang
menyimpang.
Gaya Hidup
Menurut Adler dorongan untuk superiotas atau kesempurnaan bersifat universal tetapi
setiap individu berperilaku dengan caranya masing-masing. Seperti contoh seorang anak
yang tubuhnya lemah, gaya hidup dapat mempengaruhi stamina dan kekuatannya.
Kekuatan Kreatif Diri
Kekuatan kreatif diri memperlihatkan bahwa kita memiliki kapasitas untuk kepribadian
kita sendiri dengan gaya hidup yang berbeda. Adler juga membuktikan bahwa setiap
undividu masing-masing terlibat dalam pembentukan kepribadian dan takdir kita.

Urutan Kelahiran
Adler menjadi tertarik kepada hubungan kepribadian dan urutan kelahiran ketika
mempelajari masa kecil pasiennya. Adler mendapatkan bahwa anak pertama, tengah, dan
terakhir masing-masing memiliki pengalaman sosialnya sendiri yang menimbulkan
perbedaan sikap perilaku. Anak paling tua mendapatkan banyak perhatian sampai
dilahirkannya anak kedua. Anak pertama akhirnya menjadi tidak stabil dan bermusuhan.
Anak kedua yang ambisius dan terus berusaha untuk mengalahkan anak pertama. Seperti
Adler yang menjadi anak kedua dan bersaing dengan kakak laki-lakinya.
Reaksi Terhadap Pandangan Adler
Teori Adler dapat diterima oleh masyarakat yang tidak puas dengan pandangan Freud
mengenai kepribadian manusia yang diatur oleh kekuatan seksual dan pengalaman masa
kanak-kanak. Banyak psikolog juga mengklaim bahwa teori Adler dangkal dan
mengandalkan pengamatan akal sehat dari kehidupan sehari-hari. Kritik psikolog
eksperimental terhadap karya Freud dan Jung juga berlaku untuk Adler, pengamatannya
kepada pasien tidak dapat diulang atau diversifikasi, tidak dapat diperoleh dengan cara
sistematis. Ia tidak berusaha untuk memverifikasi keakuratan laporan pasiennya dan tidak
menjelaskan prosedur yang ia gunakan untuk menganalisis datanya dan menarik
kesimpulan.
Dukungan Penelitian
Konsep urutan kelahiran menjadi subjek penelitian yang cukup besar (Eckstein &
Kaufman, 2012). Studi telah menunjukkan bahwa anak sulung memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi untuk berprestasi, dan mereka cenderung mengalami kecemasan
ketika anak kedua lahir dan menjadi bagian dari anggota keluarganya. Sebuah penelitian
di Inggris mendapati bahwa anak sulung jauh lebih kecil presentasenya untuk mengalami
PTSD (gangguan stress pasca-trauma). Anak yang lahir setelahnya ditemukan lebih
rentan terhadap stress dan gangguan penyesuaian Green & Griffth, 2014). Penelitian ini
secara umum mampu mendukung teori Adler.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Para Neo-Freudians adalah psikolog-psikolog yang pemikirannya mengikuti Freud. Beberapa
analisis Neo-Freudian terkemuka adalah Alfred Adler, Carl Jung, Erik Erikson, Erich Fromm,
dan Karen Horney. Kelompok analisis Neo-Freudian menganut perubahan dari teori Freud
yaitu perluasan konsep ego. Psikologi ego menjelaskan bahwa ego lebih mandiri ketimbang
id. Selain itu, mereka lebih menekankan pada dampak dari dorongan sosial dan psikologis
ketimbang dorongan psikoseksual kepada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu,
menurut Neo-Freudians interaksi sosial dalam masa kanak diasumsikan lebih penting
daripada interaksi seksual.
DAFTAR PUSTAKA
Schultz, D.P & Schultz, S.E. (2016). A history of modern psychology. Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai