Anda di halaman 1dari 2

Taare Zameen Par

Taare Zameen Par merupakan sebuah film yang menceritakan tentang seorang anak yang
mengalami “Disleksia” yang bernama Ishaan, dia merupakan seorang siswa kelas 3 SD yang suka
bermain. Namun, ia berbeda dengan anak-anak seusianya, Ishaan tergolong anak yang susah
belajar, dianggap bodoh dan nakal. Ini dikarenakan karena ia tidak pernah mengerjakan PR, nilai
ulangannya selalu dibawah rata-rata, selain itu ia juga memiliki kesulitan untuk membaca dan
menangkap perintah maupun kata-kata orang lain, setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya
seolah-olah seperti menari.

Dalam film Taare Zameen Par, saat Ishaan memilih meninggalkan sekolah sebelum bel
pulang berbunyi, Ishaan berjalan kemana saja yang diinginkan melihat para pedagang di pinggir
jalan, pekerja bangunan, para pekerja kantoran yang bergegas, anak-anak jalanan yang riang
bermain, aneka macam lukisan yang dijual, sampai merasakan sensasi naik double decker sambil
melongokkan kepala keluar jendela. Pengalaman pada hari itu kemudian dia dituangkan melalui
lukisannya yang indah, sampai kakaknya pun mengakui kalau dia tidak bisa melukis sebagus
Ishaan. Dari film ini kita bisa mengetahui bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
yang didapatkan dari apa yang mereka lihat , dengar dan mereka alami yang dapat memberikan
nilai positif serta perubahan tingkah laku dan peningkatan akan pengembangan potensi yang
bersumber dari lingkungan, interaksi dan pengalamannya, belajar bukan hanya dilakukan di
sekolah atau lembaga formal lainnya tetapi bisa dilakukan dimana saja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa. Sedangkan factor eksternal yaitu factor yang berasal dari luar seperti lingkungan,
keluarga dan masyarakat. Dalam film Taare Zameen Par, tokoh Ishaan disini menderita Dyslexia
yaitu ketidakmampuan untuk mengenali huruf dan angka serta tidak dapat memperkirakan jarak,
kecepatan dan arah, sehingga kemampuan kognitifnya di bawah teman-temannya. Meskipun
demikian, Ishaan memiliki bakat yaitu daya imajinasinya yang tinggi membuatnya pandai dalam
melukis dan membuat benda-benda kerajinan tangan yang kreatif, seperti menara mainan, patung-
patung dari lilin, serta perahu yang bisa bergerak dengan bantuan kincir sederhana. Di lingkungan
sosialnya orang tua Ishaan selalu menekannya untuk selalu belajar sesuai dengan orang normal
lainnya. Ketika dia salah orang tuanya pun selalu memarahinya. Orang tua Ishaan tidak tahu
kondisi Ishaan yang sebenarnya. Begitupun di Lingkungan sekolah Ishaan juga menjadi bahan
ejekan teman-temannya, bahkan gurunya pun sering memarahinya karena dia mempunyai
kekurangan tersebut. Apalagi ketika orang tua Ishaan mendaftarkannya untuk masuk sekolah
asrama akan tetapi Ishaan menolak namun orang tuanya tetap dengan pendirian mereka. Di sekolah
berasrama yang disiplin dan tegas, dia tetap mendapatkan nilai yang buruk dalam semua mata
pelajaran dan membuatnya depresi . Nah, dari situlah Ishaan merasa tertekan, hilang kepercayaan
diri, bahkan dia sampai tidak mau berbicara dengan orang lain.
Teori-teori pembelajaran guru-guru Ishaan dalam mengajar beragam. Dalam ilmu
psikologi pendidikan ada 3 teori belajar yakni teori behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme.
Dalam film ini kebanyakan dari guru-guru Ishaan menggunakan teori belajar behaviorisme dan
kognitif yang tidak cocok dengan keadaan anak seperti Ishaan yang mengalami Dyslexia, namun
ada satu guru yang paham dan menyadari kondisi Ishaan yang bernama Ram Shankar Nikumbh,
dia mengajar menggunakan teori konstruktivisme atau teori membangun menurut Vygosky, yakni
dengan cara Scaffolding melakukan pendekatan –pendekatan bertahap, dengan usaha mendatangi
keluarga Ishaan dan berusaha memecahkan permasalahan yang dialami oleh Ishaan. Dia
membimbing Ishaan, memberi motivasi, dorongan, kebebasan, memberikan kaasih saying dan
kelembutan, mengajari menulis, membaca dan menghitung dengan metode yang bisa di terima
oleh Ishaan dengan kondisinya yang seperti itu, dan akhirnya dia berhasil membuat muridnya
tersebut mampu mengatasi kondisinya dan akhirnya dia menjadi anak yang pintar.
Ciri khas perilaku belajar yang dimilki oleh Ishaan, dimana ia memiliki kecerdasan spasial
atau visual, kecerdasan ini biasanya mampu berimajinasi mental dengan baik dan mampu
menggambarkan/menciptakan kembali suatu grapis, orang-orang seperti Ishaan mampu berfikir
beberapa dimensi artinya mampu menciptakan kembali dunia visual atau penglihatan pandangan.
kecerdasan ini salah satunya dapat ditemukan pada pelukis seperti Ishaan yang pandai melukis
dan menghasilkan lukisan yang luar biasa, sehingga dia berhasil memenangkan lomba melukis di
sekolahnya.
Kesalahan-kesalahan belajar yang terdapat di dalam film Taare Zameen Par yaitu :

1. Orang tua tidak memahami kondisi perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh
Ishaan sehingga mereka terus menekan dan mengancam supaya Ishaan berubah
menjadi pandai seperti kakaknya. Padahal Ishaan memiliki bakat yang istimewa yang
tidak diketahui oleh orang tuanya.
2. Guru tidak memahami karakter dan permasalahan muridnya, sehingga memberikan
metode yang tidak tepat bagi anak didiknya.
3. Perlakuan guru di sekolah yang sering membentak, melempari kapur, memukul tangan
Ishaan dengan penggaris membuat Ishaan trauma dengan guru dan pembelajaran.

Setiap anak itu memiliki kelebihan masing-masing, mempunyai kecerdasan tersendiri yang
mungkin tidak bisa dipahami oleh orang lain, dari film ini betapa penting arti dari sebuah
pengertian orang tua untuk memperhatikan kondisi anaknya, memahami keinginannya dan
memberi kasih sayang serta kelembutan sikap kepada anak. Dan bagi guru sangat penting
memahami karakter dan permasalahan murid, sebagai bahan untuk memberikan metode
pembelajaran yang tepat bagi anak didiknya.
Sekian, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai