Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 24

PENGARUH PEMESINAN PROFIL GIGI DENGAN CNC WIRECUT


TERHADAP KEKERASAN ASSAB 7210

Agus Hardjito

Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang


likyas9@yahoo.co.id

Pada proses potong roda gigi lurus dengan mesin non konvensional (CNC wirecut) terjadi perubahan
kekerasan permukaan dengan parameter potong yang berbeda. Perubahan tersebut perlu dianalis seberapa
perubahan nilai kekerasan permukaan yang terjadi pada setiap parameter potong yang berbeda. Tujuan dari
penelitian untuk mencari perubahan optimal nilai kekasaran permukaan roda gigi yang diukur dengan metode
Hardness Rockwell (HRC). Hasil penelitian diperoleh optimalisasi nilai kekerasan permukaan roda gigi yang
terjadi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan roda gigi lurus menggantikan metode proses
potong dengan mesin konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa Epack semakin tinggi, arus listrik (IP)
juga semakin tinggi, sehingga proses potong semakin cepat, nilai kekasaran cenderung rendah dan nilai
kekerasan cenderung meningkat untuk baja ASSAB 7210.

Kata kunci-kata kunci: wirecut, parameter, kekerasan roda gigi.

(perkakas tekan/Press Tools), mould and dies dan


1. Pendahuluan komponen dengan dimensi yang kecil serta dengan
Proses pembuatan roda gigi lurus secara ketelitian yang tinggi.
konvensional dilakukan oleh proses di mesin frais Pertimbangan pengerjaan dengan EDWC (1)
universal atau mesin frais khusus roda gigi, pada tidak terjadi kontak langsung antara elektroda sebagai
proses tersebut setelah dilakukan perhitungan sesuai tool terhadap benda kerja, sehingga tidak terjadi gaya
dengan Modul atau DP dan jumlah gigi yang potong yang besar sebagaimana mesin konvensional
dinginkan, dilakukan proses bubut kemudian proses dan cenderung menghasilkan getaran mekanis yang
di mesin frais untuk pembentukan giginya. Adapun dapat terjadi tegangan dalam (internal stress), (2)
untuk mendapatkan sifat fisik dari roda gigi tersebut penggunaan kawat sebagai perkakas potong
dilakukan proses perlakuan panas (heat treatment). mempunyai diameter yang kecil antara 0,076 dan 0,3
Lebih tepatnya untuk roda gigi dilakukan proses mm dan sifat mekanik yang baik, dengan demikian
pengerasan permukaan atau pengerasan kulit, artinya diharapkan dapat menghasilkan potongan yang sangat
pada bagian luar/bagian kulit roda gigi diharapkan baik, presisi, dan hasil potongan yang bersih (Pandey
mempunyai sifat lebih keras daripada bagian dalam, and Shan, 1982).
dengan tujuan permukaan yang keras untuk melawan Tujuan penelitian adalah untuk menyelidiki
gesesan agar tidak cepat aus sedangkan pada bagian pengaruh signifikan antara parameter potong dengan
dalam lebih liat untuk melawan beban kejut agar gigi perubahan kekerasan permukaan benda kerja, sejauh
tidak mudah patah (rompal) (Schonmetz and Gruber, mana perubahan parameter terhadap perubahan
1977). Pembuatan roda gigi dapat pula dilakukan kekerasan, dan optimalisasi parameter EDWC pada
dengan mesin non konvensional (EDM wirecut), yang kekerasan permukaan benda setelah proses potong.
mana proses tersebut memungkinkan mengeliminasi
proses laku panas khususnya pengerasan permukaan 2. Tinjauan Pustaka
(surface hardening)[ Singh, 2006]. Pengembangan hasil riset yang relevan yang
Pada proses Electrical Discharge Wire Cutting berjudul Influence of machining parameters on the
(EDWC) adalah salah satu proses pemesinan non surface integrity in electrical discharge machining,
konvensional yang digunakan secara luas, dalam (Boujelbene, 2010) mempelajari pengaruh parameter
pemindahan logam atau proses potong dilakukan potong pada mesin EDM wire cut.
dengan percikan bunga api listrik dari sebuah sumber Proses EDM wire cut adalah proses potong
arus listrik DC, percikan terjadi antara elektroda yang mengunakan percikan bunga api listrik melalui
kawat terhadap benda kerja atau elektroda kawat sebuah kawat yang bergerak secara menerus (Gambar
sebagai tool dengan benda kerja. Pilihan penggunaan 1). Pada proses tersebut terjadi kenaikan temperatur
proses tersebut diutamakan (1) untuk pengerjaan pada lokal di atas temperatur austenit adalah temperatur
bahan yang keras yang sulit dikerjakan oleh perkakas yang dipakai sebagai pedoman untuk proses pelakuan
potong yang lain, misal baja yang dikeraskan, paduan panas untuk mengubah sifat fisik dari logam, dengan
cor baja paduan tinggi dan bahan-bahan dari produk temperatur proses yang cukup tinggi tersebut disertai
metalurgi serbuk (cemented carbide, keramik, dan dengan pendingan yang relatif cepat melalui
PCD), (2) untuk proses potong dengan bentuk-bentuk penyemprotan dan perendaman dimungkinkan terjadi
yang sulit, misal pada pembuatan punch and dies
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 25

pengerasan pada permukaan dari profil roda gigi


tersebut (Pandey and Shan, 1982).
Baja karbon adalah paduan antara Fe dan C
dengan kadar C sampai 2,14%. Sifat-sifat mekanik
baja karbon tergantung dari kadar C yang
dikandungnya. Setiap baja termasuk baja karbon
sebenarnya adalah paduan multi komponen yang
disamping Fe selalu mengandung unsur-unsur lain
seperti Mn, Si, S, P, N, H, yang dapat mempengaruhi
sifat-sifatnya. Baja karbon dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bagian menurut kadar karbon yang
dikandungnya, yaitu baja karbon rendah dengan kadar
karbon kurang dari 0,25 %, baja karbon sedang
mengandung 0,25-0,6 % karbon, dan baja karbon
tinggi mengandung 0,6-1,4 % karbon (Djaprie, 1997). Gambar 2. Kerangka berpikir

Gambar 1. Prinsip EDWC (Pandey and Shan,


1982)

Desain ekperimen merupakan salah satu


metode statistik yang digunakan sebagai salah satu
alat untuk meningkatkan dan melakukan perbaikan
Gambar 3. Diagram alir metodologi penelitian
mutu. Penelitian eksperimen bertujuan: (1) menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian (2)
3.2 Pengumpulan Data
memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar Data yang diambil berupa kekerasan
eksperimen, (3) menarik generalisasi hubungan antar permukaan dari hasil pengukuran kekerasan
variabel (Sudjana, 1996). spesimen, kemudian dilakukan analisis dengan uji
statistik desain ekperimen faktorial untuk mencari
3. Metodologi Penelitian optimalisasi kekerasan permukaan dengan variasi
3.1 Kerangka berpikir parameter pemotongan EDWC (Tabel 1).
Kerangka berpikir (Gambar 2) penelitian
adalah upaya seorang toolmaker dalam
mengoptimalkan dan mengefisienkan suatu proses
kerja pada pembuatan komponen mesin yaitu roda
gigi lurus pada mesin non konvensional (wire cut).
Sedangkan langkah-langkah penelitian meliputi
persiapan kerja mendapatkan hasil optimal
penyimpangan ukuran pada proses potong dengan
CNC wirecut sebagaimana Gambar 3.
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 26

Tabel 1. Kekerasan permukaan spesimen dan akan menolak H1 dengan resiko kesalahan
0,05, dengan demikian perubahan Epact tidak
berpengaruh terhadap perubahan kekerasan
permukaan roda gigi.
2) Dari analisis ANOVA terlihat Fhitung > Ftabel atau
4.36 > 3,35 berati menolak Ho, akan menerima H1
dengan resiko kesalahan 0,05 dengan demikian
perubahan arus listrik (Amper) berpengaruh
terhadap perubahan kekerasan permukaan roda
gigi lurus. Kedudukan pada kurva F sebagaimana
Gambar 4.

4.2 Analisis Desain Faktorial


Setelah data dimasukan pada wordsheet secara
manual, maka dapat dianalisis desain faktorial berikut
adalah hasil analisis desain faktorial.

General Linear Model: HARDNESS versus EPACK,


Factor Type Levels Values
EPACK fixed 3 1, 2, 3
AMPERE fixed 3 6, 7, 8
Bahan penelitian yang digunakan adalah jenis Analysis of Variance for HARDNESS, using
machinery steel produk ASSAB 7210. Mesin yang Adjusted SS for Tests
digunakan adalah mesin EDWC Mitsubishi yang Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P
EPACK 2 1.056 1.056 0.528 0.18 0.839
dikendalikan dengan kendali CNC. Parameter yang AMPERE 2 26.056 26.056 13.028 4.36 0.023
digunakan dalam penelitian adalah kecepatan EPACK*AMPERE 4 1.778 1.778 0.444 0.15 0.962
pemakanan (feed rate), kecepatan kawat (wire feed), Error 27 80.750 80.750 2.991
arus listrik dan tebal benda kerja. Total 35 109.639
S = 1.72938 R-Sq = 26.35% R-Sq(adj) = 4.53%

4. Analisis Penelitian
Pada analisis data penelitian dengan desain
faktorial untuk mendapatkan perubahan nilai
kekerasan dengan peubahan parameter potong, data
tersebut diatas dimasukkan secara manual kedalam
perangkat lunak Minitab, dan dapat di interpretasikan
sebagai berikut (Iriawan dan Septin, 2000).

4.1 Interpretasi Anova


Keluaran analisis ditampilkan dalam window
session seperti pada hasil analisis berikut. Keluaran Gambar 4. Grafik distribusi normal
memiliki 2 bagian utama yaitu Anova dan Keluaran
hasil uji 2 perbandingan berpasangan. Keluaran 4.3 Enterpretasi desain faktorial
bagian pertama adalah Anova hipotesis masalah: Keluaran analisis berupa grafik yang ditampilkan
Ho = τ1= τ2 = τ3 = τ4 = τ5 = 0 (rata-rata sampel tiap Gambar 5 dan Gambar 6. Grafik pada Gambar 5
perlakuan sama). adalah grafik untuk faktor utama dan grafik kedua
H1 =τi≠0 (ada perlakuan yang rata-ratanya tidak Gambar 6 adalah interaksi antar faktor. Pada Gambar
sama). 5 menunjukkan Epack hasil pengukuran tidak
memiliki pengaruh besar terhadap kekerasan, dan
Two-way ANOVA: HARDNESS versus EPACK, sebaliknya arus listrik mempunyai pengaruh
AMPERE berlawanan yaitu semakin tinggi arus listrik (IP),
Source DF SS MS F P
EPACK 2 1.056 0.5278 0.18 0.839
maka kekerasan pemukaan meningkat (Gambar 5)
AMPERE 2 26.056 13.0278 4.36 0.023 Epack 1011, Epack 1021 dan Epack 1031 semuanya
Interaction 4 1.778 0.4444 0.15 0.962 cenderung meningkat kekerasanya terhadap kenaikan
Error 27 80.750 2.9907 arus listrik.
Total 35 109.639
S = 1.729 R-Sq = 26.35% R-Sq(adj) = 4.53%

Ftabel (2.27,005) = 3,35 (dari tabel F)

1) Dari analisis ANOVA (Gambar 4) terlihat bahwa


Fhitung < Ftabel atau 0,18 < 3,35 berarti Ho diterima,
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 27

ukuran, toleransi dan suaian yang dapat


mempengaruhi fungsi komponen lebih presisi.

6. Saran
Saran tindak lanjut atas simpulan adalah perlu
penelitian lebih lanjut dengan analis mutu
permukaan atau kekasaran permukaan benda
setelah proses potong, ketebalan permukaan yang
keras menentukan umur pakai karena gesekan
antar gigi, dan penyimpangan toleransi geometris
roda gigi lurus untuk peningkatan mutu fungsi dan
umur pakai komponen roda gigi.
Gambar 5. Plot utama pengaruh pengukuran
kekerasan 7. Daftar Pustaka

Djaprie, S. dan Amstead, B. H. (1997): Teknologi


Mekanik Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Singh, Rajender (2006): Introduction to Basic
Manufacturing Processe and Workshop
Technology, New Age International, New Delhi.
Schonmetz, A dan Gruber, K. (1977): Pengetahuan
Bahan dalam Pengerjaan logam, Angkasa,
Bandung.
Sudjana, (1996): Metode Statistika, Bandung :
Tarsito,.
Iriawan, Nur dan Septin, Astuti Puji (2000):
Mengolah Data Statistik dengan MiniTab, Andi
Offset, Jogjakarta.
Gambar 6. Interaksi plot pengukuran kekerasan Boujelbene, M., (2010): Influence of machining
parameters on the surface integrity in electrical
5. Simpulan discharge machining, World Academy of Science,
Simpulan atas analisis meliputi: Engineering and Technology,
1) Hubungan antara faktor Epack dengan respon Pandey, P.C. and Shan, H.S. (1982): Modern
(kekerasan permukaan) tidak signifikan antara Machining Process, Tata Mc-Graw Hill, New
Epack dengan kekerasan atau perubahan Epack Delhi.
tidak mempengaruhi kekerasan permukaan ,
ditunjukkan dari hasil analisis Anova yang mana
Fhitung < Ftabel,
2) Hubungan antara faktor arus listrik (IP)
berpengaruh signifikan terhadap perubahan
kekerasan permukaan, dengan kenaikan level IP
terjadi perubahan kekerasan permukaan,
3) Semakin tinggi arus listrik yang diberikan pada
level IP 6, IP 7, dan IP 8 kekerasan permukaan
meningkat pada batas 3 level,
4) Peningkatan level di atas IP 8, kawat mudah putus
karena besarnya arus listrik tidak sebanding
dengan diameter kawat,
5) Pengerasan terjadi pada permukaan profil roda
gigi yang mengalami proses potong, atau pada
bagian lintasan potong,
6) Pembuatan roda gigi lurus dengan proses wirecut
dapat mengeliminasi proses perlakuan panas
khususnya proses pengerasan permukaan atau
pengerasan kulit dengan proses Carburizing,
Nitriding dan flame hardening, dan
7) Pembuatan roda gigi dengan mesin non
konvensional (EDM Wire Cutting) dapat
meningkatkan mutu komponen terutama ketelitian

Anda mungkin juga menyukai