Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alfito Dino Santoso

NPM : 41187001190006
Metalurgi fisik
TUGAS 5

PERLAKUAN PANAS PADUAN ALUMINIUM BERBUTIR HALUS ULTRAFINE GRAINED HASIL TEKNOLOGI
SEVERE PLASTIC DEFORMATION

PEMBUATAN KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST 37 TERHADAP KECEPATAN PEMAKANAN PADA


MILLING MACHINE

SIMULASI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SHOP DRAWING PADA PEMBANGUNAN LIFT


PENUMPANG KAPASITAS 20 ORANG/1350 KG

ABSTRAK
Teknologi baru proses manufaktur dengan deformasi plastik berat, severe plastic deformation
telah berkembang pesat sebagai pengolahan logam dan paduan. Menggunakan tekanan tinggi
dan lebih dari satu jenis gaya yang bekerja, maka akan menghasilkan butiran halus pada
strukturmikro ultrafine grained .
ECAP merupakan bagian dari meotde SPD sebagai proses manufaktur pengolahan logam
yang memiliki kemampuan untuk memperkenalkan penyempurnaan butiran halus yang
signifikan untuk mencapai ukuran butir ke tingkat sub-mikrometer.
Dalam aplikasi untuk pembuatan komponen maka diperlukan proses perlakuan panas pada
material yang bertujuan untuk mengubah sifat material. Penelitian ini menerapkan perlakuan
panas jenis anil dan T.6 pada paduan logam aluminium dengan proses ECAP untuk aplikasi
berbagai komponen

ABSTRACT
One of the ideal geometric characteristics of a component is a smooth or rough surface. In
practice it is not possible to obtain a component with a smooth / rough surface. This is due to
several factors, such as the human factor and the factors of the machines used to make it.
However, with technological advancements the growing apparatus capable of forming
surface components with a high degree of fineness / roughness, according to the standard
measures applicable in metrology, is advanced by geometric measurement experts through
research experience.
Fineness level / roughness of a surface is very important role in the planning of a machine
components, especially concerning the problem of lubrication friction, wear and tear,
resistance to fatigue and so on. Therefore, in the planning and manufacture must be
considered first about which machine equipment should be used to make it and how much the
cost must be incurred. In order for the process of manufacture there is no significant
deviation, then the characteristics of this surface should be understood by the planner even
more by the operator. Communication of surface characteristics is usually done in
engineering drawings. But to explain perfectly about the characteristics of a surface seems
difficult.
The research method is started by preparing instrument that is Milling Machine which is used
to make surface roughness and Surface Roughness Tester is done 3 times test with variable
speed of food which is different equal to 7,3; 13; 24.5 mm / put. With a speed of 102 rpm
Rpm, and a depth of 0.4.
Next determine the material roughness level with Surface Roughness Tester. After all done
will get the data test results, followed by analysis and discussion so that will get final
conclusion.
From the research results obtained the following results: there is a difference in the level of
roughness in each material with different feeding speed. The feed rate of 7.3 mm / put yielded
0.64 μ, 13 mm / put roughness generated 1.32 μ, 24.5 mm / put yielded 3.77 μ. The process of
measuring the roughness of the material with the speed of feeding is slower, the smoother the
surface roughness, the faster the speed of the feeding the more rough. The range of syrup
result is also influenced by the speed of the food. The faster the movement of the range range
the wider the surface roughness is the opposite.

Abstrak
Lift sangat diperlukan untuk mempercepat transport Karyawan antar lantai di gedung
Camridge Mall.
Metoda yang digunakan adalah metoda perancangan, mengunakan formula dan perhitungan
pada motor pengerak, Number of Bend, umur tali baja yang sebagian datanya diambil dari
survai lapangan sehingga diperoleh : ukuran hoistway : 2,600 mm x 2,400 mm, panjang
lintasan : 24.500 mm kecepatan : 60 m/s, umur tali baja : 2,6 tahun, motor : 11,5 Hp. Hasil
yang diperoleh adalah Shop
Drawing lift penumpang kapasitas 20 orang/1350 kg tipe Machine Room Less.

PENDAHULUAN
Aluminium paduan sering digunakan dalam aplikasi di mana rasio kekuatan dan kepadatan
tinggi diperlukan, untuk ketahanan terhadap pembebanan statis dan dinamis. Sifat dasar
aluminium yang menggabungkan sifat ringan dengan sifat mekanik yang tinggi, banyak
digunakan untuk aplikasi komersial seperti komponen pesawat terbang dan otomotif.
Produksi struktur prima dengan menggunakan metode kerja logam konvensional seringkali
mengalami kesulitan dalam prosesnya, terutama untuk produk masif atau massal. Proses
pembentukan logam secara konvensional seperti tempa, ekstrusi, rolling, dan drawing dapat
diterapkan batasan yang signifikan pada peralatan yang diperlukan serta karakteristik produk
seperti kekuatan dan tekanan tinggi yang diperlukan di mana ukuran bagian kerja dibatasi dan
perubahan terjadi dalam dimensi benda kerja dengan tingkat dan nilai regangan dalam
produk.
Keterbatasan ini dapat diatasi dengan teknologi terbaru dari proses manufaktur yaitu; severe
plastic deformation atau deformasi plastis berat. . Teknologi baru proses manufaktur dengan
deformasi plastik berat telah berkembang pesat sebagai pengolahan logam dan paduan,
menggunakan tekanan tinggi dan lebih dari satu jenis gaya yang bekerja, maka akan
menghasilkan butiran halus pada strukturmikro ultrafine grained, sehingga material yang
diproses akan mengarah pada peningkatan sifat mekanik.
Teknologi utama yang muncul setelah tempa dan ekstrusi adalah equal channel angular
pressing , multi-axial forging , high pressure torsion dan accumulative roll bonding . Untuk
menghasilkan sifat mekanik yang tinggi pada SPD diperlukan siklus tekanan yang panjang. .
Diantara teknologi SPD proses pembuatan logam
ECAP memiliki kemampuan untuk melakukan penyempurnaan butiran halus yang signifikan
dalam jumlah besar. Biasanya, hal tersebut mengurangi ukuran sub-mikrometer, dengan
demikian menghasilkan bahan yang mampu memberikan sifat fisik dan mekanik yang tinggi.
Teknologi ECAP menggabungkan tegangan tarik dan tegangan tekan di dalam cetakan untuk
menghasilkan produk dengan sifat yang lebih baik.
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah permukaan yang
halus atau kasar. Dalam prakteknya memang tidak mungkin untuk mendapatkan suatu
komponen dengan permukaan yang betul-betul halus/kasar.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor manusia dan faktor-faktor dari
mesin-mesin yang digunakan untuk membuatnya.

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat sekarang ini sedang
mengadakan pembangunan di segala bidang untuk meningkatkan taraf hidup bangsa

Indonesia. Pembangunan sarana dan pra sarana umum meliputi pemba-ngunan industri,
perhubungan, pusat perbelanjaan atau mall, perkantoran, hotel, dan apartemen, seperti yang
terjadi di Gedung Camridge Mall, Medan. Dilingkungan Mall ini juga telah tersedia tempat
parkir, tempat perayaan acara-acara besar, toko, karena begitu luasnya gedung ini maka
kesibukan setiap harinya yang dilakukan oleh karyawan dan pengunjung Mall tersebut, untuk
itu dibutuhkan alat bantu untuk dapat mengefesiensi waktu.

Kajian tentang Kekasaran Permukaan

Permukaan adalah batas yang sekelilingnya. Karakteristik suatu permukaan memegang


peranan penting dalam pemberian adhesive sebagai media penyambung. Proses
penyambungan secara lap joint kedua penampang permukaan komposit memerlukanan
kekasaran.
Pengukuran kekasaran menggunakan alat pengukur keasaran .
Dhiah Purbosari , tingkat kekasaran permukaan terkecil sebelum awal waktu pemberian
pendingin pada proses pemesinan CNC milling ZK 7040 terjadi pada feed rate 0,11 mm/rev
dan awal waktu pemberian pendingin 10 menit yaitu sebesar 1,616 µm, sedangkan tingkat
kekasaran paling besar terjadi pada feed rate 0,15 mm/rev dan awal waktupemberian
pendingin 20 menit yaitu sebesar 3,603 µm.
µm, 3,73µm, 3,40 µm, 3,20µm.
P.
Metode pendinginan yang digunakan dalam penelitian ini adalah banjir minyak sintetis,
emulsi berbasis air, dan udara dingin tekan. Kekuatan pemotong dan kekasaran permukaan
dipelajari dan penutup alat pengaman diamati. Pada penelitian ini, perbandingan antara efek
pendingin yang berbeda dengan baja tahan karat AISI 304 dilakukan dan hasil dari penelitian
ini dapat memberikan informasi yang sangat berguna di bidang manufaktur.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa emulsi berbasis air memberikan permukaan akhir yang
lebih baik dan gaya potong yang lebih rendah diikuti oleh minyak sintetis dan udara dingin
tekan.
Kondisi pendinginan yang berbeda memerlukan parameter yang berbeda untuk mendapatkan
kekasaran permukaan bawah dan gaya potong.
Deepak Kumar , Permukaan kekasaran adalah respon output penting dalam produksi
berkenaan dengan kualitas dan kuantitas masing-masing. Proses penggilingan mesin abrasif
banyak digunakan untuk mencapai toleransi yang lebih dekat dengan permukaan akhir yang
lebih baik. Pekerjaan ini baja kerja panas
AISI H11 digunakan untuk menyelidiki peran lingkungan kerja yang berbeda dan parameter
proses pada kekasaran permukaan. Telah diamati bahwa di bawah lingkungan pendinginan
basah, penurunan laju umpan, kedalaman pemotongan dan kenaikan kecepatan roda
menghasilkan peningkatan kualitas permukaan yang signifikan.
Kekasaran permukaan dapat diwakilkan kedalam sebuah grafik yang memiliki bentuk yang
sama dengan profil yang diukur. Grafik tersebut merupakan pembesaran dari kekasaran
permukaan pada profil tersebut. Dari grafik yang didapatkan tersebut, dapat dicari beberapa
parameter-parameterguna menganalisa dan mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan
Permukaan adalah suatu batas yang sekitarnya. Profil atau bentuk yang dikaitkan dengan
istilah permukaan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara normal atau
serong Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap
industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh banyaknya
jenis dan sifat muatan yang dipindahkan serta banyaknya operasi pemindahan yang akan
mendukung produksi. Dalam setiap perusahaan, proses produksi secara keseluruhan sangat

Bahan awal Al-5Mg, dipanaskan dalam tungku resistensi pada 300-450°C dengan waktu
tahan 1 jam. Sampel diangkut ke cetakan ECAP selama 3 - 5 detik dan ditekan pada
kecepatan 5 mm/s melalui sudut cetakan 90° untuk satu laluan pass. Untuk setiap stopper
depan sampel sebagai tekanan balik digunakan. Tekanan berperan juga sebagai pemadatan.
Perlakuan panas dilakukan untuk menemukan pengaruhnya pada paduan butir halus yang
sangat tegang. Proses anil bahan AA6061 dilakukan dengan memanaskan sampel hingga
415°C dan tahan selama 2,5 jam. Kemudian suhu diturunkan menjadi 177°C dan ditahan
selama 8 jam.Perlakuan panas jenis artificial aging dilakukan pada 530oC selama 1 jam,
quenching dan kemudian ditahan pada suhu 100°C selama 1 hari, Proses anil pada bahan
AA7075 dilakukan dengan memanaskan sampel hingga suhu 415°C dengan waktu tahan
selama 2 jam. Kemudian suhu diturunkan mencapai 230°C dan ditahan selama 4 jam.
Perlakuan panas T6 dilakukan dengan perlakuan panas solusi pada suhu 500oC selama 1 jam,
dilanjutkan dengan pendinginan dan kemudian ditahan pada suhu 120° C,Baja adalah seluruh
macam besi yang dengan tidak dikerjakan terlebih dahulu lagi, sudah dapat di tempa. Baja
adalah bahan yang serba kesamaannya tinggi, terdiri terutama dari Fe dalam bentuk kristal
dan C.Pembuatannya dilakukan sebagai pembersihan dalam temperatur yang tinggi dari besi
mentah yang di dapat dari proses dapur tinggi. Baja adalah besi mentah tidak dapat ditempa .
Sifat-sifat umum dari baja :

a. Keteguhan artinya mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur.


b. Elastisitas artinya dalam batas- batas pembebanan tertentu, sesudahnya pembebanan
ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
c. Kekenyalan/keliatan artinya dapat menerima perubahan bentuk yang besar tanpa menderita
kerugiankerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka
waktu pendek.
d. Kemungkinan ditempa sifat dalam keadaan merah pijar Berbicara mengenai lift tentu tidak
bisa dipisahkan dengan tali kawat baja. Beberapa kejadian fatal telah terjadi karena
kurangnya pengetahuan mengenai tali kawat baja yang digunakan.Tali baja berfungsi untuk
mengangkat dan menurunkan beban serta memindahkan geraka dan gaya. Tali baja adalah
tali yang dikonstruksikan dari kumpulan jalinan serat-serat baja dengan kekuatan b = 130-200
kg/mm2 . Beberapa serat dipintal hingga menjadi satu jalinan , kemudian beberapa strand
dijalin pula pada suatu inti sehingga membentuk Tali baja banyak sekali digunakan pada
mesin pengangkat karena dibandingkan dengan rantai, tali baja mempunyai keunggulan
antara lain : a. Lebih ringan dan lebih murah harganya b. Lebih tahan terhadap beban
sentakan, karena beban terbagi rata pada semua strand c. Operasi yang tenang walaupun pada
kecepatan operasi yang tinggi d. Keandalan operasi yang tinggi e. Lebih fleksibel dan ketika
beban lengkungan tidak perlu mengatasi internal stress f. Sedikit mengalami fatigue dan
internal wear karena tidak ada kecenderungan kawat untuk menjadi lurus yang selalu
menyebabkan internal stressg. Kurangnya kecenderungan untuk membelit karena peletakan
yang tepat, pada drum dan puli, penyambungan yang lebih cepat, mudah dijepit , atau ditekuk
h. Kawat yang patah setelah pemakaian yang lama tidak akan menonjol keluar sehingga lebih
aman dalam pengangkatan dan tidak akan merusak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aluminium memiliki peringkat pemakaian secara komersial di samping besi dan baja di pasar
logam. Permintaan untuk aluminium tumbuh pesat karena kombinasi sifatnya yang unik yang
membuatnya menjadi salah satu bahan rekayasa yang banyak diaplikasikan . Dalam banyak
aplikasi, aluminium kini telah bergeser menjadi subtitusi material besi dan baja, untuk
menggantikan peran material logam besi dan baja. Faktor utama yang harus diperhatikan
dalam peran susbtitusi adalah strukturmikro material, dimana butir pada strukturmikro harus
mampu mencapai butir halus, ultra-fine grained dengan rentang ukuran

Aluminium murni memiliki strukturmikro yang halus dikarenakan logam murni tidak
memiliki presipitat, jika dibandingkan aluminium paduan seperti: Al5Mg, AA6061 dan
AA7075 aluminium paduan memiliki distribusi butir yang tersebar diantara presipitat yang
ada.
Al-5Mg merupakan logam non heat treatable, tidak mampu dipanaskan sehingga tidak
memiliki pengaruh terhadap sifat mekanik secara signifikan. Pada Strukturmikro anil pada
aluminium seri 5 menunjukkan butiran halus dalam fase matriks Al yang tersebar secara
merata di antara senyawa Al5Mg yang berwarna hitam sebagai presipitat, yang tersebar
secara acak sebagai presipitat bentuk flat.
Paduan AA6061 menghasilkan struktur butiran yang identik dengan struktur aluminium
murni, terdapat pergeseran butir pada arah roll. Aluminium murni dan seri 6 memiliki
kemampubentukan yang lebih baik, jika dibandingkan dengan paduan AA7075 dan Al5Mg,
hasil dari anil dimana AA6061 dengan struktur butiran halus UFG akan stabil pada kondisi
anil dan akan menyebabkan pengkasaran butir. Struktur mikro, butir halus dalam fase matriks
Al telah tersebar merata di antara Mg2Si sebagai presipitat, yang tersebar secara acak sebagai
presipitat berbentuk bola. Perlakuan panas T.6 penuaan buatan pada AA6061 memberikan
efek kepadatan dan kekasaran pada butir matriks aluminium dengan pencapaian butir halus.
Paduan AA7075 menghasilkan endapan distribusi denan perbedaan yang mencolok dalam
distribusi endapan MgZn2 yang berwarna hitam, pada sampel yang terkonsolidasi terlihat
presipitat yang terdistribusi secara merata. Hasil proses ECAP pada paduan AA7075
memiliki ukuran butir halus, namun dalam proses pengerjaan paduan AA7075 rentan
terhadap retakan internal sebagai akibat dari pemisahan mikro akibar presipitat MgZn2.
Dibandingkan dengan jenis aluminium lainnya, AA7075 lebih rendah pada kemampuan
bentuk, hal ini akan menghasilkan daktilitas yang rendah. Pembentukan retakan dibatasi oleh
struktur mikro endapan presipitat elemen MgZn2 yang biasanya membentuk pemisahan
mikro, yang mengarah ke retakan ketika diproses.

Dari hasil tersebut disimpulkan

Tingkat kekasaran permukaan suatu benda, kecepatan pemakanan merupakan faktor yang
menyebabkan nilai angka kekasaran . Kecepatan pemakanan dengan 7,3 mm/put dihasilkan
kekasaran 0,64 µm, 13 mm/put dihasilkan 1,32 µm, 24,5 mm/put dihasilkan 3,77µm. Hasil
kecepatan pemakanan nilai angka kekasaran paling tinggi pada 24,5 mm/put, sedangkan nilai
kekasaran paling rendah pada kecepatan pemakanan 7,3 mm/put.
Kecepatan pemakanan semakin lambat, nilai kekasaran permukaan semakin halus, sedangkan
semakin cepat kecepatan pemakanan semakin kasar.
Hal ini dibuktikan adanya perbedaan jarak kisar sayatan antara yang satu dengan kisar
sayatan lain.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Telah dirancang Shop Drawing Elevator kapasitas 20 orang/1350 kg dengan kecepatan 60


m/s dan panjang travel : 24.500 mm.Orang / 1350 Kg adalah 31,71 Bulan dalam penggunaan
normal, 3. Dari Analisa yang dilakukan di peroleh Umur dari Tali Baja untuk Elevator
kapasitas 20Smax = 1684,21kg, sedangkan dari perhitungan sebelumnya diperoleh bahwa
tegangan tarik yang terjadi pada tali S = 607,39 kg, sehingga dapat disimpulkan bahwa tali
aman terhadap beban tarik.

Heat treatment of ultrafine grained high-strength aluminum alloy, Key Engineering

Materials. 604. Pp. 273-276.


Agus Pramono, Alry Mochtar Jamil and Anistasia Milandia . Aluminum based Composites
by Severe Plastic Deformation Process as New Methods of Manufacturing Technology.
MATEC Web of Conferences. Vol. 218, 04011. Pp. 1-9.

Heat Treatment of Ultrafme Grained AA6061 Consolidation by Equal Channel Angular

Pressing. Applied Mechanics and Materials. 771. Pp. 252-256.


Processing Nano Powder Aluminum by Equal Channel Angular Pressing Consolidation.
Proceeding toward sustainability and quality of life. Vol 1. 2014. pp. 66-72.
Agus Pramono, Anistasia Milandia, Kurnia Nugraha and Moch Fawaid . Aluminum alloysby
ECAP Consolidation for Industrial Application. Vanos-Journal of Mechanical
Engineering Education. Vol 2. No. 2. Pp. 117-126.
IsadareI A. D. . Effect of heat treatment on some mechanical properties of 7075 aluminum
alloy, Mat. Res. vol.16 no.1: Print version ISSN 1516-1439
Ruslan Z. Valiev. . Nanostructuring of metals by severe plastic deformation for advanced
properties. Nature materials, Vol. 3 pp. 511-516.
Ruslan Z. Valiev, Maxim Yu. Murashkin, Elena V. Bobruk and Georgy I. Raab. . Grain
Refinement and Mechanical Behavior of the Al Alloy, Subjected to the New SPD Technique.
Materials Transactions, Vol. 50, No. 1. pp. 87 to 91
Daniel, 2012.

Material», Recent Researches in

Manufacturing Engineering, Université de Franche-Comté.

Mechanical Engineering, M.Tech.


Negeri Yogyakarta, P.

University, Melaka, Malaysia.


Robert L.

Mesin dalam Perancangan

Mekanis, University of Dayton.


N.

Joseph. E. Shigley, Larry D. Mitchell, Perencanaan Teknik Mesin, Erlangga, Jakarta, Sularso,
Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT.
Paradya Paramitha, Jakarta 1983.

Anda mungkin juga menyukai