Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendahuluan Rangkaian elektronika daya merupakan suatu rangkaian listrik yang dapat
mengubah sumber daya listrik dari bentuk gelombang tertentu (seperti bentuk gelombang
sinusoida) menjadi sumber daya listrik dengan bentuk gelombang lain (seperti gelombang
nonsinusoida) dengan menggunakan piranti semikonduktor daya. Semikonduktor daya memiliki
peran penting dalam rangkaian elektronika daya. Semikonduktor daya dalam rangkaian
elektronika daya umumnya dioperasikan sebagai pensakelar (switching), pengubah (converting),
dan pengatur (controlling) sesuai dengan unjuk kerja rangkaian elektronika daya yang
diinginkan. Penggunaan semikonduktor yang dioperasikan sebagai sakelar dalam suatu
rangkaian elektronika memiliki keuntungan dapat
menaikkan efisiensi dan performasi rangkaian karena rugi daya yang terjadi relatif kecil.
Seperti karakteristik sekelar pada umumnya, karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan
sebagai sakelar memiliki dua keadaan, yaitu: kondisi ’ON’ dan kondisi ’OFF’. Hal ini berarti,
rangkaian dalam keadaan ’tertutup’ atau ’terbuka’. Dalam kondisi ideal, semikonduktor daya
yang dioperasikan sebagai sekelar hanya menyerap daya yang relatif kecil baik saat kondisi ’ON’
maupun ’OFF’ atau bahkan dalam kondisi tertentu daya yang diserap dapat diabaikan (nol).
Keuntungan lain dari proses pensakelaran ini dapat dilakukan sekaligus proses pengubahan atau
proses pengaturan.
Aplikasi rangkaian elektronika biasanya digunakan pada peralatan konversi daya listrik
yang besar; seperti : transmisi daya listrik, pengaturan motor listrik secara elektronis di industri;
hingga peralatan listrik keperluan sehari-hari dengan daya yang rendah. Pengaturan lampu
(dimmer) dan Uninterutable Power Supply (UPS) merupakan contoh aplikasi rangkaian
elektronika daya yang sering dijumpai dalam pemakaian sehari-hari. Di samping itu, rangkaian
elektronika daya dapat mengubah beberapa bentuk rangkaian listrik pengubah, antara lain:
rangkaian listrik yang mengubah sumber listrik arus bolak-balik (alternating current – AC)
menjadi sumber listrik arus searah (direct current – DC), mengubah sumber listrik arus searah
(direct current – DC) menjadi sumber listrik arus bolak-balik (alternating current – AC),
mengubah tegangan DC tetap menjadi tegangan DC yang dapat diatur, dan mengubah sumber
AC dengan frekuensi tertentu menjadi sumber AC dengan frekuensi baru. Uraian tentang
rangkaian listrik pengubah ini akan dijelaskan secara lengkap dalam bab selanjutnya.
RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan Thyristor?
2.Bagaimana prinsip kerja dari Thyristor?
3.Apa saja jenis-jenis Thyristor?

Tujuan Penulisan
1.Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Thyristor
2.Menjelaskan bagaimana prinsip kerja dari Thyristor
3.Mejelaskan dan menyebukan jenis-jenis Thyristor
Dasar Teori

THYRISTOR
Thyristor Semikonduktor daya yang termasuk dalam keluarga thyristor ini, antara lain :
SCR (silicon-controlled retifier), GTO (gate turn-off thyristor), dan TRIAC. SCR banyak
digunakan dalam rangkaian elektronika daya. SCR memiliki tiga terminal, yaitu anoda, katoda,
dan gate. SCR dapat digunakan dengan sumber masukan dalam bentuk tegangan bolak-balik
(AC) maupun tegangan searah (DC). SCR dalam rangkaian elektronika daya dioperasikan
sebagai sakelar. Gambar 1.2 (a), (b), dan (c) masing-masing ditunjukkan simbol SCR,
karakteristik SCR, karakteristik ideal SCR jika dioperasikan sebagai sakelar. Jika sumber
tegangan masukan yang digunakan tegangan searah, SCR akan konduksi (ON) jika potensial
pada anoda lebih positif daripada potensial pada katoda dan pada terminal gate dialirkan arus
pulsa positif.
Kondisi ON SCR ini ditentukan oleh besar arus pulsa positif pada gate. Tetapi, SCR
akan terus ON meskipun arus pulsa pada gate diputus. SCR akan putus (OFF) dengan cara
membuat potensial padaanoda sama dengan katoda. Proses pengaliran arus listrik pada terminal
gate ini disebut penyulutan/ pemicu (triggering), sedangkan proses pemutusan (OFF) dari kondisi
ON ini disebut komutasi (commutation). Selanjutnya, jika sumber tegangan masukan yang
digunakan tegangan bolak-balik, SCR akan ON ketika tegangan bolak-balik pada polaritas
positif dan akan OFF pada polaritas negatif, tetapi pada terminal gate harus selalu dialirkan arus
pulsa positif. Berbeda dengan karakteristik sebelumnya, SCR akan OFF ketika arus pulsa pada
gate diputus. Hal ini berarti, arus pulsa pada gate harus selalu dihubungkan dengan terminal gate
agar rangkaian dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Jika SCR dalam kondisi ideal,
ketika SCR dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan pada SCR sama dengan nol dan
arus yang mengalir sama dengan arus bebannya. Sebaliknya, SCR dalam kondisi OFF memiliki
karakteristik tegangan pada SCR sama dengan tegangan sumbernya dan arus yang mengalir sama
dengan nol. Dalam kondisi SCR ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya
pada SCR
GATE TURN-OFF(GTO)
Gate Turn-off (GTO)Thyristor GTO merupakan komponen elektronika daya yang
memiliki tiga terminal, yaitu: anoda, katoda, dan gerbang (gate). Semikonduktor daya ini termasuk
dalam keluarga thyristor. Dalam rangkaianSeperti thyristor, GTO adalah pembawa arus minoritas
(yaitu perangkat bipolar). GTO berbeda dari thyristor konvensional dalam hal itu, mereka
dirancang untuk mematikan ketika arus negatif dikirim melalui pintu gerbang, sehingga
menyebabkan pembalikan gerbang saat ini. Sebuah gerbang yang relatif tinggi saat ini perlu
mematikan perangkat dengan turn off keuntungan di kisaran 4-5. Selama konduksi, di sisi lain,
perangkat berperilaku seperti thyristor dengan sangat rendah pada saat drop tegangan ON.
Fitur Konstruksi dari GTO
Seperti thyristor, GTO juga mempunyai empat lapisan tiga persimpangan perangkat pnpn.
Untuk mendapatkan efisiensi emitor tinggi pada akhir katoda, n + lapisan katoda sangat
doped. Akibatnya, memecah tegangan fungsi J3 rendah (biasanya 20-40V).

Prinsip operasi dari sebuah GTO

GTO menjadi struktur pnpn monolitik seperti sebuah thryistor. prinsip operasi dasarnya
dapat dijelaskan dengan cara yang mirip dengan thyristor. Secara khusus, struktur pnpn dari GTO
bisa menjadi meskipun terdiri dari satu pnp dan npn satu transistor terhubung dalam konfigurasi
regeneratif.
Dengan diterapkan VAK tegangan maju yang kurang maka ICBO1 dan ICBO2 kecil. Selanjutnya
jika IG adalah nol IA hanya sedikit lebih tinggi daripada (ICBO1 + ICBO2). Dalam kondisi ini
baik αn dan αp kecil dan (αp + αn) << 1. Perangkat ini dikatakan dalam modus forward blocking.

Keluaran steady state dan gerbang karakteristik


Karakteristik ini di kuadran pertama sangat mirip dengan sebuah thyristor seperti
ditunjukkan pada Gambar. 5.3 (a). Namun, saat ini menempel dari GTO adalah jauh lebih tinggi
daripada thyristor yang serupa. kebocoran arus maju saat ini juga jauh lebih tinggi.

Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan arus/tegangan rendah
yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi
yang melewati dua terminal lainnya. Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak
memiliki terminal kendali (GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua
terminalnya mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut
dengan Breakdown Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya,
kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.
Membahas mengenai Saklar (Switch) elektronik, pada dasarnya kita juga dapat menggunakan
Transistor. Namun jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang didedikasi sebagai Komponen
Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan Transistor memerlukan tegangan/arus
yang tepat untuk mengoperasikan fungsi saklarnya, jika tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut akan berada diantara keadaan ON dan
OFF. Saklar yang berada diantara keadaan ON dan OFF bukanlah suatu saklar yang baik. Berbeda
dengan Transistor, Thyristor dirancang untuk hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan ON atau
keadaan OFF saja.

Dalam aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di perangkat atau rangkaian-rangkaian elektronika


seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator, peredam cahaya, pengendali kecepatan motor listrik dan
lain sebagainya.

Jenis-jenis Thyristor

Beberapa komponen elektronika yang tergolong dalam kelompok Thyristor diantaranya


seperti dibawah ini :
SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR adalah jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki terminal yang masing-masing terminal
dinamai dengan GATE, ANODA dan KATODA. Secara struktur, SCR terdiri dari 4 lapis
semikonduktor yaitu PNPN yang terminal pengendalinya terdapat pada lapisan P (Positif).

Cara Kerja SCR – Saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada di keadaan OFF. Saat terminal
GATE-nya dialiri arus rendah, SCR akan menjadi ON dan menghantarkan arus listrik dari ANODA
ke KATODA. Meskipun arus listrik GATE-nya dihilangkan, SCR akan tetap dalam keadaan ON
hingga arus yang mengalir dari ANODA ke KATODA tersebut juga dihilangkan atau 0V.

SCS (Silicon Controlled Switch)

SCS merupakan jenis Thyristor yang memiliki 4 kaki terminal yaitu terminal GATE, ANODE
GATE, ANODE dan CATHODE. Sama seperti SCR, SCS atau Silicon Controlled Switch juga
berfungsi sebagai Saklar.

Cara Kerja SCS – Cara Kerja SCS hampir sama dengan SCR, namun SCS dapat di-OFF-kan
dengan cara memberikan tegangan tertentu pada kaki terminal Anode Gate (Gerbang Anoda).
Perangkat ini juga dapat dipicu dengan memberikan tegangan negatif ke Anode Gate, arus listrik
akan mengalir satu arah yaitu dari Anoda (A) ke Katoda (K).

TRIAC (Triode from Alternating Current)

TRIAC adalah Thyristor yang berkaki terminal tiga yang masing-masing terminalnya dinamai
dengan GATE, MI1 dan MI2. Setelah dipicu (trigger) menjadi ON, TRIAC mampu menghantarkan
arus listrik dari kedua arah. Oleh karena itu, TRIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Triode
Thyristor.

Cara Kerja TRIAC – Cara Kerja TRIAC juga hampir sama dengan SCR, namun TRIAC dapat
mengendalikan arus listrik dari dua arah baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari MT2 ke MT1.
Dengan demikian TRIAC dapat digunakan sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun
arus AC. TRIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik apabila terminal
GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus listriknya dihilangkan makan TRIAC akan berubah menjadi
OFF.

DIAC (Diode Alternating Current)

DIAC adalah Thyristor yang hanya memiliki dua kaki terminal dan dapat menghantar arus
listrik dari kedua arah apabila tegangan melampaui batas tegangan breakovernya (tegangan
breakdown). DIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Thyristor.

Cara Kerja DIAC – DIAC akan berada di kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya masih
dibawah tegangan breakover-nya. Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas breakover-nya,
DIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik. Setelah DIAC dipicu
menjadi ON, DIAC akan terus menghantarkan arus listrik (dalam kondisi ON) meskipun tegangan
yang diberikan tersebut turun dibawah tegangan breakover. DIAC hanya akan berhenti
menhantarkan arus listrik atau berubah menjadi kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya
menjadi “0” atau dengan kata lain arus listriknya diputuskan.
MACAM-MACAM KOMPONEN SEMIKONDUKTOR EMPAT LAPIS

Struktur fisis komponen semikonduktor empat lapis

Macam-macam komponen semikonduktor empat lapis

 SCR
 Diac
 Triac
 SCS
 PUT
Penjelasannya sebagai berikut :

 SCR (Silicon Controlled Rectifier)


Pengertian SCR
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN)
yang menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate) –
dalam operasinya.
SCR adalah salah satu thyristor yang paling sering digunakan dan dapat melakukan
penyaklaran untuk arus yang besar.
Simbol SCR
Kurva karakteristik SCR
Contoh rangkaian SCR

Contoh penggunaan SCR :


1. Rangkaian saklar solid-state
2. Rangkaian water level
3. Rangkaian lampu otomatis
4. Mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC

 Diac
Pengertian diac
Diac adalah suatu komponen yang berkelakuan seperti dua buah thyristor yang
dihubungkan saling bertolak belakang.
Oleh karena itu diac mempunyai dua buah tegangan penyalaan. Tegangan penyalaan
pertama berada pada tegangan maju (+Vbo) sedangkan yang kedua ada pada tegangan
baliknya (-Vbo).
Simbol diac

Kurva karakteristik diac


Dari kurva diatas kita dapat melihat bahwa DIAC selalu mempunyai karakteristik tahanan
negatif yang secara terus menerus pada saat arus lebih besar daripada arus breakovernya.
DIAC banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya yang menggunakan
TRIAC.
Gambar 4-3, memperlihatkan salah satu contoh rangkaian yang memperlihatkan peran
DIAC dalam rangkaian pengendali daya.

Gambar 4-3. Aplikasi DIAC dalam rangkaian pengendali daya.


Jika tegangan pengisian kapasitor telah mencapai breakover DIAC, maka DIAC akan
menghantar sehingga kapasitor akan menggosongkan muatannya melalui DIAC dan gate-
TRIAC. Arus penggosongan kapasitor merupakan pulsa penyulut yang digunakan oleh
TRIAC sebagai pengendali.
Jika beban sebenarnya bersifat induktif, maka perlu dipasang rangkaian R dan C secara
parallel terhadap TRIAC untuk mengatur komutasi TRIAC.
 Triac
Pengertian triac
TRIAC merupakan singkatan dari Triode Alternating Current Switch, yang berarti saklar
negatif untuk arus bolak-balik.
Secara elektris, TRIAC merupakan suatu komponen yang berkelakuan seperti dua buah
SCR (Thyristor) yang digabungkan dalam hubungan negatif terbalik.
Simbol triac
Kurva karakteristik triac
TRIAC adalah piranti yang digunakan untuk mengontrol arus rata-rata yang mengalir ke
suatu beban. TRIAC berbeda dengan SCR, dimana TRIAC ini dapat mengontrol arus
dalam dua arah.
Jika TRIAC sedang OFF, arus tidak dapat mengalir diantara terminal-terminal utamanya,
atau dengan kata lain diumpamakan saklar terbuka.
Jika TRIAC sedang ON, maka dengan tahanan yang rendah arus mengalir dari satu
terminal ke terminal lainnya dengan arah aliran tergantung dari polaritas tegangan yang
digunakan. Jika tegangan T2 positif, maka arus akan mengalirkan dari T1 ke T2 dan
sebaliknya jika T1 positif, maka arus akan mengalir dari T1 ke T2 dan dalam kondisi ini
TRIAC diumpamakan sebagai saklar tertutup.
Gambar 5-4 memperlihatkan suatu rangkaian yang terdiri dari sumber tegangan, TRIAC
dan beban serta dilengkapi dengan suatu unit penyulut (trigger).

Gambar 5-4. Rangkaian Dasar Pengendali dengan TRIAC


Arus rata-rata yang dialirkan pada beban dapat bervariasi oleh adanya perubahan harga
waktu setiap perioda ketika TRIAC tersebut ON. Jika porsi waktu yang kecil saat kondisi
ON, maka arus rata-ratanya akan tinggi. Kondisi suatu TRIAC pada setiap perioda tidak
dibatasi hingga 180°, dengan pengaturan picu dia dapat menghantarkan hingga 360° penuh.
Tegangan gate untuk pemicu biasanya diberi notasi VGT, dan arus gate pemicu dinotasikan
dengan IGT.

 UJT
Pengertian UJT
UJT atau Transistor Sambungan Tunggal adalah suatu komponen aktif yang banyak
digunakan untuk menghasilkan isyarat pulsa. Pulsa ini digunakan untuk kontrol pada
instrumentasi.
Simbol UJT
Kurva karakteristik UJT

Contoh rangkaian UJT


Rangkaian osilator relaksasi

Contoh penggunaan UJT :


1. Rangkaian osilator relaksasi
2. Rangkaian saklar elektronik
 SCS
Pengertian SCS (Silicon-Controlled Switch)
Terminal tambahan ini memungkinkan kontrol yang lebih akan diberikan atas perangkat,
terutama dalam modus pergantian paksa, di mana pasukan sinyal eksternal untuk
mematikan sementara arus utama melalui perangkat belum turun di bawah nilai saat ini
memegang.
Simbol SCS

Contoh rangkaian SCS

 PUT (Programmable Unijunction Transistor )


Pengertian PUT
Programmable Unijunction Transistor (PUT) mempunyai sifat-sifat seperti UniJunction
Transistor (UJT). Akan tetapi PUT, ' dapat diprogram' melalui resistor.
Dengan menambahkan dua resistor, Vp (peak voltage) PUT dapat diatur. Selain harganya
yang lebih murah daripada UJT, PUT lebih mudah didapat di pasaran.
PUT digolongkan dalam thyristor karena memiliki empat lapisan (layer), tidakseperti UJT
yang hanya memiliki dua lapisan (layer) saja.
Simbol PUT
Kurva karakteristik PUT

Contoh rangkaian PUT


Fungsi Thyristor
Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya bahwa fungsi utama dari thyristor adalah
sebagai saklar. Namun saklar yang ada pada thyristor ini sedikit lebih istimewa dibanding dengan
saklar biasa karena besaran outputnya dapat dikontrol. Selain itu thyristor juga mampu dilewati
tegangan yang lebih besar dibanding dengan saklar biasa.

Karena mampu dilewati tegangan dengan nilai yang besar, thyristor banyak digunakan pada
rangkaian listrik bertegangan besar hingga lebih dari 1 kV, dan besaran arus di atas 100 A.
Kelebihan menggunkana thyristor dibanding dengan saklar biasa ialah dapat meminimalisir kerugian
daya internal dan juga kecepatan switching.

Tak hanya itu saja, thyristor juga banyak digunakan pada perangkat inverter untuk merubah
tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC), atau sebaliknya (konverter) dengan nilai
frekwensi yang berbeda. Tak heran jika komponen elektronika yang satu ini dibutuhkan oleh banyak
orang.
Lambang Thyristor

Macam Macam Thyristor


1. Phase control thyristor (SCR)
2. Fast switching thyristor(SCR)
3. Bidirectional triode thyristor (TRIAC)
4. Gate turn off thyristor (GTO)
5. Static induction thyristor (SITH)
6. Reverse conducting thyristor (RCT)
7. Light activated silicon controlled rectifier (LASCR)
8. MOS controlled thyristor (MCT)
9. FET controlled thyristor(FET-CTH)
Konstruksi Thyristor
Pada thyristor konstruksi P-N junction yang dimilikinya lebih kompleks dibanding
transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch)
ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor.

Konstruksi Thyristor
Konstruksi dasar thyristor adalah konstruksi 4 layer PNPN seperti yang ditunjukkan pada
gambar-1a. Jika dipilah, konstruksi ini dapat dilihat sebagai dua buah konstruksi junction PNP dan
NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar-1b. Ini tidak lain adalah dua buah transistor
PNP dan NPN yang tersambung pada masingmasing kolektor dan base. Jika divisualisasikan
sebagai transistor Q1 dan Q2, maka konstruksi thyristor ini dapat diperlihatkan seperti pada
gambar berikut.

Visualisasi Thyristor Dengan Transistor


Terlihat di sini kolektor transistor Q1 tersambung pada base transistor Q2 dan sebaliknya kolektor
transistor Q2 tersambung pada base transistor Q1. Rangkaian transistor yang demikian
menunjukkan adanya loop penguatan arus di bagian tengah. Dimana diketahui bahwa Ic = β Ib,
yaitu arus kolektor adalah penguatan dari arus base.
Jika misalnya ada arus sebesar Ib yang mengalir pada base transistor Q2, maka akan ada
arus Ic yang mengalir pada kolektor Q2. Arus kolektor ini merupakan arus base Ib pada transistor
Q1, sehingga akan muncul penguatan pada pada arus kolektor transistor Q1. Arus kolektor
transistor Q1 tdak lain adalah arus base bagi transistor Q2. Demikian seterusnya sehingga makin
lama sambungan PN dari thyristor ini di bagian tengah akan mengecil dan hilang. Tertinggal
hanyalah lapisan P dan N dibagian luar.
Jika keadaan ini tercapai, maka konstruksi yang demikian todak lain adalah konstruksi dioda PN
(anoda-katoda) yang sudah dikenal. Pada saat yang demikian, disebut bahwa thyristor dalam
keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.

Pemberian Tegangan Pada Thyristor


Bagaimana kalau pada thyristor ini kita beri beban lampu dc dan diberi suplai tegangan
dari nol sampai tegangan tertentu seperti pada gambar diatas. Apa yang terjadi pada lampu ketika
tegangan dinaikkan dari nol. Ya betul, tentu saja lampu akan tetap padam karena lapisan N-P yang
ada ditengah akan mendapatkan reversebias (teori dioda). Pada saat ini disebut thyristor dalam
keadaan OFF karena tidak ada arus yang bisa mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat
mengalir sampai pada suatu tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini
jenuh dan hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown dan pada saat itu arus mulai dapat
mengalir melewati thyristor sebagaimana dioda umumnya. Pada thyristor tegangan ini disebut
tegangan breakover Vbo thyristor.
Daftar Pustaka
https://teknikelektronika.com/pengertian-thyristor-jenis-thyristor/
http://mainlistrik.blogspot.com/2014/03/gto-gate-turn-off-thyristor.html
http://eprints.uny.ac.id/39157/9/MATERI%20KOMPONEN%20SEMIKONDUKTOR.do
cx
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Elektronika%20Daya%20(Komponen
%20Elektronika%20Daya%202).pdf

Anda mungkin juga menyukai