Anda di halaman 1dari 17

Teori Dasar CT (Current Transformer)

Posted by Ari Sulistiono on Oktober 20, 2009


Hwaah..! feel so sleepy, beter make some article (edu) and you can read when Im gonna
sleeping.. read it carefully. zzzh
Pendahuluan
Di dalam sistem tenaga listrik terdapat sebuah peralatan yang dikenal dengan istilah CT. Lalu
apakah CT itu? CT merupakan singkatan dari Current (arus) Transformer (perubah). Sesuai
dengan namanya, CT adalah merupakan peralatan yang mengubah besaran arus dari besar ke
kecil ataupun sebaliknya sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.
Untuk sistem tenaga listrik berdaya besar diperlukan CT untuk
merubah nilai nominal arus sistem menjadi lebih kecil sehingga
bisa terbaca oleh peralatan proteksi ataupun pengukuran
(metering). Peralatan proteksi dan metering tersebut biasanya
hanya menerima nilai arus dengan dua nilai nominal yaitu 0-1A
(untuk kelas peralatan 1A) dan 0-5A (untuk kelas peralatan 5A).
Peralatan proteksi dan metering hanya akan membaca nilai
keluaran CT (dari terminal sekunder CT) kemudian
menghitung/merubahnya kembali sebagai pembacaan sisi primer
(nilai arus yang mengalir sebenarnya). Nilai perhitungan yang
dilakukan oleh peralatan proteksi dan metering didasarkan pada nilai rasio dari sebuah CT.
Pemilihan Rasio CT
Untuk menentukan besaran nilai CT yang akan digunakan, seorang perancang harus mengetahui
nilai beban penuh dari sistem pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Sebagai contoh:
Terdapat sebuah pembangkit 150kV dengan daya nominal 60MVA, maka nilai CT yang
digunakan adalah?
jawab:
diketahui: Un= 150.000V, Pn= 60.000.000VA,
maka In= Pn/Un = 60.000VA / 150000V
dan hasilnya adalah 400A (untuk nilai primer CT)

Apabila nilai nominal arus primer CT (fullscale) sudah diketahui, maka selanjutnya adalah
pemilihan nilai nominal arus sekunder CT. Nilai nominal arus sekunder CT harus disesuaikan
dengan kelas peralatan yang akan digunakan. Apabila peralatan menggunakan kelas input arus
5A maka rasio CT yang dipilih adalah 400/5A, demikian juga untuk peralatan dengan kelas input
arus 1A maka rasio CT adalah 400/1A.
Pembacaan Rasio CT
Pada CT dengan rasio 400/5A berarti CT harus mengeluarkan nilai arus sebesar + 5A pada sisi
sekundernya apabila sisi primer CT dialiri arus sebesar + 400A (besar kecil tegangan primer
tidak mempengaruhi arus CT). Kemudian jika di terminal sekunder CT terukur arus sebesar
3.26A maka berapakah nilai primer CT yang sesungguhnya?
jawab:
diketahui: Ip/Is = 400/5A, Is (aktual) = 3.26
maka nilai Ip (aktual) = 3.26 x (400/5)
dan hasilnya adalah Ip (aktual) = 260.8A
Akurasi Rasio CT
Setiap CT mempunyai akurasi kelas kesalahan pembacaan (%error) yang berbeda-beda. Semakin
kecil nilai kesalahan pembacaan (%error) CT maka semakin baik kelas akurasi sebuah CT.
Apabila terdapat CT baru dari pabrikan dengan spesifikasi rasio 400/5 dan kelas akurasi 0,5.
Maka berapakah nilai yang diijinkan agar CT tersebut dapat digunakan?
jawab:
Sesuai standar IEC, bahwa injeksi arus untuk pengetesan ratio CT boleh dilakukan mulai dari
10% (mengingat jarangnya peralatan test yang mempunyai nilai arus keluaran yang besar, jika
pun ada tentunya akan menyulitkan proses instalasi peralatan test dari segi berat, kabel yang
digunakan, ukuran, dll.). Maka disini, sisi primer CT dapat diinjeksi arus senilai 40A (minimal).
diketahui: Ip/Is = 400/5, Ip (act.) = 40A
maka Is = 40A x (400/5A)
dan hasilnya adalah = 0.5A, untuk nilai error sebesar 0,5% maka hasil pengukuran arus pada
terminal CT sekunder tersebut tidak boleh melebihi dari 0.5025A atau kurang dari 0.4975A.
Untuk lebih jelas dan mempermudah kegiatan pengetesan CT, silahkan download Ratio Test
Sheet berikut ini:

Silahkan klik disini untuk mengunduh (download


CT ratio test form).
Ket: form ini membutuhkan dua buah nilai hasil
pengetesan yang akan dikalkulasikan, yaitu:
1. nilai injeksi arus sebenarnya (gunakan
clamp-meter/tang ampere AC range diatas
nilai injeksi arus)
2. nilai arus keluaran sekunder CT (bisa
digunakan multimeter yang dipasang serie
atau clamp-meter yang mampu membaca
arus kecil)
3. Untuk nilai nominal primer dan sekunder
bisa dicatat dari nilai yang terdapat pada name-plate CT.
Aplikasi CT
CT pada umumnya digunakan pada peralatan dengan nilai nominal arus (yang mengalir
sebenarnya) yang besar, contohnya adalah: Power Generation, Power Transmission, Power
Distribution dan juga pada MCC (motor control center). Untuk sistem dengan arus kecil (misal:
10A) biasanya tidak menggunakan CT (contoh: instalasi listrik di rumah-rumah). Untuk instalasi
di rumah-rumah cukup menggunakan pemutus daya karena tidak memerlukan sistem
pengamanan yang kompleks.
CT Sample

Salah satu model CT tipe AIS (air insulation system) adalah sbb:

https://arisulistiono.wordpress.com/2009/10/20/teori-dasar-ct-current-transformer/

ILMU UMUM

Senin, 17 November 2014


Pemilihan Current Transformator ( CT ) dan Potensial Transformator ( PT )
untuk pengukuran arus, tegangan dan daya aktif tegangan menengah
dengan kapasitas daya 1250 KVA, 20 KV/0,4 KV

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Sistem proteksi bertujuan untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian

yang

terganggu

dari

bagian

lain

yang

masih

sehat

sekaligus

mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang
lebih besar. Sistem proteksi terdiri
(CT),

Transformator

dari

Relai

Proteksi,

Transformator

Arus

Tegangan (PT/CVT), PMT, Catu daya AC/DC yang terintegrasi

dalam suatu rangkaian. Untuk efektifitas dan efisiensi, maka setiap peralatan
proteksi yang dipasang harus disesuaikan
ketahanan peralatan yang

dengan

kebutuhan

dan

ancaman

dilindungi sehingga peralatan proteksi digunakan

sebagai jaminan pengaman.


Pola proteksi transformator harus dapat mengamankan transformator dari
gangguan

internal

maupun

gangguan

eksternal.

Untuk

gangguan

internal,

transformator memiliki proteksi mekanik dan proteksi elektrik, sedangkan untuk


gangguan eksternal transformator hanya memiliki proteksi elektrik.
Trafo

tegangan

digunakan

untuk

menurunkan

tegangan

sistem

dengan

perbandingan transformasi tertentu. Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah


trafo instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter.
Transformator potensial di gunakan untuk menghubungkan kumparan-kumparan
primernya secara pararel dengan beban, dan kumparan sekundernya dihubungkan
dengan sirkit tegangan dengan volt meter atau watt meter dengan cara ini
kumparan sekunder dan kumparan primer di isolasikan secara cukup dari satu ke
yang lainya,sehingga tegangan tinggi bisa di transmisikan ke tegangan rendah ,
untuk pengukuran dengan aman dalam banyak penggunaan maka tegangan primer
di bawah 300 kv. Pada transformator potensial, suatu kesalahan negatif sering
terjadi, yang di sebabkan oleh magnitisasinya. Untuk mengkompensaikan kesalahan
ini , maka jumlah lilitan pada tegangan primer sedikit di kurangi dari pada rasio
nominal dari lilitan-lilitanya. Cara-cara isolasinya adalah sama untuk transformator
arus
memperhatikan
transformator
yang
biasa
di
gunakan.

I.2 Permasalahan
Pemilihan Current Transformator ( CT ) dan Potensial Transformator ( PT ) untuk
pengukuran arus, tegangan dan daya aktif

tegangan menengah

dengan

kapasitas daya 1250 KVA, 20 KV/0,4 KV


I.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan / penyusunan laporan ini adalah:
1.

Dapat mengetahui bagaimana cara memilih Trafo arus (CT) dan Trafo tegangan

2.

(PT) pada tegangan menengah dengan kapasitas daya 1250 KVA, 20 KV/0,4 KV.
Dapat mengetahui fungsi CT
( Current Transformer ) dan PT ( Potensial
Transformer ) pada komponen gardu dan aplikasi pada gardu distribusi.
I.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan akhir ini terdiri dari lima BAB, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, membahas secara teoritis tentang materi-materi yang
mendukung pemecahan masalah.
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN, membahas analisa hasil data perhitungan.
BAB IV PENUTUP, merupakan kesimpulan dari penulisan laporan akhir dan saransaran agar yang menjadi objek dalam pembahasan laporan ini sesuai dengan
tujuan.
BAB V DAFTAR PUSTAKA, berisi tentang sumber-sumber materi yang didapat.

BAB II
LANDASAN TEORI
KWH meter adalah suatu alat pengukur energy listrik yang mengukur secara
langsung hasil kali tegangan, arus, factor kerja dan waktu, (U.I.Cost) yang bekerja
padanya selama jangka waktu tertentu. Karena pengukuran energy yang dominan
adalah pemakaian arus dan tegangannya dimana arus dan tegangan yang diukur
melebihi arus dan tegangan nominal yang terdapat di KWHmeter. Untuk itu
dibutuhkan suatu peralatan instrument transformers yang dapat menurunkan arus
dan tegangan. Yaitu Trafo Arus (current transformers) dan trafo tegangan (potensial
transformers).
Sebagai pengaman pada jaringan distribusi secara umum dipergunakan Over
Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) dimana arus yang dibutuhkan
adalah arus kecil 1 A atau 5 A, untuk ini dibutuhkan jug ( sama seperti pada
KWHmeter ). Untuk itu Current Transformers sebagai peralatan instrument
transformers untuk memperkecil arus besar ke arus kecil yang masuk untuk
pengukuran dan proteksi, supaya kerugian dan kejenuhan dari CT atau PT dapat
dihindari.
Pengukuran atau pendeteksian arus listrik merupakan salah satu dari
parameter utama yang diperlukan dalam kelistrikan. Misalkan untuk pengukuran
arus yang besar, pengukuran daya dan sebagai parameter proteksi.
II.1 Current Transformer ( Trafo Arus )
Current Transformer atau CT adalah salah satu type trafo instrumentasi yang
menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan ratio dan arus
primernya. Ada 2 standart yang paling banyak diikuti pada CT yaitu : IEC 60044-1
(BSEN 60044-1) & IEEE C57.13 (ANSI), meskipun ada juga standart Australia dan
Canada.
Aplikasi CT selain disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW
meter Cos Phi meter dll, sering juga dihubungkan dengan alat proteksi arus.
Dengan mempergunakan bermacam ratio CT didapatkan proteksi arus dengan
beragam range ampere hanya dengan satu unit proteksi arus.

Dua Jenis Dasar Trafo Arus


A.

Trafo arus untuk pengukuran


- mempunyai ketelitian tinggi pada daerah kerja
(daerah pengenalnya)
- cepat jenuh

B.

Trafo arus untuk proteksi


- mempunyai daerah ketelitian yang luas
- tidak cepat jenuh
Kinerja relai tergantung dari trafo yang digunakan.
>> Konstruksi Trafo Arus

SISI PRIMER MERUPAKAN BATANG

SISI PRIMER MERUPAKAN BELITAN

Fungsi Trafo Arus


Fungsi dari trafo arus adalah:
-

Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer
menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem metering dan
proteksi

Mengisolasi

rangkaian

sekunder

terhadap

rangkaian

primer,

sebagai

pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.


-

Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5 Amp

II.2 Potential Transformer ( Trafo Tegangan)


Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan tegangan sistem dengan
perbandingan transformasi tertentu. Transformator Tegangan/Potensial (PT) adalah
trafo instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter.
Ada dua macam jenis trafo tegangan yaitu :
a. Transformator tegangan magnetik.
Transformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10 150 VA.
Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder
dirancang sedemian rupa supaya faktor kesalahan menjadi kecil. Salah satu ujung
kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan. Trafo tegangan kutub tunggal yang
dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan pengukuran, biasanya
dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk mendeteksi arus
gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan secara
seri
b. Trafo Tegangan Kapasitip
Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk keperluan pengukuran
tegangan tinggi, sebagai pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak jauh. Pada
tegangan pengenal yang lebih besar dari 110 kV, karena alasan ekonomis maka
trafo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan menggunakan kapasitor

sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan kapasitif dapat


digambarkan seperti gambar dibawah ini. Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada
C2 atau tegangan primer trafo penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV,
umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo magnetik tegangan primer
diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 1003 Volt. Jika terjadi
tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan
dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan
tersebut dipasang sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung seri dengan
resistor R untuk membatasai arus saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek
feroresonansi.
Keburukan

trafo tegangan kapasitor adalah

terutama karena adanya

induktansi pada trafo magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya
yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan
panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan sehingga menimbulkan
panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan tegangan. Diperlukan elemen
peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek terhadap hasil pengukuran
walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator tegangan ada dua jenis yaitu:
Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolakbalik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat
dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer.
Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan
kumparan primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns)
Menurut kutubnya trafo tegangan dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnya dibumikan /
ditanahkan, dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kV
2) Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi /
tanah, hanya digunakan untuk tegangan dibawah 30 kV
Berdasarkan jenis tegangan, trafo tegangan dibedakan menjadi 2, yaitu :
Transformator satu fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan
tenaga listrik satu fasa.
Transformator tiga fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga
listrik tiga fasa.
Fungsi Trafo Tegangan
Menurut situs ilmuListrik.com yang saya dapati fungsi trafo tegangan adalah
sebagai berikut:
-

Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran


tegangan listrik yang lebih rendah sehinggadapat digunakan untuk peralatan

proteksidan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.


Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistem proteksi dan

pengukuran peralatan dibagian primer.


Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P atau 6P) dan kelas pengukuran.

BAB III
ANALISA dan PEMBAHASAN
III.1 Pemilihan CT ( Current Transformer )
Menurut buku PLN untuk menentukan besaran nilai CT yang akan digunakan,
seorang perancang harus mengetahui nilai beban penuh dari sistem pembangkitan,
transmisi maupun distribusi. Sebagai contoh:

Terdapat sebuah pembangkit 1250 KVA dengan daya aktif 20 KVA, maka nilai CT
yang digunakan adalah?
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai arus pada trafo CT adalah:

I=
Maka,

I=

I=

Hasilnya,

I = 36.08 A
Apabila nilai nominal arus primer CT (fullscale) sudah diketahui, maka selanjutnya
adalah pemilihan nilai nominal arus sekunder CT. Nilai nominal arus sekunder CT
harus disesuaikan dengan kelas peralatan yang akan digunakan, dari hasil diatas
dengan arus 36.08 A. maka dipilih ratio CT yang digunakan adalah 50/5A
( sekunder untuk pengukuran dan proteksi ).
III.2 Pemilihan PT ( Potensial Transformer )

Menurut buku Saku Pelayanan Teknik (YANTEK) Pemilihan PT (Potensial


Transformer) untuk pengukuran tergantung tegangan primernya misal 20.000/

/100/

dengan class proteksi 3P atau 6 P dan untuk pengukuran class 0,2.

Sesuai tarif dasar listrik TDL bahwa pelanggan yang mempunyai daya > 201
KVA s/d 30,5 MVA mempergunakan tegangan 20 KV karena pada meter transaksi
jual beli tenaga listrik mempergunakan tegangan rendah, dibutuhkan trafo
tegangan sebagai berikut:
-

Tegangan : 20.000/

/100/

, sisi sekunder disesuaikan dengan tegangan

alat ukur.
Trafo tegangan dengan 2 pengenal sekunder
Contoh :
A.

(150.00/V3) / (100/V3) - (100/V3) V


Rangkaian sekunder 2 buah yang dapat mempunyai karakteristik yang

berbeda
B.

(20.000/V3) / (100/V3) - (100/3) V

100/3 V digunakan untuk mendapatkan tegangan urutan nol, dan pada saat
gangguan 1 fase ke bumi V0 menjadi 100 V maksimum
Penandaan
Primer : P1 dan P2
Sekunder : pertama 1S1 2S2 untuk pengukuran dan proteksi pengaman cadangan
Kedua 2S1 2S2 untuk proteksi pengaman utama
Masing - masing sekunder dapat mempunyai klas ataupun beban mempunyai klas
ataupun burden (beban) sama atau berbeda
PT dengan 2 sekunder yang sama khususnya digunakan pada GI tegangan ekstra
tinggi.

Contoh Pemasangan

Catatan : PT dengan pengenal 20.000/100 V dapat dipasang untuk sambungan 3


fase / 3 kawat 3 fase, 4 kawat
PT dengan pengenal (20.000/V3) / (100/V3) hanya untuk sistem 3 fase, 4 kawat dan
titik netral (bintang) harus dibumikan.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan didapat arus yang mengalir tersebut adalah
36.08 A, maka dipilih ratio CT 50/5A (sekunder untuk pengukuran dan proteksi). PT
diambil dengan ratio tegangan 20.000/
/100/
.

IV.2 Saran

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://arisulistiono.wordpress.com/2009/10/20/teori-dasar-ct-current-transformer/
http://ilmulistrik.com/trafo-tegangan-voltage-transformer.html
http://www.academia.edu/7522087/
Buku Saku Pelayanan Teknik (YANTEK)
Buku PLN

Diposkan oleh arwin abbasy di 16.47

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

arwin abbasy
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (6)
o

November (6)

BACAAN PEMBUKA REZEKI

Pemilihan Current Transformator ( CT ) dan Potensi...

HERBAL

Surat

Seputar Nikah

Tnaman Herbal

Template Watermark. Gambar template oleh compassandcamera. Diberdayakan


oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai