100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
277 tayangan38 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sistem kontrol terdistribusi (DCS) pada industri proses. DCS memiliki kelebihan fleksibilitas, kemudahan pengembangan, dan reliabilitas dibandingkan sistem kontrol sebelumnya. Dokumen juga menjelaskan struktur, komponen, dan contoh penerapan DCS pada industri minyak dan gas serta pembangkit listrik."
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sistem kontrol terdistribusi (DCS) pada industri proses. DCS memiliki kelebihan fleksibilitas, kemudahan pengembangan, dan reliabilitas dibandingkan sistem kontrol sebelumnya. Dokumen juga menjelaskan struktur, komponen, dan contoh penerapan DCS pada industri minyak dan gas serta pembangkit listrik."
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sistem kontrol terdistribusi (DCS) pada industri proses. DCS memiliki kelebihan fleksibilitas, kemudahan pengembangan, dan reliabilitas dibandingkan sistem kontrol sebelumnya. Dokumen juga menjelaskan struktur, komponen, dan contoh penerapan DCS pada industri minyak dan gas serta pembangkit listrik."
Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung 2017 Pendahuluan
Proses kontrol industri pada semakin
rumit dan kompleks
• Kontrol di industri semakin kompleks dan
rumit • Kebutuhan akan kerja operasi yang efisien serta optimal DCS • Semakin berkembangnya teknologi komputer dan jaringan membuat teknologi kontrol semakin berkembang • Muncullah teknologi DCS Pendahuluan DCS (Distributed DDC (Direct Digital Control) Control System)
sentralisasi desentralisasi
• DDC merupakan suatu sistem pengendalian yang
memanfaatkan satu pengendali utama untuk mengendalikan keseluruhan unit proses. • Tidak efektif untuk sistem yang rumit • Digantikan dengan DCS yang memanfaatkan sistem desentralisasi dan terdistribusi Perkembangan DCS kontrol berbasis pneumatik – 1950s
• Seluruh pengiriman informasi dilakukan dengan menggunakan
transmisi pneumatik • aksi kontrol (komputasi) dilakukan menggunakan bellow, pegas dsb. • Terdapat 2 masalah yang muncul apabila menggunakan pengendali : 1. transmisi pneumatik memiliki respon yang lambat dan rentan terhadap gangguan 2. komputasi secara mekanik seperti menggunakan bellow dan pegas sangat rentan mengalami kerusakan karena aus (Emad,2002). sistem kontrol dengan elektronik analog (1960-1970s) • Sistem pengendali ini menggunakan kontrol elektronik. • Komunikasi antara perangkat komputasi dengan aliran elektron dilakukan dengan pengubah sinyal elektronik menjadi sinyal pneumatik • Kontrol elektronik ditempatkan secara terpusat disebuah ruang kontrol (control room) dan dihubungkan ke alat ukur dan aktuator pada proses • Kinerja produksi dengan sistem ini semakin meningkat karena operator memeiliki akses informasi yang lebih mudah (McMillan dan Cosidine,1999).
Foxboro Spec 200
sistem kontrol berbasis elektronik digital (1970s) • Perkembangan mikroprosesor dan teknologi software dan kemudahan mendapatkan software operasi dan kontrol proses, membuat kontrol proses menggunakan komputer menjadi lebih terjangkau • Sircuit digital ini memiliki banyak kelebihan: 1. Jumlah komponen card yang digunakan sangat berkurang karena kemunculan card kontrol otomatis. 2. Proses komputasi menjadi lebih mudah karena menggunakan unit pemroses data tunggal yang berfungsi sebagai supervisor. 3. Semua proses juga telah dihubungkan menggunakan software sehingga mengurangi biaya upah kerja sumber daya manusia. sistem kontrol berbasis elektronik digital
Arsitektur TDC 2000
PLC (Progammable Logic Controller)- 1970s • Tujuan utama dari diciptakannya PLC ini adalah untuk menggantikan relay – relay pada rak – rak besar pada industri proses maupun manufaktur. • Pada masa ini juga mulai diperkenalkan ruang kerja operator (operator workstation) berbasis CRT (Cathode Ray Tube) menggantikan papan panel yang besar dan panjang karena terdiri dari banyak instrumen dan ruang kontrol (McMillan dan Cosidine,1999). DCS (Distributed Control System) (1980s) • Diawali oleh Midac (Microprocessor Intelligent Data Acquisition and Control) yang mulai mengembangkan sistem ini • kemudian diikuti oleh pengembang yang lain yang kita kenal sekarang seperti Honeywell, Johnson Controls dan Yokogawa. Konsep Dasar DCS • DCS adalah sebuah platform untuk kontrol dan operasi otomatis dari sebuah plant atau proses industri. • Sebuah DCS mengkombinasikan beberapa hal seperti Human Machine Interface (HMI), penyelesaian logika, historian, penyimpanan data, dan menejemen tanda bahaya, menjadi sebuah sistem otomatis tunggal (Yokogawa, 2017). Konsep Dasar DCS • Menurut John P. King dalam buku ‘Process/Industrial Instrument and Control Handbook’ DCS memiliki 3 sifat utama. • Pertama adalah untuk distribusi fungsi ke tiap-tiap semiotonomi subsistem yang terkoneksi menggunakan jaringan komunikasi kecepatan tinggi. • Kedua adalah untuk otomasi proses manufaktur dengan mengintegrasikan kontrol regulasi, kontrol logika dan sekuensial • karakteristik yang ketiga adalah bahwa DCS ini adalah sebuah sistem,yaitu sistem untuk mengorganisir struktur perintah (commands) dan jalannya informasi antara masing – masing bagian dalam DCS sehingga seolah – olah sistem DCS ini bekerja sebagai sistem otomasi tunggal Struktur jaringan DCS • Bagian dari elemen DCS dihubungkan dengan menggunakan jalur komunikasi (fieldbus). • komputer supervisor (host) yang bertugas untuk mengerjakan fungsi fungsi yang berat seperti optimasi proses, melakukan kontrol – kontrol yang sifatnya khusus seperti proses menghidupkan plant (start up) dan proses mematikan plant (shut down). • Komputer ini akan memproses data dari sensor kemudian disalurkan ke komputer yang ada diatasnya untuk selanjutnya diolah. Struktur jaringan DCS • DCS terdiri dari 3 komponen dasar yaitu stasiun operator, modul kontrol, dan modul komunikasi antara masukan dan keluaran. • Komponen-komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk sistem DCS. Stasiun Operator (Human Interface Station/HIS) • Stasiun operator merupakan bagian dari sebuah DCS yang berhadapan langsung dengan operator. • Pada bagian ini dilakukan tugas monitoring plant secara terpusat dari ruang kontrol. • HIS ini menyediakan informasi mengenai kondisi proses yang sedang berjalan melalui GUI (Graphical User Interface) Field Control Station (FCS) • FCS merupakan bagian otak dari sistem DCS karena bagian ini adalah bagian kontrol yang berfungsi untuk mengendalikan variabel-variable dalam proses • Modul FCS ini melakukan proses komputasi algoritma seperti kontrol PID, kontrol rasio, ataupun proses aritmatika biasa, serta dapat menjalankan ekspresi logika. • Modul ini biasanya berupa konsol – konsol didalam rak – rak lemari di ruang kontrol. Field Control Station (FCS) • Modul kontrol ini bekerja dimana kontroler akan mengambil variabel kontrol yang kemudian akan dikontrol. • Variabel hasil kontrol ini akan dibandingkan dengan set point yang ditentukan oleh operator. • Apabila variabel tersebut belum sesuai dengan setpoint akan dimanipulasi oleh kontroler hingga mencapai set point yang diinginkan. • Kemudian apabila hasil kontrol ini sudah sesuai dengan set point maka hasilnya akan ditransmisikan ke aktuator pada plant Modul Komunikasi • Modul komunikasi ini merupakan sarana yang menyediakan jalur pertukaran data antara HIS, modul kontrol dan proses • Beberapa bentuk jalur komunikasi yang banyak digunakan antara lain Foundation FieldBus, ProfiBus PA, ControlNet, DeviceNet dan ModBus (Segovia dan Theorin,2012). Keuntungan dan Kelemahan DCS • Menurut (Emad,2012) keuntungan utama pengguaan sistem terdistribusi : 1. Adanya fleksibilitas dalam desain sistem, 2. Kemudahan pengembangan, 3. Reliabilitas dan mudah pemeliharaannya. 4. Apabila terjadi kehilangan data pada jalur komunikasi tidak akan menyebabkan sistem akan kehilangan performanya secara total. • Kelemahan dari DCS ini adalah responnya yang lebih lambat daripada PLC • DCS kontrol regulator yang memang tidak membutuhkan waktu respon yang cepat. • PLC digunakan untuk pengaman atau emergency shut down system yang membutuhkan waktu respon yang lebih cepat. Penggunaan DCS pada industri proses Penggunaan DCS pada pembangkit listrik (Power Plant) Penggunaan DCS pada pembangkit listrik (Power Plant) Penggunaan DCS pada industri minyak dan gas Penggunaan DCS pada pembangkit listrik (Power Plant) Permasalahan dan solusi Kesalahan pada Grounding • Kesalahan ini diawali dengan tersambungnya grounding untuk kelistrikan dengan grounding untuk sinyal-sinyal instrumen. • Akibatnya ketika terjadi samaran petir yang cukup kuat, membuat terjadinya konsleting listrik yang mengakibatkan junction box dilapangan dan I/O card pada rak – rak DCS rusak karena pada dasarnya komponen komponen tersebut dipasang dengan sambungan fieldbus. • Sehingga solusi yang harus dillakukan adalah dengan memisahkan masing- masing grounding. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran akibat kesalahan pengaturan bacaan sinyal. • Kesalahan ini disebabkan akibat kesalahan pengaturan bacaan sinyal pada pembacaan hasil pengukuran oleh transmitter ketinggian (level). • Hasil pengukuran transmitter dan pembacaan pada DCS seharusnya menghasilkan hubungan linear, dimana pada pengukuran hardcom transmitter harus diatur linear begitu pula pembacaan pada DCS. • Namun karena kesalahan pengaturan oleh vendor yang mengatur pengaturan pada hardcom transmitter berupa hubungan square- root menyebabkan terjadinya perbedaan hasil pembacaan pada DCS. • Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengubag pengaturan pada hardcom transmitter, serta meilih vendor yang tepat. Perbedaan pembacaan hasil pengukuran akibat noise induksi elektromagnetik • Kesalahan lain pada pembacaan hasil pengukuran pada dcs dapat diakibatkan oleh noise induksi elektromagnetik. • Noise induksi elektromagnetik ini biasanya dihasilkan oleh induksi dari motor yang berada didekat transmitter. • Akibat induksi ini, sinyal pengukuran oleh transmitter menjadi sinyal yang floating dan ber-noise. • Solusi yang dilakukan adalah dengan memberikan grounding pada transmitter sehingga menghilangkan efek floating pada sinyal hasil pengukuran. Inovasi pada DCS DCS berbasis internet (Mahmood dan Al-Naima,2011)
• DCS ini menggunakan teknologi internet untuk memonitoring
data secara real-time menggunakan mesin pencari biasa. • Dengan menggunakan internet, beberapa site yang tersebar pada daerah yang berbeda dapat dapat saling terhubung dengan server dan dapat diakses dimanapun. DCS berbasis internet (Mahmood dan Al-Naima,2011) • Dengan menggunakan internet, beberapa site yang tersebar pada daerah yang berbeda dapat dapat saling terhubung dengan server dan dapat diakses dimanapun. • Tiap DCS akan terhubung dengan server utama, server utama ini yang nantinya juga akan menjadi server jaringan utama • Setiap DCS akan menyimpan data historical plant yang diatur oleh server lokal DOHS. • Server local tiap DCS akan terhubung dengan server sistem utama melalui intranet/internet. DCS berbasis internet (Mahmood dan Al-Naima,2011) • Data real-time dari lapangan dari tiap- tiap DCS akan disimpan pada database server utama. • Untuk merepresentasikan data digunakan HMI yang sederhana berupa mesin pencari internet biasa. • Tiap client yang menggunakan mesin pencari biasa akan mampu terhubung dengan situs yang diinginkan, dengan mengirim permintaan HTTP yang membentuk koneksi TCP baru dengan server • Selanjutnya Client mendapatkan informasi berupa format HTML. Implementasi MPC pada DCS (Asadipoya dan Safavi, 2016) • Teknik kontrol cerdas (Advanced Process Control) seperti MPC telah diketahui dapat meningkat performa sebuah plant dibandingkan dengan kontrol PID umum • Salah satu blok DCS yang mengimplementasikan MPC adalah blok ModPrenCon (PCS7), tapi
• terbatas menggunakan MPC yang disebut Dynamic Matrix Control (DMC)
• dilakukan pengembangan pada DCS yang dapat mengimplementasikan
MPC yang umum secara lebih sederhana untuk performa kontrol yang lebih baik (Asadipoya dan Safavi, 2016). Implementasi MPC pada DCS (Asadipoya dan Safavi, 2016) • Proses pengembangan DCS dengan MPC ini dilakukan dengan menambah blok – blok baru pada library DCS. • Program ini dibentuk menggunakan SCL • Program dibagi menjadi beberapa blok yang masing – masing memiliki tugas dengan menggunakan desain modular. • Blok MPC dibuat menggunakan fungsi quadratik dan model state- space untuk perhitungan kontrol . • Variabel matriks didefinisikan dengan SCL, kemudian fungsi dan blokuntuk perhitungan matriks dibangun menggunakan aljabar linear. • MPC akan selalu memperbarui statenya • Blok MPC ini nantinya ditempatkan pada CFC (Control Function Chart ) DCS berbasis strategi kontrol cerdas (Zhou et all, 2013) • Penelitian mengenai ini telah dilakukan oleh Zhou et all ditahun 2013 yang diaplikasikan pada DCS untuk kontrol penggilingan • Kompleksitas pada proses penggilingan mendorong peningkatan performa DCS yang digunakan menggunakan beberapa strategi kontrol cerdas (hybrid) yang terdiri dari 1. Modul optimisasi untuk set-poin loop (LSOM), 2. Modul sensor-lunak (soft sensor) berdasarkan neural nework (PSM/ANN-based PPS soft adjustor) 3. Pengatur dinamis berdasarkan logika fuzzy (FDA/fuzzy dynamic adjustor). • Selain itu teknologi hybrid ini juga digunakan agar dapat mengatur set poin loop kontrol secara online dibawah kondisi kerja yang bervariasi atau kondisi overloading (Zhou et all, 2013). DCS berbasis strategi kontrol cerdas (Zhou et all, 2013) • LSOM dibangun menggunakan teknik optimasi quadratic programminguntuk menghasilkan nilai setpoint yang optiman untuk DCS. • PSM mengatasi masalah sulitnya mengatur ukuran partikel produk secara real-time. PSM ini menggunakan teknik sensor lunak berbasis Neural Network. • FDA digunakan untuk mengkompensasi efek perbedaan kondisi pada proses penggilingan. • Setelah dilakukan optimasi dengan strategi-strategi cerdas ini, didapatkan hasil bahwa efisiensi operasional proses meningkat, konsumsi energi berkurang dengan target yang diinginkan tercapai (Zhou et all, 2013). DCS berbasis strategi kontrol cerdas (Zhou et all, 2013) Terimakasih