Anda di halaman 1dari 69

SCADA dan DCS

BAB 7
SISTEM KOMUNIKASI DATA

D4- Teknik Otomasi Industri


1. Nurhalim Wildan (131364022)
2. Rizal Hadiansyah (131364023)
3. Rubi Rinaldi (131364024)
4. Ryan Hotboy Siahaan (131364025)
UMUM

SISTEM KOMUNIKASI DATA KOMUNIKASI


DATA POINT
KE POINT

PUBLIC
PERANCANGAN SERVICE
SISTEM TELEPHONE
KOMUNIKASI NETWORK
UNTUK SISTEM (PSTN)
TENAGA LISTRIK

LOCAL AREA
MEDIA NETWORK
KOMUNIKASI
(LAN)
7.1 UMUM dari Teknik Komunikasi Data
Diperlukan suatu sistem yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan siapa saja dimana berbagai
terminal equipment saling tersambung yang membentuk
satu jaringan data. Dalam sistem pengendalian tenaga
listrik berbasis SCADA, sistem komunikasi data
merupakan suatu subsistem yang perlu dipelajari
sebelum melakukan rancangan kontrol sistem.
Pada saat ini telah banyak terobosan yang telah
dilakukan untuk mendapatkan suatu jaringan yang
dapat digunakan secara general yang dapat
menghubungkan berbagai terminal dengan jumlah
pemakai yang tidak terbatas
Konsep jaringan demikian dikenal sebagai OSI yang
merupakan singkatan dari Open System Interconnection.
Konsep ini dikembangkan berdasarkan tahapan-
tahapan pada struktur protokol untuk memungkinkan
para pemakai menggunakan perangkat-perangkat yang
berbeda-beda tanpa perlu mengetahui cara kerja
mendetail setiap fungsi dari tahapan jaringan tersebut
7.2 Komunikasi Data Point Ke Point
Sistem komunikasi antara dua terminal komputer
tanpa melibatkan perangkat-perangkat lainnya
biasanya dilakukan dengan menggunakan kanal
data yang terhubung dengan konfigurasi point to
point. Dalam sistem komunikasi data antara dua
terminal terdapat dua hal pokok penting sebagai
berikut:
1). Komponen-komponen kanal data
2). Protokol dan prosedur dalam sistem komunikasi
data yang digunakan
DTE : Data Terminal Equipment
DCE : Data Communication Equipment (The DCE is commonly
referred to as a Modem, or Modulator/Transmitter)
UART: Universal Asynchronous Receiver/Transmitter
PCI: Programmable Communication Interface
ACIA: Asynchronous Communication Interface Adaptor
DTE) berfungsi sebagai interface untuk mengirimkan dan menerima data dari
dan ke terminal sumber data ke terminal komunikasi, Komunikasi dapat
dilakukan baik secara paralel maupun secara serial. Pada jarak yang saling
berdekatan komunikasi biasanya dilakukan secara paralel, serta berfungsi
sebagai penyangga yang berfungsi untuk menampung dan mengolah
semua data keluaran yang berasal dari terminal pemakai (sumber data)
sebelum keluar menuju kanal, Sebaliknya sebagai penerima DTE juga
berfungsi sebagai buffer dan pemroses data-data yang diterima dari ujung
lain sebelum data diserahkan ke terminal pemakai.
Sistem ini tidak mempunyai fasilitas sinyal chip select yang diperlukan untuk
memilih decoder untuk men-decode data-data atau untuk mengosongkan isi
register geser pada setiap saat muncul sinyal enable yang mengaktifkan
saluran. Yang perlu dalam hal ini adalah sinyal untuk memastikan (melihat)
tersedianya data-data pada bus data menuju UART sebelum data data
tersebut ditransfer ke UART pada ujung lain oleh sinyal kontrol yang
mengaktifkan kanal. Demikian juga perlu dipastikan tersedianya data-data
yang diterima bagi pemakai UART. Clock-in dan clocking-out dilakukan
melalui sinyal kendali eksternal yang berasal dari sumber data.
ACIA :

asynchroneous communication interface adaptor, Perangkat ini terbuat dari emping


rangkaian terintegrasi yang mempunyai satu data bus paralel bidrectionalyang dilengkapi
dengan sinyal chip-select yang memungkinkan dia mengetahui kapan harus membaca
data dari bus I/0 untuk dapat dikonversikan menjadi data-data serial dan kapan harus
memasukkan data-data serial yang diterima ke dalam bus 1/0 paralel. Kedua
sistem baik UART dan ACIA sama-sama menggunakan pulsa start dan pulsa
stop sehingga kedua-duanya merupakan sistem komunikasi asynchroneous
antara rangkaian baseband kanal data dengan perangkat penerima DTE atau ke
modem yang akan memodulasi sinyal baseband ke da\am frekuensi pembawa
( Carrier). Modem.fiber optik modulator dan perangkat-perangkat lain yang akan
merubah sinyal-sinyal baseband dari DTE menjadi sinyal-sinyal komunikasi
disebut data communication equipment atau DCE
Terdapat juga konfigurasi dimana DTE berperan dalam bentuk
programmable communication interface (PCI) yang menggunakan
teknik double-buffering dimana satu buffer (register geser) di load
atau di un-load secara paralel sedang buffer yang lain di load atau di
un-load secara serial yang disebut universal sinchroneous
asynchroneous receiver transmitter USART seperti misalnya Intel
8251 A. Dengan cara ini dapat memungkinkan sistem dapat
mengalirkan data-data secara terus-rnenerus meskipun hanya
dengan menggunakan register-register geser dengan ukuran
panjang kata yang terbatas. Dalam sistem synchroneous data serial
satu blok data-data biasanya ditransfer pada waktu yang bersamaan
pada basis terus menerus, Dengan demikian berarti ujung pengirim
sumber data hams siap memasok data-data ke DTE dengan basis
yang sama yaitu secara terus menerus. Disini register DTE yang telah
siap untuk di load secara paralel hams di load sebelum register DTE
lain yang sudah di clock-out secara serial sempat kosong dan data
pada register pertama dibutuhkan untuk keluaran serial.
Terdapat dua level sinkronisasi pada sistem kanal data link sinkron yaitu: bit synchronisa tion dan
character synchronisation. Pada bit-synchronisation, timing perangkat penerima di-set sehingga dapat
diketahui kapan saatnya mengambil keputusan apakah bit-bit 1 atau bit-bit O yang sedang dikirim
sudah diterima atau belum. Sedang pada sinkronisasi karakter atau sinkronisasi blok data frame
perangkat penerima diijinkan untuk menentukan bit mana dari bit bit yang diterima yang merupakan bit
pertama dalam frame atau bingkai data (karakter/frame) yang diterima atau bit yang mana yang
merupakan bit awal dari blok data tersebut. Problem tersebut dapat diatasi dengan dua cara yang
sekaligus dapat menyelesaikan kedua masalah diatas yaitu dengan menggunakan protokol data link
berbasis bit-oriented dan character oriented.

Pada kedua cara diatas, bit sinkronisasi dilakukan dengan cara tidak membiarkan kanal data
komunikasi tidak aktif meskipun untuk sementara waktu. Hal terse but dapat dicapai mengirimkan
blok bit-bit O 1111110 secara teratur pada waktu kanal data sedang kosong. Bila bit-bit tersebut tidak
ditemukan dalam kanal data maka kanal diberi bit 1 untuk selang waktu tertentu. Untuk keadaan
tertentu bit-bit 01111110 tetap dipertahankan berada pada kanal data secara terus menerus. Kedua bit O
yang mengapit ke-enam bit

I dapat digunakan untuk mempertahankan sinkronisasi sistem komunikasi data.


Pada sistem komunikasi data dengan menggunakan protokol berorientasi karakter, sinyal sinkronisasi
SYN ditransmisikan secara berkala sehingga dengan demikian terminal menggu nakan bit-bit O yang
terdapat dalam kode data-data seperti SBI, ASCII atau EBCDIC sebagai bit-bit sinkronisasi.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa sinkronisasi blok data-data pada sistem komunikasi
data dengan protokol yang berorientasi bit dapat dibuat dengan sederhana dengan menggunakan blok
data O 1111110. Akhir dari blok data-data dapat diindikasikan dengan mengembalikan kembali blok
bit-bit sinkronisasi 01111110. Karena kedudukan dari bit-bit sinkronisasi O I 111110 terse but diatas sangat
pen ting maka kita segera akan dihadapi dengan masalah: apakah yang terjadi apabila terdapat kecelakaan
pada blok data sinkronisasi tersebut, khususnya apabila kanal data sedang dalam keadaan membawa
data-data informasi yang sebenarnya yang menjadi sulit diidentifikasi. Untuk mengatasi ha] tersebut
dapat dilakukan dengan bit-stuffing sebagai berikut:

I) Pengirim akan start dengan blok data-data aktual dengan OLE STX dan berakhir dengan setiap jenis
sinyal kontrol (kecuali sinyal SYN) yang didahului dengan OLE. Yang dimaksud dengan OLE
adalah sinyal data-link escape character.

2) Bila terdapat satu blok bit ekivalen dengan OLE diantara blok data-data aktual maka terminal
pengirim harus memodifikasi bit-bit tersebut menjadi blok-blok DLE OLE. Dengan demikian jika
terminal penerima melihat blok data DLE DLE tersebut maka OLE yang pertama disisikan dan OLE yang
kedua sebagai data yang sebenarnya.

3) Bila SYN SYN ditemukan diantara data-data yang mau dikirim maka terminal pengirim akan
perubahan dengan mengirimkan DLE SYN yang akan secara otomatis akan kembali dirubah menjadi
SYN SYN diterminal penerima. Hal tersebut mengingat karakter kontrol yang didahului OLE tidak
dikenal sebagai kontrol karakter.
Teknik mengatasi masalah komunikasi yang baru saja dibahas
diatas dikenal dengan character stuffing dimana tidak
memerlukan blok-blok data-data diorganisir dengan basis
karakter. Jadi disini data-data aktual bisa terdiri dari blok data-
data mulai dari karakter dengan panjang sem barang sampai
pada karakter dengan ukuran bit-bit yang panjangnya
maksimum.
PROTOKOL KOMUNIKASI DATA ANTARA DUA TERMINAL

. Hubungan antara terminal DCE dan DTE dengan standar RS-23C


Hubungan komunikasi antara DTE dan DCE yang terjadi ditandai dengan hadimya dua level MARK pada
kanal pembawa frekuensi. Kehadiran carrier tersebut berfungsi untuk memberi indikasi kepada DCE bahwa
terminal data komunikasi pada ujung jauh telah tersambung dan siap menerima data-data.
Tabel memperlihatkan semua sinyal-sinyal protokol yang tersedia pada RS-232C seperti sinyal
ringing-indicate untuk keperluan dialup dan sinyal mengenai laju data Baud rate. Dapat juga kita lihat
urutan-urutan sinyal yang berasal dari dan ke sumber pengirim data dan terminal penerima.
Standar RS-232C tersedia dengan dua kanal dengan menggunakan interface yang sama. Sebagai
tambahan untuk menjelaskan sinyal-sinyal mana yang ada dan dapat digunakan maka standar RS-232C
menjelaskan level tegangan sinyal, impedansi, cara-cara pentanahan (grounding), konfigurasi kaki-
kaki konektor dan lain-lainya. Secara umum dapat dikatakan interface RS-232C adalah suatu standar
interface yang sangat lengkap. Namun demikian pada prakteknya tidak semua fasilitas tersebut
digunakan pada saat yang bersamaan. Terdapat juga sejumlah fungsi yang sudah tetap dan tidak boleh
dimodifikasi untuk mengakomodasi fungsi fungsi lainnya diluar fungsi yang terdapat pada standar.
Standar interface RS-232C dapat dipandang sebagai suatu contoh dari apa yang disebut protokol
physical layer. Hal ini karena interface RS-232C inilah yang membangun dan menetapkan nomor-
nomor terminal, level tegangan sinyal, nomor pin-pin konektor, jenis modulasi
Protokol Komunikasi Jaringan Data

Kebutuhan akan suatu jaringan data sangat bervariasi tergantung dari


jenis aplikasi yang diinginkan. Pada saat ini telah banyak terobosan
yang telah dilakukan untuk mendapatkan suatujaringan data yang
dapat digunakan secara general yang dapat menghubungkan berbagai
terminal dengan jumlah pemakai yang tidak terbatas
OSI yang merupakan singkatan dari Open
System Interconnection. Konsep ini dikembangkan atas beberapa
tahapan lapisan protokol
sesuai dengan tingkat dimana sistem komunikasi dibutuhkan. Dengan
adanya OSI maka para pemakai dapat berkomunikasi dengan
menggunakan perangkat-perangkat yang berbeda-beda tanpa perlu
mengetahui cara kerja mendetail setiap fungsi dari tahapan jaringan
tersebut, Struktur protokol tersebut diuraikan dalam standar
International Standard Organization- atau sering disingkat dengan ISO
standard.
Pada dasarnya model ini dibagi atas beberapa lapisan yang diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan
masalah yang dihadapi oleh para pemakai beberapa jenis perangkat digital yang diinginkan untuk
dapat saling berkomunikasi. Setiap masalah di-inventarisir dan dibedakan satu sama lain. Dengan
konsep ini OSI membagi protokol komunikasi data atas tujuh layer protokol. Dengan membagi
protokol komunikasi atas 7 layer maka semua kebutuhan komu nikasi data dapat dipenuhi. Dengan
demikian setiap sistem komunikasi data yang telah memenuhi standar tersebut dapat digunakan
memenuhi semua kebutuhan.

Ketujuh layer protokol komunikasi tersebut dapat dilihat seperti pada Garnbar 7.5. Tiga layer pertama
terkait dengan masalah protokol interface yaitu yang menyangkut sistem komunikasi bagaimana
rnendapatkan cara-cara untuk mentransfer data-data dari satu ternpat ketempat lain dengan aman dan
tidak ada satu datapun yang hilang diperjalanan.

Sedang layer 4 disebut transfort layer berkaitan dengan tanggung jawab mendapatkan cara-cara dan
prosedur-prosedur untuk dapat memastikan lengkapnya data-data yang mema suki jaringan tanpa
ada yang rusak.

Ke-tiga layer lain yang tersisa lebih terkait pada prosedur-prosedur aplikasi seperti jenis bahasa
kornputer yang digunakan, sekuriti akses, editing, jenis karakter yang dipakai dan lain sebagainya.
Dapat dikatakan layer-layer ini tidak berkaitan dengan masalah komunikasi data

dan mereka lebih cenderung terkait hanya pada masalah-masalah aplikasi komputer.
..
Level pertama digunakan untuk mengindikasikan semua
parameter sinyal-sinyal yang mau dikirimkan secara
transparan melalui media komunikasi kabel telepon, serat optik
radio link dan lain-lain. Biasanya level ini terdiri dari
konektor perangkat keras yang terdiri dari spesifikasi kode
link, laju transmisi, level tegangan dan parameter-parameter
lainnya yang dibutuhkan untuk mentransfer rangkaian sinyal-
sinyal digital.
Level kedua adalah data link layer yang digunakan untuk mengontrol apakah ada
kesalahan dalam pengiriman data-data yang sekaligus untuk melakukan koreksi
seperlunya. Lapisan ini berguna pula untuk mengatur bagaimana bit-bit dikelompokkan
dalam beberapa kelompok sekaligus melaksanakan sinkronisasi terutama bila terjadi
kesalahan pengiriman data pada lapisan pertama.
Lapisan ketiga digunakan untuk mengoperasikan jaringan dimana terdapat address dari
node-node yang tersambung kedalam jaringan data terlepas dari beberapa data link
yang
dibutuhkan. Node adalah divais yang berisi physical link, data link dan lapisanjaringan.
Node node akhir yang merupakan tujuan dalam sistem aplikasi disebut end node (end
system) sedang node-node antara end system disebut intermediate sistem (IS).
Pada layer ini terdapatfield untuk acknowledgement yang perlu untuk memastikan bahwa
data komunikasi yang terbentuk diantara dua node telah benar. Kontrol ini harus
independent
dan bebas dari yang terdapat pada data link layer dan hirarki lapisan yang lebih tinggi.
Pada layer ini terdapatfield untuk acknowledgement yang perlu untuk memastikan bahwa data
komunikasi yang terbentuk diantara dua node telah benar. Kontrol ini harus independent
Transport layer mengatur agar transfer data
diantara end sistem sating transparan. Dida
lamnya terdapat fasilitas layanan terhadap
semua layer-layer dibawahnya untuk
membentuk layer teratas dari data transport
layer. Dalam ha) ini dia harus memilih link
yang bekerja pada laju kecepatan sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh komputer.
Hal ini membebaskan pemakai dari kewajiban
untuk mengetahui bagaimana mekanisme
detail terjadinya pengiriman data data satu
komputer ke komputer lainny
Session layer atau Japisan kelima (5) adalah perangkat untuk
mengorganisir dan menyamakan (mensinkronkan) dialog diantara
terminal-terminal. Layer ini bertanggung jawab untuk menentukan
dialog diantara dua program dan mengatur pertukaran data-data
diantara mereka, kapan dialog harus dimulai dan kapan harus
berakhir.
Presentation layer adalah layer yang menentukan bentuk format
presentasi data kepada terminal dan bekerja untuk mengklasifikasikan
perbedaan representasi data yang digunakan oleh proses aplikasi.
Dengan demikian masing-masing proses aplikasi (application
task) dapat saling berkomunikasi tanpa perlu mengetahui representasi
data, umpamanya data code yang digunakan oleh proses aplikasi
yang berbeda. Kegunaan lain dari layer ini adalah untukmembuat
mesin jaringan bekerja independen.
Lapisan teratas adalah application layer yang merupakan jendela
antara proses-proses aplikasi dimana task sebenamya dilakukan.
Disinilah fungsi pemrosesan informasi pemakai yang
sebenarnya dilakukan seperti reservasi tiket pesawat terbang,
perbankan, surat elektronis dan lain sebagainya. Ketiga lapisan
teratas pada dasarnya merupakan pekerjaan perangkat lu nak
dan tidak ada kaitannya dengan teknik rekayasa
pertelekomunikasian, dia yang menyiap
kan semua fungsi-fungsi komunikasi yang tidak terdapat pada
layer-layer dibawahnya.
ISO adalah International Standard Organization yang melaksanakan standar
internasional yang melakukan rapat-rapat pembahasan staandar setiap empat tahun sekali.

IEC adalah International Electric Consortium yang merupakan sub bagian dari ISO.

OSI adalah Open System Interface yaitu nama yang diberikan untuk model
komunikasi terbuka ( Open communication model)

7-Layer Model adalah model dasar komunikasi yang ditetapkan oleh grup ISO
sebagai model referensi dasar dalam komunikasi data.

UCA adalah Utility Communication Architectur yang menetapkan kriteria-kriteria


komunikasi yang cocok dengan kebutuhan perusahaan listrik. UCA dibuat oleh EPRI.

CCITT Organization adalah kelompok kerja internasional versi IEEE. Kelompok


ini menangani definisi-definisi standar komunikasi, mereka bersidang setiap dua
tahun sekali..
ICCP adalah Inter Utility Control Centre Protocol yang dibuat oleh EPRI dan merupakan
ketetapan dari kelompok UCA tentang protokol pertukaran data komunikasi diantara
control centre.
DAIS adalah Database Access Integration Services yang mengatur format dan aturan
aturan pertukaran data agar database diantara dua komputer atau lebih, saling dapat
diakses satu terhadap lainnya, konsisten terhadap UCA dan OSI.
ISDN adalah Integrated Services Digital Networks, yang memberikan fasilitas akses point to
point pada Jaju kecepatan data 128 kb dengan menggunakan Basic Rate Interface (BR!)
atau 23 kali 64 kb dengan menggunakan Primary Rate Interface (PR!).
Frame Relay adalah rangkaian virtual permanen pada kecepatan mulai dari 56 k
sampai1,54 Mbs transmisi data dari satu point ke point lainnya. Frame relay ini dapat
menggantikan dedicated dan based line secara lebih efektif dan murah.
MMS adalah Manufacturing Message Service yang menangani pembungkusan data-
data menjadi paket-paket yang kecil yang dapat dikirimkan pada setiap sistem
dimanapun lokasi sistem tersebut berada. Selama sistem penerima sesuai dengan MMS
maka sistem dapat menerima data melalui paket-paket MMS dari setiap sistem Jainnya.
MMS sudah dapat diterima dan digunakan oleh ISO/OSI
7.3 Public Service Telephone Network (PSTN)
Merupakan suatu jaringan telepon yang menggunakan perantara kabel
atau media penghubung lainnya. Biaya yang dihasilkan oleh jaringan
PSTN cukup murah, maka dari itu jaringan PSTN telah dikenal lama
oleh masyarakat luas untuk penggunaan telepon rumah dan jaringan
intemet.
Jaringan data ini terdiri atas sejumlah besar terminal terminal data
yang tidak memerlukan hubungan terus menerus dengan komputer
sentral umumnya terhubung satu dengan yang lain dengan menggunakan
jaringan telepon umum.
Jaringan ini memiliki laju kecepatan transmisi sebesar 1200 bit/detik
atau dalam keadaan buruk turun menjadi 600 bit/detik. Kecepatan
saluran balik yang diperlukan adalah 75 bit/detik.
Penerimaan dapat dilakukan dengan Video Display Unit (VDU) pada
kecepatan 600 atau 1200 bit/detik terhadap data yang dikirim melalui
keyboard degan kecepatan 75 bit/detik pada pengetikan normal atau 10
karakter per detik sudah merupakan sistem yang ideal.
Hubungan diantara computer melalui kabel telepon sebaiknya dilakukan dengan
modem, meskipun sebenamya dengan menghubungkan langsung terminal-terminal kerja
ringan telepon komunikasi data dapat juga dilaksanakann dengan menggunakan bunyi
tone yang sesuai dengan bilangan 0 atau 1.
Untuk keperluan pengiriman data pada kecepatan tinggi dapat dilakukan dengan
menggunakan Leased Line dengan kualitas saluran tinggi. Leased line adalah bagian dari
jaringan telepon umum yang diperlakukan khusus sedemikian rupa sehingga terisolasi
dengan baik dari pengaruh pembicaraan silang (crossed talk), tambahan lagi penggunaan
leased line ini tidak memerlukan dial-up sebelumnya, jadi bias langsung digunakan.

Sistem jaringan data dengan menggunakan jaringan PSTN khusus sebaiknya


melibatkan komunikasi diantara jaringan computer yang besar dan kompleks. Laju
kecepatan yang tersedia dengan leased line dapat bervariasi mulai dari 2400 bit/detik,
4800 atau 9600 bit/detik tergantung dari kualitas jaringan PSTN nya.
Akhir-akhir ini banyak jaringan computer yang dirancang untuk memungkinkan
beberapa terminal computer dapat mengakses satu computer sentral. Ada dua alasan
mengapa sistem seperti ini digunakan.

Pertama mengingat awal pada tahun 1960 dimana suatu computer masih sangat mahal
dengan ukuran yang sangat besar maka cukup alasan agar computer tersebut dapat
digunakan oleh berbagai macam kalangan.

Kedua adalah mengingat banyaknya pemakai yang secara geografis terpencar namun
membutuhkan common database yang bisa diakses oleh banyak pemakai. Contoh yang
terakhir ini adalah perusahaan penerbangan untuk kebutuhan reservasi tiket dan jadwal-
jadwal penerbangan. Kemudian disusul oleh perusahaan perbankan dimana tiap-tiap cabang
dari bank tersebut memerlukan akses ke sistem informasi sentral untuk memutakhirkan
informasi terkait transaksi-transaksi berjalan.
Untuk memungkinkan terminal-terminal berkomunikasi dengan computer sentral secara bergiliran
maka perlu ditetapkan protocol akses dalam beberapa bentuk. Berdasarkan Polled Strategy ada dua
jenis cara komputer sentral mengundang terminal pemakai untuk berkomunikasi secara bergilir
mengikuti aturan tertentu yaitu :
1.Roll-Call Polling
2. Hub Polling
1. Roll-Call Polling
Pada Roll-Call Polling computer sentral memancarkan pesan-pesannya secara point to multipoint (broadcast) dimana terkandung
address dari terminal pemakai. Terminal dimana addressnya sesuai akan aktif dan siap untuk mendengar atau menjawab pesan-
pesan dari computer sentral. Urutan-urutan polling diatas tidak perlu dilakukan secara berurutan atau periodic, disini computer
sentral yang mengambil inisiatif bagaimana polling harus dilakukan sesuai dengan keperluan-keperluannya, bisa saja satu terminal
tertentu perlu dibuat mendapat prioritas untuk lebih sering dihubungi.

Kelemahan
adanya kelambatan laporan terutama bila sistem
mempunyai cabang-cabang pemakai dengan
jumlah yang sangat besar
2. Hub Polling

Pada Hub Polling inisiatif interogasi dimulai oleh terminal paling depan dalam satu
jaringan lingkar. Bila transaksi telah usai atau bila terminal tidak memiliki data untuk
dikirim maka terminal tersebut melewatkan undangan ke terminal berikutnya secara
berurutan. Dengan cara ini waktu yang diperlukan untuk akuisisi data pada jarak dan
route yang jauh akan sangat berkurang dibandingkan dengan Roll-Call Polling
terdahulu

Kelemahan
perlunya setiap terminal dilengkapi dengan beberapa
perangkat tambahan yang cukup cerdas untuk dapat
melakukan inisiatif untuk polling. Disamping itu,
dalam sistem ini computer sentral menjadi kurang
fleksibel dalam hal mengatur prioritas-prioritas
polling yang perlu dilakukan untuk terminal tertentu.
7.4 Local Area Network
Kebutuhan transimisi data pada suatu tempat dengan kepadatan aktivitas
yang tinggi yang satu sama lain saling membutuhkan sudah semakin
meningkat, seperti untuk keperluan Universitas atau suatu perusahaan
dalam satu bangunan atau area yang besar lamun masih bersifat local.
Disini jaringan data adalah milik perusahaan tersebut dan tidak
memerlukan jaringan data yang disediakan oleh perusahaan jasa
telekomunikasi data. Untuk keperluan ini jaringan data umumnya digunakan
pada jaringan LAN.
Tedapat beberapa arsitektur local area network dari waktu ke waktu
mengikuti berbagai kebutuhan para pemakai jaringan computer. Jenis-jenis
LAN umumnya dibedakan menurut jaringan topologinya. Topologi yang
paling banyak dijumpai adalah
1. LAN tipe ring network
2. LAN dengan bus architecture
1. Ring Network

merupakan topologi jaringan berbentuk


rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke
dua titik lainnya, sedemikian sehingga
membentuk jalur melingkar membentuk cincin.
Pada Topologi cincin, masing-masing titik/node
berfungsi sebagai repeater yang akan
memperkuat sinyal disepanjang sirkulasinya,
artinya masing-masing perangkat saling
bekerjasama untuk menerima sinyal dari
perangkat sebelumnya kemudian meneruskannya
pada perangkat sesudahnya, proses menerima
dan meneruskan sinyal data ini dibantu oleh
TOKEN.
Kelebihan Kekurangan

1. Membutuhkan perangkat keras jaringan 1. Proses transfer data yang tidak secepat topologi
komputer yang tidak banyak jaringan star atau tree dan mesh

2. Mudah untuk diimplementasikan 2. Apabila terjadi kesalahan atau kegagalan pada


sebuah komputer klien, maka seluruh jaringan
akan terganggu

3. Biaya perawatan dan pengimplementasian yang 3. Semakin banyak komputer klien, maka proses
murah dan ekonomis transmisi data akan menjadi semakin lama

4. Perawatan atau maintenance yang murah 4. Sangat tidak cocok untuk diimplementasikan
pada sebuah jaringan dengan akses tinggi
5. Cocok untuk diaplikasikan pada jaringan
komputer yang kecil
2. Bus Network Topology
Cara kerja
Pada dasamya, topologi bus disusun
berdasarkan kabel kabel yang dipusatkan pada
sebuah server, dan diteruskan ke dalam klien
dengan memanfaatkan konektor bus agar setiap
paket data bisa diteruskan ke sebuah jaringan
komputer Dalam pengaplikasiannya, sebuah
jaringan yang menggunakan topologi bus ini
membutuhkan sebuah protocol khusus yang
dikenal dengan nama distribution access protocol,
sehingga sebuah jaringan bisa terhubung dengan
servemya.
Kelebihan Kekurangan
1. Menghubungkan antar kabel secara linear 1. Membutuhkan kabel jaringan yang sangat
secara seri panjang dan banyak
2. Tidak menggunakan peralatan atau 2. Dukungan teknisi ahi yang jarang
hardware aktif
3. Menggunakan conector tipe T 3. Tidak cocok digunakan pada lalu lintas
akses data yang tinggi, karena akan
melambat ketika terdapat akses data tinggi.
3. Carrier Sense Multiple Access (CSMA)

Untuk menghindari tabrakan pemakaian jaringan dimana dua


atau lebih terminal menggunakan jaringan secara bersamaan dapat
diatasi dengan teknik csma atau collision detection (CD)

Cara kerja teknik deteksi tubrukan atau CSMA ini dilakukan


dengan cara mendengar terlebih dahulu apakah ada data-data yang
mau ditransmisikannya. Dengan cara ini pengiriman data baru
dilaksanakan bila dirasakan tidak ada sinyal lainnya pada highway.
Mengingat sifat jaringan yang pasif maka diantara terminal pengirim
dan penerima harus selalu dilakukan sinkronisasi untuk setiap
pengiriman data. Besar kecepatan laju transmisi adalah 10 MB/detik.
4. Wide Area Network (WAN)

Merupakan jaringan data yang terbentuk diantara beberapa computer atau jaringan
computer yang berada pada tempat yang saling berjauhan.

Kebutuhan WAN sangat bervariasi tergantung pada tingkat urgensi dari aplikasi
yang dibutuhkan. Beberapa jaringan WAN masih menggunakan jasa telekomunikasi
dengan menggunakan jaringan telepon umum dan jaringan transmisi digital.

Kecepatan yang dapat dilakukan oleh PSTN ialah terbatas pada kecepatan
maksimum 6000 bits/detik. Tetapi kecepatan yang dapat dilakukan dengan jaringan
transmisi digital sebesar 64 Kbit/detik. Pada kenyataannya untuk menaikan efisiensi
jaringan transmisi digital dibuatlah multiplekser. Multiplekser memiliki kemampuan
hingga tiga puluh channel pembicaraan, dengan menambahkan dua channel untuk
sinkronisasi maka kemampuan suatu multiplekser adalah 32x64 Kbit/detik atau sama
dengan 2048 Kbit/detik atau sama dengan 2 Mbit/detik.
5. Multiplekser dan Concentrator
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melakukan multipleksing sedangkan alat yang
digunakan untuk melakukan proses yang berlawanan disebut demultiplekser (DEMUX). Bentuk
paling dasar dari multipleksing adalah multipleksing (TDM) dan Fequency Division
Multiplexing (FDM). Dalam komunikasi optik, FDM sering disebut sebagai Wavelength Division
Multiplexing (WDM).
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu
saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk
menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver), atau kabel
optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik
yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio). Sebagai
contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan
telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang
berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur satu sama lain.
Teknik multiplexing ada beberapa cara. Yang pertama, multiplexing dengan cara menata tiap
informasi (suara percakapan 1 pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi
frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division Multiplexing (FDM).
Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan telepon analog dan sistem
satelit analog sebelum digantikan dengan teknologi digital.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi saluran pelanggan digital yang dikenal
dengan modem ADSL (asymetric digital subscriber loop).

Yang kedua adalah multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara bergantian.
Teknik ini dinamakan Time Division Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot)
tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara
bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka sebenamya bergantian menggunakan saluran.
Kenapa si pelanggan tidak merasakan pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125
microsecond; berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan
mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.

Teknik multiplexing yang ketiga adalah yang digunakan dalam saluran kabel optik yang disebut
Wavelength Division Multiplexing (WDM), yaitu satu kabel optik dipakai untuk menyalurkan lebih dari
satu sumber sinar dimana satu sinar dengan lamda tertentu mewakili satu sumber informasi.

Secara sederhana Multiplexing berarti rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan
dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada
outputnya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal.
(penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi).
Konsentrator / pengumpul
Merupakan antarmuka antara sejumlah terminal dengan saluran ke komputer pusat. Digunakan sebagai
pengganti/ bersama dengan mux. Seperti mux, tapi pada mux, data yang diterima segera diteruskan ke tujuan.
Konsen-trator akan mengumpulkan semua data yang diterimanya sampai batas waktu tertentu dan kemudian
baru disalurkan secara bersamaan ke tujuan. Sering mempunyai prosesor dan memori sendiri sehingga
membebaskan komputer utama dari masalah komunikasi data dan melakukan pemeriksaan data yang diterima
/ dikirim dan bila perlu melakukan koreksi.
Tugas konsentrator :
1. Line servicing, membentuk hubungan, identifikasi terminal, menentukan kecepatan dan pelayanan yang
dibutuhkan dan polling.
2. Konversi kecepatan dan kode, dapat melacak sinyal masuk dan mengetahui kecepatannya, dan kecepatan /
kode akan dikonversi sesuai dengan kebutuhan.
3. Meratakan traffic, menggunakan saluran secara efisien. Contohnya tiap terminal dapat mengirimkan datanya
walaupun pihak yang dituju masih sibuk. Data yang dikirimkan akan disimpan untuk sementara waktu dan
dikirimkan ke tujuan bilamana tempat yang dituju bebas.
4. Error control, data yang masuk diperiksa keandalannya dan memberikan kode untuk pengiriman data ke
komputer pusat. Dan dapat melayani permintaan pengulangan pengiriman data karena terjadi kesalahan.
Memungkinkan ekspansi sistem tanpa perlu mengganggu pusat. Dapat mengganti jenis terminal dengan
yang lebih effisien tanpa modifikasi pada pusat.
6. Jaringan Switching Data Packet
Sebuah metode yang digunakan untuk memindahkan data dalam jaringan intemet. Dalam packet
switching, seluruh paket data yang dikirim dari sebuah node akan dipecah menjadi beberapa bagian.
Setiap bagian memiliki keterangan mengenai asal dan tujuan dari paket data tersebut. Hal ini
memungkinkan sejumlah besar potongan-potongan data dari berbagai sumber dikirimkan secara
bersamaan melalui saluran yang sama, untuk kemudian diurutkan dan diarahkan ke rute yang berbeda
melalui router.

Packet Switching tidak mempergunakan kapasitas transmisi yang melewati jaringan. Data dikirim
keluar dengan menggunakan rangkaian potongan-potongan kecil secara berurutan yang disebut paket.
Masing-masing paket melewati jaringan dari satu titik ke titik lain dari sumber ke tujuan Pada setiap
titik seluruh paket diterima, disimpan dengan cepat dan ditransmisikan ke titik berikutnya.
Kelebihan
1. Efisiensi jalur lebih besar karena hubungan antar node dapat menggunakan jalur yang
dipakai bersama secara dinamis tergantung banyaknya paket yang dikirim.

2. Bisa mengatasi permasalahan data rate yang berbeda antara dua jenis jaringan yang berbeda
data rate-nya.

3. Saat beban lalu lintas meningkat, pada model circuit switching, beberapa pesan yang akan
ditransfer dikenai pemblokiran. Transmisi baru dapat dilakukan apabila beban lalu lintas mulai
menurun. Sedangkan pada modelpacket switching, paket tetap bisa dikirimkan, tetapi akan
lambat sampai ke tujuan (delivery delay meningkat).

4. Pengiriman dapat dilakukan berdasarkan prioritas data. Jadi dalam suatu antrian paket yang
akan dikirim, sebuah paket dapat diberi prioritas lebih tinggi untuk dikirim dibanding paket
yang lain. Dalam hal ini, prioritas yang lebih tinggi akan mempunyai delivery delay yang lebih
kecil dibandingkan paket dengan prioritas yang lebih rendah.
7. HDLC dan X.25
HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol untuk digunakan
dengan WAN ( Wide Area Networks ) yang secara luas dapat mengatasi
kerugian - kerugian yang ada pada protokol - protokol yang berorientasi
karaktek seperti Bi-Synch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex (
pengiriman isyarat dua arah tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan ) dan
penggunaan karaktek DLE untuk mendapatkan transparansi pesan. Protokol ini
dikembangkan oleh Intemational Standards Organization (ISO) dan diterima
oleh banyak kalangan, khususnya untuk transfer informasi, dan disingkat
dengan HDLC. Protokol HDLC ini merupakan protokol synchronous bit-
oriented yang berada pada lapisan data-link (Message packaging) model ISO
Open System Interconnection (OSI) untuk komunikasi komputer ke komputer.
Di bawah HDLC, pesan dikirimkan dalam unit yang disebut dengan frame, yang
masing - masingnya dapat mengandung jumlah data yang variabel, namun
harus diatur secara khusus.
X.25 adalah sebuah protokol standar ITU-T untuk koneksi wide area network pada
jaringan packet switdhed. Saat ini, X.25 banyak digunakan dalam proses transaksi kartu
kredit dan mesin ATM.
Merupakan standar utama untuk jaringan data publik dan telekomunikasi
intemasional yang disediakan oleh Perusahaan Telekomunikasi dan dijalankan dengan
kecepatan hingga 56/64 Kbps. X.25 sejauh ini merupakan standar terbaik untuk WAN.
Standar terbaru, khususnya frame relay, mengembangkan X.25 untuk mengambil
manfaat dari pengembangan yang luar biasa dalam segi kecepatan dan keandalan
transmisi. X.25 dikeluarkan pada tahun 1970an.
Standar ini bagus untuk transmisi pendek dan sibuk, seperti automated teller
machines, transaksi kartu kredit, terminal ke host, atau aplikasi lainnya yang serupa. X.25
juga bisa digunakan sebagai penghubung protokol TCP/IP dengan protokol lainnya.
Berdasarkan pengoperasiannya, X.25 adalah lapisan ketiga dari connection oriented
protocol.
Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori:

Data Terminal Equipment (DTE),

Data Circuit-terminating Equipment (DCE) serta


Packet Switching Exchange (PSE).
Device yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal,
PC, host jaringan (user device). Sedang device DCE adalah device
komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah yang
menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE.
Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar
carrier network.
Protokol Pada X.25
Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi
tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga
protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25
yaitu:
Packet-Layer Protocol (PLP)
Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik
seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.
7.5 Media Komunikasi
Merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu pengendalian tenaga listrik, yaitu suatu subsistem
yang merupakan sarana telekomunikasi yang digunakan untuk
menggunakan perangkat-perangkat sistem pengendalian
khususnya antara master station dengan perangkat-perangkat
remote terminal unit.disamping itu sarana komunikasi dalam
sistem pengendalian diperlukan pula oleh para operator untuk
melakukan kordinasi antara unit-unit terkait pada sistem
ketenaga listrik yang akan di kendalikan
Mengingat pentingnya sarana komunikasi ini maka dalam
perencangan sistem perlu memprhatikan beberapa
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
-Jaringan sistem tenaga
-Modifikasi-modifikasi yang terjadi mengikuti perkembangan
jaringan harus diusakan seminimum mungkin.
-Pengoperasian sistem tenaga listrik harus tidak terganggu
pada waktu melakukan pemutakhiran
-Pemilihan media kominikasi harus di analisa secara tepat
Terdapat beberapa altemative media komunikasi yang dapat
digunakan sebagaimana komunikasi untuk keperluan sistem
pengendalian tenaga listrik sebagai berikut:
-Kabel pilot
-Kabel koaxial
-Kabel telepon umum
-Kabel trasmisi daya tegangan tinggi dengan mengunakan power
line carrier
-Kabel distribusi daya tegangan menengah dan tegangan rendah
dengan menggunakan distribution line carrier
-Kabel serat optic
Kabel pilot Kabel koaksial
Kabel pilot yang dimaksud adalah kabel telepon yang
dimiliki oleh perusahaan pengelola listrik yang biasanya Kabel koaksial adalah kabel yang dirancang untuk
ditanam bersama-sama dengan kabel tegangan tinggi untuk sinyal-sinyal telekomunikasi dengan lebar bidang
keperluan komunikasi antara dua gardu yang saling frekuensi dan laju kecepatan yang lebih besar dari
terhubung dan untuk keperluan sistem pengamarr kabel kabel biasa. Terdiri dari inti satu kawat tembaga
tegangan tinggi. Karena kabel ini berjalan paralel dengan
kabel tegangan tinggi maka konstrukst kabel biasanya yang dilapisi isolasi dan pembungkus metal.
dirancang khusus dan tidak sama seperti kabel telepon Kabel ini sering digunakan sebagai kabel
biasa. interkoneksi antara komputer dan sebagai media
Perbedaan tersebut dapat dilihat baik dari segi kekuatan komunikasi jarak jauh yang menghubungkan
mekanisnya, kekuatan isolasi maupun
dari segi pemasangan dan sistem penyambungan terminal perangkat komunikasi radio dengan antena
pada kedua ujung kabel. penerima maupun pemancar. Dapat digunakan
untuk keperluan telekomunikasi suara maupun
Kawat-kawat telepon'pilot kabel dapat digunakan data-data dengan laju kecepatan mulai dari
untuk keperluan komunikasi data maupun pembicaraan
biasa dengan baik. Dalam sistem dupleks kecepatan beberapa kilobit per detik sampai beberapa
komunikasi data biasanya dapat dilakukan pada laju data megabit per detik.
600 bit per detik. Sedang dalam sistem komunikasi satu
arah atau simpleks maupun sistem semi-dupleks maka laju
kecepatan data dapat ditingkatkan sampai 9600 bit per
detik.
SALURAN TELEPON
Di negara yang sudah maju sistem per-telekomunikasiannya sering
fasilitas jaringan komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan
telekomunikasi dapat disewakan pada pihak-pihak lain yang ingin
menggunakannya secara khusus tanpa mendapat gangguan komunikasi
umum lain. Jaringan komunikasi demikian disebut sebagai jaringan
leased line dan biasanya tidak mungkin diakses oleh pengguna jasa
telekomunikasi lain.
RADIO LINK
Dalam sistem pengendalian tenaga listrik penggunaan radio link akan
sangat berguna apabila digunakan untuk sistem komunikasi antara
terminal-terminal yang tersebar luas pada jarak 100 sampai 200 km.
Bahkan dengan menempatkan statision pengulang (repeater) secara tepat
jarak komunikasi dapat diperluas pada jangkauan yang lebih jauh.
Konfigurasi radio link dapat ditempuh dengan
menggunakan sistem master ke master untuk
menghubungi beberapa gardu pada tempat yang
berbeda maupun dengan sistem master ke slave
Radio link dengan sistem master ke master
diperlukan bila ada kebutuhan untuk menghubungkan
beberapa gardu secara berkesinambungan tanpa a) Master to master
boleh terputus seperti untuk keperluan sistem
pengaman jauh atau teleproteksi. Sedang penggunaan
radio link dengan sistem master ke slave biasanya
digunakan untuk kebutuhan sistem pengendalian
tenaga listrik secara eksklusif maupun bersama-sama
dengan keperluan lain pada waktu yang berlainan.
Pada sistem ini radio link pada pusat pengendalian
akan berkomunikasi hanya dengan satu master ke
master pada saat tertentu. Semua radio link yang akan
dipoling (gilir) mempunyai frekuensi penerima dan
pemancar yang harus sama karena masing-masing
sama-sama harus mampu berkomunikasi dengan base
station atau repeater yang sama.
b) Master to slave
SISTEM KOMUNIKASI
HIBRID
Sistem komunikasi hibrid dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan
keuntungan-keuntungan dari masing-
masing elemen komunikasi sesuai
dengan keperluannya. Dalam suatu
sistem otomatisasi terpadu, keandalan dan
lebar bidang saluran akan semakin menaik
mendekati pusat pengendalian sistem.
Kadang-kadang suatu jenis sistem
telekomunikasi tertentu tidak sesuai
untuk keperluan keseluruhan kebutuhan, Dari control centre ke remote terminal gardu induk
namun pada jalur-jalur tertentu sistem
komunikasi tersebutlah yang paling sesuai. dengan menggunakan power line carrier
Sebagai contoh sistem komunikasi suatu Kebutuhan pengendalian beban jaringan
pengaturan distribusi yang terdiri dari distribusi dengan menggunakan radio broadcasting
satu control centre dan beberapa Komunikasi dengan gardu-gardu lai.igunakan
substation dibuat sebagai berikut: saluran microwave dan leased line
Saluran Sistem Tenaga Frekuensi Alokasi
saluran transmisi sistem tenaga listrik Seperti sudah dijelaskan pada Bab pendahuluan bahwa
sering dikenal dengan Power Line suatu sistem tenaga listrik adalah suatu sistem yang
saling ter-interkoneksi dengan ukuran yang kecil
Carrier adalah suatu sistem yang terdiri hanya beberapa gardu hingga ukuran
komunikasi yang unik dan paling yang besar yang terdiri dari ratusan gardu induk
banyak ditemukan pada sistem maupun gardu-gardu pembangkit. Sementara itu telah
tenaga listrik. dijelaskan bahwa frekuensi yang tersedia untuk
Pada umumnya power line carrier kebutuhan PLC adalah 40 kHz sampai dengan 500
kHz
digunakan pada jaringan transmisi
sistem tenaga hantaran udara Prinsip Kerja SSB
bertegangan tinggi, namun dapat Pada sinyal frekuensi yang ditumpangkan pada
juga dengan menggunakan kabel pemancar dengan modulasi amplitudo selalu terdapat
tegangan tinggi bawah tanah atau dua bidang frekuensi yaitu lebar frekuensi bidang
atas dan frekuensi bidang bawah termasuk frekuensi
bahkan dibawah laut.
pembawa seperti dapat dilihat pada gambar berikut
Sistem modulasi amplitudo pada suatu pemancar
Frekuensi-frekuensi tersebut ditransmisikan sampai terminal penerima melalui
saluran transmisi. Kalau diperhatikan baik bidang atas maupun bidang bawah
sama-sama mengandung frekuensi sinyal yang sama dan sementara itu frekuensi
pembawa tidak mengandung informasi yang mau ditransmisikan.

Modulator yang umum digunakan pada pemancar SSB adalahjenis modulator balance
seperti dapat dilihat pada contoh rangkaian seperti pada Gambar
Komponen-komponen PLC (Power Line Carrier)
Perangkat PLC pada sisi tegangan rendah terdiri atas dua komponen utama yaitu pemancar
(transmitter) dan bagian penerima (receiver). Komponen utama pemancar terdiri dari osilator
frekuensi tinggi, power amplifier dan modulator-modulator serta filter-filter frekuensi tinggi.
Receiver terdiri atas beberapa komponen utama seperti detektor, penguat, rangkaian pengaturan
untuk mendapatkan level sinyal yang konstan (AVC), demodulator dan filter-filter. Pada dasamya
komponen-komponen pemancar maupun komponen-komponen penerima adalah identik.
Secara umum suatu modulator dapat digambarkan sebagai rangkaian kutub enam seperti terlihat
pada Gambar
Representasi modulator kutub enam
Terminal 1 dan 2 adalah terminal masukan frekuensi
sinyal yang mau ditransmisikan, sedang terminal 3
dan 4 adalah terminal masukan frekuensi pembawa
dan terminal 5 dan 6 adalah terminal keluaran
frekuensi sinyal yang termodulasi.
JARINGAN DISTRIBUSI

Kebutuhan akan media komunikasi data dalam rangka otomatisasi jaringan distribusi dan otomatisasi
pelanggan sebenamya sudah dirasakan sejak dahulu. Namun sampai sejauh ini kelihatannya belum ada satu solusi
yang sudah baku dan dapat diterima sebagai suatu solusi yang pas dan sesuai baik ditinjau dari segi teknis maupun
secara ekonomis. Media komunikasi untuk kebutuhan pengoperasian jaringan dengan menggunakan SCADA saat ini
kebanyakan dilakukan dengan menggunakan kabel telepon maupun dengan menggunakan radio link. Kabel-kabel
telepon biasanya ditarik dari kontrol center ke gardu _induk dengan menempuh jalur tiang-tiang listrik yang dimiliki
perusahaan atau dengan melalui jalur dibawah tanah yang ditanam secara terpisah maupun paralel dengan jalur-jalur
kabel distribusi tegangan menengah.

Konfigurasi Jaringan Distribusi


Dalam rangka membangun infra struktur media komunikasi data untuk keperluan otomatisasi jaringan maupun
otomatisasi pelayanan para pelanggan dengan menggunakan saluran distribusi perlu mengetahui berbagai
konfigurasi jaringan yang umum digunakan dalam suatu perusahaan listrik. Hal tersebut karena arsitektur
komunikasi data akan ditentukan oleh konfigurasi jaringan distribusi tersebut.

Konfigurasi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah


Jaringan tegangan rendah adalah jaringan distribusi yang disulang dari gardu distribusi melalui trafo
distribusi yang merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah supaya langsung dapat dihubungkan
dengan instalasi listrik para pelanggan.
Jaringan Serat Optik
Saat ini aplikasi serat optik sebagai sarana transmisi telah menyentuh semua keperluan sistem
komunikasi (suara, data, gambar) mulai dari jaringan komunikasi yang sederhana hingga jaringan
berukuran besar kompleks. Seiring dengan perkembangan tersebut, dalam sistem tenaga listrik
pengembangan serat optik sebagai sarana komunikasi juga ikut berkembang terutama sejak lima
tahun terakhir.
Perambatan Cahaya dalam Serat Optik
Serat optik adalah suatu bahan yang terbuat dari bahan gelas atau plastik yang dapat
digunakan untuk merambatkan sinar cahaya dari satu tempat ketempat lain pada jarak yang
saling berjauhan dengan sempuma tanpa mengalami distorsi dan rugi-rugi yang besar.
Lubang Numerik (Numerical Aperture)
Karakteristik penting kabel serat optik adalah kemampuan serat optik untuk
mengumpulkan cahaya didefinisikan sebagai celah numerik atau numerical aperture
disingkat dengan NA. Pada Gambar berikut
Perambatan cahaya dalam serat
optik

diperlihatkan kemungkinan perambatan cahaya dalam serat optik. Terlihat bahwa cahaya dapat merambat
pada serat optik hanya pada sudut masuk tertentu. Sumber cahaya ditempatkan pada ujung kiri serat, dan
akan memancarkan berkas sinar ke segala arah. Berkas sinar I adalah sinar yang ideal, karena berkas sinar
merambat sejajar sumbu serat.
Jenis Moda Perambatan Cahaya
Karakteristik lain yang perlu diperhatikan pada waktu memilih
serat optik sebagai media komunikasi adalah kemampuan serat
optik untuk merambatkan semua sinar cahaya dari ujung pengirim
sampai pada ujung penerima tanpa ada kehilangan sinar yang
cukup berarti.
Serat Optik Step lndeks
Serat optik yang terdiri dari hanya dua indeks bias yang masing-
masing konstan disebut serat optik step indcks yang terdiri dari
cladding dan inti serat. Mengingat indeks bias inti serat optik
yang konstan maka sinar cahaya dirambatkan dengan
memantulkan sinar secara total hanya pada batas serat optik
dengan cladding seperti terlihat pada Gambar berikut

Serat Optik Moda Jamak Step lndeks


Serat Optik Mada Jamak
Graded lndeks
Dengan teknologi yang
sudah sangat maju telah
dimungkinkan untuk membuat
serat optik dengan indeks bias
bertingkat sepanjang aksial
diameter inti serat optik
scperti terlihat pada Gambar Serat Optik Moda Jamak Graded lndeks
berikut
Serat Optik Mada Tunggal
Serat optik moda tunggal dibuat dengan ukuran
inti serat yang sangat kecil, kira-kira hanya tiga
kali panjang gelombang dari cahaya yang
ditransmisikan. lni berarti bahwa diamater inti
tidak lebih dari 5 sampai IO m, ukuran
serat ini jauh lebih kecil dari ukuran serat yang
digunakan untuk multi moda yang ukurannya
pada umumnya berkisar antara 50 sampai I 00
m.
Tujuan menggunakan ukuran inti serat
sedemikian kecil adalah untuk mendapatkan
agar hanya satu moda saja yang merambat
didalamnya. Seperti telah disinggung-
singgung sebelumnya keuntungan moda tunggal
adalah untuk mengurangi kerugian yang
ditimbulkan distorsi pada transmisi moda jamak. Serat Optik Moda Tunggal Step lndeks
Disini cahaya berarti merambat dengan satu
moda saja yang paralel dengan sumbu serat.
Serat optik moda tunggal biasanya
dipergunakan pada sistem komunikasi dengan
kecepatan bit rate yang tinggi, karena memiliki
nilai dispersi yang kecil. Serat optik moda tunggal
step indeks dapat dilihat pada Gambar berikut
7.6 PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI UNTUK SISTEM TENAGA LISTRIK

Umumnya, perancangan yang dilakukan adalah dengan metodelogi


yang berdasarkan:
1. Bentuk jaringan
2. Sistem organisasi yang akan diterapkan
3. Jenis infrastruktur sistem komunikasi
4. Jenis teknologi yang akan diterapkan
5. Kepadatan trafik komunikasi data
6. Banyaknya perusahaan yanag akan terlibat (Perusahaan
distribusi, pembangkitan, pool, broker-broker, bank dan lain
sebagainya
Teknologi SDH

Muncul sebgaai teknologi sistem transmisi dalam telekomunikasi. Teknologi ini memiliki kelebihan dari
teknologi sebelumnya yaitu plesiochmous digital hierarchi atau yang lebih dikenal dengan singkatan PDH
yang sudah dalam periode untuk ditinggalkan.

Kelebihan Teknologi SDH


1. Konfigurasi sistem transmisi SDH dapat dibangun dengan konfigurasi melingkar
dalam bentuk cincin, bus atau dalam bentuk konfigurasi berbentuk bintang
2. Dalam pertimbangan yang ekonomis dan handal, maka disarankan menggunakan konfigurasi
lingkar.
3. karena sistem ini sudah terintegrasi dengan sistem manajemen jaringan yang sedemikian
canggih sehingga semua aspek lalu lintas sistem komunikasi dapat dipantau dan diawasi
dengan baik dari ruang sistem pengendalian telekomunikasi
4. Modifikasi jaringan dan database setiap node dalam jaringan dapat dilakukan dengan
mudah dari kontrol center tanpa pcrlu mendatangi node-node tersebut
Sistem SDH dapat dikelompokkan atas tiga komponen utama:
1. Terminal Multiplexer
2. Add-drop Multiplexer
3. Hub Multiplexer
Penjelasan mengenai ketiganya:
1. Terminal multiplexer adalah terminal awal dari sistem SDH. Terminal ini dapat
digunakan untuk memultiflex dan men-demultiflex berbagai level sinyal yang
terdapat pada hierarchy jaringan SDH yang sering disebut synchronous transport
module. Saat ini teknologi SDH tersedia dengan berbagai modul synchronous
transport module (STM) yang dapat dibagi atas tiga modul utama yaitu STM-1,
STM-4 dan STM-16 dengan kapasitas masing-masing berturut-turut adalah I SS
Mbits/s, 622 Mbits/s dan 2.5 Gbits/s. Keluaran sistem SDH biasanya disebut sebagai
terminal aggregate sedang masukannya disebut sebagai tributary
2. Add/drop multiplexer 3. Hubmultiplexer
merupakan perangkat yang dapat digunakan
mempunyai aggregate sinyal-sinyal STM yang
digunakan untuk menyisipkan (insert) untuk menyisipkan dan mcng ekstrak isi
dan mengekstrak sinyal-sinyal SDH yang virtual container yaitu untuk memasukkan maupun
disebut virtual container. Penyisipan dan untuk mengeluarkan sebagian dari sinyal
ekstraksi sinyal-sinyal tcrsebut dilakukan pada container yang mengandung sinyal-sinyal
dengan menggunakan interface tributary,
Sinyal-sinyal lain ditransmisikan mulai SDH. Untuk dapat meningkatkan kemampuan
dari satu ujung ke-ujung lainnya secara dan tleksibilitas multiplexer dapat digunakan
transparan sehingga sinyal-sinyal tersebut dengan perangkat yang disebut sistem
tidak mengalami perubahan struktur time Digital Cross Connect. Sesuai dengan definisi
slot yang dimiliki sinyal-sinyal tersebut.
Tributary ADM dapat digunakan untuk CCITT maka hub-multiplexer dapat juga
membawa sinyal PDH maupun sinyal mempunyai lcbih dari 2 port aggregate yang
SDH. Interface tributary ini tersedia dilcngkapi dengan berbagai fasilitas untuk
dalam berbagai kanal mulai dari 2 switching pada semua tingkat level virtual
Mbits/s, 34 Mbits/s, 45 Mbits/s, 140
Mbits/s dan seterusnya. container.
Sistem transmisi SDH ini dapat diterapkan dengan menggunakan jaringan serat optik
ataupun dengan menggunakan radio link khususnya dengan gclombang mikro. Untuk sistem
perlistrikan pemilihan modul STM didasarkan pada kepadatan lalu-lintas informasi yang
diperlukan dan biasanya dirancang dengan sistem bertingkat. Untuk jaringan dengan jumlah
lalu lintas informasi yang tinggi misalnya dapat digunakan dengan memilih STM-4 yang
diikuti dengan pemilihan modul-modul STM-1 pada lalu lintas komunikasi yang jumlah lalu
lintas informasinya lebih rendah. Kemudian dapat diturunkan sampai ketingkat paling
rendah dengan rmenggunakan sistem transmisi PDH yang mungkin sebelumnya sudah terdapat
dalam lingkungan sistem komunikasi perusahaan listrik.
Salah satu kelebihan lain dari sistem transmisi digital SDH adalah kcmampuannya untuk
dapat dikcmbangkan dikemudian hari mcnjadi sistem transmisi SDH pada level yang
lebih tinggi scperti misalnya dari STM-4 menjadi STM-16. Dengan demikian maka sistem ini
dapat dibangun secara bcrtahap mengikuti pertumbuhan lalu-lintas informasi di masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai