Anda di halaman 1dari 6

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA

TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI


TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH
(Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga)

Yohannes Anugrah, Eddy Warman


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: sianess_19@yahoo.com

Abstrak
Suatu transformator bila dibebani, maka akan timbul rugi tembaga pada belitan transformator dan inti
yang diubah menjadi panas. Panas yang ditimbulkan dapat menaikkan temperatur transformator.
Semakin besar beban yang diterima, menyebabkan kenaikan temperatur yang semakin tinggi, rugi-rugi
menjadi semakin besar, dan efisiensi menjadi turun. Paper ini akan membahas pengaruh penggunaan
sistem pendingin dengan pendingin udara tekan yang bertujuan untuk menurunkan temperatur pada
transformator. Dengan diberikan pendinginan, didapatkan perbandingan rugi-rugi, temperatur dan
efisiensi transformator adalah: Beban 80% ; Tn = 57,58oC ; Ploss = 4391,936kVA ; η =97,38%; Beban
130% ; Tn = 67,24oC ; Ploss = 11917,448 kVA ; η =96,11% ; Beban 150% ; Tn = 77,14oC ; Ploss = 1559,26
kVA ; η = 95,12%. Dengan menjaga temperatur di bawah batas yang diizinkan, maka transformator
dapat dibebani lebih besar, bahkan sanggup lebih dari 150%.

Kata kunci : transformator daya, resistansi, temperatur, rugi-rugi, efisiensi.

1. Pendahuluan
Suatu transformator adalah suatu alat listrik magnet antara rangkaian primer dan sekunder.
yang dapat memindahkan dan mengubah energi Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat
listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian melakukan fluks bersama [1].
listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. 2. Transformator
Transformator berfungsi untuk menyalurkan
daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan Suatu trafo, dalam bentuk yang sederhana,
rendah atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran pada dasarnya terdiri dari dua kumparan yang
tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai diisolasikan yang tergandeng dengan medan
jantung dari transmisi dan distribusi. magnet bersama yang dibangkitkan dalam inti
Transformator satu fasa mempunyai satu sisi bahan magnetik, seperti terlihat pada Gambar 1.
masukan dan satu sisi keluaran. Sisi masukan Kumparan yang dihubungkan dengan sumber arus
disebut sisi primer, dan sisi keluaran disebut sisi bolak-balik diberi nama kumparan primer, dan
sekunder. Sedangkan transformator tiga fasa kumparan yang dihubungkan dengan beban, diberi
mempunyai tiga buah sisi masukan dan tiga buah nama kumparan sekunder.
sisi keluaran, Transformator tiga fasa dapat
dibentuk dari tiga buah transformator satu fasa
ataupun dari bentuk konstruksi transformator tiga
fasa satu inti. Dalam bidang tenaga listrik Gambar 1. Bagan dari transformator [1]
pemakaian transformator dikelompokkan menjadi
tiga jenis yaitu sebagai berikut: Kumparan primer bila dihubungkan dengan
i. Transformator daya sumber tegangan bolak balik, maka fluks bolak
ii. Transformator distribusi balik akan muncul dalam inti (core) yang
iii. Transformator ukur dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk
Kerja transformator yang berdasarkan induksi jaringan tertutup, maka mengalirlah arus primer.
elektromagnet, menghendaki adanya gandengan Akibat adanya fluks di kumparan primer, maka
dikumparan primer terjadi induksi (self induction).

-7- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 9 NO. 1/Oktober 2014

Selain itu, terjadi pula induksi dikumparan a. Rugi inti pada tegangan rating
sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan b. Parameter pada cabang magnetisasi pada
primer (mutual induction) yang menyebabkan tegangan dan frekuensi rating, yakni R c dan
timbulnya fluks magnet dikumparan sekunder, serta Xm
arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, c. Rasio transformasi dari transformator.
sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan
(secara magnetik). Tes Hubung Singkat dalam kondisi ini
Adapun konstruksi dari transformator terdiri impedansi trafo semata-mata adalah impedansi
dari beberapa bagian, yaitu [2]: ekivalen. Pelaksanaan testing dengan tegangan
i. Inti besi tinggi adalah salah satu cara yang paling sesuai
ii. Kumparan transformator karena tegangan yang dipakai bisa diatur hanya
iii. Minyak Transformator beberapa persen dari tegangan rating. Pembacaan
iv. Tangki Konservator alat ukur bisa dikoreksi bila dibutuhkan. Misal Vsc,
v. Brushing (penyikat) Isc dan Psc adalah pembacaan voltmeter, ammeter
vi. Peralatan bantu seperti: pendingin, dan wattmeter
relay, konservator, dehydrating Z_ekH= Vsc / Isc (4)
breather, dan tap changer. RekH= Vsc / I2sc (5)
XekH=√(Z2ekH -R2ekH ) (6)
Rangkaian Ekivalen Transformator Disini RekH, XekH, ZekH berturut-turut adalah tahanan
merupakan rangkaian pengganti seperti yang ekivalen, reaktansi ekivalen, dan impedansi
terlihat pada Gambar 2.9, yang bisa digunakan ekivalen ditinjau dari sisi tegangan tinggi.
untuk melakukan analisis terhadap kinerja trafo. Parameter-parameter ini dapat juga dinyatakan
Rangkaian ini dibentuk dengan menghilangkan dalam sisi tegangan rendah bila dikehendaki.
rangkaian magnetik dari trafo, sehingga terjadilah Analisis dari rangkaian ekivalen trafo adalah
rangkaian ekivalen dari trafo yang lebih sederhana, harga dari tahanan ekivalen dan reaktansi ekivalen
yang hanya terdiri dari rangkaian elektrik saja [3]. ditinjau dari sisi yang lain digunakan. Namun, bila
parameter impedansi bocor untuk kedua sisi primer
Rugi-rugi daya transformator berupa rugi inti dan sekunder dipisahkan, maka diambil [3].
atau rugi besi dan rugi tembaga yang terdapat pada R1 = R2 = Rek / 2 (7)
kumparan primer maupun kumparan sekunder. X1 = X2 = Xek / 2 (8)
Untuk memperkecil rugi-rugi tembaga harus
diambil kawat tembaga yang penampangnya cukup Kipas pendingin terdiri dari sirip-sirip yang
besar untuk mengalirkan arus listrik yang secara langsung saling berhubungan yang ujung-
diperlukan. Pada keadaan tanpa beban, besarnya ujungnya terhubung ke besi baja, seperti yang
daya adalah ; terlihat dalam Gambar 2 berikut.
P = V I cos ∅ (1)
Efisiensi menunjukkan tingkat keefisienan
kerja suatu peralatan dalam hal ini transformator
yang merupakan perbandingan rating output
(keluaran) terhadap input (masukan) dan
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini :
Gambar 2. Kipas pendingin[3]
η= x 100 (2)
dimana; Besar debit udara yang dibutuhkan adalah :
Pin : daya masukan (Watt)
Q= = (9)
Pout : daya keluaran (Watt) ∆ ∆

Pembacaan ammeter pada tes hubungan dimana:


terbuka menunjukkan arus nol beban nol atau arus Q = debit aliran udara (m3/s)
eksitasi Ie. Karena arus eksitasi masih kecil, maka K = konstanta (berubah sesuai dengan
drop tegangan pada impedansi bocor kenaikan temperatur)
diabaikan.ditulis kedalam persamaan : PT = total losses (kW)
Pc = V1 Ie cosφ0 (3) ρ = massa jenis udara (saat T = 0oC, ρ =
Jadi, tes hubungan terbuka memberikan informasi 1,293 kg/m3)
sebagai berikut [3]:

-8- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 9 NO. 1/Oktober 2014

CP = koefisien pemanasan udara [saat T=0oC, ditentukan rugi-rugi daya saat transformator
Cp = 1,004 kWs/(Kg.K)] menerima beban, dengan substitusi dari tes yang
∆T = selisih antara temperatur minyak saat telah ada. Besarnya PT untuk beban S dapat
kondisi normal diketahui dengan persamaan :

Besar daya motor dari kipas yang digunakan = ( )+ (15)


untuk mendinginkan transformator, yaitu: dimana :
Pm= (Q x p) / nm (10) S = beban transformator (kVA)
dimana : kVAfl = beban penuh (kVA)
Q = debit aliran udara (m3/menit) Pcu = rugi tembaga saat beban penuh (kW)
Pm = daya motor kipas (W) Pfe = rugi inti atau rugi tanpa beban (kW)
p = tekanan nominal (mbar)
nm = efisiensi motor kipas (nm = 0,2) 3. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di PLTU Labuhan Angin,
Semakin tingginya temperatur, maka
Sibolga, pada hari Kamis, tanggal 26 September
menyebabkan semakin tinggi pula resistansi dari 2013, pukul 08.00 – 17.00 WIB untuk menghitung
trafo. Hal ini sesuai dengan persamaan berikut ini nilai efisiensi sebelum diberikannya pendingin dan
[4]: setelah diberikan media pendingin udara tekan
= [1 + ( − )] (11) dengan nilai pembebanan yang berbeda-beda.
dimana : Gambar 3 dan Gambar 4 merupakan
R = resistansi pada temperatur akhir rangkaian ekivalen transformator untuk
mendapatkan nilai dari parameter-parameter
Ro= resistansi pada temperatur awal
transformator yaitu :
T = temperatur akhir
To = temperatur awal
α = koefisien temperatur dari resistansi

Kenaikan temperatur minyak transformator (a) (b)


Gambar 3. Diagram untuk tes hubungan terbuka:
pada berbagai kondisi pembebanan dapat
(a) rangkaian untuk tes, (b) rangkaian
ditentukan dengan menggunakan persamaan ekivalen untuk hubungan terbuka
berikut [5]:
TF(fl) = Tfl – Ta (12)
TF = TF(fl) ( (13)

Tn = TF - T a (14) (a) (b)
dimana: Gambar 4. Diagram untuk tes hubungan tertutup:
TF(fl) = kenaikan temperatur minyak saat (a) rangkaian untuk tes, (b) rangkaian
beban penuh ekivalen untuk hubungan terbuka
Tfl = temperatur minyak saat beban penuh
Tn = temperatur minyak akhir Prosedur percobaan adalah sebagai berikut:
i. Buatlah rangkaian seperti pada
Ta = temperatur lingkungan
Gambar 3 dan 4.
TF = kenaikan temperatur minyak trafo ii. Tentukan nilai parameter-parameter
saat terjadi pembebanan yang berubah- yang ada dalam rangkaian.
ubah iii. Saat pengoperasian normal, hitung
m = 0,9 untuk trafo tipe ONAF nilai dari perubahan nilai temperatur,
PT = total rugi-rugi (dalam kW) pada resistansi, arus,rugi-rugi dan efisiensi
beban S yang terjadi terhadap pembebanan
variabel yang terjadi sebesar 10% -
Nilai TF berubah-ubah dengan beban S yang
150%,
bervariasi. Dan dengan mengetahui besar rugi iv. Saat pengoperasian memakai media
tembaga saat beban penuh dan rugi inti, maka dapat pendinginan udara tekan, hitung

-9- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 9 NO. 1/Oktober 2014

perubahan nilai dari temperatur, (14), dan (15). Maka akan didapat perubahan nilai
resistansi, arus,rugi-rugi dan efisiensi rugi-rugi daya dan efisiensi saat beban berubah-
yang terjadi terhadap pembebanan ubah seperti dalam Tabel 1.
variabel yang terjadi sebesar 10% -
150%, Tabel 1. Perubahan rugi-rugi daya dan efisiensi
v. Lakukan perbandingan dalam tabel saat beban berubah-ubah
dan bentuk grafik perubahan nilai
saat pengoperasian normal dan saat
diberikan media pendinginan udara
tekan pada transformator
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil penelitian adalah mencari nilai dari
parameter-parameter yang diperlukan. Data hasil
perhitungan untuk tes tanpa beban dan hubung
singkat dengan persamaan (3), (4), (5), (6), (7), dan
(8) didapat nilai dari parameter-parameter:
20
= = = 20325 ℎ
0,984

20
= = = 62696 ℎ
0,319

5,232
= = = = 2,616 ℎ
2 2
2,616
= = = 0,046 ℎ
7,5

76,64 Grafik perbedaan rugi-rugi dan efisiensi


= = 38,32 ℎ seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7
2 2
yang didapat dalam Tabel 1
38,32
= = = 0,6812 ℎ
7,5

Nilai semua parameter-parameter yang telah


didapat akan terlihat dalam Gambar 5, yaitu:

Gambar 6. Grafik pengaruh pembebanan terhadap


Gambar 5. Rangkaian ekivalen transformator rugi daya transformator
dengan parameter-parameter yang
telah didapatkan dalam analisis

Hasil perhitungan nilai perubahan temperatur,


resistansi, arus rugi-rugi dan efisiensi dicari serta
dibandingkan perubahan nilai saat pengoperasian
normal dari transformator dan saat diberikan media
pendinginan udara tekan terhadap pembebanan
variabel yang terjadi sebesar 10% – 150%. Rumus
yang digunakan untuk menghitung temperatur,
resistansi, rugi-rugi, dan efisiensi terhadap
pembebanan yang variabel sebelum diberikan Gambar 7. Grafik pengaruh pembebanan terhadap
media pendinginan adalah persamaan (2), (11), efisiensi transformator

-10- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 9 NO. 1/Oktober 2014

Perubahan nilai rugi daya total dan efisiensi


Perubahan nilai rugi daya total dan efisiensi saat diberikan media pendinginan udara tekan
saat diberikan media pendinginan udara tekan (kipas grup 2) terhadap pembebanan variabel (kipas
(kipas grup 1) terhadap pembebanan variabel (kipas ON saat T0N = 780C dan akan mati saat Toff = 600C,
ON saat T0N = 600C dana akan mati saat Toff = maka didapat dalam Tabel 3, yaitu:
500C, maka didapat dalam Tabel 2, yaitu:
Tabel 3. Rugi daya total dan efisiensi trafo saat
Tabel 2. Rugi daya total dan efisiensi trafo diberikan pendinginan oleh kipas grup
saat diberikan pendinginan oleh pertama dan kedua
kipas grup pertama

Tabel 3, akan didapat grafik perbedaan rugi-


rugi dan efisiensi seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 10 dan 11.

Tabel 2, akan didapat grafik perbedaan rugi-


rugi dan efisiensi seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 8 dan 9.

Gambar 10. Perbedaan rugi-rugi saat sebelum dan


sesudah diberikan pendinginan oleh
kipas grup pertama dan kedua

Gambar 8. Perbedaan rugi-rugi saat sebelum dan


sesudah diberikan pendinginan oleh
kipas grup pertama.

Gambar 11. Perbedaan efisiensi trafo saat sebelum


dan sesudah diberikan pendinginan
oleh kipas grup pertama dan kedua

5. Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Resistansi suatu rangkaian ekivalen
transformator dapat berubah-ubah dengan
Gambar 9. Perbedaan efisiensi sebelum dan nilai yang berbanding lurus dengan
sesudah diberikan pendinginan oleh perubahan temperatur. Semakin tinggi
kipas grup pertama temperatur, maka resistansi juga akan
semakin besar. Dibandingkan resistansi

-11- copyright @ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL. 9 NO. 1/Oktober 2014

antara tanpa beban dan saat beban penuh,


o o
didapatkan: R (26,8 C) = 2,616 Ω < R (75 C) =
1 1
o o
3,0976 Ω ; R (26,8 C) = 0,046 Ω < R (75 C) = 0,0544
2 2
o o
Ω ; dan R (26,8 C) = 20,325 kΩ < R (75 C) = 25,223
c c
kΩ.
2. Semakin besar beban yang diterima oleh
transformator, menyebabkan rugi-rugi
menjadi besar dan menyebabkan temperatur
dari transformator meningkat. Hal ini dapat
menyebabkan rugi-rugi menjadi besar dan
efisiensi dari transformator menurun. Dari
analisis perhitungan didapatkan: Beban 80% ;
o
T = 70,30 C ; P = 4636,7368kVA ; η =97% ; beban
n loss
o
130% ;T = 112,46 C ; P = 14087,2964kVA ; η
n loss
o
=93,1% ; dan beban 150%; T = 133,78 C ; P =
n loss
1771,61 kVA ; η = 90,15%.
3. Rugi-rugi daya transformator menjadi lebih
kecil dan temperatur dapat terjaga dibawah
batas yang diijinkan saat diberikan
pendinginan. Sehingga, efisiensi transformator
juga meningkat. Pada saat diberikan
pendinginan, didapatkan perbandingan rugi-
rugi dan efisiensi transformator: Beban 80% ;
o
T = 57,58 C ; P = 4391,936 kVA ; η = 97,38%;
n loss
o
Beban 130% ; T = 67,24 C ; P = 11917,448 kVA ; η
n loss
o
= 96,11%; Beban 150% ; T = 77,14 C ; P = 1559,26
n loss
kVA ; η = 95,12%
4. Dengan menjaga temperatur di bawah batas
yang diizinkan, maka transformator dapat
dibebani lebih besar, bahkan sanggup lebih
dari 150%.

6. Daftar Pustaka
[1] Abdul Kadir, Transformator, Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 1989.
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Transfor-
mator
[3] Soebagio,Transformator, Surabaya: ITS,
2009.
[4] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung:
ITB, 1991.
[5] Osaka Transformer Co.LTD manual
book, Osaka: Osaka Transformer
Company,1981.

-12- copyright @ DTE FT USU

Anda mungkin juga menyukai