Anda di halaman 1dari 8

Elemen-Elemen Sistem Pengendalian

Ada lima macam elemen utama dalam suatu sistem pengendilan otomatis yaitu:

1. Process (Pressure, Level, Flow dan Temperature)


2. Measuring Element ( Sensor dan Transmitter)
3. Controller
4. Final Control Element (Control Valve)
5. Media Transmisi

1. Measuring Element

Primary Sensing Element (Sensor) adalah suatu alat yang pertama kali menerima suatu bentuk energi dari media
yang akan diukur, dan menghasilkan suatu output yang sebanding dengan nilai besaran yang diukur. Sinyal output
dari primary element, merupakan beberapa variabel fisis seperti gaya, tekanan, tegangan listrik dan lain-lain. Bagian
input disebut juga sebagai elemen sensor atau Tranducer, dimana tugas sensor adalah merubah suatu besaran fisis
menjadi besaran fisis yang lain. Sehingga memungkinkan Secondary Element untuk mengola data dari Sensor
tersebut.

Thermocouple adalah salah satu alat ukur temperatur yang terdiri dari dua jenis kawat yang tebuat dari bahan
paduan yang berbeda yang ujung-ujungnya disambung. Seperti terlihat pada gambar berikut

Sambungan dua buah logam penghantar listrik yang mempunyai beda muai, pada salah satu ujung dilas menjadi
satu dan ujung yang satunya dibiarkan terbuka untuk sambungan ke pengukuran. Sambungan yang dilas (kena
panas) disebut Measuring Junction (Hot Junction). Sedangkan sambungan ke pengukuran (dingin) disebut
Reference Junction (Cold Jucntion).

Secondary Element berfungsi untuk mengolah perubahan fisik yang dihasilkan oleh sensor menjadi suatu
penunjukan (Indicator dan Recorder) maupun Control Element (Controller). Secondary Element juga sering disebut
Transmitter, yaitu suatu alat yang mengubah besaran fisik dari sensor menjadi signal standart untuk dikirim ke alat
lainnya.
2. Kontroler Otomatis (Automatic Controller)

Controller adalah salah satu peralatan instrumentasi yang berfungsi membandingkan nilai pengukuran terhadap nilai
yang dikehendaki (Set Point), dan sesuai modenya menghasilkan sinyal kendali sebagai keluaran yang sebanding
dengan selisih nilai pengukuran Set Point.

Output Controller pada suatu pengendalian proses tergantung kepada:

1. Aksi Kontrol (Control Action),

2. Mode Kontrol (Control Mode),

Aksi Kontroler (ControlAction)

Control Action adalah merupakan aksi dari kontroler yang dapat diubahubah dari Direct menjadi Reverse atau
sebaliknya dan ditetukan sesuai dengan kebutuhannya untuk membentuk metode lup pengaturan menjadi sistem
tertutup dengan Feedback negative.

Pada Controller dengan aksi Direct, adalah merupakan aksi Controller apabila tejadi kenaikan sinyal pengukuran
(PV), maka menyebabkan kenaikan sinyal output. Sedangkan apabila terjadi kenaikan Set Point (SV), maka output
akan turun dengan menghasilkan kesalahan (Error) sebesar PV-SV.

Pada Controller dengan aksi Reverse adalah merupakan aksi Controller apabila tejadi kenaikan sinyal pengukuran
(PV), maka menyebabkan penurunan sinyal output. Sedangkan apabila terjadi kenaikan Set Point

(SV), maka output akan naik dengan menghasilkan kesalahan (Error) sebesar SV-PV.

Mode Kontroler (Control Mode)

Control Mode adalah tata cara Controller dalam menghasilkan sinyal output sebagai tanggapan atas kesalahan yang
dideteksinya.

Mode Kontroler antara lain:

1. Mode Kontroler Proportional (P Controller)


2. Mode Kontroler Proportional + Integral (PI Controller)

3. Mode Kontroler Proportional + Derivative (PD Controller)

4. Mode Kontroler Proportional + Integral + Derivative (PID Controller)

3. Final Control Element (Control Valve)

Contol Valve adalah sabuah alat yang dioperasikan dengan daya, yang memodifikasi kecepatan aliran fluida di
dalam sistem pengendalian proses. Alat ini terdiri dari valve yang dihubungkan dengan mekanisme actuator yang
mampu merubah posisi elemen pengontrol aliran dalam valve dalam rangka merespon sinyal yang berasal dari
sistem kontroler.8:75)

Control Valve akan bekerja sesuai dengan perintah dari kontroler menjadi suatu aksi yang dapat memanipulasi
kondisi proses ke harga yang dikehendaki.

Control Valve Gerakan Berputar (Rotary Motion) Control Valve Gerakan Linier ( Linier Motion) Secara umum
Control Valve dibagi menjadi dua yaitu:

Sedangkan berdasarkan aksinyajenis dari Control Valve yaitu:

Air To Close (ATC) atau disebut juga Normally Open (NO).

Yaitu jenis Control Valve yang pada kodisi normal (belum mendapat sinyal input) dalam keadaan membuka (Open).
Dan jika mendapat sinyal input maka valve akan bergerak menutup.

Air To Open (ATO) atau disebut juga Nomally Close (NC).

Yaitu Jenis Control Valve yang pada kondisi normal dalam keadaan menutup (Close). Dan jika mendapat sinyal input
maka valve akan bergerak membuka.

Untuk lebih jelasnya Control Valve Acting ATC dan ATO dapat dilihat pada gambar berikut ini:
23. Alat Pengendali (Controller)
Alat pengendali sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam
mengendalikan suatu proses. Controller merupakan elemen yang
mengerjakan tiga dari empat tahap pengaturan, yaitu
a. membandingkan set point dengan measurement variable
b. menghitung berapa banyak koreksi yang harus dilakukan, dan
c. mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungannya

Monday, 30 December 2013

Dalam dunia industri, kita mengenal begitu banyak peralatan yang digunakan baik yang berhubungan langsung
dengan proses industrinya maupun yang hanya berfungsi sebagai pelengkap. Salah satu jenis peralatan yang yang
sering dipakai adalah peralatan yang memiliki fungsi khusus di bidang pendeteksian dan pengukuran. Salah satu
variabel yang sering dideteksi ataupun diukur adalah tekanan dan tekanan inipun memiliki berbagai macam alat
pengukur dan pendeteksinya. Salah satu alat tersebut adalah Pressure Transmitter.

Pressure Transmitter sendiri adalah sejenis peralatan yang cukup sering dipergunakan dalam dunia Industri,
khususnya dalam Industri yang menekankan banyak proses. Pressure transmitter sangat baik untuk digunakan
dalam pengukuran kadar tekanan dalam sistem pemrosesan, dimana alat ini memiliki range pengukuran tekanan
antara 3 psi hingga 15 spi, atau sekitar 4 mA hingga ukuran maksimum 200 mA. Range pengukuran tersebut sendiri
adalah standard yang ditentukan untuk seluruh pengukuran di dunia, meskipun beberapa industri memiliki standard
sendiri yang terkadang melebihi range yang telah ditentukan.

Fungsi utama dari Pressure Transmitter sendiri lebih kepada Check and Balance pada suatu proses dalam dunia
industri. Dengan adanya Pressure Transmitter ini, tentu saja kita dapat mengecek seberapa besar tekanan yang
sedang berlangsung dalam suatu proses atau bahkan menentukan apakah teknanan yang ada ini telah melampaui
ketentuan yang dibutuhkan proses industri ataukah kurang atau terlalu berlebihan hingga dapat membahayakan
suatu proses dalam industri.

Sebagaimana kebanyakan peralatan pengukuran lainnya, Pressure Transmitter juga perlu dikalibrasi terlebih dahulu.
Kalibrasi alat ini sangatlah penting untuk memastikan bahwa pressure transmitter tidak mengalami kegagalan atau
kesalahan saat dipergunakan. Jika pressure switch dapat berfungsi dengan baik, maka niscaya sistem proses yang
ada dalam dunia industri akan tetap dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kesalahan fatal.
Apa yang dimaksud dengan tekanan ?
Tekanan adalah suatu satuan dalam bidang Fisika yang menyatakan besaran gaya
yang dialami oleh suatu bidang atau area.

Tekanan merupakan gaya normal dibagi luas bidang.


( P = F/A )
Tekanan juga dapat dinyatakan dengan tinggi ekuivalen (h) di dalam suatu kolom
Fluida.
(P = x h x g )
P : Tekanan
F : Gaya
A : Luas bidang
: Berat jenis
h : Tinggi
g : Gravitasi

Untuk mengetahui seberapa besar tekanan yang biasanya dihasilkan dari kekuatan
benda cair atau gas, kita dapat menggunakan suatu alat ukur manual yang disebut
dengan Pressure gauge.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, alat ukur tekanan dengan prinsip kerja
manual mulai tergantikan dengan berbagai macam alat ukur tekanan yang lebih
canggih.

Alat ukur tekanan yang dilengkapi dengan berbagai teknologi-teknologi modern, yang
memberikan berbagai macam kemudahan dengan tujuan efektifitas, efisiensi dan
keakuratan hasil pengukuran

Dari sekian banyak alat ukur tekanan digital yang ada, pada artikel kali ini, saya coba
berbagi penjelasan dari dua jenis alat ukur tekanan yang sering digunakan terutama di
dunia industri.

Pressure Transmitter

Dua jenis alat ukur tekanan digital tersebut, yaitu :


1. Pressure transmitter (Cerabar)
2. Differential pressure transmitter (Deltabar)

Berikut penjelasan mengenai dua jenis alat ukur tekanan digital atau Pressure
Transmitter tersebut.

Pressure Transmitter (Cerabar)

E+H

Pressure Transmitter biasa juga disebut dengan Cerabar.

Cerabar Adalah suatu alat sensor untuk mengetahui nilai Tekanan dengan prinsip kerja
menerima tekanan dari benda cair atau Gas yang akan diukur.

Lalu hasil pengukuran tekanan tersebut dikonversikan menjadi nilai Analog dalam
bentuk arus listrik, dengan nilai arus yang sangat kecil yaitu mili Ampere.

Perubahan tekanan yang diukur Pressure Transmitter, akan diubah sebagai perubahan
nilai arus yang dihasilkan, dan biasanya range antara 4 mA s/d 20 mA.

Hasil dari perubahan arus mA ini kemudian dikirimkan ke alat penerima sinyal yang
biasa disebut Temperature controller.

Temperature Controller akan mengkonversikan nilai arus 4mA s/d 20mA yang
diterimanya dari sensor Cerabar untuk kemudian diubah menjadi tampilan nilai aktual
tekanan terukur dalam berbagai satuan, seperti mmH20, Bar, Psi, kg/cm2, dan lainnya.

Dan menampilkan hasil pengukuran tersebut pada display controller dalam bentuk
angka digital.

Namun, pada beberapa Pressure Transmitter saat ini, sudah dilengkapi dengan display
controller yang terpasang pada pressure transmitter tersebut, sehingga tidak lagi
memerlukan Temperature Controller eksternal tambahan.
Pressure Transmitter Deltabar

E+H

Deltabar terdiri dari dua kata yaitu Delta yang berarti selisih dan Bar yang berarti
Tekanan (Bar).
Jadi dapat kita artikan bahwa pressure trasnmitter Deltabar mengukur nilai tekanan
dengan membandingkan selisih dari dua nilai yang diukur.

Dari namanya yakni Deltabar, mengambil selisih (Delta) tekanan (Bar).

Deltabar mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Pressure transmitter, jika pada
pressure transmitter hanya memiliki satu titik sensor namun pada alat Deltabar memiliki
dua titik sensor diaphragm.

Dengan prinsip kerja yaitu mengukur selisih (Delta) dari nilai tekanan tertingi (High
level) & nilai tekanan terendah (Low Level).

Lalu alat ukur tekanan Deltabar mengambil nilai selisih tekanan yang ada, dan
mengubah nilai tersebut menjadi nilai Analog dalam bentuk arus listrik (mA).

Dan selanjutnya mengirimkan perubahan dari nilai sinyal analog tersebut ke alat
Controller.

Kedua alat ukur tekanan digital yakni Cerabar dan Deltabar sudah memiliki berbagai
keunggulan dan fungsi-fungsi untuk digunakan dalam sistem otomatis atau automatic
process.
Dan alat ukur ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan pada
benda cair, gas seperti steam (Uap) bertekanan tinggi (High pressure) dan juga dapat
digunakan untuk mengukur pada kondisi kerja dengan suhu yang sangat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai