336292349.doc
h. Bila diperlukan (yaitu untuk sistem-sistem yang kritis) dapat digunakan sumber daya
lebih dari satu (redundant)
I.2. Daerah Operasional
Daerah operasional atau daerah pengendalian merupakan daerah normal pada
proses yang dikendalikannya, dan ini dipertahankan dengan sistem pengendalian
otomatis. Sistem pengendalian otomatis yang digunakan biasanya berupa pengendalian
umpan balik (feedback control), yaitu sistem pengendalian yang bekerja berdasarkan
error yang ada. Artinya apabila terdapat error yang semakin besar, maka perbaikan
pengendaliannya lebih besar. Dan tujuan perbaikan pengendalian ini supaya proses yang
dikendalikannya tetap berada pada daerah operasionalnya, sehingga sistem alarm dan
shutdown tidak bekerja.
Pada industri migas varibel proses yang sering dikendalikan adalah aliran
(flow), tekanan (pressure), tinggi permukaan (level), dan temperatur (temperature).
Sebagai contoh pengendalian ini, dapat dilihat pada Gb.I-1, yaitu berupa pengendalian
level. Pada pengendalian ini, terdapat elemen-elemen: transmitter, controller, control
valve, dan proses. Transmitter digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
besarnya level yang ada pada saat sekarang. Informasi yang dikeluarkan dari transmitter
akan dikirimkan ke controller. Informasi tersebut merupakan signal standard (elektronik
atau pneumatic) yang dapat dimengerti oleh controller tersebut. Pada controller yang
dilakukan adalah membadingkan antara harga setting, Set Value (SV) yang ada pada
controller dengan besarnya Process Variable (PV) Process Variable). Perbedaan antara
variabel proses dengan set point disebut sebagai error, oleh karena itu error dapat
dituliskan sebagai:
Error (e) = Set point (SV) Variabel proses (PV)
atau
336292349.doc
Controller
Transmitter
Ke Pabrik
Control Valve
336292349.doc
Load
Error
Set Point
Control Unit
Control Valve
Proses
Controlled
Variable
Controller
Transmitter
Sensing Element
Process Variable
336292349.doc
Pada Gb. I-3. ditampilkan contoh sistem shutdown yang tidak menggunakan
sistem alarm. Pada sistem ini apabila terjadi keadaan tidak normal, maka tidak
LSH
Rangkaian
Shutdown
Shutdown
LSL
336292349.doc
LSH
Rangkaian
Alarm &
Shutdown
Alarm
Shutdown
(Timer)
LSL
336292349.doc
signal tersebut juga digunakan untuk memberikan alarm apabila level telah mencapai
batas atas atau batas bawahnya.
LSHH
Rangkaian
Alarm &
Shutdown
Alarm
Shutdown
LT
LSLL
Gb.I-5. Sistem Alarm dan Shutdown dengan Level Switch dan Transmitter
Sistem alarm pada sistem ini keakuratannya sangat bergantung kepada signal dari
transmitter, jadi apabila transmitter tersebut tidak terkalibrasi dengan baik maka signal
alarm pada saat signal dibawah PL atau diatas PH tidak akan akurat. Walaupun demikian
pada sistem ini cukup baik karena telah terpasang level switch yang akan digunakan
untuk melakukan shutdown proses yang berjalan karena level vessel telah melebihi
LSHH atau level kurang dari LSLL.
Pada Gb.I-6. menampilkan gambar sistem alarm dan shutdown untuk level vessel
yang menggunakan empat buah level switch, yaitu LSH (Level Switch High), LSHH
(Level Switch High-High), LSL (Level Switch Low), dan LSLL (Level Siwtch LowLow). Pada sistem ini sangat sering dijumpai pada aplikasi di real process, hal ini karena
pada sistem ini sangat bagus untuk melakukan sistem alarm dan shutdown, karena sistem
ini dapat dibangun secara terpisah dengan sistem pengendalian proses. Dan juga sistem
ini mempunyai batas yang nyata (karena peralatan level switch terpasang), sehingga
kapan terjadinya alarm dan shutdown untuk level vessel tersebut hanya bergantung pada
level switch-nya.
336292349.doc
LSHH
LSH
Rangkaian
Alarm &
Shutdown
Alarm
Shutdown
LSL
LSLL
Gb.I-6. Sistem Alarm dan Shutdown dengan LSH, LSHH, LSL, dan LSLL
336292349.doc