CIKARANG LISTRINDO
POWER COMPANY
DAFTAR ISI
UMUM :
1. Tujuan 2
2. Ruang Lingkup 2
3. Definisi 2
PENGANTAR :
1. Uraian 4
2. Prinsip pengoperasian 4
PROCEDUR KALIBRASI :
@ REFERENSI DOKUMEN :
UMUM
1. TUJUAN
1.1. Untuk mengerti cara-cara melakukan kalibrasi positioner pneumatic valve seri 3570
dan pembacaan spesifikasinya yang berhubungan langsung dengan proses kontrol.
1.2. Untuk mengerti bagaimana cara-cara mengatur offset (bias spring) dan span (range
spring) yang diperlukan agar posisi minimum dan maksimumnya berada pada kontrol
spesifikasinya.
1.3. Untuk lebih mengetahui bagaimana cara merubah aksi control valve langsung (direct
action) maupun terbalik (reverse action) dengan melakukan perubahan posisi pada
positionernya.
2. RUANG LINGKUP
2.1. Prosedur kalibrasi ini digunakan untuk Fisher pneumatic control valve type 6” 475-
EHD dan 12” 475-12-EUT-2.
2.2. Prosedur kalibrasi ini digunakan untuk Fisher pneumatic control valve yang terpasang
di STG HP steam turbine bypass control valve (3 set) dan STG IP steam turbine inlet
control valve (1 set) pada blok 1 dan blok 2.
2.3. Prosedur kalibrasi ini harus dilakukan sedikitnya satu tahun sekali ketika unit
shutdown dan pipa proses harus benar-benar tertutup serta apabila perlu lakukan by-
pass pada prosesnya.
3. DEFINISI
3.1. Untuk mengerti positioner seri 3570 ini yang berfungsi sebagai pengatur posisi
Fisher pneumatic control valve dan juga mengerti aliran tekanan udara yang
terpasang sebagai sinyal keluaran maupun masukkan terhadap positioner ini serta
hubungannya ke pergerakkan bukaan plug stem control valve.
3.2. Untuk mengerti secara keseluruhan hubungan positioner ini dengan control valve dan
proses sekaligus.
3.3. Jika ditemukan dalam pengoperasian ada ketidakstabilan pada bukaan control valve
maupun bukaan control valvenya tidak sesuai dengan sinyal masukkan yang diterima
dari keluaran DCIS, catat dahulu hasil pengukurannya sebelum melakukan perubahan
atau mengatur seluruh parameter yang akan dirubah.
3.4. Apabila dalam melakukan kalibrasi ini tidak diperoleh hasil sesuai yang diinginkan
lihat panduan untuk penangangan gangguan (trouble shooting) pada bagian akhir dari
buku instruksi manual 3570 series valve pneumatic positioner.
3.5. Prosedur ini harus dilakukan bersama-sama dengan prosedur kalibrasi electro atau
pneumatic position transducer untuk memperoleh informasi posisi bukaan control
valve yang merupakan sinyal keluaran yang dikirim ke DCIS.
PENGANTAR
I. URAIAN
Positioner pneumatic valve seri 3570 digunakan pada peralatan control valve yang
diperlengkapi untuk ketelitian pada posisi stem valve agar sesuai dengan sinyal masukkan
yang diterima dari sebuah peralatan kontrol. Sinyal masukkan yang digunakan untuk seri
ini bisa 3 – 15 psig (0.2 – 1.0 barg), 6 – 30 psig (0.4 – 2.0 barg) atau skala sinyal
masukkan pneumatic lainnya, sesuai yang diinginkan.
Positioner tersebut normalnya terpasang bersama-sama dengan piston actuator. Dan tipe
produk seri 3570 ini dapat digunakan pada pneumatic long-stroke, cylinder actuator atau
dengan pneumatic diaphram actuator.
Pneumatic valve positioner seri 3570 ini mempunyai dua buah relay yang digunakan
untuk pneumatic piston actuator Fisher seri 470 dan 480 (lihat gambar-1). Positioner ini
diperlengkapi tiga buah pressure gauge yaitu masing-masing sebagai penunjukkan sinyal
masukkan, untuk penunjukkan tekanan keluaran relay yang dikirim ke cylinder actuator
bagian atas dan untuk penunjukkan tekanan keluaran relay yang dikirim cylinder
actuator bagian bawah.
Lihat skematik diagram pada gambar-2, keluaran sinyal pneumatic dari peralatan kontrol
adalah merupakan pipa atau tubing yang terkoneksi ke positioner bellow. Sebagai contoh
apabila sinyal bertambah, bellow akan melebar dan menggerakkan beam, yang akan
bergerak dari titik tetapnya dan relay B nozzle-nya menjadi tidak tertutupi dan relay A
nozzle-nya tertutupi. Tekanan pada nozzle relay A bertambah sebanding dengan yang
dihasilkan oleh menutupnya beam pada nozzle. Dari reaksi relay ini, tekanan pada sisi atas
piston bertambah. Pada saat yang sama, relay B bereaksi untuk merubah posisi beam
untuk mengurangi tekanan pada sisi bawah dari piston. Kondisi tekanan tidak seimbang
ini akan menggerakkan piston actuator menuju kebawah.
Pada positioner seri 3570 dan 3570C, pergerakkan piston kembali ke beam adalah oleh
range spring, yang terhubung ke beam dan piston rod extension. Pada positioner seri
3570P, 3570PC, 3571, umpan baliknya diperlengkapi pada range spring dengan sebuah
kabel atau kawat yang terhubung ke actuator-valve stem. Pergerakkan ke bawah dari
piston rod extension akan memanjangkan range spring hingga torque pada beam
menyeimbangkan torque yang diinginkan instrument bellow.
Bila sinyal masukkan berkurang, reaksinya terbalik. Bellow akan tertekan, dan
menggerakkan beam, kemudian menutupi nozzle relay B dan nozzle relay A tidak
tertutupi. Dari reaksi relay tersebut., tekanan bellow pada piston bertambah dan tekanan
sisi atas piston berkurang yang selanjutnya menggerakkan piston keatas.
PROSEDURE KALIBRASI
I. PERSIAPAN KALIBRASI ;
1.1. Siapkan Work-Permit and Safety Permit bila perlu untuk melakukan kalibrasi
positioner ini ke Shift Supervisor Operasi yang bertugas.
1.2. Unit harus shutdown atau pipa proses pada control valve ini harus tertutup dan
bypass-kan apabila perlu.
1.3. Yakinkan seluruhnya telah aman baik pipa proses, kontrol udara pneumatic
perkawatan listrik yang berdaya telah aman sebelum melakukan prosedur
kalibrasi ini.
II.3. Jika kondisi operasinya tidak berubah tetapi positioner memerlukan pengaturan,
ikuti prosedur kalibrasi di bawah ini.
II.4. Jika kondisi operasinya berubah, pertama bandingkan terhadap skala sinyal
yang tertera pada deskripsinya , kemudian lakukan prosedur kalibrasi.
Gambar-3 : Bias dan Range Spring untuk Gambar-4 : Koneksi untuk diagnostik test
pengaturan Zero dan Span
III.1. Yakinkan bahwa skala sinyal masukkan (input signal range) dan bukaan
valvenya (valve travel) yang tertera pada pada papan nama telah sesuai dengan
kondisi operasinya.
III.2. Kendorkan empat buah skrup pada bagian bawah alas positioner dan lepaskan
penutupnya.
III.3. Siapkan tekanan sinyal masukkan 0 - 2 psig (0,07 – 0.14 barg)lebih besar dari
tekanan tertinggi pada sinyal skala masukkan, dalam hal ini adalah 15 psig atau
1.0 barg (15 psig +/-2 psig). Dan lengkapi pula dengan alat ukur yang
mempunyai ketelitian untuk mengukur sinyal masukkan tersebut. Periksa
III.4. Atur tekanan sinyal masukkan sesuai skala titik tengahnya yaitu 9.0 psig (0.6
barg). Amati bukaan valvenya pada skala indikasi yang tertera/menempel pada
yoke (diatas body valve). Piringan indikasi harus berada diantara posisi
membuka dan menutup.
III.5. Kendurkan baud pengikat yang ada pada bias sring seat (lihat gambar-3) dan
atur bias spring naik atau turun hingga piringan indikasi bukaan valve
menunjukkan bahwa plug valve berada diantara posisi membuka dan menutup.
Pengaturan bias spring dengan menggerakkan keatas akan menyebabkan bukaan
stem valve bergerak ke bawah.
III.6. Amati tekanan keluaran relay. Pada gambar-2 terlihat ada pembacaan untuk
silinder bagian atas dan bagian bawah atau untuk pembacaannya gunakan clip-
on test pressure gauge. Kedua buah relay tekanan keluarannya harus terbaca
kira-kira sama dengan [5 psig (0.3barg)] dan kira-kira 75 persen dari sumber
tekanannya. Contoh, jika tekanan sumbernya adalah 100 psig (7 barg) kedua
relay tekanan keluarannya harus berada pada 5 psig (0.3 barg) dan yang lainnya
kira-kira 75 psig (5.2 barg). Jika tekanan keluaran relaynya tidak sama dengan
nilai-nilai tesebut diatas atur nozzlenya (lihat gambar-3). Dengan memutar
berlawanan jarum jam dari nozzlenya akan menggerakkan nozzle lebih menutup
terhadap beam dan akan menambah tekanan keluaran relaynya.
III.7. Berikan sinyal masukkan terendah dari skala sinyal masukkan, yaitu 3 psig (0.2
barg). Atur bias spring (lihat gambar-3) naik atau turun hingga bukaan valvenya
berada pada titik awal membuka.
III.8. Kendurkan spring lock (lihat gambar-3) dan perlahan-lahan naikkan sinyal input
hingga akhir dari skala sinyal input/maksimum, yaitu 15 psig (1.0 barg). Jika
bukaan valvenya kurang dari yang diinginkan, naikkan dengan mengatur range
spring berlawanan jarum jam. Jika bukaan valvenya mencapai akhir
(maksimum) dari yang diinginkan sementara sinyal masukkannya kurang dari
15 psig, kurangi bukaan valvenya dengan mengatur range spring searah jarum
jam.
III.9. Ulangi langkah 3.7 dan 3.8 hingga plug valve atau indikasi bukaan valve-nya
sesuai dengan sinyal masukkan yang dinginkan sesuai aplikasinya.
III.10. Kunci dan kencangkan range spring serta bias spring seat pada posisi akhir
pengaturan ini. Positioner telah siap diperasikan.
III.11. Jika positioner tidak stabil dan pengaturan tidak dapat mengatasi masalah
fluktuasi yang tidak diinginkan dari sinyal input. Sebuah restrictor dapat
dipasang pada rangkaian sinyal masukkan untuk mengatasi fluktuasi tersebut.
Restrictor dapat meminimalkan ketidak stabilan tersebut.
Instruksi yang diberikan di bawah ini dilakukan setelah spring berubah posisinya atau bisa
juga dilakukan meskipun tidak ada perubahan spring yang diinginkan. Lihat gambar-5.
1.1. Bypass-kan control valve dan tutup sinyal masukkan serta sumber tekanan yang ke
positioner.
1.2. Kendurkan empat buah skrup dibawah landasan positioner dan buka penutupnya.
1.3. Dua buah bellow post telah diperlengkapi. Post-post tersebut diskrup pada lubang
landasannya positioner diatas koneksi CYLINDER dan INSTRUMENT. Lepas
skrup post tersebut.
1.4. Lepas keempat buah mounting screw (no.1 dan 2 ) dan angkat keatas bellow tersebut.
1.5. Pasangkan skrup bellow post (no.3) kedalam lubang dimana pasangan skrup (no.1)
berada.
1.6. Balikkan bellow dan pasang skrupnya (no.1 dan 2)
1.7. Untuk memeriksa beroperasi positioner lihat prosedur kalibrasinya.
1.8. Berikan catatan bahwa aksi dari positioner telah berubah.
1.9. Pasang kembali penutup positioner.
II.1. Bypass-kan control valve dan tutup sinyal masukkan serta sumber tekanan yang ke
positioner.
II.2. Lepas penutup positioner dengan mengendurkan empat buah skrupnya yang terletak
dibawah alas positioner.
II.3. Lepas keempat buah mounting screw (no.1 dan 2), bellow dan below post (no. 3).
II.4. Balikkan bellow dan pasangkan kembali positionernya serta kempat buah skrupnya.
Pasangkan skrup bellow post kedalam lubangnya diatas silinder dan koneksi
instrumentasinya.
II.5. Untuk memeriksa beroperasi positioner lihat langkah-langkah prosedur
kalibrasinya.
II.6. Berikan catatan bahwa aksi dari positioner telah berubah.
II.7. Pasang kembali penutup positioner.